Untuk menghitung rata-rata industri seorang analis mempunyai beberapa alternatif seperti berikut: 1. Menghitung nilai tunggal sebagai perbandingan 2. Menghitung nilai tunggal dengan dispersinya (standar deviasinya) 3. Menghitung nilai untuk percentile tertentu Untuk perhitungan (1) di atas ada beberapa alternatif yang bisa dipakai: 1. Menghitung rata-rata aritmatika 2. Menghitung rata-rata tertimbang 3. Menggunakan median 4. Menggunakan modus Pemilihan angka-angka yang akan dijadikan rata-rata industri akan tergantung dari pertimbangan analisis.
6.3. Perbedaan AntarIndustri
Pada waktu analis menggunakan perbandingan industri, analis mempunyai asumsi implikasi yaitu ada perbedaan berarti dalam rasio-rasio keuangan industri. Apabila asumsi yang disampaikan tidak terpenuhi, maka perbandingan antarindustri yang sejenis tidak ada artinya karena hasilnya akan tetap sama. Perbandingan antarindustri secara implisit juga mengakui bahwa ada perbedaan risiko bisnis industri. Dan apabila hal ini benar, maka perbandingan yang dilakukan menjadi relevan. Berikut ini adalah data rasio keuangan Indonesia untuk beberapa industri yang dipilih secara acak (Rata-Rata Industri di BEJ (Februari 1995)): Dari tabel yang diberikan, terlihat memang adanya variasi dari rata-rata keuangan untuk masing-masing industri, meskipun pengujian empiris untuk data-data di Indonesia, untuk menguji apakah perbedaan risiko antarbisnis belum dilakukan.