Anda di halaman 1dari 8

Etiologi dan Klasifikasi Luka Bakar

Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan 2 cara: sumber penyebab dan


derajat luka bakar. Berdasarkan penyebabnya, luka bakar secara kasar dapat
dibagi dalam enam kategori:
A. Luka Bakar Api
Terjadi bila kulit mengalami kontak langsung dengan api
1. Keparahan tergantung lamanya waktu kulit terpajan dengan api.
2. Bentuk lain dari jenis ini adalah luka bakar cahaya
 Disebabkan oleh ledakan yang berasal dari gas, atau berupa partikel-
partikel halus suatu benda panas.
 Menyebabkan luka bakar derajat dua dan tiga pada seluruh daerah
kulit yang terkena, termasuk rambut.
B. Luka Bakar Kontak
Terjadi bila kulit mengalami kontak langsung dengan objek yang panas,
misalnya besi panas, setrika, dll. Jenis luka bakar ini dapat memberikan
gambaran mengenai benda panas yang menyebabkan luka bakar tersebut.
C. Luka Bakar Radiasi
Terjadi apabila kulit terpajan dengan gelombang panas
1. Tidak selalu diperlukan kontak langsung dengan benda yang
menghasilkan gelombang panas untuk menimbulkan luka bakar
2. Dapat menimbulkan lepuh dan eritema
3. Bila pajanan terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat
menimbulkan karbonisasi
D. Luka bakar terjadi bila kulit berhubungan langsung dengan cairan panas
(biasanya air)
1. Air pada 1580F (700C) akan menghasilkan suatu luka bakar derajat tiga
pada kulit orang dewasa, kira-kira dalam satu detik dari kontak; pada
1310F (550C), hampir 25 detik untuk menghasilkan luka bakar yang
sama
2. Pemanas air hampir seluruh rumah di Amerika berasal dari pengaturan
pabrik kira-kira 1300-1400F, meskipun begitu, unit terbaru sekarang
disesuaikan menjadi sekitar 1200F
3. Luka terbakar dapat dibagi menjadi 3 tipe:
a) Luka imersi, yang mana bisa saja karena ketidaksengajaan
atau kecerobohan di rumah. Luka bakar imersi akibat kecerobohan
dirumah sering terjadi karena anak kecil ditempatkan didalam
kolam atau bak mandi yang dipenuhi air panas membara, dengan
tujuan untuk mendisiplinkan atau menghukum si anak. Bentuk
khas luka bakar dapat terlihat, sebagai anak yang terrefleksi
tenggelam di dalam air. Di sekeliling area dari kulit yang
melingkari tiap-tiap daerah lutut tidak terkena karena anak tersebut
dipaksa berjongkok di dalam air. Anak biasanya dipegang diantara
tangannya dan ke bawah pada air membara. Hasil luka bakar
menunjukkan bentuk khas dengan tidak terdapat luka di bawah
lututnya, fosa poplitea dan daerah inguinal.
b) Luka bakar karena percikan atau tumpahan biasanya tidak
disengaja, disebabkan karena memercikkan, menumpahkan cairan
panas ke tubuh. Luka akibat tumpahan dapat terjadi bila seorang
anak kecil menuangkan pot berisi air panas dari kompor dan cairan
tumpah ke seluruh tubuh. Di beberapa bagian kasus, bentuk dari
luka bakar harus berhubungan dengan cerita, dengan yang paling
berat luka bakarnya dari kulit kepala atau kepala.
c) Luka bakar hangat biasanya karena ketidaksengajaan. Uap
yang sangat panas dapat menyebabkan luka berat pada mukosa
saluran nafas. Pada beberapa kasus, edema laring masif dapat
terjadi, penyebab asfiksia dan kematian.
E. Luka bakar karena gelombang mikro
Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik yang mana
frekwensi berkisar antara 30 – 300.000 MHz dan panjang antara 1mm sampai
30cm. Radiasi microwave adalah non-ionisasi, oleh karena itu efek biologi
primernya adalah panas, yang mana memproduksi melalui agitasi molekuler
dari molekul polar seperti air. Pada sistem biologi, jaringan dengan komposisis
air yang lebih tinggi (seperti otot) akan menjadi lebih panas daripada jaringan
dengan komposisis air yang lebih rendah (seperti lemak). Luka bakar kimia
adalah diproduksi oleh agen kimia seperti asam kuat dan alkali, sama seperti
agen lain seperti fosfor dan fenol. Luka bakar menghasilkan perbaikan yang
lebih lambat daripada luka bakar akibat agen panas.
1. Ekstensi luka tergantung dari:
a. Agen kimianya
b. Kekuatan atau konsentrasi dari agen kimianya
c. Durasi kontak dengan agen tersebut
2. Agen alkalin:
a. Cenderung lebih menjadi luka berat dibanding agen asam
b. Yang dapat menyebabkan luka bakar umumnya memiliki pH
>11,5
c. Sering menghasilkan luka yang cukup tebal
d. Menghasilkan luka yang menimbulkan nyeri, dan merusak
kulit dan licin
3. Agen asam biasanya menghasilkan hanya sebagian dari ketebalan luka, yang
mana diikuti dengan eritema dan erosi yang superfisial saja.
Klasifikasi derajat luka bakar berbeda-beda untuk masing-masing negara
oleh karena ini sangat bergantung terhadap manajemen pengobatan yang
digunakan oleh negara tersebut.

