PENDAHULUAN
1
Menurut Robbins (2006:56) “Kinerja karyawan adalah banyaknya upaya yang
dikeluarkan individu dalam mencurahkan tenaga sejumlah tertentu pada pekerjaan”.
Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidak cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu
tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Dalam bidang personalia permasalahan yang mungkin timbul adalah dari seleksi
penerimaan karyawan, penempatan posisi sampai dengan pemberhentian karyawan.
Kebutuhan karyawan baru didalam perusahaan tidak bisa dipastikan, walaupun sudah
direncanakan dengan sebaik- baiknya.
Hal ini dikarenakan berbagai faktor yang timbul baik dalam perusahaan
(faktor intern) maupun faktor yang berasal dari luar perusahaan (faktor ekstern).
Untuk itu sebelum melakukan seleksi pemilihan karyawan perusahaan menentukan
kebutuhan karyawan yang dibutuhkan baik kualitas maupun kuantitas (jumlah).
Pelaksanaan seleksi merupakan salah satu bagian penting dalam aktivitas atau
kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia. Terutama untuk pengadaan tenaga
kerja, karena dengan adanya seleksi maka akan menghasilkan karyawan-karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik dan segi jumlah maupun mutu, yang akan
menjamin kelancaran tugas-tugas dan jalannya aktivitas. Guna mendapat karyawan
seperti yang diharapkan, perusahaan harus melakukan penyeleksian karyawan dengan
selektif agar calon karyawan tersebut dapat berkerja dengan baik.
2
Menurut Manulang (1996:16) dalam melakukan pemilihan karyawan dapat
dilakukan pemilihan melalui tiga tahap yaitu :
1. Menentukan Analisis Jabatan dalam rangka mendapatkan job descriptionya itu
menentukan sifat jabatan yang sesuai dengan pekerjaan.
2. Mengadakan recruitment atau penarik, yaitu proses dimana karyawan ditarik melalui
sumber- sumber karyawan.
3. Mengadakan pemilihan karyawan yang tersedia. Penarikan karyawan baru didalam
perusahaan menjadi tanggung jawab pada departemen personalia, karena
penarikan karyawan sangat erat hubungannya dengan proses seleksi penerimaan
karyawan. Didalam penerimaan karyawan baru selalu memperhatikan faktor -
faktor yang dirasa memang cukup memadai dan dirasa cukup untuk memenuhi
persyaratan yang sesuai dengan persyaratan untuk melakukan perkerjaan sesuai
dengan bidang yang dibutuhkan, karenanya akan berpengaruh bagi produktivitas
perusahaaan.
Menurut Simamora (2007:234) “Proses seleksi yang baik dan benar akan
membuat karyawan memiliki semangat dalam bekerja, karena bidang yang
digelutinya merupakan apa yang diminati oleh dirinya dan pekerjaan itu merupakan
sesuatu hal yang dikuasai dengan baik”. Salah satu faktor yang dibutuhkan agar calon
karyawan dapat berkerja lebih baik maka dibutuhkannya penempatan posisi berkerja
yang sesuai dengan bidangnya, maka masing-masing karyawan perusahaan berharap
dalam mencapai tujuan berkerja akan lebih mudah.
3
Dalam dewasa ini seiring perkembangan zaman yang semakin maju secara
pesat, sumber daya manusia (SDM) dituntut bukan hanya untuk sebatas bekerja dan
bekerja tanpa menghiraukan kualitas mutu yang berkesinambungan sehingga
menyebabkan terjadinya krisis kreatifitas, krisis loyalitas, dan krisis intelektualitas
dalam kurun waktu tidak ditentukan kedepannya, yang penting mereka
melaksanakan tugas dan kewajiban tanpa ada upaya untuk mengembangkan.
Namun hal itu, institusi yang berkualitas serta dukungan SDM yang
profesisional adalah adanya “dalang” atau peran aktif seorang pemimpin yang
memiliki seni kepekaan terhadap beberapa persoalan baik eksternal maupun internal,
sehingga akan memberi nilai positif terhadap kepuasan bagi para konsumen.
