Universitas Surabaya Bab V- Hasil dan Pembahasan

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Limbah makanan dari Kantin Keluwih UBAYA, memiliki potensi sebagai

bahan dasar pembuatan bahan bakar seperti biogas, karena jumlah limbah makanan
yang dihasilkan setiap harinya dalam kapasitas sekitar 5 kg dan komposisi paling
banyak yaitu nasi. Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan untuk menghasilkan gas
metana. Tahapan awal yang dilakukan, limbah makanan dikumpulkan selama 3
minggu di analisa kandungannya terlebih dahulu. Tahapan selanjutnya, sampel diuji
dengan penguraian secara anaerobik.

Penelitian limbah makanan dari kantin Keluwih UBAYA bertujuan untuk

mengetahui karakteristik limbah makanan dan korelasinya terhadap jumlah biogas
yang dihasilkan salah satunya yaitu gas metana. Hasil karakterisasi limbah makanan
kantin Keluwih UBAYA dapat menentukan jumlah komposisi limbah kantin g(wet
base)/L yang akan dimasukan kedalam penguraian secara anaerobik. Jumlah
komposisi limbah yang dimasukan dengan berat konstan sekitar 3 variasi dan diukur
selama 24 jam dalam kurun waktu 6 hari. Sampel akan di uji kandungan COD,
VFA(Volatile Fatty Acid) dari sampel cair dan konsentrasi serta volume gas metana
dari sampel gas.

V.1 Karakteristik Limbah Makanan Kantin UBAYA

Tahapan perlakuan awal sebelum karakterisasi, Limbah kantin dibagi
menjadi 2 perlakuan awal, yaitu secara mekanik dengan menggunakan diblender
dan mekanik-termal yaitu limbah makanan diblender dan dipanaskan selama 1
jam dengan suhu 90 oC menggunakan waterbath (Appels, 2010)
Karakterisasi limbah makanan dibagi atas beberapa tahapan, yang pertama
yaitu berdasarkan dari jumlah padatan(TS) dan jumlah padatan yang menguap
(VS). Kedua, karakterisasi secara organik yaitu analisa dari kadar protein, lemak,

Karakterisasi Limbah Makanan Kantin Ubaya Sebagai Feedstock untuk Produksi energi
Biogas V-1
 Universitas Surabaya Bab V- Hasil dan Pembahasan

karbohidrat. Ketiga, karakterisasi kandungan limbah seperti Al, Cr, Mn, Cu, Na,
Mg, K, Fe, Zn, Ni.
Karakterisasi limbah makanan berdasarkan TS,VS dan rasio dari VS/TS.
Jumlah padatan (TS) di dapatkan dengan memanaskan 50 gram sampel selama 5
jam dengan suhu 105oC. Jumlah padatan yang mudah menguap didapatkan
dengan cara memanaskan hasil pemanasan TS ke dalam tungku pembakaran
dengan suhu sekitar 550 oC selama 2 jam. Berikut merupakan hasil dari
percobaan TS, VS dan rasio VS/TS

Tabel V.1.1 Percobaan TS, VS dan rasio VS/TS dengan 2 perlakuan awal
Jenis Sampel TS(%) VS(%) VS/TS(%)
Mekanik 33,644 32,773 97,413
Minggu 1
Mekanik-Termal 34,111 33,037 96,851
Mekanik 35,131 34,139 97,175
Minggu 2
Mekanik-Termal 35,618 34,582 97,092
Mekanik 31,413 30,358 96,641
Minggu 3
Mekanik-Termal 32,274 30,749 95,276

Tabel V.1.2 Percobaan TS, VS dan rasio VS/TS dari beberapa peneliti
Zhang RH Chao Liu, Wen charle J banks
Parameter ,dkk (2007) Wang dkk (2017 dkk (2012)
TS (%wet basis) 30,9 24,3 23,74
VS (%wet basis) 26,35 22,5 21,71
VS/TS (%) 85,3 92,5926 91,4490

Hasil percobaan pada Tabel V.1.1 dapat disimpulkan bahwa karakter dari
sampel dengan proses perlakuan awal mekanik dan dengan perlakuan awal
mekanik-termal untuk sampel batch 1-3 tidak terlalu berbeda dengan TS yang
masuk dalam range 31,413%-35,131%. Hasil percobaan TS tersebut, mendekati
dengan hasil TS penelitian milik Zhang RH(2007) yaitu 30,9% dan hasil TS dari
penelitian Charle J banks (2012) dan Chao liu,dkk(2017) sekitar 23,74% dan

Karakterisasi Limbah Makanan Kantin Ubaya Sebagai Feedstock untuk Produksi energi
Biogas V-2
 Universitas Surabaya Bab V- Hasil dan Pembahasan

24,3% yang lebih rendah, karena komposisi limbah makanan yang dipilih
memiliki kandungan air yang banyak dibandingkan dengan limbah kantin
Keluwih. Nilai TS yang didapatkan dipengaruhi oleh jumlah kandungan air
dalam bahan.
VS dalam percobaan dengan range 30,358-34,582% apabila dibandingkan
dengan hasil VS dari penelitian Zhang RH(2007), Charle J banks (2012) dan
Chao liu,dkk(2017) sekitar 26,35%; 22,5% dan 21,71% perbedaannya sekitar
±10%. Nilai VS merupakan kandungan substrat solid yang mudah terurai di
udara, kandungan VS limbah kantin yang lebih tinggi karena komposisi bahan
organik lebih banyak sehingga sangat mudah terurai didalam tungku
pembakaran. Berdasarkan data TS dan VS, bila dibandingkan antara minggu 1
sampai dengan minggu 3, data yang didapatkan tidak terlalu berbeda sehingga
proses digesti anaerobik hanya dilakukan pada sampel dengan perlakuan awal
mekanik saja.
Karakterisasi makanan secara organik yaitu uji karbohidrat, lemak dan
protein. Jumlah karbon didapatkan dari uji karbon organik, dan Jumlah Nitrogen
didapatkan dari uji protein dengan cara membagi hasil protein (%) dengan
bilangan konversi yaitu 6,25. Berikut merupakan hasil percobaan karbohidrat
lemak, protein, jumlah Karbon, jumlah Nitrogen dan rasio Karbon/ Nitrogen
dengan sampel yang mendapatkan perlakuan mekanik saja.

