Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia mempunyai tujuan sebagaimana yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai
tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, terencana dan terarah. Tujuan diselenggarakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan
untuk jenjang tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan
perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)
sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan
jiwa di Ruang Program Khusus Pria BLUD RSJ Sambang Lihum Kalimantan
Selatan, salah satu aspek penting yang menjadi perhatian dalam rangka upaya
rehabilitasi dan spiritual yaitu peran serta keluarga untuk berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan gangguan jiwa pada klien yang dilakukan
perawatan atau rawat inap, dalam hal ini di Ruang Program Khusus Pria yang
menjadi salah satu ruang rawat inap pada klien dengan gangguan jiwa.

Peningkatan peran keluarga pada pelayanan terapi klien gangguan jiwa


dapat ditingkatkan oleh petugas kesehatan yang bersangkutan salah satunya
melalui “home visite”. Home visite atau kunjungan rumah berarti mengunjungi
tempat tinggal klien dan bertemu dengan keluarga untuk mendapatkan

1
berbagai informasi penting yang diperlukan dalam rangka membantu klien
dalam proses terapi maupun untuk melakukan pendidikan kesehatan terkait
dengan kebutuhan klien selama dirawat.
Peran dan partisipasi keluarga dalam proses terapi merupakan alat
yang sangat penting dalam membantu proses kesembuhan klien, karena rumah
sakit jiwa sebagai tempat pelayanan kesehatan jiwa tidak berarti menjadi
pelayanan utama seumur hidup, tetapi rumah sakit hanya merupakan fasilitas
dalam membawa klien dan keluarga mengembangkan kemampuan dalam
mencegah terjadinya masalah, menanggulangi berbagai masalah dan
mempersatukan keadaan adaptif.
Berdasarkan hal di atas, maka kunjungan rumah merupakan alternatif
yang baik untuk dilakukan sebagai salah satu upaya membantu proses
perubahan respon maladaptif klien menjadi respon adaptif, hal ini menjadi
alasan bahwa melalui kunjungan rumah akan didapatkan informasi data fisik
maupun non fisik klien dan keluarga yang dibutuhkan untuk proses terapi di
rumah sakit secara lebih lengkap dan sesuai dengan keadaan klien, selain itu
informasi terhadap keluarga klien agar dapat diterima keberadaanya dan
diperlakukan sewajarnya baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan
masyarakat sekitarnya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Kunjungan Rumah bertujuan untuk melengkapi dan mengklasifikasi
data yang didapat dari klien serta melakukan asuhan keperawatan,
yaitu memberikan penyuluhan kesehatan jiwa dan SP keluarga kepada
keluarga khususnya masalah keperawatan yang dihadapi klien.
1.2.2 Khusus
Mengidentifikasi riwayat kesehatan klien yaitu :
1.2.2.1 Riwayat penyakit yang diderita klien baik sebelum maupun
sesudah dirawat di RSJ.

2
1.2.2.2 Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah ada yang
menderita gangguan jiwa.
1.2.2.3 Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien mempunyai
masalah dalam keluarga, lingkungan, masyarakat, tempat kerja.
1.2.2.4 Mengklasifikasi data yang didapat dari klien dan keluarga.
1.2.2.5 Melakukan intervensi kepada keluarga tentang perawatan klien.
1.2.2.6 Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami
klien dan cara perawatan di rumah.
1.2.2.7 Mengajukan kepada keluarga untuk siap dan dapat menerima
klien sebagai anggota keluarga untuk dapat memenuhi
kebutuhan klien.
1.2.2.8 Menganjurkan keluarga untuk memberikan kesempatan kepada
klien mencurahkan perasaannya.
1.2.2.9 Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan
aktifitas/kesibukan sesuai dengan kemampuan klien.

1.3 Pelaksanaan Kegiatan


Hari : Kamis
Waktu : 14 September 2017
Tempat: Jalan Prona III Lokasi II Gg. Kapul RT.25/02, Pemurus
Baru, Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin,
Kalimantan selatan
Petugas : Petugas yang akan melakukan home visite adalah mahasiswa
STIKES Suaka Insan Banjarmasin yang sedang praktek klinik
di rumah sakit jiwa Sambang Lihum, Kelompok II. Adapun
Kelompok II beranggotakan:
1. Ari Yesika 5. Megawati
1.4 2. Erwin Irwandi 6. Prima Jaya Str
3. Fahlevi 7. Sutrinota ate
4. Indra Gunawan 8. Yohana Kristin
gi
Pelaksanaan
1.4.1 Perkenalan
Kelompok akan melakukan perkenalan pada keluarga klien, terkait
nama, asal tempat tinggal dan Institusi Pendidikan untuk membina
hubungan saling percaya.
1.4.2 Intervensi
Intervensi yang akan dilakukan adalah memberikan SP 1-5 Halusinasi
pada SP keluarga

3
1.4.3 Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan terkait evaluasi struktur, evaluasi proses dan
evaluasi hasil.

1.5 Satuan Pembelajaran


Pokok Bahasan : Halusinasi
Sasaran : Keluarga klien
Hari/tanggal : Kamis, 14 September 2017
Waktu : 09.00 wita - selesai
Tempat : Jalan Prona III Lokasi II Gg. Kapul RT.25/02,
Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin, Kalimantan selatan
1.5.1 Tujuan
1.5.1.1 Umum
Kunjungan Rumah bertujuan untuk melengkapi dan
mengklasifikasi data yang didapat dari klien serta melakukan
asuhan keperawatan, yaitu memberikan penyuluhan kesehatan
jiwa kepada keluarga khususnya keperawatan yang dihadapi
klien.
1.5.1.2 Khusus
Mengidentifikasi riwayat kesehatan klien yaitu :
1.5.1.2.1 Riwayat penyakit yang diderita klien baik sebelum
maupun sesudah dirawat di RSJ.
1.5.1.2.2 Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah
ada yang menderita gangguan jiwa.
1.5.1.2.3 Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien
mempunyai masalah dalam keluarga, lingkungan,
masyarakat, tempat kerja.
1.5.1.2.4 Mengklasifikasi data yang didapat dari klien dan
keluarga.
1.5.1.2.5 Melakukan intervensi kepada keluarga tentang
perawatan klien.
1.5.1.2.6 Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang
dialami klien dan cara mengatasinya.
1.5.1.2.7 Mengajukan kepada keluarga untuk siap dan dapat
menerima klien sebagai anggota keluarga untuk dapat
memenuhi kebutuhan klien.

