PENDAHULUAN
kasus rawat inap di negara maju seperti amerika serikat. Walaupun gangguan
kardiovaskuler, tetapi merupakan salah satu penyebab dari lima besar penyebab
kematian.
terdapat gangguan pasase di usus. Angka kejadian ileus paralitik mencapai 50%
setelah laparotomi rata-rata selama 1-4 hari setelah operasi. Bila hal ini menetap
setelah 4 hari, perlu dicari penyebab lain seperti penggunaan obat-obatan sedatif
ileus. 80% dari kasus tersebut merupakan ileus yang berada di usus halus.
Sedangkan obstruksi kolorektal hanya 16% dari kasus abdomen yang ada.
obstruksi usus halus daripada usus besar. Keduanya memiliki cara penanganan
1
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi
usus. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Di
Di Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia
yang dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank
intervensi bedah. Penentuan waktu kritis serta tergantung atas jenis dan lama
proses ileus obstruktif. Operasi dilakukan secepat yang layak dilakukan dengan
penanganan yang cepat dan tepat. Selain itu, keterampilan klinisi ikut menentukan
tingkat prognosis dari pasien dengan ileus tersebut. Sehingga pengetahuan yang
baik mengenai hal ini sangat diperlukan, dan pembelajaran yang lebih mendalam
2
BAB II
ANATOMI
membentang dari pilorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus psds orsng
hidup sekitar 3,6 meter. Usus ini mengisis bagian tengah dan bawah rongga
3
Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum, dan ileum. Pembagian ini
25 cm, mulai dari pilorus sampai jejenum. Pemisahan duodenum dan jejenum
ditandai oleh adanya ligamentum treitz, yaitu suatu pita muskulofibrosa yang
berorigo pada krus dekstra diafragma dekat hiatus esofagus dan berinsersio pada
ligamentum suspensorium (penggantung). Sekitar 2/5 dari sisa usus halus adalah
jejenum, dan 3/5 bagian akhirnya adalah ileum. Jejenum terletak di regio
dekstra sebelah bawah. Masuknya kimus ke dalam usus halus diatur oleh sfingter
pilorus, sedangkan pengeluaran zat yang telah dicerna ke dalam usus besar diatur
oleh katup ileosekal. Katup ini juga mencegah terjadinya refluks isi usus besar ke
4
Apendiks vermiformis berbentuk tabung buntu berukuran sebesar jari
kelingking yang terletak pada daerah ileosekal, yaitu pada apeks sekum.
Peradangan atau ruptura struktur ini merupakan penyebab penting kematian pada
Gambar 3. Duodenum
Dinding usus halus terdiri dari 4 lapisan dasar. Yang paling luar (lapisan
serosa) dibentuk oleh peritoparietal. Dan ruang yang terletak di antara lapisan
5
Gambar 4. Jejenum
darah dan limfe yang menyuplai ke usus. Omentum majus merupakan lapisan
mengandung banyak lemak dan kelenjar limfe dan membantu melindungi rongga
terbentang dari kurvatura minor lambung dan bagian atas duodenum, menuju ke
antara organ yang berdekatan dengan cara mensekresi cairan serosa yang berperan
6
sequele berat akibat peradangan atau perforasi usus. Setelah peritonitis atau
Gambar 5. Ileum
Otot yang melapisi usus halus mempunyai dua lapisan : lapisan luar
terdiri atas serabut longitudinal yang lebih tipis, dan lapisan dalam terdiri dari
submukosa terdiri atas jaringan ikat, sedangkan lapisan mukosa tebal serta banyak
7
Gambar 6. Persarafan Otonom Usus
Usus halus dicirikan dengan adanya tiga struktur yang sangat menambah
luas permukaan dan membantu fungsi utamanya yaitu absorbsi. Lapisan mukosa
bulu pada pemeriksaan radiografi. Vili merupakan tonolan mukosa seperti jati
yang jumlahnya sekitar empat atau lima juta dan terdapat di sepanjang usus halus.