4
1.2 Tujuan dan Manfaat
Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi kewajiban dalam pengumpulan
tugas kelompok mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia juga agar dapat
menjelaskan secara menyeluruh tentang definisi, manfaat dan metode dalam analisis
jabatan (Job Analysis), uraian jabatan (Job Description) dan spesifikasi jabatan (Job
Spesification)
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
Sedangkan menurut Siswanto (2002:128) Job Analysis adalah suatu aktivitas
untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan,mencatat, dan menganalisa ruang
lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistematik “
Lebih lanjut, Mathis dan Jackson memisahkan antara jabatan (jobs) dan posisi
(position)Jabatan, dalam pengertiannya adalah sekelompok tugas, kewajiban, dan
tangggung jawab. Sedangkan position diartikan sebagai prestasi jabatan yang
dilakukan oleh seseorang. Informasi yang diperoleh dari analisa jabatan tersebut
dapat digunaan untuk menentukan karakteristik apa yang harus dimiliki seseorang
yang akan menduduki jabatan tertentu. Adapun hasil dari analisa jabatan tersebut
dapat berupa deskripsi jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job specification).
7
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
sangat bergantung pada informasi yang diperoleh dari analisis jabatan. Oleh karena
itu, informasi dari analisis jabatan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
2. Kompensasi
8
3. Penilaian prestasi kinerja
9
6. Pelatihan dan Pengembangan
1. Untuk keperluan penarikan dan seleksi. Penarikan dan seleksi karyawan dapat
dilaksanakan apabila manajemen sudah mendapatkan gambaran yang jelas tentang
jenis dan karakteristik pekerjaaan. Dengan memahami karakteristik pekerjaan
maka akan dapat ditetapkan siapa personel/ orang yang tepat untuk memangku
10
jabatan tertentu tersebut. Selain itu setiap pekerjaan memerlukan tingkat
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang berbeda-beda.
2. Untuk keperluan kompensasi. Besarnya gaji atau upah karyawan bergantung pada
pekerjaan apa yang mereka lakukan dalam organisasi. Bagi karyawan yang
memiliki keterampilan dan pendidikan yang tinggi tentu akan memperoleh gaji
yang lebih besar dibanding dengan karyawan yang hanya memiliki keterampilan
dan pendidikan terbatas.
3. Untuk keperluan penilaian kinerja. Dalam analisis jabatan, setiap pekerjaan
ditetapkan standar-standar kinerja. Para karyawan harus dievaluasi berdasarkan
seberapa baik mereka menyelesaikan tugas yang ditetapkan dalam deskripsi
pekerjaan mereka dan tujuan-tujuan spesifikasi lain yang telah ditentukan. Manajer
cukup membanding antara kinerja aktual dengan kinerja standar yang ditetapkan.
4. Keselamatan dan Kesehatan Informasi yang diperoleh dari analisis pekerjaan juga
bermanfaat dalam mengidentifikasi masalah-masalah keselamatan dan kesehatan.
Sebagai contoh, para karyawan perlu memberi pernyataan apakah suatu pekerjaan
mengandung bahaya atau tidak. Diskripsi/spesifikasi pekerjaan harus
mencerminkan kondisi tersebut. Di samping itu membutukan informasi khusus
mengenai bahaya-bahaya tersebut agar mereka dapat menjalankan pekerjaan mereka
dengan aman.
5. Hubungan Karyawan dan Perburuhan Informasi analisis pekerjaan juga penting
dalam hubungan kekaryawanan dan perburuhan. Ketika para karyawan
diperimbangkan untuk promosi, transfer, atau demosi, deskripsi pekerjaan
memberikan standar evaluasi dan perbandingan bakat. Lepas dari apakah
perusahaan memiliki serikat atau tidak, informasi yang diperoleh melalui analisis
pekerjaan seringkali dapat menghasilkan keputusan-keputusan sumber daya
manusia yang objektif.
6. Untuk keperluan pelatihan. Apabila karyawan yang diterima belum cukup
keterampilannya untuk melaksakan tugas, maka manajer dapat memutuskan untuk
segera memberikan pelatihan tambahan.
11
2.1.3 Proses Analisis Jabatan
Mathis and Jackson (2000), mengembangkan lima tahapan dalam proses
analisis jabatan yang harus diadakan dengan suatu cara yang efektif. Lima tahapan itu
nampak dalam gambar 1.1
Gambar 1.1
Tahapan Dalam Proses Analisa Jabatan
Identity recommendations
13
uraian pekerjaan kemudian didistribusikan oelh bagian SDM ke para manajer,
supervisor, dsn pegawai.
5. Maintaining and Updating Job Description and Job Specification Begitu uraian
pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan telah selesai dan ditinjau ulang oleh semua individu
yang sesuai, sebuah system harus dikembangkan untuk menjaga keakuratannya. Satu
cara efekitf untuk menjamin terjadinya tinjauan ulang yang akurat adalah
menggunakan uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan dalam aktivitas SDM
lainnya. Misalnya, setiap kali terjadi kekosongan, uraian dan spesifikasi pekerjaan
harus ditinjau ulang dan direvisi secara tepat sebelum kegiatan perekrutan dan
seleksi dimulai.
