Laporan Pendahuluan PTG
Laporan Pendahuluan PTG
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Yang disebut sebagai penyakit trofoblas adalah penyakit yang mengenai
sel – sel trofoblas. Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila
wanita itu hamil. Seringkali perkembangan kehamilan mendapat gangguan
yang dapat terjadi pada berbagai tahap, tergantung pada tahap gangguan mana
itu terjadi, maka hasil kehamilan dapat berupa keguguran, kehamilan ektopik,
prematuritas, kematian janin dalam rahim atau kelainan kongenital.
Kesemuanya merupakan kegagalan fungsi reproduksi. Demikian pula dengan
penyakit trofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi.
1
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tentang penyakit Trofoblas ganas
1.4 Manfaat
Dapat mengetahui tentang penyakit trofoblas ganas
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Penyakit trofoblas ganas adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sito
dan sinsiotrofoblas yang menginvasi myometrium, merusak jaringan di
sekitarnya dan pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan.
2.2 Etiologi
Etiologi terjadinya penyakit trofoblas ganas belum jelas diketahui, namun
bentuk keganasan tumor ini merupakan karsinoma epitel korion meskipun
pertumbuhan dan metastasenya menyerrupai sarcoma.
Namun ada beberapa factor resiko yang berpotensi sebagai etiologi mola
hidatidosa parsial dan komplit telah dievaluasi. Dua factor resiko yang telah
di tetapkan adalah usia maternal yang ekstrim dan kehamilan mola sebelum
nya. Usia maternal yang lanjut atau sangat muda berkolerasi dengan
peningkatan kejadian mola hidatidosa. Di bandingkan dengan wanita usia 21-
35 tahun, risiko mola komplit 1,9 kali lebih tinggi pada wanita usia >35 tahun
dan <21 tahun serta 7,5 kali lebih tinggi pada wanita usia >40 tahun.
Kehamilan mola sebelumnya merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya
kehamilan mola berikutnya. Risiko pengulangan kehamilan mola setelah satu
kali mola adalah 1%, atau sekitar 10-20 kali pada populasi umum.
3
5) Lesi metastase di vagina atau organ lain.
6) Nyeri perut
7) Batuk darah
8) Melena
9) Peninggian tekanan intracranial berupa sakit kepala, kejang, hemiplegia
2.4 Patofisiologi
Kehamilan mola dan neoplasma trofoblastik gestasional semuanya
berasal dari trofoblas plasenta. Trofoblas normal tersusun dari
sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas, dan trofoblas intermediet. Sinsitiotrofoblas
menginvasi stroma endometrium dengan implantasi dari blastokista dan
merupakan sebuah tipe sel yang memproduksi human chorionic
gonadotropin (hCG). Fungsi sitotrofoblas adalah untuk menyuplai
sinsitium dengan sel-sel sebagai tambahan untuk pembentukan kantong
luar yang menjadi vili korion sebagai pelindung kantung korion. Vili
korion berbatasan dengan endometrium dan lamina basalis dari
endometrium membentuk plasenta fungsional untuk nutrisi fetal-maternal
dan membuang sisa-sisa metabolisme. Trofoblas intermediet terletak di
dalam vili, tempat implantasi, dan kantong korion. Semua tipe dari
trofoblas dapat mengakibatkan penyakit trofoblas gestasional ketika
mereka berproliferasi.
Koriokarsinoma
4
dari mola hidatidosa, meskipun hanya 2-3% dari mola hidatidosa yang
berkembang menjadi koriokarsinoma.
2.5 Klasifikasi
1) Gestasional choriocarcinoma
Suatu tumor ganas trofoblas yang terjadi tanpa di dahului oleh suatu
fertilisasi, tetapi berasal dari germ sell ovarium.
2.6 Penatalaksanaan
1) Operatif
Operasi bukanlah terapi utama koriokarsinoma, melainkan hanya
sebagai tindakan adjuvant. Pada prinsipnya, fungsi reproduksi haruslah
dipertahankan. Namun bila bersifat life saving, maka operasi tidak bisa
dihindari.
a. Histerektomi
Dibagi oleh Soper menjadi histerektomi primer (bila dilakukan sebelum
pemberian kemoterapi) dan histerektomi sekunder (bila kemoterapi
pertama dianggap gagal).
a) Histerektomi dilakukan berdasarkan:
1. indikasi absolut
a. perdarahan per vagina yang tidak terkontrol dengan obat
b. perforasi uterus, terutama jika disertai acute abdomen.