Vili panjangnya 0,5 sampai 1,5 mm dan dapat menyebabkan gambaran mukosa
yang panjangnya sekitar 1mm pada permukaan luar setiap vilus. Bila permukaan
usus halus ini rata, luas permukaannya sekitar 2000 cm2. Valvula, vili, dan
8
Gambar 7. Lapisan usus
Struktur vili merupakan gambaran satuan fungsional usus halus. Tiap vili
terdiri atas saluran limfe sentral yang disebt sebagai lakteal yang dikelilingi oleh
jaringan kapiler darah dalam jaringan ikat. Jaringan ikat sendiri dikelilingi oleh
sel-sel epitel toraks. Makanan yang telah dicerna akan masuk ke dalam lakteal dan
kapiler vili. Epitel usus terdiri atas 2 jenis sel yaitu sel globlet penghasil mukus,
dan sel absorbtif yang bertanggung jawab atas absorbsi bahan makanan yang telah
9
Di sekeliling vilus terdapat sumur kecil yang disebut kripta lieberkuhn.
liberkuhn berproliferasi cepat dan bermigrasi ke ujung vilus. Sel ini akan lepas ke
dalam usus. Proses ini hanya membutuhkan waktu 5-7 hari. Diperkirakan sekitar
20-50 juta sel epitel dilepaskan ke dalam lumen usus setiap menit. Laju pergantian
sel tercepat dalam tubuh, sehingga epitel usus sangat rentan terhadap perubahan
proliferasi sel.
sepanjang garis berjalan ke bawah dan ke kenan dari kiri vertebra lumbalis kedua
5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter
usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci
(sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus semakin kecil. Usus besar dibagi
menjadi sekum, kolon dan rektum. Pada sekum terdapat katup ileocaecaal dan
apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati dekitar dua atau tiga
inci pertama dari usus besar. Katup ileocaecaal mengontrol aliran kimus dari
10
ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens, transversum,
kanan hati, menduduki regio iliaca dan lumbalis kanan. Setelah mencapai hati,
fleksura koli dekstra sampai fleksura koli sinistra. Kolon transversum, waktu
pelvis dalam bentuk lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di depan
dilanjutkan oleh kolon sigmoid dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan
pelvis dengan menembus dasar pelvis. Disisni rektum melanjutkan diri sebagai
Usus besar memiliki empat lapisan morfologik seperti juga bagian usus
lainnya. Akan tetapi, ada beberapa gambaran yang khas pada usus besar saja.
Lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga
pita yang dinamakan taenia koli. Taenia bersatu pada sigmoid distal, dengan
demikian rektum mempunyai satu lapisan otot longitudinal yang lengkap. Panjang
taenia lebih pendek daripada usus, hal ini menyebabkan usus tertarik dan berkerut
11
sepanjang taenia. Lapisan mukosa usus besar jauh lebih tebal daripada lapisan
mukosa usus halus dan tidak mengandung villi atau rugae. Kriptus lieberkūn
(kelenjar intestinal) terletak lebih dalam dan mempunyai lebih banyak sel goblet
seliaka. Arteria ini mendarahi seluruh usus halus kecuali duodenum yang
superior yang menyatu dengan vena lienalis membentuk vena porta. Usus halus
12
dipersarafi oleh cabang sistem saraf otonom. Rangsangan parasimpatis
intrinsik berjalan melalui pleksus aurbach dalam lapisan muskulasris dan pleksus
Usus besar memiliki empat lapisan morfologik seperti juga bagian usus
lainnya. Akan tetapi, ada beberapa gambaran yang khas pada usus besar saja.
Lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga
pita yang dinamakan taenia koli. Taenia bersatu pada sigmoid distal, dengan
demikian rektum mempunyai satu lapisan otot longitudinal yang lengkap. Panjang
taenia lebih pendek daripada usus, hal ini menyebabkan usus tertarik dan berkerut
13
membentuk kantong-kantong kecil peritoneum yang berisi lemak dan melekat di
sepanjang taenia. Lapisan mukosa usus besar jauh lebih tebal daripada lapisan
mukosa usus halus dan tidak mengandung villi atau rugae. Kriptus lieberkūn
(kelenjar intestinal) terletak lebih dalam dan mempunyai lebih banyak sel goblet
limfe sekum berjalan melewati banyak nodi lymphatici mesentericus dan akhirnya
arteri vena kolika. Untuk kolon ascendens dan dua pertiga dari kolon transversum
yang berasal dari sepertiga distal kolon transversum dan kolon descendens akan
(vagus) dari pleksus mesentericus superior dan pleksus coeliacus. Sedangkan saraf
untuk jejenum dan ileum berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (nervus
14
yang terletak dalam lapisan muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan
submukosa.
