Laporan Homecare Fiks Baru
Laporan Homecare Fiks Baru
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia mempunyai tujuan sebagaimana yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai
tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, terencana dan terarah. Tujuan diselenggarakannya
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan
untuk jenjang tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan
perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)
sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan
jiwa di Ruang Program Khusus Pria BLUD RSJ Sambang Lihum Kalimantan
Selatan, salah satu aspek penting yang menjadi perhatian dalam rangka upaya
rehabilitasi dan spiritual yaitu peran serta keluarga untuk berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan gangguan jiwa pada klien yang dilakukan
perawatan atau rawat inap, dalam hal ini di Ruang Program Khusus Pria yang
menjadi salah satu ruang rawat inap pada klien dengan gangguan jiwa.
1
berbagai informasi penting yang diperlukan dalam rangka membantu klien
dalam proses terapi maupun untuk melakukan pendidikan kesehatan terkait
dengan kebutuhan klien selama dirawat.
Peran dan partisipasi keluarga dalam proses terapi merupakan alat
yang sangat penting dalam membantu proses kesembuhan klien, karena rumah
sakit jiwa sebagai tempat pelayanan kesehatan jiwa tidak berarti menjadi
pelayanan utama seumur hidup, tetapi rumah sakit hanya merupakan fasilitas
dalam membawa klien dan keluarga mengembangkan kemampuan dalam
mencegah terjadinya masalah, menanggulangi berbagai masalah dan
mempersatukan keadaan adaptif.
Berdasarkan hal di atas, maka kunjungan rumah merupakan alternatif
yang baik untuk dilakukan sebagai salah satu upaya membantu proses
perubahan respon maladaptif klien menjadi respon adaptif, hal ini menjadi
alasan bahwa melalui kunjungan rumah akan didapatkan informasi data fisik
maupun non fisik klien dan keluarga yang dibutuhkan untuk proses terapi di
rumah sakit secara lebih lengkap dan sesuai dengan keadaan klien, selain itu
informasi terhadap keluarga klien agar dapat diterima keberadaanya dan
diperlakukan sewajarnya baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan
masyarakat sekitarnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Kunjungan Rumah bertujuan untuk melengkapi dan mengklasifikasi
data yang didapat dari klien serta melakukan asuhan keperawatan,
yaitu memberikan penyuluhan kesehatan jiwa dan SP keluarga kepada
keluarga khususnya masalah keperawatan yang dihadapi klien.
1.2.2 Khusus
Mengidentifikasi riwayat kesehatan klien yaitu :
1.2.2.1 Riwayat penyakit yang diderita klien baik sebelum maupun
sesudah dirawat di RSJ.
2
1.2.2.2 Mengidentifikasi riwayat kesehatan keluarga, apakah ada yang
menderita gangguan jiwa.
1.2.2.3 Mengidentifikasi tentang klien, apakah klien mempunyai
masalah dalam keluarga, lingkungan, masyarakat, tempat kerja.
1.2.2.4 Mengklasifikasi data yang didapat dari klien dan keluarga.
1.2.2.5 Melakukan intervensi kepada keluarga tentang perawatan klien.
1.2.2.6 Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami
klien dan cara perawatan di rumah.
1.2.2.7 Mengajukan kepada keluarga untuk siap dan dapat menerima
klien sebagai anggota keluarga untuk dapat memenuhi
kebutuhan klien.
1.2.2.8 Menganjurkan keluarga untuk memberikan kesempatan kepada
klien mencurahkan perasaannya.
1.2.2.9 Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan
aktifitas/kesibukan sesuai dengan kemampuan klien.
3
1.4.3 Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan terkait evaluasi struktur, evaluasi proses dan
evaluasi hasil.
4
1.5.1.2.8 Menganjurkan keluarga untuk memberikan
kesempatan kepada klien mencurahkan perasaannya.
1.5.1.2.9 Menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan
aktifitas/kesibukan sesuai dengan kemampuan klien.