2. indikasi relative
a. kegagalan kemoterapi
b. ancaman perforasi uterus, berdasarkan gambaran USG
c. uterus lebih besar dari 14 minggu
d. jumlah anak cukup
5
Dilakukan jika massa tumor di uterus tidak terlalu besar, soliter,
jelas berkapsul dan penderita masih menginginkan fungsi
reproduksinya.
2) Kemotrapi
3) Radiasi
6
Kemoterapi adalah suatu metode pengobatan yang bertujuan untuk
membunuh sel kanker dengan obat kanker dengan cara menghambat
proliferasi sel. (Munir, 2005). Kemoterapi merupakan pengobatan kanker
dengan menggunakan obat sitostatika (zat-zat yang dapat menghambat
proliferasi sel-sel kanker. Obat-obatan kemoterapi biasanya diberikan
melalui suntikan atau infus. Kemoterapi lebih sering diberikan setelah
operasi untuk menghilangkan kanker atau menurunkan kemungkinan
munculnya kanker kembali.
2) Kemoterapi Adjuvan
3) Kemoterapi Primer
4) Kemoterapi Neo-Adjuvan
8
2.11.3 Rambut Rontok.
2.11.4 Sariawan
9
Karena pengaruh dalam terapi kemo ini akan bisa
mengakibatkan penurunan sel darah putih sehingga tubuh akan lebih
mudah untuk terserang infeksi dan juga kuman penyakit. Berikut
beberapa cara tips mencegah infeksi adalah dengan :
a. Cuci tangan sesering mungkin.
b. Menghindari mereka yang sedang sakit agar tidak tertular.
c. Memakai masker untuk menghindari tertular penyakit pernafasan.
2.11.7 Kelelahan
2.11.9 Bengkak
11
1) Intra vena (IV)
3) Radiosensitizer
yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk
memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain
Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
4) Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®,
Myleran®, Natulan®, Puri-netol®, hydrea®, Tegafur®, Xeloda®,
Gleevec®.
6) Topikal
7) intra arterial
8) Intracavity
9) Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang
banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin.
Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk
memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk
mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak ,
contohnya Bleocin.
12
maupun masyarakat. Dimana didalam melaksanakan asuhan kebidanan
menggunakan 7 langkah Varney (Varney, 2007)
Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney, Penerapan manajemen
kebidanan pada gangguan reproduksi dengan 7 langkah Varney meliputi: a.
Langkah I (Tahap Pengumpulan Data Dasar)
Langkah pertama adalah mengumpulkan data dasar yang menyeluruh
untuk mengevaluasi ibu. Data dasar ini meliputi pengkajian riwayat,
pemeriksaan fisik dan pelviks sesuai indikasi, meninjau kembali proses
perkembangan perawatan saat ini atau dengan meninjau catatan rumah
sakit terdahulu, dan meninjau kembali data hasil laboratorium dan
laporan penelitian terkait secara singkat, data dasar yang diperlukan
adalah semua data yang berasal dari sumber informasi yang berkaitan
dengan kondisi ibu (Varney, 2007). Data yang terkumpul bisa berupa data
subyektif dan data obyektif
1) Data Subyektif
Data subjektif adalah data yang diperoleh melalui tanya jawab
dengan klien atau anamnesis. Anamnesis dilakukan untuk
mendapatkan biodata, alasan dirawat, data kebidanan, data
kebiasaan sehari-hari, bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan
klien (Soepardan, 2008).
a) Identitas (biodata)
Nama : nama pasien harus jelas dan lengkap untuk
menghindari kesalahan dalam pemberian terapi.
Umur : sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang ditanyakan
untuk mengantisipasi diagnosis masalah kesehatan
dan tindakan yang dilakukan.
Suku atau bangsa: Merupakan kemungkinan adanya adat dan
kebiasaan yang berpengaruh dalam kesehatan.
Agama : berisi mengenai kayakinan ibu yang digunakan untuk
mempermudah dalam memberi support mental kepada
ibu dan keluarga.
Nama suami : harus ditulis dengan jelas agar tidak keliru
dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama
yang sama.