15
BAB III
FISIOLOGI
Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorpsi
bahan-bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung
oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk. Proses
asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari
usus (sukus enterikus). Banyak di antara enzim-enzim ini terdapat pada brush
Isi usus digerakkan oleh peristalsis yang terdiri atas dua jenis gerakan,
yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan
dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan peristaltik
mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai
lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino)
melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sesl-sel
16
tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagai zat
berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagian kurang
dimengerti.
usus dan asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk
apoprotein untuk membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan memasuki
lakteal. Asam lemak kecil dapat memasuki kapiler dan secara langsung menuju ke
ileum distalis. Dari kumpulan 5 gram garam empedu yang memasuki kantung
empedu, sekitar 0,5 gram hilang setiap hari; kumpulan ini bersirkulasi ulang 6 kali
dalam 24 jam.
peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel untuk
17
laktosa dan sukrosa, dihidrolisis menjadi monosakarida glukosa, galaktosa, dan
disakarida terletak di dalam mikrovili ’brush border’ sel epitel. Disakarida ini
glukosa, galaktosa, dan fruktosa, kemudian segera disbsorpsi ke dala darah porta.
Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan
Air secar osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui difusi pasif.
Natrium dan khlorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut organik atau
proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi
air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon
sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah
18
900-1500 ml/hari, semua, kecualim100-200 ml diabsorpsi, paling banyak di
umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksai ini menurun oleh
pola yang kurang umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5-1,0
cm/detik, 20-30 detik panjang, tekanan 100-200 mmHg, tiga sampai empat kali
vitamin K. Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, produksi
membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Definisi
merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi
usus.
4.2 Epidemiologi
diseluruh dunia yang dipengaruhi oleh etnik, kelompok umur, kebiasaan diet dan
obstretik dan ginekologis pada wanita. Hampir seluruhnya ileus obstruksi karena
adhesi pascaoperasi terjadi pada usus halus dan jarang sekali terjadi pada usus
besar.
20
Diperkirakan setiap tahunnya kasus ileus obstruksi yang disebabkan
emergensi, dan 4% dari seluruh kasus laparotomi eksplorasi. Ileus obstruksi yang
biaya yang tidak sedikit untuk operasi adhesiolisis. Penelitian Ray tahun 1998 di
setiap tahunnya.
ileus obstruksi karena adhesi pascaoperasi terjadi paling sering (57%) dalam
waktu 1 tahun setelah operasi awal, diikuti 21.25% terjadi dalam waktu 1-5 tahun,
21.25% terjadi dalam waktu lebih dari 10 tahun dan paling sedikit terjadi dalam
waktu 1 bulan sebanyak 0.5%. Penelitian ini juga menyebutkan 75% dari seluruh
4.3 Klasifikasi
Secara garis besar, ileus dibedakan menjadi ileus paralitik dan ileus
kelompok yaitu lesi intraluminal misalnya fekalit, benda asing, bezoar, batu
empedu. Kedua, lesi intramural misalnya malignansi dan inflamasi. Ketiga, lesi
21
Dalam kepustakaan lain, ileus obstruksi dibedakan lagi menjadi tiga jenis
dasar. Pertama, ileus obstruktif sederhana dimana obstruksi tidak disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah. Tipe kedua adalah ileus obstruktif strangulasi dimana
ileus disertai adanya penjepitan pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang
akan berakhir dengsn nekrosis atau gangren yang ditandai dengan gejala umum
berat yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren. Tipe ketiga yaitu jenis
gelung tertutup. Dimana terjadi bila jalan masuk dan keluar tersumbat, paling
Untuk keperluan klinis, ileus juga dapat dibedakan menjadi ileus usus
4.4 Etiologi
Ileus obstruksi pada usus halus dapat disebabkan oleh adhesi (60%),
chrons disease, dan intususepsi. Ileus obstruksi pada kolon biasanya disebabkan
oleh malignansi eksternal dan eksternal, sigmoid (5%) dan caecal volvulus, fecal
impaction, divertikulitis.
