Menurut Farahani, et al (2016) penanaman mengikuti kontur lereng
merupakan sistem penanaman dengan membentuk jalur-jalur yang membentuk kontur atau memotong lereng, sehingga membentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng sehingga dapat merubah lahan miring menjadi produktif. 2.2 Tujuan dari Pertanian Sejajar Kontur
Tujuan dari penanaman sesuai kontur menurut BP2TPDAS (2002)
diantaranya : 1. Menghambat kecepatan aliran permukaan 2. Memperbesar peresapan air permukaan ke dalam tanah 2.4 Langkah Pembuatan Pertanian Sejajar Kontur
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian sama. Pembuatan garis kontur (garis sabuk gunung) mutlak diperlukan untuk mengefektifkan fungsi dari teknik konservasi tanah yang diterapkan. Teknik konservasi yang memerlukan garis kontur antara lain adalah sistem pertanaman lorong, teras bangku, teras gulud, dan teras kredit. Ada beberapa metode dalam menentukan garis kontur antara lain dengan menggunakan theodolit, abney level, waterpas selang plastik, dan ondolondol (A-frame). Menurut Sutanto (2002) sebelum melaksanakan pengolahan dan penanaman di lahan yang miring, maka diperlukan persiapan garis kontur. Untuk menyiapkan garis kontur dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat pengukuran (waterpass, teodolit), tetapi secara sederhana dapat dilakukan langsung oleh petani menggunakan alat sederhana yang disebut “Kerangka A” atau istilah jawanya “Ondol-ondol”. Tahapan pembuatan dan penggunaan ondol-ondol sebagai berikut. Tabel 1. Bahan dan alat yang diperlukan sebagai berikut.
Alat dan Bahan Fungsi
1. Tongkat kayu atau bambu (1 pasang ukuran 2,1 m dan 1 bambu ukuran Untuk konstruksi penyangga 1,2 m) 2. Paku dan tali Untuk mengikat dan mematenkan bambu
3. Batu dengan ukuran sebesar kepalan
Untuk bandul keseimbangan tangan
a) Tahapan pembuatan kerangka A
1. Ikat tongkat kayu/bambu berukuran 2,1 m bagian ujungnya dengan erat menggunakan tali 2. Di bagian tengah antara 1 m dari ujung diikat lagi dengan kayu atau bambu berukuran 1,2 m sebagai palang bingkai sehingga menyerupai huruf A. 3. Ikat batu/pemberat lain menggunakan Gambar tali atau 1. Alat dan Bahan benang besar hingga menjadi Ondol-ondol bandul 4. Gantungkan batu yang telah diikat tali pada puncak kerangka (Panjang tali bandul harus melewati palang kerangka) b) Teknik pembuatan kontur dengan kerangka A 1. Menentukan letak kontur
a. Bawalah kerangka A dan siapkan secukupnya patok ke lahan yang dibuat
konturnya. b. Tancapkan patok pada tempat yang sudah ditentukan sebagai titik pembuatan garis kontur. Pekerjaan dimulai dari tempat tertinggi. Pengukuran dilaksanakan dari batas pemilikan tanah ke arah samping. 2. Menentukan garis kontur
a. Letakkan kaki kiri kerangka A tepat pada pangkal patok
b. Kemudian tempatkan posisi kaki kanan kerangka sedemikian sehingga posisi bandul tepat pada tanda tengah. c. Tandai posisi kanan kerangka dengan tongkat patok. Gerakkan kerangka A ke samping dengan menempatkan kaki yang satu pada posisi yang baru. Dalam keadaan seperti ini berarti kedua kaki kerangka berada pada tempat yang sama tinggi. d. Demikian seterusnya sampai keseluruhan lahan terselesaikan. 3. Menentukan jarak barisan kontur
a. Rentangkan tangan tagak lurus ke depan. Arahkan pandangan sejajar
dengan tangan b. Geser-geserkan kaki sehingga titik pandangan tepat pada pangkal patok di barisan pertama c. Tancapkan patok tepat pada kaki kita berdiri. d. Buat barisan kontur kedua dan seterusnya, seperti cara membuat barisan pertama. 2.5 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pertanian Sejajar Kontur
Menurut Fithriadi (1997), dibalik sistem pertanian sejajar kontur terdapat
kelemahan dan keuntungan, diantaranya: 1. Keuntungan a. Mengurangi aliran permukaan dan erosi b. Mengurangi kehilangan unsur hara c. Meningkatkan distribusi keseragaman irigasi d. Meningkatkan retensi kelembaban e. Mengurangi pestisida yang terangkut ke daerah aliran sungai 2. Kelemahan a. Penentuan garis kontur yang kurang tepat dapat memperbesar resiko terjadinya erosi b. Diperlukan ketrampilan khusus yang memadai untuk menentukan garis kontur c. Membutuhkan pengerahan tenaga kerja yang cukup intensif. d. Beberapa alat pertanian yang berukuran besar tidak dapat digunakan
Farahani, S. S., Farshad, S. F., dan Mohammad, A. A. 2016. Effects of Contour
Farming on Runoff and Soil Erosion Reduction: A Review Study. Elixir Agriculture. 101: 44089-44093.
Tim Peneliti BP2TPDAS IBB (2002). Pedoman Praktik Konservasi Tanah dan Air. Hal. 85 – 86. Surakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indonesia Bagian Barat.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.
Fithriadi, R. et al. 1997. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering di Indonesia;
Kumpulan Informasi. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kehutanan.