1.5.2 Metode
Ceramah dan tanya Jawab
1.5.3 Media
Leaflet
5
diagnosa keperawatan halusinasi, klien
yaitu SP keluarga dimana klien
mendapat dukungan dari keluarga dan
diharapkan keluarga dapat merawat
klien dengan Halusinasi.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
persepsi yang muncul dari berbagai indera (Stuart & Laraia, 2005 dalam
Trimelia, 2011).
Jenis-jenis Halusinasi:
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap
antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar
dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris,gambar kartun,bayangan yang rumit atau kompleks.
Bayangan bias menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.
3. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu
sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
4. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
6. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makan atau pembentukan urine
7. Kinisthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
8
1. Faktor biologis
Terdapat lesi pada area frontal, temporal dan limbik.
2. Faktor perkembangan
Rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan individu
tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri
dan lebih rentan terhadap stress adalah merupakan salah satu tugas
perkembangan yang terganggu.
3. Faktor sosiokultural
Individu yang merasa tidak diterima lingkungannya akan merasa
disingkirkan, kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.
4. Faktor biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya
stress yang berlebihan dialami individu maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusogenik neurokimia
seperti Buffofenon dan Dimetytransferase (DMP). Akibat stress
berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmiter otak.
Misalnya terjadi ketidakseimbangan Acetylcholin dan Dopamin.
5. Faktor psikologis
Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Selain itu ibu yang
pencemas, overprotektif, dingin, tidak sensitif, pola asuh tidak
adekuat, konflik perkawinan, koping tidak adekuat juga berpengaruh
pada ketidakmampuan individu dalam mengambil keputusan yang
tepat demi masa depannya. Individu lebih memilih kesenangan sesaat
dan lari alam nyata menuju alam nyata.
6. Faktor genetik
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang di asuh oleh orangtua
skizofrenia cenderung akan mengalami skizofrenia juga.
2.2.3 Faktor presipitasi
Faktor presipitasi menurut Trimelia (2011):
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respons neurobiologik
yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak
yang mengatur proses informasi dan adanya abnormalitas pada
9
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2. Pemicu gejala
Pemicu atau stimulus yang sering menimbulkan episode baru suatu
penyakit yang biasanya terdapat pada respons neurobiologis yang
maladaptif berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan
perilaku individu.
3. Kesehatan, seperti gizi buruk, kurang tidur, keletihan, infeksi, obat
SSP, gangguan proses informasi, kurang olah raga, alam perasaan
abnormal dan cemas.
4. Lingkungan, seperti lingkungan penuh kritik, gangguan dalam
hubungan interpersonal, masalah perumahan, stress, kemiskinan,
tekanan terhadap penampilan, perubahan dalam kehidupan dan pola
aktivitas sehari-hari, kesepian (kurang dukungan) dan tekanan
pekerjaan.
5. Perilaku, seperti konsep diri rendah, keputusasaan, kehilanagn
motivasi, tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual, bertindak
berbeda dengan orang lain, kurang keterampilan sosial, perilaku
agresif dan amuk.
Menurut Rawlins dan Heacokck (dalam Trimelia, 2011), penyebab
halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi berikut:
1. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik, seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu
yang lama.
2. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar masalah yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi
dapt berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup
lagi menentang perintah tersebut, sehingga klien berbuat sesuatu
terhadap ketakutan tersebut.
3. Dimensi intelektual
10
Bahwa individu dengan hausinasi akan memperlihatkan adanya
penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha
dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun
merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat
mengambil seluruh perhatian klien dan tidak jarang akan mengontrol
semua prilaku klien.
4. Dimensi sosial
Klien mengalami interaksi sosial dalam fase awal dan comforting,
klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat
membahayakan. Klien asik dengan halusinasinya seolah-olah ia
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,
kontrol diri dan harga diri yang tidak di dapatkan dalam dunia nyata.
Isi halusinasi dijadikan sistem kontrol oleh individu tersebut,
sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang
lain individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting
dalam melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan
mengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman
interpesonal yang memuaskan, serta mengusahakan klien tidak
menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya
dan halusinasi tidak berlangsung.
5. Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup,
rutinitas tidak bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang
berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri. Irama sirkadiannya
terganggu karena sering tidur larut malam dan bangun sangat siang.
Saat terbangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya.
Individu sering memaki takdir tetapi lemah dalam upaya menjemput
rezeki, menyalahkan lingkungan dan orang lain yang menyebabkan
takdirnya memburuk.
2.2.4 Rentang respon
11
Respons neurobiologis individu daapt diidentifikasi sepanjang rentang
respons adaptif sampai maladaptif, menurut Stuart dan Laraia (1998)
dalam Trimelia (2011) adalah sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
12
2.2.6 Cara Merawat Klien dengan Halusinasi
Menurut Stuart (2007), strategi merawat klien dengan halusinasi
yaitu membina hubungan interpersonal dan saling percaya, mengkaji
gejala halusinasi, memfokuskan pada gejala dan minta klien
menjelaskan apa yang sedang terjadi, mengkaji penggunaan alkohol
atau obat terlarang, mengatakan bahwa perawat tidak mempunyai
stimulus yang sama, membantu klien mengidentifikasikan kebutuhan
yang dapat memicu halusinasi dan membantu menangani gejala yang
mempengaruhi aktifitas hidup sehari-hari.
Menurut Keliat, dkk (2011) tindakan keperawatan yang dapat
diberikan untuk keluarga klien halusinasi adalah sebagai berikut:
13
Penatalaksanaan terpentingnya adalah bagaimana klien dengan
halusinasi tahu manfaat obat, kemudian mau minum obat dan patuh,
sehingga mampu mengikuti dan mempertahankan terapinya untuk
mengontrol halusinasinya (Suwardiman, 2011).
14
BAB III
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH
15
a. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan
kondisi klien selama di rumah sakit.
b. Memvalidasi data dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan
data sekunder (rekam medik) mengenai:
- Keluarga
1) Alasan masuk atau dirawat di rumah Sakit.
2) Keadaan ekonomi
3) Keharmonisan keluarga
4) Komunikasi dalam keluarga
5) Harapan keluarga terhadap klien
6) Pengetahuan keluarga tentang perawatan klien
7) Faktor predisposisi dan presipitasi.
8) Genogram keluarga.
9) Persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita klien.
- Lingkungan
1) Fasilitas ibadah
2) Pendapat masyarakat tentang penyakit klien
3) Tempat pelayanan kesehatan terdekat
4) Pemanfaatan keluarga dengan pelayanan keseehatan.
c. Melakukan imlementasi tentang diagnosa keperawatan.
3. Support system dalam keluarga.
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang perawatan klien gangguan jiwa
di rumah dikaitkan dengan 5 fungsi keluarga, yaitu:
16
4) Menanyakan tentang perilaku klien dirumah yang menyebabkan
keluarga memutuskan untuk membawa klien ke rumah sakit.
5) Menanyakan kepada keluarga faktor apakah yang menyebabkan
klien mengalami gangguan jiwa.
6) Menanyakan tentang keluarga klien (orang tua, saudara, dan
lain-lainnya).
7) Menanyakan harapan keluarga terhadap kesembuhan klien.
8) Menanyakan dan mengobservasi kondisi lingkungan tempat
tinggal klien.
9) Menanyakan kepada keluarga mengenai cara perawatan dan
pengobatan yang telah dilakukan keluarga selama klien dirumah.
b. Kontrak
Selama 1,5 jam ( pukul 09.00 – 10.30 WITA ) perawat dan keluarga
akan berdiskusi tentang cara perawatan klien yang seharusnya
dilakukan keluarga selama dirumah, memberi informasi tentang
kondisi klien di rumah sakit, validasi data dari keluarga, dan
kesiapan keluarga terhadap kepulangan klien.
2. Fase Kerja
Tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan halusinasi,
yaitu SP keluarga dimana klien mendapat dukungan dari keluarga dan
diharapkan keluarga dapat merawat klien dengan Halusinasi.