22
4.5 Patofisiologi
Obstruksi usus dapat diartikan sebagai gangguan aliran normal isi usus
sepanjang saluran usus, apapun penyebabnya. Dapat bersifat akut maupun kronis,
parsial maupun total. Sebagian besar mengenai usus halus, sedangkan obstruksi
kolon biasanya terjadi pada keganasan. Obstruksi total usus halus merupakan
motilitas usus.
Obstruksi non mekanik atau ileus adinamik seperti ileus paralitik sering
penyebab adalah peritonitis. Atoni usus dan peregangan gas sering menyertai
berbagai kondisi traumatik, terutama setelah trauma tulang belakang dan medulla
spinalis.
23
Dinding usus yang terletak di sebelah proksimal dari segmen yang
tersumbat secara progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas dalam
lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi aliran air dan natrium
dari lumen ke kapiler. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap
hari. Sehingga obstruksi pada lumen usus yang menghalangi proses absorbsi akan
menyebabkan penimbunan secara cepat. Muntah dan penyedotan usus pada saat
terjadi pengerutan ekstrasel dan terjadi syok dan asidosis metabolik. Peregangan
usus yang terjadi secara terus menerus menyebabkan lingkaran setan penurunan
mereda, peristalsis melawan obstruksi timbul dalam usaha mendorong isi usus
melewatinya yang menyebabkan nyeri episodik kram dengan masa relatif tanpa
nyeri di antara episode. Gelombang peristaltik lebih sering, yang timbul setiap 3
sampai 5 menit di dalam jejunum dan setiap 10 menit di didalam ileum. Aktivitas
peristaltik mendorong udara dan cairan melalui gelung usus, yang menyebabkan
jarang dan akhirnya tidak ada. Jika ileus obstruktif kontinu dan tidak diterapi,
maka kemudian timbul muntah dan mulainya tergantung atas tingkat obstruksi.
24
Ileus obstruktif usus halus menyebabkan muntahnya lebih dini dengan distensi
usus relatif sedikit, disertai kehilangan air, natrium, klorida dan kalium,
Berbeda pada ileus obstruktif usus besar, muntah bisa muncul lebih
lambat (jika ada). Bila ia timbul, biasanya kehilangan isotonik dengan plasma.
diberikan dalam perjalanan klinik, maka dapat timbul azotemia, penurunan curah
pada usus mencakup volvulus, pita lekat, hernia dan distensi. Disamping cairan
dan gas yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan
strangulasi ada juga gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus.
Plasma bisa juga dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas
peritonealis.
bakteri dan produk toksiknya, merupakan bagian dinding usus yang paling sensitif
iskemi dan sawar rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa
kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus cepat
25
menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat cepat
menyebabkan kematian.
Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar
suatu gelung usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini menyimpan lebih banyak
strangulasi dengan cepat serta sebelum terbukti tanda klinis dan gejala ileus
obstruktif.
suatu gelung usus, volvulus atau distensi sederhana. Pada keadaan terakhir ini,
demikian menyebabkan progresivitas cepat gejala sisa yang diuraikan bagi ileus
obstruksi strangualata.
dibandingkan ileus obstruksi usus halus. Karena kolon terutama bukan organ
pensekresi cairan dan hanya menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari melalui
valva ileocaecalis, maka tidak timbul penumpukan cairan yang cepat. Sehingga
dehidrasi cepat bukan suatu bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus
obstruksi kolon. Bahaya paling mendesak karena obstruksi itu karena distensi.
didekompresi ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini kompeten, maka kolon
26
hukum Laplace, yang mendefenisiskan tegangan di dalam dinding organ tubular
pada tekanan tertentu apapun berhubungan langsung dengan diameter tabung itu.
Sehingga karena diameter terlebar kolon di dalam sekum, maka ia area yang
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
setiap penyakit yang dicurigai ileus obstruktif, semua kemungkinan hernia harus
diperiksa.