4
1.5.1.2.8 Menganjurkan keluarga untuk memberikan
kesempatan kepada klien mencurahkan perasaannya.
1.5.1.2.9 Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan
aktifitas/kesibukan sesuai dengan kemampuan klien.
1.5.2 Metode
Ceramah dan tanya Jawab
1.5.3 Media
Leaflet

1.5.4 Tahap Pelaksanaan


Tabel 1.1 Tahap Pelaksanaan
Tahap Kegiatan Pemberi Materi Kegiatan Media
Sasaran
Perkenalan 1) Ucapkan salam. Keluarga
2) Perkenalkan nama,asal,tujuan,dan klien
lama kunjungan.
3) Beri informasi bahwa klien mulai
dirawat oleh mahasiswa sejak
tanggal 06 September
2017,dimulai pada pukul 08.00
WITA.
4) Menanyakan tentang perilaku
klien dirumah yang menyebabkan
keluarga memutuskan untuk
membawa klien ke rumah sakit.
5) Menanyakan kepada keluarga
faktor apakah yang menyebabkan
klien mengalami gangguan jiwa.
6) Menanyakan tentang keluarga
klien (orang tua, saudara, dan
lain-lainnya).
7) Menanyakan harapan keluarga
terhadap kesembuhan klien.
8) Menanyakan dan mengobservasi
kondisi lingkungan tempat tinggal
klien.
9) Menanyakan kepada keluarga
mengenai cara perawatan dan
pengobatan yang telah dilakukan
keluarga selama klien dirumah
Penyajian Tindakan keperawatan sesuai dengan Keluarga Leaflet

5
diagnosa keperawatan halusinasi, klien
yaitu SP keluarga dimana klien
mendapat dukungan dari keluarga dan
diharapkan keluarga dapat merawat
klien dengan Halusinasi.

Penutup a. Evaluasi respon keluarga Keluarga


1) Evaluasi Subjektif klien
a) Menanyakan perasaan
kepada bapak/ibu setelah
berbincang-bincang.
b) Menanyakan kembali
kepada kelurga tentang
hal-hal yang baru saja
didiskusikan.
2) Evaluasi Objektif
a) Menanyakan kembali
kepada keluarga tentang
tanda dan gejala serta
penyebab halusinasi,
akibat yang akan terjadi
apabila tidak ditangani,
dan cara keluarga untuk
memberikan dukungan
kepada klien dalam
merawat klien.
b) Mengobservasi ekspresi
keluarga selama
pembicaraan dan respon
perilaku terhadap
kunjungan.
c) Meminta keluarga untuk
menngulang kembali
(validasi) cara merawat
serta dukungan keluarga
dengan klien.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menanyakan kepada keluarga
tentang harapan dan
keinginan selanjutnya.
2) Meminta keluarga
menjelaskan kembali yang
telah didiskusikan dan tetap
berkonsultasi dengan dokter.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Masalah Utama


Halusinasi
2.2. Proses Terjadinya Masalah
2.2.1 Pengertian
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada
panca indera seorang klien, yang terjadi dalam keadaan sadar/ bangun,
dasarnya mungkin organik, fungsional, psikotik maupun histerik
(Maramis, 2000 dalam Trimelia, 2011).
Halusinasi adalah terganggunya persepsi sensori seseorang dimana
tidak terdapat stimulus (Varcarolis, 2006 dalam Trimelia, 2011).
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanda
stimulus dari luar. Halusinasi merupakan pengalaman terhadap
mendengar suara Tuhan, suara setan dan suara manusia yang berbicara
terhadap dirinya, sering terjadi pada klien skozofrenia (Stuart &
Sundeen, 1995 dalam Trimelia, 2011).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seorang mengalami
perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang
diprakarsai secara internal/eksternal disertai dengan suatu
pengurangan/berlebih, distorsi atau kelainan berespons terhadap
stimulus (Townsend, 1998 dalam Trimelia, 2011).
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa
stimulus yang nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang
nyata tanpa stimulu s/rangsang dari luar. Halusinasi merupakan distorsi

7
persepsi yang muncul dari berbagai indera (Stuart & Laraia, 2005 dalam
Trimelia, 2011).

Jenis-jenis Halusinasi:
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap
antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar
dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris,gambar kartun,bayangan yang rumit atau kompleks.
Bayangan bias menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.
3. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu
sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
6. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makan atau pembentukan urine
7. Kinisthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

2.2.2 Faktor predisposisi


Faktor predisposisi menurut Trimelia (2011):

8
1. Faktor biologis
Terdapat lesi pada area frontal, temporal dan limbik.
2. Faktor perkembangan
Rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan individu
tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri
dan lebih rentan terhadap stress adalah merupakan salah satu tugas
perkembangan yang terganggu.
3. Faktor sosiokultural
Individu yang merasa tidak diterima lingkungannya akan merasa
disingkirkan, kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.
4. Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebihan dialami individu maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusogenik neurokimia
seperti Buffofenon dan Dimetytransferase (DMP). Akibat stress
berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmiter otak.
Misalnya terjadi ketidakseimbangan Acetylcholin dan Dopamin.
5. Faktor psikologis
Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Selain itu ibu yang
pencemas, overprotektif, dingin, tidak sensitif, pola asuh tidak
adekuat, konflik perkawinan, koping tidak adekuat juga berpengaruh
pada ketidakmampuan individu dalam mengambil keputusan yang
tepat demi masa depannya. Individu lebih memilih kesenangan sesaat
dan lari alam nyata menuju alam nyata.
6. Faktor genetik
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang di asuh oleh orangtua
skizofrenia cenderung akan mengalami skizofrenia juga.
2.2.3 Faktor presipitasi
Faktor presipitasi menurut Trimelia (2011):
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respons neurobiologik
yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak
yang mengatur proses informasi dan adanya abnormalitas pada

9
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Pemicu gejala
Pemicu atau stimulus yang sering menimbulkan episode baru suatu
penyakit yang biasanya terdapat pada respons neurobiologis yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan
perilaku individu.
3. Kesehatan, seperti gizi buruk, kurang tidur, keletihan, infeksi, obat
SSP, gangguan proses informasi, kurang olah raga, alam perasaan
abnormal dan cemas.
4. Lingkungan, seperti lingkungan penuh kritik, gangguan dalam
hubungan interpersonal, masalah perumahan, stress, kemiskinan,
tekanan terhadap penampilan, perubahan dalam kehidupan dan pola
aktivitas sehari-hari, kesepian (kurang dukungan) dan tekanan
pekerjaan.
5. Perilaku, seperti konsep diri rendah, keputusasaan, kehilanagn
motivasi, tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual, bertindak
berbeda dengan orang lain, kurang keterampilan sosial, perilaku
agresif dan amuk.
Menurut Rawlins dan Heacokck (dalam Trimelia, 2011), penyebab
halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi berikut:
1. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik, seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu
yang lama.
2. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar masalah yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi
dapt berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup
lagi menentang perintah tersebut, sehingga klien berbuat sesuatu
terhadap ketakutan tersebut.
3. Dimensi intelektual

10
Bahwa individu dengan hausinasi akan memperlihatkan adanya
penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha
dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun
merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat
mengambil seluruh perhatian klien dan tidak jarang akan mengontrol
semua prilaku klien.
4. Dimensi sosial
Klien mengalami interaksi sosial dalam fase awal dan comforting,
klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat
membahayakan. Klien asik dengan halusinasinya seolah-olah ia
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,
kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan dalam dunia nyata.
Isi halusinasi dijadikan sistem kontrol oleh individu tersebut,
sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang
lain individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting
dalam melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan
mengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman
interpesonal yang memuaskan, serta mengusahakan klien tidak
menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya
dan halusinasi tidak berlangsung.

5. Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup,
rutinitas tidak bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang
berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri. Irama sirkadiannya
terganggu karena sering tidur larut malam dan bangun sangat siang.
Saat terbangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya.
Individu sering memaki takdir tetapi lemah dalam upaya menjemput
rezeki, menyalahkan lingkungan dan orang lain yang menyebabkan
takdirnya memburuk.
2.2.4 Rentang respon

11
Respons neurobiologis individu daapt diidentifikasi sepanjang rentang
respons adaptif sampai maladaptif, menurut Stuart dan Laraia (1998)
dalam Trimelia (2011) adalah sebagai berikut:

Respons Adaptif Respons Maladaptif

 Pikiran logis  Pikiran kadang  Gangguan proses


 Persepsi akurat menyimpang pikir/delusi/waham
 Emosi konstan  Ilusi  Etidakmampuan
dengan  Reaksi untuk mengalami
pengalaman emosional emosi
 Perilaku sesuai berlebih/kurang  ketidakteraturan
 Hubungan  Perilaku ganjil  Isolasi sosial
sosial harmonis  Menarik diri  halusinasi

2.2.5 Masalah Keperawatan


Effect Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core Problem Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Causa Isolasi Sosal

Harga Diri Rendah Kronis


Pohon masalah perubahna persepsi sensori: Halusinasi (Fitria, 2014)

Diagnosis Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

12
2.2.6 Cara Merawat Klien dengan Halusinasi
Menurut Stuart (2007), strategi merawat klien dengan halusinasi
yaitu membina hubungan interpersonal dan saling percaya, mengkaji
gejala halusinasi, memfokuskan pada gejala dan minta klien
menjelaskan apa yang sedang terjadi, mengkaji penggunaan alkohol
atau obat terlarang, mengatakan bahwa perawat tidak mempunyai
stimulus yang sama, membantu klien mengidentifikasikan kebutuhan
yang dapat memicu halusinasi dan membantu menangani gejala yang
mempengaruhi aktifitas hidup sehari-hari.
Menurut Keliat, dkk (2011) tindakan keperawatan yang dapat
diberikan untuk keluarga klien halusinasi adalah sebagai berikut:

1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat klien.


2. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami klien, tanda dan gejala halusinasi, proses
terjadinya halusinasi dan cara merawat klien halusinasi.
3. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara
merawat klien dengan halusinasi langsung di hadapan klien.
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang
perawatan lanjutan klien.
Merawat klien berarti juga harus terlibat langsung dengan program
pengobatan klien. Peran keluarga dibutuhkan dalam mengawasi klien
minum obat. Oleh karena itu penting bagi
keluarga untuk mengetahui tentang obat dan efek samping obat.
Keluarga diharapkan mengetahui manfaat obat, jenis, dosis, waktu, cara
pemberian dan efek samping obat. Kondisi halusinasi dalam perawatan
dan pengobatan bisa dikontrol oleh obat (Videbeck, 2008).

13
Penatalaksanaan terpentingnya adalah bagaimana klien dengan
halusinasi tahu manfaat obat, kemudian mau minum obat dan patuh,
sehingga mampu mengikuti dan mempertahankan terapinya untuk
mengontrol halusinasinya (Suwardiman, 2011).

14
BAB III
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH

3.1 Identitas Klien


Nama : Tn.M.R
Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/WNI
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Jalan Prona III Lokasi II Gg. Kapul RT.25/02,
Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin, Kalimantan selatan
Ruang di Rawat : Ruang Program Khusus Napza Pria
Tanggal MRS : 08 Agustus 2017
Tanggal Pengkajian : 06 Agustus 2017
No.Registrasi : 02.xx.xx
Diagnosa Medis : F.19.5
Penanggung jawab : Ny. M
Hubungan dengan klien : Orang tua
Tanggal Kunjungan : Kamis, 14 September 2017

3.2 Riwayat Sakit


Klien mengatakan klien di bawa ke RSJ Sambang Lihum karena melamun,
tidak tidur, mondar-mandir, klien selalu mendengar bisikan yang tidak jelas
isi pesanya, suaranya kadang perempuan kadang laki-laki, suara itu didengar
terus menerus sehingga membuat klien selalu mengoceh selama ± 4 hari.
Klien mengatakan menggunakan lem fox sejak kelas 2 SMP, minum
alkohol sejak masuk SMA, dan mengkonsumsi Zenith ± satu bulan terakhir
sebelum masuk RSJ Sambang Lihum, selama di rumah. Selama di rumah
sakit klien mengatakan masih mendengar bisikan suara, suara wanita tua,
yang berkata “bulik sudah bulik” setiap malam.
Klien merupakan pengguna Napza yang kemudian mengalami kelainan
mental dan tingkah laku di akibatkan oleh zat psikoaktif.

3.3 Tujuan Kunjungan Rumah


1. Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa dan menjadi sistem pendukung yang efektif.
2. Tujuan Khusus

15
a. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan
kondisi klien selama di rumah sakit.
b. Memvalidasi data dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan
data sekunder (rekam medik) mengenai:
- Keluarga
1) Alasan masuk atau dirawat di rumah Sakit.
2) Keadaan ekonomi
3) Keharmonisan keluarga
4) Komunikasi dalam keluarga
5) Harapan keluarga terhadap klien
6) Pengetahuan keluarga tentang perawatan klien
7) Faktor predisposisi dan presipitasi.
8) Genogram keluarga.
9) Persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita klien.
- Lingkungan
1) Fasilitas ibadah
2) Pendapat masyarakat tentang penyakit klien
3) Tempat pelayanan kesehatan terdekat
4) Pemanfaatan keluarga dengan pelayanan keseehatan.
c. Melakukan imlementasi tentang diagnosa keperawatan.
3. Support system dalam keluarga.
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang perawatan klien gangguan jiwa
di rumah dikaitkan dengan 5 fungsi keluarga, yaitu:

a. Keluarga dapat mengenal masalah yang menyebabkan klien kambuh.


b. Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan
terhadap klien.
c. Keluarga dapat merawat klien dirumah.
d. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik dalam
merawat klien.
e. Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat untuk merawat kesehatan klien.
4. Memberikan penjelasan kepada keluarga sesuai dengan masalah yang
ditemukan saat pengkajian, dan mengajarkan keluarga cara merawat klien
di rumah.
5. Memotivasi keluarga untuk melanjutkan perawatan di rumah.

3.4 Rencana Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terpeutik
1) Ucapkan salam.
2) Perkenalkan nama,asal,tujuan,dan lama kunjungan.
3) Beri informasi bahwa klien mulai dirawat oleh mahasiswa sejak
tanggal 06 September 2017,dimulai pada pukul 08.00 WITA.