1. Metode Wawancara
Pekerja diseleksi dan diwawancara secara langsung ditempat pekerjaan
mereka atau mereka yang terkait langsung dengan pekerjaan yang dianalisis. Tiga
jenis wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu
wawancara individual, wawancara kelompok, dan wawancara penyelia (Dessler :
1997). Dalam beberapa keadaan, seperti pekerjaan yang diarahkan oleh tim, dapat
juga digunakan wawancara kelompok. Salah satu kelemahan metode wawancara
adalah sangat memakan waktu, khususnya jika pewawancara berbicara dengan dua
atau tiga pegawai yang melakukan setiap pekerjaan. Kemudian analis biasanya
menghubungi supervisor untuk memperoleh informasi tambahan dalam rangka
memeriksa ketepatan informasi yang diperoleh dari karyawan dan mengklarifikasi
hal-hal tertentu.
14
2.Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan
informasi dengan mengamati individu yang melakukan pekerjaan itu dan
mencatatnya untuk menguraikan tugas dan kewajiban yang dilakukannya. Metode
observasi sangat tepat jika dilakukan pada jenis pekerjaan yang bersifat pengulangan.
Penggunaan metode observasi memungkinkan analisis dilakukan dekat dengan suasana
pekerjaan dilapangan. Walaupun sifatnya pengamatan, namun tidak seharusnya analis
mengamati secara kontinyu perkembangan dari waktu ke waktu.
3. Metode Angket
Dengan mengunakan angket, yang bersangkutan diminta untuk memberikan
data-data mengenai jabatannya dangan kata-kata sendiri. Analis meminta karyawan
mengisi kuisioner untuk menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan
dan tanggung jawab mereka. Keuntungan utama dari metode kuisioner angket adalah
informasi atas sejumlah pekerjaan dapat dikumpulkan secara murah dan dalam waktu
yang Relativesingkat. Sebaliknya, metode angket memerlukan waktu yang lama untuk
menguji kuisioner tersebut.
5. Kombinasi Metode
Biasanya analisis tidak enggunakan satu metode analisis pekerjaan secara
eksklusif. Kombiasi dari berbagai metode seringkali lebi tepat. Dalam menganalisis
pekerjaan-pekerjaan klerikal dan administratif, analisis mungkin menggunakan
kuesioner didukung dengan wawancara dan observasi terbatas. Dalam mempelajari
pekerjaan-pekerjaan produksi, wawancara dilengkapi observasi kerja yang ekstensif,
15
bisa memberikan data yang di perlukan. Pada dasarnya, analisis harus menggunakan
kombinasi beberapa teknik yang dibutuhkan untuk menghasilka deskripsi atau
spesifikasi pekerjaan yang akurat.
Dari definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa deskripsi pekerjaan
adalah pernyataan tertulis tentang ruang lingkup pekerjaan, yang menginformasikan
tentang pekerjaan, bagaimana melakukannya, bagaimana kondisinya. Definisi yang
menyebutkan bahwa deskripsi pekerjaan merupakan tugas, kewajiban, dan tanggung
jawab, dikemukakan oleh Raymond A. Noe (2004) bahwa “ Job description a list of
16
the tasks, duties, and responsibilities (TRDs) that a particular job entails.” Yang
berarti deskripsi pekerjaan adalah sebuah daftar tugas, kewajiban dan tanggung jawab
yang diperlukan oleh pekerjaan tertentu, dan satu definisi mengatakan bahwa
deskripsi pekerjaan adalah identifikasi tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari
sebuah pekerjaan yang dikemukakan oleh Stephen Robbins (2005).
17
9. Job Evaluator : untuk membobot jabatan dan membandingkan jabatan lain di
dalam organisasi. Sedangkan tujuan dari dibuatnya job description adalah
karena:
a.Konsistensi pekerjaan menjamin kehidupan bisnis yang teratur
b.Keberhasilan atau kegagalan semua organisasi tergantung pada prinsip :
”Adanya Jabatan yang benar yang dilakukan oleh orang-orang yang benar dengan cara
yang benar “
c.Bahwa seperti waktu kita diserap untuk bekerja, oleh karena itu harus ada
penyusunan job description yang baku dan benar .