27
Nyeri abdomen biasanya agak tetap pada mulanya dan kemudian menjadi
bersifat kolik. Ia sekunder terhadap kontraksi peristaltik kuat pada dinding usus
muncul setiap 4 sampai 5 menit dalam ileus obstruktif usus halus, setiap 15
sampai 20 menit pada ileus obstruktif usus besar. Nyeri dari ileus obstruktif usus
sedangkan yang dari ileus obstruktif usus besar biasanya tampil dengan nyeri
saat ini nyeri mereda dan diganti oleh pegal generalisata menetap di keseluruhan
abdomen. Jika nyeri abdomen menjadi terlokalisasi baik, parah, menetap dan
memuntahkan apapun makanan dan cairan yang terkandung, yang juga diikuti
oleh cairan duodenum, yang kebanyakan cairan empedu. Setelah ia mereda, maka
muntah tergantung atas tingkat ileus obstruktif. Jika ileus obstruktif usus halus,
maka muntah terlihat dini dalam perjalanan dan terdiri dari cairan jernih hijau atau
kuning. Usus didekompresi dengan regurgitasi, sehingga tak terlihat distensi. Jika
ileus obstruktif usus besar, maka muntah timbul lambat dan setelah muncul
yang terisi dengan isi demikian, maka muntah tidak mendekompresi total usus di
atas obstruksi. Distensi pada ileus obstruktif derajatnya tergantung kepada lokasi
28
obsruksi dan makin membesar bila semakin ke distal lokasinya. Gerkakan
peristaltik terkadang dapat dilihat. Gejala ini terlambat pada ileus obstruktif usus
besar dan bisa minimal atau absen pada keadaan oklusi pembuluh darah
mesenterikus.
(dimana feses dan gas tidak bisa keluar) dan relatif (dimana hanya gas yang bisa
keluar). Kegagalan mengerluarkan gas dan feses per rektum juga suatu gambaran
khas ileus obstruktif. Tetapi setelah timbul obstruksi, usus distal terhadap titik ini
obstruktif usus halus, usus dalam panjang bermakna dibiarkan tanpa terancam di
usus besar. Lewatnya isi usus dalam bagian usus besar ini memerlukan waktu,
sehingga mungkin tidak ada obstipasi, selama beberapa hari. Sebaliknya, jika
ileus obstruktif usus besar, maka obstipasi akan terlihat lebih dini. Dalam ileus
Dehidarasi umumnya terjadi pada ileus obstruktif usus halus yang disebabkan
muntah yanbg berulang-ulang dan pengendapan cairan. Hal ini menyebabkan kulit
kering dan lidah kering, pengisian aliran vena yang jelek dan mata gantung
29
Pireksia di dalam ileus obstruktif dapat digunaklan sebagai petanda :
2. Perforasi usus
yang sedang berlansung, pada strangulasi yang mengancam, nyeri tidak pernah
hilang total, gejala-gejala biasanya muncul secara mendadak dan selalu berulang,
kemunculan dan adanya gejala nyeri tekan lokal merupakan tanda yang sangat
penting, tetapi, nyeri tekan yang tidak jelas memerlukan penilaian rutin.
dengan nyeri tekan lokal pada tempat yang mengalami obstruksi; pada srangulasi
selalu ada nyeri tekan lokal yang berhubungan dengan kekakuan abdomen. Nyeri
perlunya laparotomy segera. Pada kasus ileus obstruktif dimana nyeri tetap asa
strangulasi tetap harus didiagnosa. Ketika srangulasi muncul pada hernia eksternal
30
dimana benjolan tegang, lunak, ireponibel, tidak hanya membesar karena reflek
Pada ileus obstruksi usus besar juga menimbulkan sakit kolik abdomen
yang sama kualitasnya dengan sakit ileus obstruktif usus halus, tetapi
intensitasnya lebih rendah. Keluhan rasa sakit kadang-kadang tidak ada pada
penderita lanjut usia yang pandai menahan nafsu. Muntah-muntah terjadi lambat,
sangat jarang. Riwayat perubahan kebiasaan berdefekasi dan darah dalam feses
yang baru terjadi sering terjadi karena karsinoma dan divertikulitis adalah
penyebab yang paling sering. Konstipasi menjadi progresif, dan obstipasi dengan
satu minggu.