16
4) Menanyakan tentang perilaku klien dirumah yang menyebabkan
keluarga memutuskan untuk membawa klien ke rumah sakit.
5) Menanyakan kepada keluarga faktor apakah yang menyebabkan
klien mengalami gangguan jiwa.
6) Menanyakan tentang keluarga klien (orang tua, saudara, dan
lain-lainnya).
7) Menanyakan harapan keluarga terhadap kesembuhan klien.
8) Menanyakan dan mengobservasi kondisi lingkungan tempat
tinggal klien.
9) Menanyakan kepada keluarga mengenai cara perawatan dan
pengobatan yang telah dilakukan keluarga selama klien dirumah.
b. Kontrak
Selama 1,5 jam ( pukul 09.00 – 10.30 WITA ) perawat dan keluarga
akan berdiskusi tentang cara perawatan klien yang seharusnya
dilakukan keluarga selama dirumah, memberi informasi tentang
kondisi klien di rumah sakit, validasi data dari keluarga, dan
kesiapan keluarga terhadap kepulangan klien.
2. Fase Kerja
Tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan halusinasi,
yaitu SP keluarga dimana klien mendapat dukungan dari keluarga dan
diharapkan keluarga dapat merawat klien dengan Halusinasi.
Tindakan Keperawatan:
SP Keluarga
SP 1
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta halusinasi (gunakan
booklet)
3. Jelaskan cara merawat klien dengan halusinasi
4. Latih cara merawat halusinasi : Hardik
5. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
SP 2
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat menghardik beri pujian
2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
3. Latih cara memberikan / membimbing minum obat
4. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
SP 3
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat dalam menghardik dan
memberikan obat
2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan mengontrol halusinasi
3. Latih dan sediakan waktu untuk bercakap dengan klien terutama saat
halusinasi

17
4. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal, berikan pujian

SP 4
1. Evaluasi kegiatan keluarga merawat, menghardik, memberikan obat
beri pujian
2. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM
3. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
SP 5
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat, menghardik, minum
obat, bercakap-cakap dan follow up. Beri pujian
2. Nilai kemampuan keluarga merawat klien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan RSJ/PKM
3. Fase Terminasi Keluarga
a. Evaluasi respon keluarga
1) Evaluasi Subjektif
a) Menanyakan perasaan kepada bapak/ibu setelah berbincang-
bincang.
b) Menanyakan kembali kepada kelurga tentang hal-hal yang
baru saja didiskusikan.
2) Evaluasi Objektif
a) Menanyakan kembali kepada keluarga tentang tanda dan
gejala serta penyebab halusinasi, akibat yang akan terjadi
apabila tidak ditangani, dan cara keluarga untuk memberikan
dukungan kepada klien dalam merawat klien.
b) Mengobservasi ekspresi keluarga selama pembicaraan dan
respon perilaku terhadap kunjungan.
c) Meminta keluarga untuk menngulang kembali (validasi) cara
merawat serta dukungan keluarga dengan klien.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menanyakan kepada keluarga tentang harapan dan keinginan
selanjutnya.
2) Meminta keluarga menjelaskan kembali yang telah didiskusikan
dan tetap berkonsultasi dengan dokter.

BAB IV
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
Berdasarkan surat tugas dari tim pendidikan dan BLUD RSJ Sambang Lihum
Kalimantan Selatan tanggal 11 September 2017 mahasiswa kemudian melakukan
kunjungan rumah dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan jiwa adapun
data Puskesmas wilayah Klien tinggal adalah sebagai berikut:

18
4.1 Data Puskesmas

Gambar 4.1 Puskesmas Pemurus Baru

4.1.1 Profil Puskesmas Pemurus Baru


4.1.1.1 Identitas Puskesmas
Nama Puskesmas : Puskesmas pemurus Baru
Kode Puskesmas : 63710104
Alamat : Jl. Prona I RT.16 no 29 RW.05
Kelurahan Pemurus jkbBaru
Kode Pos 70247
Telepon : 0511-3275657
Email : pkmbjmpemurusbaru@yahoo.com.id
4.1.2 Motto-Visi-Misi-Budaya Kerja Organisasi-Janji Pelayanan
4.1.2.1 Moto
Bersatu kita bisa
4.1.2.2 Visi
Kayuh baimbai menuju Banjarmasin BAIMAN
(Bertaqwa, Aman, Indah, Maju, Amanah, dan Nyaman)
4.1.2.3 Misi
1. Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
terjangkau, dan berkeadilan
2. Membangun profesionalisme dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal baik individu, keluarga,
dan masyarakat
3. Mendorong kemandirian perilaku sehat masyarakat di
wilayah kerja
4. Menggerakkan peran aktif masyarakat dalam memujudkan
lingkungan sehat
4.1.3 Data Geografi
Puskesmas Pemurus Baru mempunyai dua wilayah kerja yaitu
kelurahan Pemurus Baru 112,11 ha dan kelurah Murung Raya 63,31
ha yang berbatasan dengan :
Kelurahan Pemurus Baru :
 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Perkapuran Raya dan
Kelurahan Karang Mekar Kecamatan Banjarmasin Timur

19
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Pemurus Dalam
Kecamatan Banjarmasin Selatan
 Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Kelurahan Tanjung Pagar dan
Kelurahan Murung Raya
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Pemrus Luar Kec.
Banjar Timur.
Kelurahan Murung Raya :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Kelayan Dalam
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Pagar
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Kelayan Timur
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Pemurus Dalam
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2016
Kelurahan Luas (Ha) Persentase
Pemurus Baru 112,11 ha 61,80 %
Murung Raya 69,31 ha 37,20 %
Wilayah Kerja Puskesmas Pemurus Baru 181,42 ha 100%

4.1.4 Data Demografi


4.1.4.1 Jumlah Penduduk
Tabel 4.2 Estimasi Jumlah Penduduk
Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2016
Target Sasaran Pemurus Baru Murung Raya
Laki- Wanita Jumlah Laki- Wanita Jumlah
laki laki
Bayi 164 162 326 144 135 279
Surviving Infant 164 158 322 143 131 274
Bayi
Balita 631 624 1255 560 542 1102
Anak Prasekolah 328 324 652 288 270 558
Remaja 1590 1572 3162 1407 1355 2762
Caten 0 125 125 0 109 109
WUS 0 3374 3374 0 2946 2946
Bumil 0 358 358 0 307 307
Bulin/Bufas 0 341 341 0 293 293
Lansia 676 668 1344 598 576 1174
Total Penduduk 2950 7961 15811 7036 6773 13809
Sumber Data: Sasaran Proyeksi PUSDATIN Tahun 2016

4.1.4.2 Sarana Pelayanan Kesehatan


1. Sarana kesehatan milik pemerintah
Tabel 4.3 Data Sarana Kesehatan Di Wilawah Kerja Puskesmas
Pemurus Baru Tahun 2016

No. Fasilitas Jumlah Alamat


1. Rumah Sakit 0 -
2. Puskesmas 1 Jl. Prona 1 RT 16 No.

20
28 kel. Pemurus Baru
3. Puskesmas Pembantu 1 Jl. Kelayan A RT 12
4 Poskesdes (Semi Permanen) 2
5 Lab Kesehatan Prop.Kalses 1 Jl. Bumi mas

2. Dokter/Dokter gigi praktik


Tabel 4.4 Data dokter/dokter gigi praktik mandiri di wilayah kerja Puskesmas
Pemurus Baru tahun 2016