Tindakan Keperawatan:
SP Keluarga
SP 1
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat klien
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta halusinasi (gunakan
booklet)
3. Jelaskan cara merawat klien dengan halusinasi
4. Latih cara merawat halusinasi : Hardik
5. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
SP 2
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat menghardik beri pujian
2. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
3. Latih cara memberikan / membimbing minum obat
4. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
SP 3
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat dalam menghardik dan
memberikan obat
2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan mengontrol halusinasi
3. Latih dan sediakan waktu untuk bercakap dengan klien terutama saat
halusinasi
17
4. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal, berikan pujian
SP 4
1. Evaluasi kegiatan keluarga merawat, menghardik, memberikan obat
beri pujian
2. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM
3. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
SP 5
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat, menghardik, minum
obat, bercakap-cakap dan follow up. Beri pujian
2. Nilai kemampuan keluarga merawat klien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan RSJ/PKM
3. Fase Terminasi Keluarga
a. Evaluasi respon keluarga
1) Evaluasi Subjektif
a) Menanyakan perasaan kepada bapak/ibu setelah berbincang-
bincang.
b) Menanyakan kembali kepada kelurga tentang hal-hal yang
baru saja didiskusikan.
2) Evaluasi Objektif
a) Menanyakan kembali kepada keluarga tentang tanda dan
gejala serta penyebab halusinasi, akibat yang akan terjadi
apabila tidak ditangani, dan cara keluarga untuk memberikan
dukungan kepada klien dalam merawat klien.
b) Mengobservasi ekspresi keluarga selama pembicaraan dan
respon perilaku terhadap kunjungan.
c) Meminta keluarga untuk menngulang kembali (validasi) cara
merawat serta dukungan keluarga dengan klien.
b. Rencana tindak lanjut
1) Menanyakan kepada keluarga tentang harapan dan keinginan
selanjutnya.
2) Meminta keluarga menjelaskan kembali yang telah didiskusikan
dan tetap berkonsultasi dengan dokter.
BAB IV
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH
Berdasarkan surat tugas dari tim pendidikan dan BLUD RSJ Sambang Lihum
Kalimantan Selatan tanggal 11 September 2017 mahasiswa kemudian melakukan
kunjungan rumah dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan jiwa adapun
data Puskesmas wilayah Klien tinggal adalah sebagai berikut:
18
4.1 Data Puskesmas
19
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Pemurus Dalam
Kecamatan Banjarmasin Selatan
Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Kelurahan Tanjung Pagar dan
Kelurahan Murung Raya
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Pemrus Luar Kec.
Banjar Timur.
Kelurahan Murung Raya :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Kelayan Dalam
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Pagar
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Kelayan Timur
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Pemurus Dalam
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Pemurus Baru Tahun 2016
Kelurahan Luas (Ha) Persentase
Pemurus Baru 112,11 ha 61,80 %
Murung Raya 69,31 ha 37,20 %
Wilayah Kerja Puskesmas Pemurus Baru 181,42 ha 100%
20
28 kel. Pemurus Baru
3. Puskesmas Pembantu 1 Jl. Kelayan A RT 12
4 Poskesdes (Semi Permanen) 2
5 Lab Kesehatan Prop.Kalses 1 Jl. Bumi mas
3.Apotik
Tidak ada fasilitas apotik mandiri di wilayah kerja
puskesmas Pemurus Baru tahun 2016
4.Toko Obat
Tabel 4.5 Data Toko Obat di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru tahun 2016
No. Fasilitas Status Alamat
1 Toko obat “CITRA” Berijin Jl. Prona 1 RT. 16
(pasar lokasi)
2 Toko Obat “IKHTIAR” Berijin Jl. Bumi Mas Raya
3 Toko Obat “AL-FATIH” Berijin Jl. Kelayan A II RT 7
4 Toko Obat “SEDERHANA” Tidak Berijin Jl. Lokasi 2
5 Toko Obat “BHANI” Tidak Berijin Jl. Bumi Mas Raya
21
3 Maret 1126 392 129 180 139 1966
4 April 1099 378 126 153 148 1904
5 Mei 1120 367 103 164 108 1862
6 Juni 1032 351 117 142 111 1753
7 Juli 892 286 86 140 81 1485
8 Agustus 1064 291 108 142 91 1696
9 September 1109 336 133 179 127 1884
10 Oktober 1188 404 139 159 123 2013
11 November 1197 455 142 154 112 2060
12 Desember 974 403 102 168 90 1737
Jumlah 12785 4311 1418 1901 1389 21804
Sumber : Register Kunjungan Puskesmas Tahun 2016
22
Pemurus Baru tersebut dan tidak pernah melakukan
kunjungan kerumah Tn.M.R dan keluarga Tn.M.R.