18
b. Job Objective(Tujuan Pekerjaan) Tujuan pekerjaan menjelaskan secara singkat
mengapa pekerjaan itu ada - yaitu, tujuan utama atau tujuan posisi. Idealnya, harus
menggambarkan esensi dari pekerjaan itu dalam kurang dari 25 kata.
Lima sampai delapan pernyataan tugas utama dan tanggung jawab cukup
untuk menggambarkan sebagian besar pekerjaan. Sebuah kesalahan umum dalam
bagian ini adalah daftar setiap tugas, tugas dan tanggung jawab terlepas dari
pentingnya. Sebuah tugas atau tugas yang sering dilakukan tidak perlu signifikan
dalam mencapai tujuan pekerjaan. Sebuah tugas utama dan tanggung jawab adalah
satu dari yang penting di mana non-kinerja atau substandar kinerja akan secara
signifikan mempengaruhi hasil yang dibutuhkan dan permintaan tindakan perbaikan
oleh manajemen. Pemegang pekerjaan, khususnya, cenderung untuk memenuhi deskripsi
pekerjaan ketika mereka tahu mereka sedang digunakan untuk tujuan evaluasi
pekerjaan. Dengan demikian, adalah penting bahwa pernyataan ini jelas dan ringkas
dan memberikan gambaran yang akurat dari kata menggambarkan tugas utama dan
tanggung jawab dicakup oleh pekerjaan. Mereka paling baik dinyatakan sebagai
daftar dari hasil bahwa pekerjaan ini dirancang untuk mencapai jadi kinerja pekerjaan
dapat diukur secara obyektif.
19
d. Relationships (Hubungan)
Bagian ini mengidentifikasi hubungan dengan posisi lainnya (di dalam dan luar
organisasi) yang diperlukan untuk kinerja yang memuaskan. Contohnya, posisi apa
yang melapor langsung untuk pekerjaan ini? Apa kontak pekerjaan yang paling sering
dalam organisasi itu? Apa kontak pekerjaan yang paling sering dan penting di luar
organisasi?
e. Know-How(Pengetahuan/Mengetahui-Bagaimana)
Bagian pengetahuan berurusan dengan tingkatan minimal pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, pengalaman dan kualifikasi formal diperlukan untuk
melakukan pekerjaan. Misalnya, apa saja kualifikasi akademik minimum yang
diperlukan? Kemampuan TI apa yang dibutuhkan? Berapa banyak dan apa jenis pengalaman
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan itu dengan berhasil?
g. Accountability(Akuntabilitas)
Rincian akuntabilitas merinci dampak keuangan dari pekerjaan dengan
mengidentifikasi nilai dolar aset, volume penjualan, penggajian, dan sebagainya
untuk pekerjaan yang bertanggung jawab. Ini, mengukur jawaban-kemampuan untuk
tindakan yang diambil pada pekerjaan.
20
h. Authority (Kewenangan)
Hal ini mengidentifikasi hak-hak tertentu dan keterbatasan yang berlaku untuk
otoritas pengambilan keputusan - dalam kata lain, kebebasan untuk bertindak. Sebagai
contoh, keputusan apa yang dapat dibuat tanpa mengacu pada atasan? Apa keputusan harus
dirujuk kepada atasan? Apakah pekerjaan itu melibatkan hak untuk mempekerjakan
dan memecat? Apa batas dolar spesifik ada pada otoritas pengambilan keputusan?
L. Licenses (Lisensi)
Bagian ini menyoroti lisensi khusus atau pendaftaran yang diperlukan (misalnya,
licenseto praktek psikologi atau pengobatan).
21
2.3 JOB SPECIFICATION
2.3.1 Pengertian Spesifikasi Jabatan
Spesifikasi pekerjaan (job spescification) adalah sebuah daftar
pengetahuan,keahlian, kemampuan, dan karakteristik lainnya yang harus dimiliki oleh
individu untuk melaksanakan sebuah pekerjaan. Pengetahuan mengacu ke informasi
prosedural dan faktual yang diperlukan bagi pelaksanaan sebuah tugas secara
berhasil.Keahlian adalah tingkat kecakapan individu dalam menunaikan tugas
tertentu. Kemampuan merujuk ke kapabilitias umum yang dimiliki oleh individu.
Karakteristik lainnya dapat dapat berupa tindak-tanduk kepribadian seperti motivasi
pencapaian atau ketekunan
22
dengan kualifikasi yang dimilikinya berarti para karyawan telah diberi kesempatan
untuk mengembangkan diri dan merealisasikan potensinya seoptimal mungkin.