Pendidikan dan pekerjaan : selain sebagai tambahan identitas,
informasi tentang pendidikan dan pekerjaan, baik istri
maupun suami, dapat menggambarkan keakuratan
data yang akan diperoleh serta dapat ditentukan pola
pendekatan dalam anamnesis.
Alamat : tempat tinggal pasien harus ditulis dengan lengkap
dan jelas. Kejelasan alamat ini diperlukan agar
sewaktu-waktu dapat dihubungi.
b) Keluhan Utama
ibu mengeluh nyeri perut yang hebat disertai pusing kepala
dan keluar darah.
13
Keluhan yang dirasakan klien diperlukan untuk
menentukan tindak lanjut dalam memberikan asuhan
kebidanan. Keluhan yang biasanya muncul dalam kasus
perdarahan uterus disfungsional dapat berupa perdarahan akut
dan banyak, perdarahan irreguler dan menoragia (Robe, 2002).
c) Data Kebidanan
1) Riwayat menstruasi meliputi umur menarche, frekuensi
menstruasi, lama menstruasi, banyaknya darah yang
keluar, gangguan sewaktu menstruasi.
2) Status perkawinan ditanyakan untuk mengetahui ibu kawin
atau tidak kawin, usia menikah pertama, sudah berapa
lama ibu menikah dan berapa kali ibu menikah.
3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu disajikan
dalam bentuk table yang berisi tentang berapa kali ibu
hamil, umur kehamilan selama hamil, tanggal lahir bayi,
jenis persalinan, tempat persalinan, penolong persalinan
dan penyulit. Keadaan anak dan nifas yang lalu berisi
mengenai jenis kelamin putra putri ibu, berat badan waktu
lahir, panjang badan waktu lahir, keadaan anak sekarang,
riwayat laktasi, perdarahan dan lamanya ibu nifas.
4) Riwayat keluarga berencana yang perlu ditanyakan adalah
jenis kontrasepsi apa yang pernah dipakai ibu, alasan
pemberhentian, lama dan keluhan. Hal tersebut untuk
mengetahui apakah perdarahan yang diderita pasien
sebagai akibat penggunaan alat kontrasepsi hormonal atau
bukan (Hestiantoro, 2007).
d) Data Kesehatan
1). Data kesehatan sekarang adalah keadaan yang dirasakan
ibu sekarang dan riwayat penyakit kronis yang sedang
diderita ibu, misalnya ibu sedang menderita asma, DM,
hipertensi, TBC, hepatitis dan lain-lain.
2). Riwayat kesehatan yang lalu dapat mengetahui penyakit
yang pernah diderita pasien sebelumnya, misalnya DM,
hipertensi, jantung, asma, TBC, hepatitis dan lain-lain.
3). Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji untuk mengetahui
penyakit yang ada di keluarga pasien khususnya penyakit
menular.
4). Riwayat penyakit keturunan dikaji untuk mengetahui
apakah ibu memiliki riwayat penyakit menurun atau
memiliki keturunan kembar baik dari keluarga ibu maupun
suami.
14
punya makanan pantangan, apakah ibu alergi terhadap
suatu makanan.
2). Eliminasi yang meliputi kebiasaan BAB, BAK, frekuensi,
warna urin, bau urin, konsistensi feses dan keluhan
misalnya obstipasi.
3). Istirahat dan tidur perlu ditanyakan frekuensi tidur dalam
sehari apakah ada keluhan atau tidak.
4). Personal hygiene ditanyakan untuk mengetahui kebersihan
tubuh yang meliputi frekuensi mandi, gosok gigi, ganti
baju atau pakaian dalam, keramas, dan cara membersihkan
alat genetalianya.
5). Pola seksual perlu dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu
melakukan hubungan seksual dalam seminggu dan ada
atau tidaknya keluhan.