Klasifikasi Derajat Luka Bakar


1. Luka bakar derajat 1 (luka bakar superfisial). Luka bakar hanya terbatas pada
lapisan epidermis. Luka bakar derajat ini ditandai dengan kemerahan yang
biasanya akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5 – 7 hari.
2. Luka bakar derajat 2 (luka bakar dermis)
Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis tetapi masih ada
elemen epitel yang tersisa, seperti sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, dan folikel rambut. Dengan adanya sisa epitel yang sehat ini, luka
dapat sembuh sendiri dalam 10 – 21 hari. Oleh karena kerusakan kapiler dan
ujung saraf di dermis, luka derajat ini tampak lebih pucat dan lebih nyeri
dibandingkan luka bakar superfisial, karena adanya iritasi ujung saraf
sensorik. Juga timbul bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh
karena permeabilitas dindingnya meninggi.
Luka bakar derajat 2 dibedakan menjadi:
a. Derajat dua dangkal dimana kerusakan mengenai bagian superfisial dari
dermis dan penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10- 14 hari.
b. Derajat dua dalam dimana kerusakan mengenai hampir seluruh bagian
dermis. Bila kerusakan lebih dalam mengenai dermis, subyektif dirasakan
nyeri. Penyembuhan terjadi lebih lama tergantung bagian dari dermis yang
memiliki kemampuan reproduksi sel-sel kulit (epitel, stratum germinativum,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan lain sebagainya) yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.

3. Luka bakar derajat 3.


Luka bakar derajat tiga meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subkutis,
atau organ yang lebih dalam. Oleh karena tidak ada lagi elemen epitel yang
hidup maka untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit.
Koagulasi protein yang terjadi memberikan gambaran luka bakar berwarna
keputihan, tidak ada bula dan tidak nyeri.