No. Fasilitas Status Alamat


1 dr. Widi Praktik Jl. Prona 11 RT.12
Manandiri
(berijin)
2 dr. Nida Amalya Dokter Jl. Bumi Mas RT. 6
Keluarga
(berijin)

3.Apotik
Tidak ada fasilitas apotik mandiri di wilayah kerja
puskesmas Pemurus Baru tahun 2016

4.Toko Obat
Tabel 4.5 Data Toko Obat di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru tahun 2016
No. Fasilitas Status Alamat
1 Toko obat “CITRA” Berijin Jl. Prona 1 RT. 16
(pasar lokasi)
2 Toko Obat “IKHTIAR” Berijin Jl. Bumi Mas Raya
3 Toko Obat “AL-FATIH” Berijin Jl. Kelayan A II RT 7
4 Toko Obat “SEDERHANA” Tidak Berijin Jl. Lokasi 2
5 Toko Obat “BHANI” Tidak Berijin Jl. Bumi Mas Raya

4.1.4.3 Pengobatan Dasar


Dalam hal jumlah kunjungan puskesmas dan kunjungan
rawat jalan Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2016

No. Bulan Klien Klien JKN Bayar Jumlah


umum/
klaim
PBI BPJS ASKES
1 Januari 950 293 128 160 116 1647
2 Februari 1034 355 105 160 143 1797

21
3 Maret 1126 392 129 180 139 1966
4 April 1099 378 126 153 148 1904
5 Mei 1120 367 103 164 108 1862
6 Juni 1032 351 117 142 111 1753
7 Juli 892 286 86 140 81 1485
8 Agustus 1064 291 108 142 91 1696
9 September 1109 336 133 179 127 1884
10 Oktober 1188 404 139 159 123 2013
11 November 1197 455 142 154 112 2060
12 Desember 974 403 102 168 90 1737
Jumlah 12785 4311 1418 1901 1389 21804
Sumber : Register Kunjungan Puskesmas Tahun 2016

4.1.4.4 Pelayanan Kesehatan Jiwa


Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di Puskesmas
Pemurus Baru, ditemukan bahwa Puskesmas Pemurus Baru
belum memiliki Poli Jiwa, tetapi Puskesmas Pemurus Baru
selalu menerima klien Jiwa untuk dilayani dan dirujuk ke
BLUD RSJ Sambang Lihum Kalimantan Selatan. Sampai
dengan Agustus 2017 tercatat ada 44 orang klien dengan
gangguan jiwa yang aktif berobat ke Puskesmas Pemurus
Baru.
a. Masalah
- Pelayanan jiwa sering terkendala dengan jumlah obat
yang kurang lengkap.
- Fasilitas ruang pelayanan yang masih belum memadai.
- Untuk jadwal program pelayanan kes jiwa di
Puskesmas Pemurus Baru secara terjadual tidak ada,
tapi kalau ada klien jiwa yang datang langsung
dilayani seperti klien yang lain. Pasin jiwa disamakan
sama seperti klien umum
- Puskesmas Pemurus Baru tersebut tidak mengetahui
bahwa Tn.M.R adalah warga wilayah kerja Puskesmas

22
Pemurus Baru tersebut dan tidak pernah melakukan
kunjungan kerumah Tn.M.R dan keluarga Tn.M.R.
b. Pemecahan Masalah
- Menambah persedian obat yang sesuai dengan jumlah
klien yang datang.
- Menyediakan ruangan pelayanan yang memadai
sehingga pelaksanaan pelayanan lebih nyaman baik
bagi petugas mau pun bagi klien.

c. Obat yang tersedia


Tabel 4.7 Obat yang tersedia di Puskesmas Pemurus Baru
Nama obat Indikasi
THP Untuk melemaskan badan agar tidak kaku
dan lebih rileks
Haloperidol Membantu mengurangi gaduh gelisah dan
keinginan untuk melukai diri sendiri.
Risperidon Untuk mengobati ketidakstabilan emosi,
gangguan otak, depresi, suasana hati mudah
tersinggung
chlorpromazine Untuk mengobati cegukan
keras,skizofrenia, paranoit, hypomania dan
kegelisahan
Clozapine Mengurangi halusinasi, gelisa, gugup dan
membantu mencegah bunuh diri pada orang
yang mencoba menyakiti diri sendiri
Amitriptyline Untuk membantu meningkatkan mood dan
perasaan senang, mengurangi kecemasan
dan ketegangan, membantu anda tidur lebih
baik, dan meningkatkan tingkat energi

4.1.4.5 Angka Estimasi Gangguan Jiwa dan Perkembangan GAP


a) Perhitungan GAP 2013
- Estemasi Jumlah Penduduk dewasa berdasarkan
jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Pemurus Baru Banjarmasin
Jumlah penduduk total x 70% = jumlah penduduk
dewasa

29.620 x 70% = 20.734 jiwa

23
- Estimasi angka kejadian gangguan jiwa berat
berdasarkan jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Pemurus Baru
Jumlah penduduk dewasa x 0,14% = jumlah gg jiwa
berat

20.734 x 0,14% = 29,02 dibulatkan 29 jiwa

- Estimasi angka kejadian gangguan jiwa ringan


berdasarkan jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Pemurus Baru
Jumlah penduduk dewasa x 5,1% = jumlah gg jiwa
ringan

20.734 x 5,1% =1.057 jiwa

- Estimasi angka kejadian pasung berdasarkan


jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Pemurus Baru

Jumlah gangguan klien jiwa berat x 14,3%

29 x 14,3% = 4,1 dibulatkan 4 jiwa

b) GAP gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas


Pemurus Baru

X 100%
GAP = Total Kunjungan pertahun

Gangguan jiwa ringan + Gaggguan jiwa berat

GAP = 21804 × 100% =


29 + 1.057
21804 × 100% = 20 %
1.086
Jumlah Penduduk Jiwa yang belum tertangani :
100% - GAP = 100% - 20%= 80%

24
Tabel 4.8 Perhitungan Estimasi Gangguan Jiwa dan
Estimasi GAP Tahun 2013 di Wilayah
Puskesmas Pemurus Baru

No. Estimasi Gangguan Jiwa Hasil


1. Total jumlah penduduk 29.620
Puskesmas Pemurus Baru
2. Jumlah gangguan jiwa berat 29
3 Jumlah gangguan jiwa ringan 1.057
4. Jumlah angka kejadian pasung 4
5. Total gangguan jiwa 1.086
6. Total kunjungan Puskesmas 21.804
2016
7. Perhitungan GAP 20%
9. Total jumlah penduduk jiwa 80%
yang belum tertangani