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi,
pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan
lingkungan (Syahlan JH, 2006). Data yang dikaji pada ibu dengan
Perdarahan Uterus Disfungsional adalah :
a. Keadaan umum
Pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan umum seperti
pemeriksaan status kesadaran dan keadaan umum ibu meliputi
pemeriksaan vital sign (Nadi, Suhu, Respirasi dan Tekanan
Darah) dan tinggi badan ibu, berat badan ibu serta lingkar
lengan atas ibu.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dengan melihat, meraba dan mendengar dimulai
dari ujung rambut sampai kaki.
a) Rambut : pola rambut, kerontokan, ada tidaknya infeksi
kulit kepala, ketombe, kutu rambut, lesi, bagian yang
botak dan karakter umum (misal : kering, berminyak).
b) Muka : bentuk, kontur, kesimetrisan, kondisi (pucat, lesu,
segar), ada tidaknya ruam atau lesi dan kelengkapan
organ.
c) Mata : ukuran, bentuk dan kesamaan ukuran pupil, warna
konjungtiva merah jika tidak anemi dan putih jika anemi,
warna sklera putih pada batas normal.
d) Hidung : ada tidaknya sumbatan pada hidung atau polip
(kesulitan nafas), perdarahan melalui hidung,
kesimetrisan bentuk, dan cedera.
e) Mulut dan gigi : ada tidaknya perdarahan gusi, lesi, nyeri,
kesimetrisan bibir, kelengkapan bibir, caries gigi, dan
posisi lidah.
f) Telinga : evaluasi pasien tentang ketajaman
pendengarannya dan perubahan terbaru terhadap
pendengaran, bentuk, kesimetrisan telinga,benjolan dan
kebersihan telinga.
15
g). Leher : ada tidaknya nyeri atau kekakuan pada leher,
pembesaran atau nyeri tekan pada kelenjar getah bening,
pemebesaran tyroid.
h).Dada : pemeriksaan payudara mengenai bentuk,
kesimetrisan, ada tidaknya benjolan, nyeri tekan,
menonjol atau tidaknya putting dan hiperpigmentasi
areola.
i). Abdomen : kesimetrisan, ukuran, kontur, ada tidaknya
lesi, pigmentasi, memar, bekas luka, massa, nyeri tekan,
pembesaran organ dalam, kekakuan, dan aktivitas
peristaltik.
j). Genetalia : bentuk genetalia, pengeluaran (warna, bau,
jumlah dan karakter) dan ada tidaknya lesi. Pemeriksaan
dalam (vagina toucher dan inspekulo) dikaji untuk
mengetahui kondisi vagina urethra, dinding vagina,
portio, Orifisium urethra eksterna, korpus uteri,
pengeluaran,dan discharge. Pemeriksaan panggul dan
kemaluan dengan spekulum, digunakan untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya trauma atau benda
asing (Rayburn, 2001).
c. Data Penunjang
1). Pap Smear, biopsi endometrium, quantitative beta human
chorionic gonadotropin (QBHCG), hitung darah lengkap,
uji koagulasi, TSH, dan DHEAS bila ada maskulinisasi
2). Ultrasonografi (USG) Pemeriksaan ultrasonografi pelvis
dapat menemukan adanya pembesaran satu atau kedua
ovarium.
3). Tes Kehamilan terhadap HCG Suatu tes negativ membantu
dalam menyingkirkan kemungkinan kehamilan.
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan (Salmah, 2006). Ditulis secara lengkap
berdasarkan anamnesa, data subyektif, pemeriksaan fisik dan diagnosa
penunjang.
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis
(Salmah, 2006)
16
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data (Salmah, 2006). Kebutuhan muncul setelah
dilakukan pengkajian (Varney, 2007).
17
teridentifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana dianggap efektif
jika terlaksana dan tidak efektif jika tidak terlaksana (Varney, 2007).
18
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata/Identitas
Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 tahun Umur : 29 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Takerharjo Solokuro Lamongan
2. keluhan utama
Keluhan utama : Saat ini ibu mengatakan tidak ada keluhan.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 30 hari
Banyaknya : sedikit, 2-3x ganti softek tidak penuh
Lamanya : 6-7 hari
Sifat darah : encer
Warna : merah kehitaman
Dismenorhea : sebelum menstruasi
19
Fluor albus :-
4. Riwayat perkawinan
Berapa kali menikah : 1x
Usia pertama menikah : 25 tahun
Lamanya pernikahan : 6 tahun
5. Riwayat Obstetri :
1. Hamil anggur, kuret 2x
2. Aterm, normal, rumah sakit, 2800, perempuan, 16 bulan.
20
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dikeluarganya tidak ada yang sakit TBC, HT, Jantung, Asma,
Hepatitis, DM, serta tidak ada keturunan gemelli, tidak ada di keluarga ibu
yang pernah hamil anggur.