Luas Luka Bakar


Penentuan luas luka bakar pada kulit adalah penting pada kasus-kasus
dimana kematian terjadi lambat oleh karena luas dan derajat luka bakar sangat
penting pengaruhnya terhadap prognosis dan manajemen pengobatannya. Untuk
perhitungan luas luka bakar secara tradisional dihitung dengan menggunakan
`Rule of Nines` dari Wallace. Dikatakan bahwa luka bakar yang terjadi dapat
diindikasikan sebagai presentasi dari total permukaan yang terlibat oleh karena
luka termal. Bila permukaan tubuh dihitung sebagai 100%, maka kepala adalah
9%, tiap – tiap ekstremitas bagian atas adalah 9%, dada bagian depan adalah 18%,
bagian belakang adalah 18%, tiap-tiap ekstremitas bagian bawah adalah 18% dan
leher 1%. Lihat gambar
Rumus tersebut tidak dapat digunakan pada anak dan bayi karena relatif
luas permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih
kecil. Oleh karena itu, digunakan `Rule of ten` untuk bayi dan `Rule of 10-15-20`
dari Lund and Browder untuk anak. Dasar presentasi yang digunakan dalam
rumus tersebut adalah luas telapak tangan dianggap seluas 1%.
Derajat dan luas luka bakar tergantung pada banyak faktor seperti jarak
korban dengan api, lamanya pajanan, bahkan pakaian yang digunakan korban
pada waktu terjadinya kebakaran. Komposisi pakaian dapat menentukan derajat
keparahan dan luasnya luka bakar. Kain katun murni akan mentransmisi lebih
banyak energi panas ke kulit dibandingkan dengan bahan katun polyester. Bahan
katun terbakar lebih cepat dan dapat menghasilkan luka bakar yang besar dan
dalam. Bila bahan yang dipakai kandungan poliesternya lebih banyak akan
menyebabkan luka bakar yang relatif ringan atau kurang berat. Bahan rajutan akan
menghasilkan daerah luka bakar yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan
bahan pintalan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bila bahan yang dipakai
bertambah berat maka daerah yang terbakar akan berkurang. Selain itu derajat
luka bakar akan berkurang bila pakaian yang dipakai korban ketat dan
mengelilingi tubuh
Gambar Perhitungan Luas Luka Bakar
0 – 1 th 5 th

14
18

9 9
9 9
18 18
18 18

16 16
14 14
15 th Dewasa

10 9

9 9 9 9

18 18 18 18

1
18 18 18 18

Tabel Rule of Nines untuk Penatalaksanaan Luka Bakar Pada Permukaan


Tubuh
Struktur Anatomi Area Permukaan
Kepala 9%
Badan Depan 18%
Punggung 18%
Tiap Kaki 18%
Tiap Lengan 9%
Genitalia/perineum 1%

Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman
luka bakar. Walaupun demikian beratnya luka bergantung pada dalam, luas, dan
letak luka. Umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya akan sangat
mempengaruhi prognosis.
Selain dalam dan luasnya luka bakar, prognosis dan penanganan ditentukan oleh
letak luka, usia, dan keadaan kesehatan penderita. Perawatan daerah perineum,
ketiak, leher, dan tangan sulit, antara lain karena mudah mengalami kontraktur.
Bayi dan orang usia lanjut daya kompensisanya lebih rendah, maka bila terbakar
digolongkan ke dalam golongan berat.
1. Luka bakar berat (major burn)
a. Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas
usia 50 tahun
b. Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama
c. Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
d. Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan
luas luka bakar
e. Luka bakar listrik tegangan tinggi
f. Disertai trauma lainnya
g. Pasien-pasien dengan resiko tinggi
2. Luka bakar sedang (moderate burn)
a. Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat
III kurang dari 10 %
b. Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa
> 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
c. Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang
tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
3. Luka bakar ringan
a. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
b. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
c. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka,
tangan, kaki, dan perineum.

Sjamsuhidajat, de Jong. Luka bakar. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed 3. Jakarta:


penerbit Buku Kedokteran EGC.2007. Hlm: 103-110.
Robert. H, Demling. MD. Current Surgical Diagnosis & Treatment. Doherty,
Gerard M, Way, Lawrence W (editor). 2006. Hlm: 248
Steven J. Schwults, J Perren Cobb. Wasington Manual Of Surgery, Ed 5. 2008.
Hlm: 418-425.
Heimbach DM, Holmes JH. Burns. In: Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR,
Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE, editors. Schwartz’s principal surgery. 8 th ed.
USA: The McGraw-Hill Companies; 2007.

Anda mungkin juga menyukai