3.3.4.1 Analisis GAP


Berdasarkan perhitungan GAP yang menyatakan jumlah
penduduk jiwa yang belum tertangani di wilayah kerja
Pemurus Baru sebesar 80% dapat dikarenakan men, money,
method, material, dan machines maka didapatkan analisis
GAP sebagai berikut:
a. Men (Ketenagaan)
1. Strength /Kekuatan
a) Jumlah sumber daya manusia di Puskesmas
Pemurus Baru berjumlah 28 orang
2. Weakness = Kelemahan
a) Tidak ada dr. Spesialis jiwa
b) Tidak ada kader-kader jiwa
3. Opportunity = Peluang
a) Adanya kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan terkait
kesehatan jiwa
b) Puskesmas dapat menerima mahasiswa untuk
berpraktik untuk meningkatkan layanan jiwa ke
masyarakat, mendata dan menjaring masyarakat
wilayah kerja Pemurus Baru dengan turun
langsung ke lapangan

25
c) Adanya kebijakan Puskesmas dalam melakukan
perekrutaran tenaga keperawatan guna
memberikan pelayanan yang maksimal.
d) Adanya Pustu dan Poskesdes yang dapat turut
serta membantu pelayanan jiwa dan pendataan
masyarakat dengan gangguan jiwa
4. Threathened = Ancaman
a) Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional
b) Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan (HAK PASIEN)
Solusi:
1. Perlu dibentuknya kader-kader pelayanan jiwa
sehingga mampu mendata dan menjangkau
masyarakat dengan gangguan jiwa
b. Money (Pembiayaan)
Tidak dapat dianalsis karena kurangnya data
c. Method (Metode)
1. Tidak ada alur khusus untuk pasien dengan gangguan
jiwa
Solusi:
1. Perlu dibuat alur khusus untuk penanganan klien
dengan gangguan jiwa secara jelas
d. Material (Bahan Baku)
1. Belum adanya Poli Jiwa
Solusi:
1. Perlu dibuat Poliklinik Jiwa untuk memaksimalkan
kinerja pelayanan jiwa di Puskesmas Pemurus Baru
2. Puskesmas perlu bekerjasama dengan beberapa LSM
e. Machines (Mesin)
Tidak dapat dianalsis karena kurangnya data

3.3.4.2 Data Ketenagaan


Adapun jumlah ketenagakerjaan di wilayah kerja Puskesmas
Pemurus Baru adalah sebegai berikut:
Tabel 4.9 Ketenagaan Puskesmas Pemurus Baru

26
Jenis Pendidikan Status Tenaga kerja
Tenaga Kepegawaian
S2 S1 D3 D1 SMK PNS Kont PTT Pus Pus Posk
rak kes tu esde
ma s
s
Kepala 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskes
Dokter 0 2 0 0 0 2 0 0 1 0 0
Dokter Gigi 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
Bidan 0 0 7 0 0 7 0 1 6 0 2
Perawat 0 1 3 0 2 5 1 0 5 1 0
Perawat 0 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0
Gigi
Sanitarian 0 0 1 0 1 2 0 0 2 0 0
Tenaga Gizi 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0
Analis 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
Kesehatan
Tenaga 0 1 1 0 1 2 1 0 3 0 0
Farmasi
SKM 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
Non Nakes 0 0 0 0 4 2 2 0 4 0 0
TOTAL 0 6 15 0 9 26 4 1 28 1 2
Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Pemurus Baru 2016

4.2 Data Klien


4.2.1 Identitas Klien
Nama Klien : Tn.M.R
Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Diagnosa Medis : F.19.5
No.Registrasi : 02.xx.xx
Tanggal MRS : 08 Agustus 2017
4.2.2 Keluarga Yang Dikunjungi
Inisial Keluarga : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan Dengan Klien : Ibu kandung
Alamat : Jalan Prona III Lokasi II Gg. Kapul
RT.25/02, Pemurus Baru,
Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Tanggal Kunjungan : Kamis, 14 September 2017
4.2.3 Sosial Ekonomi
4.2.3.1 Tempat Tinggal

27
Gambar 4.2 Rumah Klien
Menurut informasi yang didapatkan dari ibu klien tinggal
berpindah-pindah kadang tinggal bersama ibu kandung klien di
rumah majikan ibu klien di jalan Prona III Lokasi II Gg.
Kapul RT.25/02, Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kadang klien tinggal
bersama kakak klien yang telah berkeluarga, dan sebelum sakit
klien tinggal bersama ayah dan ibu angkat klien yang
merupakan saudara dari ibu klien.
4.2.3.2 Keadaan Rumah
Rumah kakak klien yang merupakan tempat kunjungan
berstruktur kayu, berdinding kayu, beratap seng dan berlantai
papan, keadaan rumah cukup bersih, kurang pencahayaan
tampak sempit karena ada barang-barang di ruang tamu.
4.2.3.3 Penanggung Ekonomi Keluarga
Sejak ayah klien meninggal ibu klien merupakan penanggung
jawab dan tulang punggung keluarga, ibu klien sekarang
bekerja sebagai asisten rumah tangga.
4.2.4 Penilaian Sikap Keluarga Terhadap Penerimaan Kembali Klien
dari Rumah Sakit Jiwa
4.2.4.1 Riwayat sakit
Informasi yang didapatkan dari ibu klien, ibu klien
mengatakan klien tiba-tiba di antar pulang ke rumah
kakaknya oleh rekan kerja klien yang merupakan rekan kerja
sampingan klien sebagai penjaga parkir, karena klien tampak
bingung, melamun dan tidak melakukan apa-apa, ± 4 hari
klien hanya mondar mandir di rumah dan banyak melamun,
mengoceh tidak jelas, karena takut klien mengamuk tangan
klien diikat dan klien langsung dibawa ke RSJ Sambang
Lihum.

28
Informasi yang didapatkan dari klien, klien mengatakan
menggunakan lem fox sejak kelas 2 SMP, minum alkohol
sejak masuk SMA, dan mengkonsumsi Zenith ± satu bulan
terakhir sebelum masuk RSJ Sambang Lihum, selama di
rumah klien selalu mendengar bisikan yang tidak jelas isi
pesanya, suaranya kadang perempuan kadang laki-laki, suara
itu didengar terus menerus. Selama di rumah sakit klien
mengatakan masih mendengar bisikan suara, suara wanita
tua, yang berkata “bulik sudah bulik” setiap malam.
4.2.4.2 Sikap keluarga terhadap klien
Ibu dan kakak klien sangat menyayangi klien sehingga ibu
klien ingin anaknya dirawat sampai klien sembuh. Sesekali
ibu klien datang berkunjung ke RSJ Sambang Lihum untuk
menjenguk dan melihat perkembangan klien.