Eliminasi Ibu BAB 1x/hari lancar, BAB 1x/hari lancar, konsistensi lembek,
konsistensi lembek, warna warna kuning
kuning BAK 3-4x/hari, lancar, warna jernih
BAK 4-5x/hari, lancar, tidak ada keluhan
warna jernih tidak ada
keluhan
Personal Ibu mandi 2x/hari, Ibu mandi 2x/hari, menggosok
Hygiene menggosok gigi tiap kali gigi tiap kali mandi, ganti baju tiap kali
mandi, keramas 2 hari sekali, kotor.
ganti baju tiap kali kotor .
10. Psikologis
Ibu mengaku saat ini sudah bisa menerima kondisinya, ibu hanya berharap,
dirinya cepat sembuh setelah menjalani kemoterapi.
DATA OBYEKTIF
21
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran: Composmentis
Berat Badan : 43,5 kg
Tinggi Badan : 147 cm
Luas Permukaan Tubuh (BSA) : 1,333 m2
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,4 o C
22
Vulva dan vagina berwarna kemerahan, kebersihan cukup, tidak ada
varises, tidak ada oedem, fluxus (±), fluor (-), tidak ada condiloma
lata/acuminate, serta tidak tampak adanya metastase ke vagina.
o Anus
Tidak ada hemoroid
o Ekstrimitas
Atas : Tidak oedem, sudah terpasang fenflon sebelah kanan.
Bawah : Tidak oedem, tidak ada varises.
3. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pada tanggal 26 Mei 2015, Hasil Terlampir
4. Advice Dokter :
- EMACO II hari 1
- Etoposid 133,23 mg
- MTX bolus 133,29 mg
- MTX iv drip 266,55 mg
- ACT D 0,5 mg
- Diet TKTP
ANALISA DATA
Ny ’’N’’ P10011 GTN HR dalam kemotrapi EMACO II hari 1
PENATALAKSANAAN
Tanggal 28 Mei 2015
JAM TINDAKAN DAN EVALUASI
09.30 Menginformasikan pada ibu tentang asuhan yang diberikan,
ibu mengerti
09.35 Memfasilitasi kebutuhan nutrisi ibu diet TKTP, 1 porsi habis
09.40 Menjelaskan kepada ibu bahwa kemotrapi ibu kan diberikan
siang nanti pukul 10.40 wib. Ibu mengerti
Catatan Perkembangan
Tanggal 29 Mei 2015 Jam : 21.30 wib
23
S : Ibu tidak ada keluhan
O: KU : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda Vital : Tensi : 110/70 mmHg Suhu : 36,6°C
RR : 20 x/menit Nadi : 82x/menit
Konjungtiva merah muda
Mual muntah tidak ada
Advis dokter : EMACO II hri-2
- Etoposide 133,28 mg
- ACT D 0,5 mg
- Pro Injeksi Leucovurin 30/5 jam (02.00)
A : P10011 GTN HR dalam kemotrapi EMACO II hari ke 2
P :
JAM TINDAKAN DAN EVALUASI
22.00 Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa
kondisi pasien baik, ibu memahami
22.05 Memfasilitasi kebutuhan istirahat ibu, ibu istirahat
30 – 05 -2015 Memberikan ibu injeksi leucovurin , injeksi telah diberikan
02.00
24
mengerti.
13. 35 Memfasilitasi kebutuhan nutrisi pasien diet TKTP, 1 porsi habis.
13.45 Memberikan kemotrapi leucovurin 15 mg secara IM, reaksi tidak
ada
25
Diet TKTP
A : P10011 GTN HR dalam kemotrapi EMACO I hari 5 istirahat
P :
Jam Tindakan dan Evaluasi
17.00 Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu
baik, ibu mengerti
17.05 Memfasilitasi kebutuhan nutrisi ibu diet TKTP, 3/4 porsi habis
17.10 Menjelaskan kepada ibu bahwa kemotrapi hari ini di istirahatkan, ibu
mengerti
17.15 Menjelaskan kepada ibu pentingnya nutrisi yang tinggi kalori dan
tinggi protein untuk ibu, ibu mengerti
26
HASIL LABORATURIUM
β HCG : 6,70
27
LEMBAR PENGESAHAN
Maulidha F.A
NIM. 1202300006
Mengetahui,
28