4.7 Diagnosis
Diagnosis ileus obstruktif tidak sulit; salah satu yang hampir selalu harus
dilihat sebagai konfirmasi dan bukan menunda mulainya terapi yang segera.
dapat ditemukan penyebabnya, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah
dioperasi sebelumnya atau terdapat hernia. Pada ileus obstruksi usus halus kolik
dirasakan di sekitar umbilkus, sedangkan pada ileus obstruksi usus besar kolik
31
dirasakan di sekitar suprapubik. Muntah pada ileus obstruksi usus halus berwarna
kehijaun dan pada ileus obstruktif usus besar onset muntah lama.
generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan turgor kulit maupun mulut dan
lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia
dan massa abdomen. Terkadang dapat dilihat gerakan peristaltik usus yang bisa
bekorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah. Penderita
tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik. Dari palpasi bertujuan
mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri tekan, yang mencakup
‘defance musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang
gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush’) diantara masa tenang. Tetapi
setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas telah berdilatasi,
maka aktivitas peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa tidak ada atau menurun
parah. Tidak adanya nyeri usus bisa juga ditemukan dalam ileus paralitikus atau
ileus obstruksi strangulata. Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah
tumor serta tidak adanya feses di dalam kubah rektum menggambarkan ileus
obstruktif usus halus. Jika darah makroskopik atau feses postif banyak ditemukan
di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi
32
4.8 Usulan Pemeriksaan
bila terdapat strangulasi, tetapi hitung darah putih yang normal tidak
usus halus, sedangkan dalam kolon tidak ditemukan. Perbedaan dengan obstruksi
di kolon ditandai oleh adanya gas di seluruh kolon sedangkan hanya sedikit atau
tidak ada di usus halus. Bila foto polos tidak memberikan kepastian diagnosis
obstruksi.
abdomen 3 posisi didapatkan dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai
gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal
menyerupai kosta. Gambaran penebalan usus besar juga terdapat pada tepi
abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk
seperti tangga atau disebut juga step ladder appearance di usus halus dan air fluid
33
Gambar 11. Ileus Paralitik
34
Gambar 13. CT Scan Ileus Paralitik
4.9 Penatalaksanaan
waktu kritis serta tergantung atas jenis dan lama proses ileus obstruktif. Operasi
35
Dekompresi pipa bagi traktus gastrointestinal diindikasikan untuk dua
aspirasi isi usus dan membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran
Pipa yang digunakan untuk tujuan demikian dibagi dalam dua kelompok
yaitu :
kelangsungan hidup. Tetapi, karena tidak selalu mudah membedakan antara ileus
obstruksi strangulata dan sederhana, maka antibiotika harus diberikan pada semua
pasien ileus obstruksi. Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan
36
Tindakan bedah dilakukan bila :
1. Strangulasi
2. Obstruksi lengkap
3. Hernia inkarserata
Tindakan yang terlibat dalam terapi bedahnya masuk kedalam beberapa kategori
mencakup :
2. Pintas usus
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan
kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam
keadaan paralitik.
37
BAB V
KESIMPULAN
pasase di usus.. Ileus merupakan salah satu gangguan gastrointestinal yang segera
pemeriksaan penunjang yang memadai. Selain itu, kemampuan klinisi yang luas
dalam kedua hal tersebut juga harus dimiliki untuk menghindari keterlambatan
38
DAFTAR PUSTAKA
3. Sjamsuhidajat, R. Jong, WD. Buku Ajar Ilmu bedah Edisi 2.Jakarta, EGC
2004
7. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL, Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 2.
Jakarta,
EGC 2007
8. Guyton AC, Hall WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta,
EGC
2007
10. Tate, Philip. Seeley’s Principles of Anatomy and Physiology 2nd edition,
Phoenix College 2012
11. Sabiston, David C., 1994. Buku Ajar Bedah. Bagian 2.Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
39
12. Schwartz, Shires, Spencer.2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Edisi
6.EGC, Jakarta.
13. Halim, FS. 2008. Tingkat Keberhasilan Terapi Non Operatif pada Ileus
Obstruksi karena Adhesi pasca Operasi di Subagian Bedah Digestif RSHS
Bandung Tahun 2003-2008. Sub Bagian Bedah Digestif Bagian Ilmu
Bedah Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 FK Universitas Padjajaran
RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 2008
40
REVISI
Pertanyaan :
asidosis.
3. Jelaskan masalah yang timbul atau komplikasi dari tindakan operasi pada
ileus obstruksi !
41
4. Jelaskan perbedaan klinis dari ileus obstruksi usus halus dan ileus
6. Tanda khas dari gambaran radiologi pada ileus obstruksi letak tinggi dan
letak rendah ?
lebih dari 5.
42