4.2.4.3 Hal-hal dirasakan berat dalam melayani/ menerima klien


di rumah
Kakak klien mengatakan klien termasuk orang yang keras,
dan jarang di rumah, sulit menurut, cenderung selalu ingin
kehendaknya dituruti.
4.2.4.4 Hal-hal yang mendorong keluarga untuk menerima
kembali klien
Klien merupakan anak laki-laki satu-satunya .
4.2.4.5 Bagaimana rencana keluarga seandainya klien ini tetap
harus dipulangkan
Informasi yang didapat dari ibu klien, ibu klien mengatakan
setelah pulang nanti klien akan tinggal sebentar selama
beberapa bulan dengan ibu klien lalu di bawa ke kampung
untuk tinggal di kampung, fokus melanjutkan sekolah dan
ikut pesantren.
4.2.5 Tujuan Kunjungan
4.2.5.1 Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa dan menjadi sistem
pendukung yang efektif.
4.2.5.2 Tujuan Khusus

29
1. Keluarga mampu menjelaskan penyebab, tanda/gejala,
akibat, serta mampu memperagakan cara merawat.
2. Keluarga mampu menjelaskan cara menghardik
3. Keluarga mampu menjelaskan 6 benar cara memberikan
obat
4. Keluarga mampu menjelaskan cara bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi
5. Keluarga mampu menyebutkan kegiatan yang sudah
dilakukan dan mampu merawat serta dapat membuat RTL.
6. Keluarga mampu melaksanakan follow up dan rujukan
serta mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
4.2.6 Hasil Kunjungan Rumah
4.2.6.1 Implementasi dan Evaluasi
Tabel 4.10 Hasil Kunjungan Rumah
Hari/Tangg Paraf
Diagnosa Implementasi Evaluasi
al/Jam
Kamis, 14 Gangguan SP1 Keluarga S:
September persepsi a. Mendiskusikan - Keluarga Klien
2017 sensori: masalah yang mengatakan masalah yang
Jam 09.00 Halusinasi dirasakan keluarga dirasakan keluarga dalam
wita- pendengaran dalam merawat merawat Klien adalah
selesai Klien. keluarga tidak mengetahui
b. Menjelaskan mengenai penyakit yang
pengertian, tanda dialami Tn.M.R sebelum
dan gejala dijelaskan oleh perawat di
halusinasi yang RSJ Sambang lihum,
dialami Klien keluarga juga bingung
beserta proses mengapa anaknya tiba-tiba
terjadinya. mengalami hal demikian.
c. Menjelaskan cara- - Keluarga Klien
cara merawat mengatakan sudah
Klien dengan mengerti mengenai
halusinasi. pengertian, tanda gejala
d. Melatih cara serta proses terjadinya
merawat halusinasi
halusinasi : hardik - Keluarga Klien sudah
mengerti cara merawat
Klien dengan halusinasi.
- Keluarga Klien
mengatakan akan
membantu menghardik
halusinasi Klien jika
halusinasi Klien muncul.
O:
- Keluarga Klien nampak
penuh perhatian pada
mahasiswa saat
mahasiswa

30
menyampaikan informasi.
- Keluarga Klien tampak
aktif saat berdiskusi.
- Keluarga Klien mampu
menyebutkan pengertian,
tanda gejala serta proses
terjadinya halusinasi
- Keluarga Klien tampak
mempraktekkan cara
menghardik halusinasi
Klien jika halusinasi
Klien muncul.

A:
Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
- Evaluasi SP 1 keluarga
(Melatih cara merawat
halusinasi : hardik)
- Lanjutkan SP 2 keluarga
 Mengevaluasi
kegiatan keluarga
dalam
merawat/melatih
Klien menghardik
beri pujian
 Menjelaskan 6 benar
cara memberikan
obat
 Melatih cara
memberikan/
membimbing minum
obat
 Menganjurkan
membantu Klien
sesuai jadwal dan
beri pujian
SP2 Keluarga S:
a. Mengevaluasi - Keluarga Klien
kegiatan keluarga mengatakan sudah
dalam mengetahui cara merawat
merawat/melatih Klien dirumah seperti
Klien menghardik halusinasi
menghardik beri Klien muncul
pujian - Keluarga Klien
b. Menjelaskan 6 mengatakan sudah
benar cara mengetahui 6 benar cara
memberikan obat memberikan obat yang
(benar obat, guna, benar untuk Klien

31
dosis, frekuensi, - Keluarga klien
cara, kontinuitas mengatakaan sulit
minum obat, mengingat nama obat
akibat jika obat hanya ingat warna obat
tidak diminum saja
sesuai program, - Keluarga Klien
akibat putus mengatakan akan
obat). membantu Klien dalam
c. Melatih cara membimbing minum
memberikan/ obat.
membimbing O:
minum obat - Keluarga Klien tampak
d. Menganjurkan melakukan re-
membantu Klien demonstrasi dengan baik
sesuai jadwal dan cara menghardik
beri pujian halusinasi jika halusinasi
Klien muncul.
- Keluarga Klien tampak
memahami cara
memberikan obat yang
benar untuk Klien.
- Keluarga Klien tampak
mau untuk membantu
dalam membimbing
Klien minum obat
A:
Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
- Evaluasi SP 2 keluarga
(Melatih cara merawat
halusinasi : hardik dan
memberikan obat yang
benar sesuai prinsip 6
benar obat)
- Lanjutkan SP 3 keluarga
 Mengevaluasi
kegiatan keluarga
dalam
merawat/melatih
Klien dalam
menghardik dan
memberikan obat
 Menjelaskan cara
bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi
 Melatih dan
menyediakan waktu
untuk bercakap-

32
cakap dengan Klien
terutama saat
halusinasi
 Menganjurkan
keluarga membantu
Klien sesuai jadwal
dan berikan pujian

SP3 Keluarga S:
a. Mengevaluasi - Keluarga Klien
kegiatan keluarga mengatakan sudah
dalam mengetahui cara merawat
merawat/melatih Klien dirumah seperti
Klien dalam menghardik halusinasi
menghardik dan Klien saat muncul dan
memberikan obat memberikan obat secara
b. Menjelaskan cara teratur dengan prinsip 6
bercakap-cakap benar
dan melakukan - Keluarga Klien
kegiatan untuk mengatakan akan
mengontrol menyediakan waktu
halusinasi untuk mengajak Klien
c. Melatih dan bercakap-cakap dan
menyediakan melakukan kegiatan
waktu untuk untuk mengontrol
bercakap-cakap halusinasi
dengan Klien - Keluarga Klien
terutama saat mengatakan akan
halusinasi membuat jadwal kegiatan
d. Menganjurkan aktivitas untuk Klien
membantu Klien O:
sesuai jadwal dan - Keluarga Klien tampak
berikan pujian. sudah mengetahui cara
merawat Klien dirumah
seperti menghardik
halusinasi Klien muncul
dan memberikan obat
secara teratur dengan
prinsip 6 benar
- Keluarga Klien tampak
akan menyediakan waktu
untuk mengajak Klien
bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi
- Keluarga Klien tampak
dapat membuatkan
jadwal kegiatan rutin
untuk Klien
A:
Gangguan persepsi

