Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

menjadi sebuah tantangan dalam ilmu material untuk mencari dan mendapatkan

material baru yang memiliki nilai guna lebih unggul serta memiliki dampak

positif bagi lingkungan hidup. Material komposit dengan serat mulai diminati

karena memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan material

komposit tanpa serat yang telah lama digunakan masyarakat.

Komposit tersusun dari material yang mengkombinasikan fasa matriks

dengan campuran filler yang berfungsi sebagai fasa penguat. Campuran filler

merupakan penyusun komposit dikenal dengan penguat komposit sedangkan fasa

matriks berfungsi sebagai bahan pengikat serat. Secara umum, filler digunakan

untuk meningkatkan kekerasan, kekuatan, ketangguhan, stabilitas, modulus

elastisitas serta konduktivitas panas dan listrik. Bahan yang digunakan sebagai

filler terbagi menjadi dua bagian yaitu bahan alami dan buatan. Bahan alami

berasal dari serat alam (natural fibre) seperti: serat bambu, serat eceng gondok,

serat rami, serat batang pisang dan lain-lain (Smallman dan Bishop, 2000).

Eceng gondok adalah salah satu tanaman penghasil serat yang memiliki

potensi yang dapat dikembangkan sebagai bahan baku produk pengganti kayu.

Eceng gondok merupakan tanaman gulma perairan yang memiliki kadar serat

sedang dengan panjang 1,75–2,12 mm dan berdiameter 11,15–11,65 μm pada

1
batangnya (Moenandir, 1990). Serat batang eceng gondok bisa digunakan sebagai

bahan baku campuran industri papan semen. Gabungan dari kedua sifat tersebut

menjadikan material ini mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki material lain.

Papan semen merupakan salah satu produk panel kayu yang berpotensi

untuk dikembangkan. Papan ini adalah papan tiruan yang terbuat dari campuran

partikel kayu atau bahan berlignoselulosa, semen dan bahan tambahan. Papan

semen memiliki kelebihan antara lain: tahan terhadap jamur, serangga, api,

kelembaban serta memiliki stabilitas dimensi yang tinggi. Suatu sifat penting

lainnya yaitu panel ini tidak menghasilkan bahan - bahan kimia berbahaya seperti

yang terjadi dalam pembuatan papan partikel yang direkat dengan perekat

anorganik dan tidak mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan selama

penggunaan (Pease, 1994). Sampai saat ini, papan semen juga memiliki masalah

dimana waktu pengerasan semen yang relatif lama yakni minimal 28 hari (± 1

bulan) dan merupakan jenis panel yang cukup berat (Nugraha dan Antoni, 2007).

Berdasarkan perkembangan saat ini papan semen dibuat sederhana atau

dibuat semakin tipis dengan ketebalan 5,6,8 dan 10 mm, semakin tipis ketebalan

semen semakin halus agregat yang digunakan. Papan semen digunakan sebagai

partisi bagunan, langit-langit rumah seperti pada GRC board yang berkembang

dipasaran. GRC board (Glass-Fiber Reinforced Cement) adalah papan semen

fiber-glass yang ringan, tahan kelembaban dan tidak mudah lapuk. GRC board

tidak dapat terbakar (sesuai dengan hasil tes BS 476, Part 4:1970), baik untuk

sistem partisi dan ketahanan terhadap api, tahan terhadap jamur, rayap tidak hanya

membuat bangunan yang berkualitas tetapi juga memastikan bangunan yang tahan

2
lama dan mudah perawatannya. Ukuran standar GRC Board yang tersedia

dipasaran yaitu: 1220 mm x 2440 mm dengan ketebalan 5,6,8 dan 10 mm

(Nugraha dan Antoni, 2007).