Seorang karyawan akan mau dan mampu bekerja dengan baik jika ia
ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya serta
kebutuhannya dapat terpenuhi dengan ia melakukan pekerjaan itu. Oleh sebab itu,
23
perusahaan harus bisa menempatkan karyawan sesuai dengan minat dan kemampuannya serta
memperhatikan kebutuhannya. Disamping itu, dengan menempatkan karyawan pada
suatu jabatan yang sesuai dengan kualifikasi yang dimilikinya berarti para karyawan
telah diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan merealisasikan potensinya
seoptimal mungkin.
24
Sedangkan macam ketrampilan secara umum, yaitu: a.Ketrampilan komputer
a. Ketrampilan berbahasa asing.
b. Ketrampilan berorganisasi/aktualisasi diri.
c. Ketrampilan mendapatkan informasi.
d. Ketrampilan dalam pengembangan mutualisasi diri.
e. Ketrampilan dalam simulasi kerja
2. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mampu mengemban sebuah
jabatan wajib disesuaikan dengan jabatan agar mampu menjalankan pekerjaannya dengan
baik. Semakin tinggi jabatan, maka pengetahuan yang dimiliki juga harus tinggi.
Diharapkan dengan adanya pengetahuan yang baik akan timbul peningkatan kinerja
dari pegawai sehingga dapat memberikan kontribusi positif pada kemajuan
organisasi.
Akan tetapi, Teichler (1997; 1998) menyampaikan hasil survei di Eropa yang
menunjukkan Bahwa terlepas dari spesialisasi pendidikannya, lulusan perguruan
tinggi diharapkan dapat fleksibel mampu dan mau memberikan kontribusi terhadap
inovasi, mampu mengatasi ketidakpastian, siap untuk belajar sepanjang hidup,
memiliki sensitifitas sosial dan keterampilan komunikasi, mampu bekerja dalam
kelompok bertanggung jawab, menyiapkan diri untuk menghadapi kompetisi
internasional, memiliki pengetahuan di luar wilayah spesifik keahliannya, dan
mengerti bagaimana cara mengkombinasikan berbagai disiplin dan kreatif.
3. Kemampuan
Yorke dan Knight (2006) mengenalkan konsep ”ke-bekerja an” (employability)
atau kemampuan bekerja yang didefinisikan sebagai sekumpulan pencapaian
(achievement ) meliputi keterampilan, pemahaman, dan atribut personal yang lebih
memungkinan lulusan untuk memperoleh pekerjaan dan sukses dalam pilihan
kerjanya serta memberi keuntungan bagi diri mereka sendiri, tenaga kerja,
25
masyarakat, dan ekonomi secara keseluruhan. Selanjutnya, Yorke dan Knight (2006)
menjelaskan bahwa ”ke-bekerja-an” sangat terkait dengan kapabilitas seperti
dijelaskan oleh Stephenson (1998) bahwa lulusan yang kapabel memiliki kemampuan
untuk:
a. Mengambil tindakan yang efektif dan tepat
b. Menjelaskan apa yang ingin mereka capai
c. Hidup dan bekerja dengan yang lain
d.Dapat terus belajar baik secara individual maupun dengan yang lain dalam
masyarakat yang beragam dan terus berubah.
4. Kepribadian
Seseorang harus mampu memahami kepribadiannya sendiri dan berusaha
untuk menimbulkan kekuatan atau sisi positif dari kepribadian yang dimilikinya. Hal
ini dilakukan terutama bila kepribadian ini merupakan faktor penting dan sangat
berpengaruh besar dalam pekerjaan yang digelutinya (Littaeur, 1992). Kepribadian
seseorang juga menentukan bagaimana hubungan yang akan terjalin antar pekerja
saat harus bekerja dalam sebuah tim atau menjalin kerjasama dengan pekerja lain.
Kepribadian seseorang juga dapat membantu memilih jenis pekerjaan yang tepat.
5. Minat
Minat menurut JP Chaplin dalam Dictionary of Psychology, minat adalah
sebuah perasaan yang menilai aktifitas, pekerjaan atau objek berharga atau dirinya
sendiri. Kerja menurut Moekijat (1984:356) adalah usaha yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau kebutuhan umum. Jadi, minat kerja adalah
sebuah perasaan yang menilai sebuah aktifitas, pekerjaan atau objek berharga atau
berarti dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya sendiri atau kebutuhan
umum. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa minat kerja seseorang
menentukan perilaku dan perbuatan seseorang.