33
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
- Evaluasi SP 3 keluarga
(melatih keluarga untuk
merawat Klien dirumah
seperti menghardik
halusinasi, memberikan
obat secara teratur
dengan prinsip 6 benar
dan menyediakan waktu
untuk mengajak Klien
bercakap-cakap serta
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi)
- Lanjutkan SP 4 keluarga
 Mengevaluasi
kegiatan keluarga
merawat/melatih
Klien menghardik,
memberikan obat
dan bercakap-cakap.
 Menjelaskan follow
up ke RSJ/PKM,
tanda kambuh,
rujukan.
 Menganjurkan
membantu Klien
sesuai jadwal.
SP 4 keluarga S:
a. Mengevaluasi - Keluarga Klien
kegiatan keluarga mengatakan sudah
merawat/melatih mengetahui cara merawat
Klien menghardik, Klien dirumah seperti
memberikan obat menghardik halusinasi,
dan bercakap- memberikan obat secara
cakap. teratur dengan prinsip 6
b. Menjelaskan benar, dan menyediakan
follow up ke waktu untuk mengajak
RSJ/PKM, tanda Klien bercakap-cakap
kambuh, rujukan. serta melakukan kegiatan
c. Menganjurkan untuk mengontrol
membantu Klien halusinasi)
sesuai jadwal. - Keluarga Klien
mengatakan akan
membawa Klien untuk
rutin kontrol RSJ
Sambang Lihum/PKM
O:
- Keluarga Klien tampak
sudah mengetahui cara

34
merawat Klien dirumah
seperti menghardik
halusinasi, memberikan
obat secara teratur
dengan prinsip 6 benar,
dan menyediakan waktu
untuk mengajak Klien
bercakap-cakap serta
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi)
- Keluarga Klien tampak
mengerti untuk
membawa Klien untuk
rutin kontrol RSJ
Sambang Lihum/PKM
A:
Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
1. Mengevaluasi kegiatan
keluarga dala merawat /
melatih klien
menghardik, minum
obat, bercakap-cakap,
kegiatan harian dan
follow up. Memberi
pujian
SP 5 S:
1. Mengevaluasi - Keluarga Klien
kegiatan keluarga mengatakan sudah
dala merawat / mengetahui cara merawat
melatih klien Klien dirumah seperti
menghardik, menghardik halusinasi,
minum obat, memberikan obat secara
bercakap-cakap, teratur dengan prinsip 6
kegiatan harian benar, dan menyediakan
dan follow up. waktu untuk mengajak
Memberi pujian Klien bercakap-cakap
serta melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi)
- Keluarga Klien
mengatakan ingat bahwa
ketika Klien sudah
pulang klien harus
dibawa untuk rutin
kontrol RSJ Sambang
Lihum/PKM
O:
- Keluarga Klien tampak

35
sudah mengetahui cara
merawat Klien dirumah
seperti menghardik
halusinasi, memberikan
obat secara teratur
dengan prinsip 6 benar,
dan menyediakan waktu
untuk mengajak Klien
bercakap-cakap serta
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi)
Keluarga Klien tampak
mengerti untuk
membawa Klien untuk
rutin kontrol RSJ
Sambang Lihum/PKM
A:
Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
Intervensi dihentikan
4.2.4.2 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa sudah membuat proposal kegiatan
kunjungan bimbingan rumah (home visite) sebelum
pelaksanaan dan sudah berkonsultasi dengan
pembimbing.
b. Mahasiswa sudah membuat surat izin pelaksanaan
sebelum pelaksanaan kunjungan rumah (home visite).
c. Mahasiswa mencari secara mandiri semua alamat yang
akan dituju seperti puskesmas, kantor kelurahan, rumah
ketua RT dan rumah Klien dengan cara bertanya dengan
warga sekitar.
d. Mahasiswa mengalami sedikit kesulitan dalam mencari
puskesmas, kantor kelurahan, rumah ketua RT dan
rumah Klien karena mahasiswa tidak tahu daerah
tempat tinggal Klien
2. Evaluasi Proses
a. Saat pelaksanaan kunjungan rumah (home visite),
mahasiswa diterima dengan baik oleh keluarga Tn. M.R

36
b. Selama pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah (home
visite), Ny. M bersedia memberikan informasi yang
diketahui tentang Klien.
c. Saat pelaksanaan mahasiswa melakukan SP halusinasi
keluarga 1-5 yaitu: mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat klien, menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya
halusinasi, menjelaskan cara merawat klien dengan
halusinasi, melatih cara merawat halusinasi :
menghardik, 6 benar obat, bercakap-cakap, melakukan
kegitan dan menjelaskan follow up ke RSJ atau
Puskesmas terdekat
d. Saat pelakasanaan SP, ada SP yang mengalami kendala
yaitu SP 2, ibu klien sulit untuk mengingat nama obat
hanya mengingat warna obat saja
e. Ny. M antusias dan terharu dalam mendengarkan
penjelasan tentang kondisi Klien.
f. Pelaksanaan kunjungan rumah berlangsung selama ± 2
jam.
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mengerti dengan penjelasan SP halusinasi
keluarga 1-5 yang diberikan oleh perawat.
b. Keluarga bersedia menjelaskan kondisi Klien sebelum
masuk BLUD RSJ Sambang Lihum dan alasan Klien
masuk BLUD RSJ Sambang Lihum

37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kunjungan rumah yang dilakukan sangat bermanfaat untuk memvalidasi
data, menggali data yang belum lengkap, dan menggali potensi keluarga serta
mengoptimalkan kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan pada
klien dengan kasus gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran,
dengan menjalankan SP keluarga .
5.2 Saran
5.2.1 Bagi BLUD RSJ Sambang Lihum Kalimantan Selatan
Hasil dari laporan kunjungan rumah ini diharapkan dapat memberikan
tambahan informasi terkait keadaan dan kondisi keluarga klien untuk
dapat mengoptimalkan asuhan keperawatan baik pada klien dan
keluarga serta meningkatkan pelayanan kunjungan rumah pada
keluarga klien lainnya.
5.2.2 Bagi Puskesmas Pemurus Baru
Hasil dari laporan kunjungan rumah ini diharapkan dapat memberikan
tambahan informasi terkait keadaan dan kondisi klien beserta keluarga
klien, sehingga puskesmas dapat melakukan kunjungan rumah dan
follow up pada klien dan keluarga klien, serta puskesmas dapat
berperan aktif untuk melakukan pencegahan dini untuk masalah
gangguan jiwa. Perlu dibentuknya kader-kader pelayanan jiwa
sehingga mampu mendata dan menjangkau masyarakat dengan
gangguan jiwa, perlunya dibuat alur khusus untuk penanganan klien
dengan gangguan jiwa secara jelas, perlu dibuat Poliklinik Jiwa untuk
memaksimalkan kinerja pelayanan jiwa di Puskesmas Pemurus Baru,
serta perlunya Puskesmas bekerjasama dengan beberapa LSM untuk
keefektifan pelayanan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan dapat menggunakan hasil laporan kunjungan
rumah ini sebagai informasi yang melengkapi pengetahuan terkait

38
asuhan keperawatan pada klien jiwa keluarga klien dengan kasus
gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
5.2.4 Bagi Perawat dan Mahasiswa Profesi Ners
Hasil dari laporan kunjungan rumah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan tambahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien jiwa dan keluarga klien dengan kasus gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran.
5.2.5 Klien dan Keluarga
Diharapkan pelaksanaan asuhan keperawatan ini dapat meningkatkan
kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi, meningkatkan koping
dan kualitas hidup klien serta membantu keluarga klien agar mampu
merawat klien di rumah dan membantu klien mengontrol
halusinasinya di rumah.

39

Anda mungkin juga menyukai