Karakterisasi Limbah Makanan Kantin Ubaya Sebagai Feedstock untuk Produksi energi
Biogas V-3
 Universitas Surabaya Bab V- Hasil dan Pembahasan

Tabel V.1.3 Percobaan Jumlah C dan N, Kadar Karbohidrat, Protein dan Lemak,
serta Rasio C/N
Mekanik Mekanik Mekanik
Parameter minggu 1 minggu 2 minggu 3
TS %wet basis 33,644 35,131 31,413
VS %wet basis 32,773 34,139 30,358
VS/TS(%) 97,413 97,175 96,641
C %dry basis 57,200 57,800 47,000
N % dry basis 2,880 3,408 3,120
C/N 19,861 16,960 15,064
Protein % dry basis 18 21,3 19,5
lemak % dry basis 10 11,7 10,7
Karbohidrat % dry
basis 1 x 10-2 1,287 x 10-2 1,82 x 10-2

Tabel V.1.4 Percobaan Jumlah C dan N, Kadar Karbohidrat, Protein dan Lemak,
serta Rasio C/N dari beberapa peneliti
Zhang RH Wang,dkk (2008) Chao Liu, Wen Charle J banks
Parameter ,dkk (2007) Wang dkk (2017) dkk (2012)
TS %wet basis 30,9 - 24,3 23,74
VS %wet basis 26,35 - 22,5 21,71
VS/TS(%) 85,3 - 92,5926 91,4490
C %dry basis 46,78 53,68 55,39 -
N % dry basis 3,16 2,54 2,31 8,12
C/N 14,8 21,1339 23,1126 23,74
Protein % dry basis 19,75 15,56 33,75 50,75
lemak % dry basis - 50,23 - -
Karbohidrat % dry 18,06
basis - - -

Berdasarkan pada data percobaan didapatkan nilai C% dan N% yang

mendekati dengan referensi pada Tabel V.1.4. Nilai C% berada pada rentang 45-
57% dengan komposisi bahan organik seperti limbah makanan. Jumah C yang

Karakterisasi Limbah Makanan Kantin Ubaya Sebagai Feedstock untuk Produksi energi
Biogas V-4
 Universitas Surabaya Bab V- Hasil dan Pembahasan

optimum dapat menghindari penghambatan ammonia yang berlebihan. Nitrogen yang

terkandung dalam bahan dapat berupa NH4+ dan NH3.bebas. Sedangkan N% harus
berada pada rentang yang sangat rendah sekitar 2-3% . Pada umumnya, rasio C/N
optimum seharusnya masuk dalam rentang 20-30% dan proses penguraian anaerobik
akan maksimum pada rasio C/N optimum 27,2 (Zeshan,dkk, 2012). Penelitian
Kumar,dkk(2010) terkait proses pengomposan limbah hijau dan limbah makanan,
Kumar membuktikan organik substrat dapat diurai dengan rasio C/N 19,6. Rasio C/N
merupakan faktor yang penting dalam proses penguraian secara anaerobik karena
berperan sebagai pengendali dan pemberi nutrien pada bakteri anaerobik. Rasio C/N
yang dipilih dapat mempengaruhi hasil gas metana yang dihasilkan.

Tabel V.1.5 Hasil Analisa Heavy Metal Percobaan dan Jurnal Penelitian
Charle J
Data Spektro Data ICP Wang,dkk Zhang RH banks dkk
Parameter (2008) ,dkk (2007) (2012)
Na % dry - 1,608 -
basis
K % dry - 0,426 0,9 3,39 ppm
basis d.b
Ca % dry - 0,303 2,16 -
basis
Mg %dry - 0,062 0,14 -
basis
Fe 0,02606 % d.b 0,014% d.b 766 ppm w.b 54 ppm d.b
-4
Cu 0,00315% d.b 6,54x10 % d.b 31 ppm w.b 1,7 ppm d.b
-3
Zn 0,00444% d.b 2,45x10 % d.b 76 ppm w.b 7,8 ppm d.b
Al 0,022 % d.b 1202 ppm w.b -
-4
Mn 0,00364% d.b 9,35x10 % d.b 60 ppm w.b -
-5
Cr 0,00286% d.b 8,76x10 % d.b <1 ppm w.b 6,9 ppm d.b
Ni 0,03752% d.b 2,5x10-4 % d.b 2 ppm w.b -
D.B = Berat Kering
W.B = Berat Basah

Karakterisasi Limbah Makanan Kantin Ubaya Sebagai Feedstock untuk Produksi energi
Biogas V-5
 Universitas Surabaya Bab V- Hasil dan Pembahasan

V.2 .Proses Digesti Anaerobik

V.2.1 Perhitungan kadar COD
V.2.2 Perhitungan kadar VFA
V.2.3 Perhitungan kadar gas metana

Karakterisasi Limbah Makanan Kantin Ubaya Sebagai Feedstock untuk Produksi energi
Biogas V-6