26
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Studi Kasus yang Dipilih
Nama Jabatan : Kepala Departemen Rekam Medis & SIM RS
Divisi / Departemen : Rekam Medis & SIM RS
2. Eksternal
Pada pasien : memberikan informasi tentang isi rekam mediknya (misal: riwayat
penyakit, tindakan-tindakan yang telah diterimanya dan lain sebagainya).
Sedangkan job specification dari Kepala Rekam Medis dan SIM rumah sakit
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki latar belakang pendidikan min. S-1 di bidang kesehatan
2. Memiliki penglaman kerja di bidang palayanan kesehatan min. 3 tahun
27
3. Memiliki keterampilan di bidang komputer program MS. Office dan statistik
Pengukuran kinerja :
1. Tingkat kelengkapan data atau dokumen rekam medik pasien
2. Jumlah angka keterlambatan waktu penyajian data
3. Jumlah angka pengembalian dokumen rekam medik yang dipinjam
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisis jabatan akan menghasilkan job description dan job specification., tetapi
terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya. Job descriptionadalah tugas, tanggung
jawabj ob description adalah harus melakukan Job description yang merupakan catatan
dari kumpulan tugas, kewajiban, wewenang yang harus dijalankan pada suatu jabatan. job
specificationadalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang
menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya dengan baik dan bertanggung jawab. Berikut ini adalah gambar yang
menjelaskan perbedaan job description dan job specification.
29
untuk menempati suatu
jabatan.
Membantu meningkatkan Membantu dalam
4. Manfaat kinerja suatu jabatan pada pengembangan
organisasi tersebut karyawan.
Hasil dari Tugas seorang Kualifikasi seseorang
5. Orientasi
pekerja dalam bekerja
Dengan adanya job description yang jelas dan job specification yang baik maka
dapat diperoleh orang-orang yang benar-benar bermutu dan menguasai bidangnya
sehingga dicapai suatu kualitas kerja yang lebih baik dan kepatuhan terhadap
peraturan yang berlaku. Karyawan yang bekerja sesuai minat, serta memiliki
kemampuan dan kepribadian baik dalam melaksanakan tugasnya pasti akan
memperlihatkan kinerja yang produktif.
Rekam medis adalah sebuah catatan atau berkas yang berisikan sebuah
perekaman mengenai hasil pengobatan pasien. Catatan tersebut berupa identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan. Dokumen rekam medis adalah milik rumah sakit, namun
isi dari rekam medis adalah milik pasien. Kegunaan rekam medis sangat diperlukan
bagi pelayanan kesehatan terutama pada Rumah Sakit, karena dengan adanya rekam
medis para dokter akan terbantu dalam memberikan pelayanannya kepada pasien.
Kepala Rekam Medis dan SIM RS adalah seseorang yang memimpin departemen
Rekam Medis dan SIM di rumah sakit.
Job description dari Kepala Rekam Medis dan SIM rumah sakit adalah
bertanggung jawab dalam atas penyusunan pelaporan bulanan rekam medik,
mengarahkan dan mengontrol proses pencatatan transaksi peminjaman dokumen
rekam medik, penyimpanan dokumen rekam medik aktif dan non aktif dan
30
kelengkapan dokumen rekam medik, memimpin para bawahannya, menjalankan dan
menjaga sistem rekam medik dan SIM untuk menjamin standarisasi prosedur rekam
medik yang telah ditentukan dan mengidentifikasi serta memonitoring perkembangan
SIM RS. Kepala Rekam Medis dan SIM RS mempertanggungjawabkan tugasnya atau
laporannya kepada departemen Mutu dan Direktur RS.
Sedangkan job specification dari Kepala Rekam Medis dan SIM rumah sakit
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki latar belakang pendidikan min. S-1 di bidang kesehatan
2. Memiliki penglaman kerja di bidang palayanan kesehatan min. 3 tahun
3. Memiliki keterampilan di bidang komputer program MS. Office dan statistik
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
32
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T.Hani, Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia, Edisi Kedua,
Cetakan Kesebelas, Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, 2001
Mathis, Robert L dan Jackson, John H, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Penerbit Salemba Empat, 2002
http://www.blogiztic.com/edukasi/contoh-job-analysis-job-description-dan-job-
specification.html
http://www.docstoc.com/docs/48877935/Pengaruh-Kualitas-pendidikan-Terhadap-
Kompetensi-Mahasiswa-dalam-Memasuki-Dunia-Kerja
33
34