Dari penelitian yang dilakukan Prasetyo (2006) tentang pembuatan material

baru papan semen berserat eceng gondok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

nilai kerapatan rata-rata contoh uji OSB memenuhi standar pada semua

perlakuan berdasarkan Japanese Industrial Standart (JIS) A 5908-2003, untuk

nilai kadar air OSB ditetapkan sebesar 5-13 %. Sedangkan untuk arah tekan

sejajar panjang dan lebar serta kekuatan lentur belum memenuhi standar JIS A

5908-2003. Standar Food and Agriculture Organization (FAO) adalah panjang

batang 1,75–2,12 mm, menurut FAO data karakteristik material berkisar 11,65

mm pada batangnya, dimana cepat mengandung air yang ber-nutrien tinggi,

terutama nitrogen, fosfat dan potasium, dan SNI 03-6861.1-2002 adalah 110-

1250 kg/cm3.

Kahfi (2007) telah melakukan penelitian papan komposit gipsum dengan

penambahan serat tandan kosong kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa fisis papan yang dihasilkan memenuhi standar JIS A 5908-2003, standar

FAO adalah kerapatan dan pengembangan tebal 0,67 g/cm3 dan SNI 03-6384-

2000 untuk nilai daya serap yaitu sebesar 19,97-32,19% sedangkan untuk

densitas dan kekuatan belum memenuhi ketiga standar tersebut.

Prasetyo (2009) telah melakukan penelitian daktilisasi panel semen eceng

gondok. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan untuk mengetahui

karakteristik bahan bangunan berupa dinding panel eceng gondok. Dari kajian

3
terdahulu, sifat fisik, mekanik, akustik dan ketahanan bakar material ini

memenuhi standar bahan bangunan PUBI 1982 dan SNI 03-6861.1-2002 dan

Standards and Literature References For Composite Materials (ASTM) C423-

90a. Faktor daktilitas simpangan rata-rata sebesar 15,04 mm dan daktilitas

kelengkungan rata-rata adalah 17,10 mm, maka jenis keruntuhan material

dinding panel eceng gondok adalah bersifat daktail.

Pengembangan serat eceng gondok sebagai material komposit ini, dari segi

ketersediaan bahan baku serat alam, Indonesia memiliki bahan baku yang cukup

melimpah (Prasetyaningrum, dkk., 2009). Penelitian ini dilakukan untuk

mendapatkan data kemampuan mekanis dan fisis berupa daya serap air, densitas,

uji kuat tekan, uji kuat lentur dari komposit serat panjang berupa serat eceng

gondok dengan komposit bermatriks semen-gipsum dan agregat halus,

berdasarkan tata letak dan arah serat menggunakan three dimensional

reinforcement (planar).

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui pengaruh persentase serat eceng gondok terhadap sifat-sifat

papan komposit yang dihasilkan.

2. Mendapatkan komposisi optimal papan semen-gipsum dan serat eceng

gondok sehingga menghasilkan papan semen-gipsum yang memiliki

kekuatan mekanik yang lebih unggul dibandingkan dengan material papan

komposit tanpa serat yang telah lama dipakai serta tahan panas dan tahan air.

4
1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan papan semen-gipsum berserat

eceng gondok yang mampu menyerap panas, menyerap air, densitas dan

menghasilkan kuat lentur dan kuat tekan yang unggul dibandingkan papan

semen-gipsum komposit tanpa serat, serta bermanfaat dalam aplikasi atap

rumah berupa plafon.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan di pasaran, dengan

harga yang ekonomis dan memaksimalkan pemanfaatan serat eceng gondok.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Serat eceng gondok yang digunakan berukuran panjang 10 cm dengan

diameter 0,1 mm - 0,5 mm. Bahan sampel yang digunakan pada penelitian

ini, yakni agregat halus, semen dan gipsum casting TE-11. Divariasikan

massa serat eceng gondok terhadap massa beton ringan.

2. Analisis sifat fisis yang akan dilakukan meliputi daya serap air dan densitas

sedangkan analisis sifat mekanik meliputi kuat tekan dan kuat lentur dari

papan semen-gipsum berserat eceng gondok.

Anda mungkin juga menyukai