b. Pemecahan Masalah
- Menambah persedian obat yang sesuai dengan jumlah
klien yang datang.
- Menyediakan ruangan pelayanan yang memadai
sehingga pelaksanaan pelayanan lebih nyaman baik
bagi petugas mau pun bagi klien.
23
- Estimasi angka kejadian gangguan jiwa berat
berdasarkan jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Pemurus Baru
Jumlah penduduk dewasa x 0,14% = jumlah gg jiwa
berat
X 100%
GAP = Total Kunjungan pertahun
24
Tabel 4.8 Perhitungan Estimasi Gangguan Jiwa dan
Estimasi GAP Tahun 2013 di Wilayah
Puskesmas Pemurus Baru
25
c) Adanya kebijakan Puskesmas dalam melakukan
perekrutaran tenaga keperawatan guna
memberikan pelayanan yang maksimal.
d) Adanya Pustu dan Poskesdes yang dapat turut
serta membantu pelayanan jiwa dan pendataan
masyarakat dengan gangguan jiwa
4. Threathened = Ancaman
a) Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk
pelayanan yang lebih profesional
b) Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan (HAK PASIEN)
Solusi:
1. Perlu dibentuknya kader-kader pelayanan jiwa
sehingga mampu mendata dan menjangkau
masyarakat dengan gangguan jiwa
b. Money (Pembiayaan)
Tidak dapat dianalsis karena kurangnya data
c. Method (Metode)
1. Tidak ada alur khusus untuk pasien dengan gangguan
jiwa
Solusi:
1. Perlu dibuat alur khusus untuk penanganan klien
dengan gangguan jiwa secara jelas
d. Material (Bahan Baku)
1. Belum adanya Poli Jiwa
Solusi:
1. Perlu dibuat Poliklinik Jiwa untuk memaksimalkan
kinerja pelayanan jiwa di Puskesmas Pemurus Baru
2. Puskesmas perlu bekerjasama dengan beberapa LSM
e. Machines (Mesin)
Tidak dapat dianalsis karena kurangnya data
26
Jenis Pendidikan Status Tenaga kerja
Tenaga Kepegawaian
S2 S1 D3 D1 SMK PNS Kont PTT Pus Pus Posk
rak kes tu esde
ma s
s
Kepala 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskes
Dokter 0 2 0 0 0 2 0 0 1 0 0
Dokter Gigi 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
Bidan 0 0 7 0 0 7 0 1 6 0 2
Perawat 0 1 3 0 2 5 1 0 5 1 0
Perawat 0 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0
Gigi
Sanitarian 0 0 1 0 1 2 0 0 2 0 0
Tenaga Gizi 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0
Analis 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
Kesehatan
Tenaga 0 1 1 0 1 2 1 0 3 0 0
Farmasi
SKM 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
Non Nakes 0 0 0 0 4 2 2 0 4 0 0
TOTAL 0 6 15 0 9 26 4 1 28 1 2
Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Pemurus Baru 2016
27
Gambar 4.2 Rumah Klien
Menurut informasi yang didapatkan dari ibu klien tinggal
berpindah-pindah kadang tinggal bersama ibu kandung klien di
rumah majikan ibu klien di jalan Prona III Lokasi II Gg.
Kapul RT.25/02, Pemurus Baru, Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kadang klien tinggal
bersama kakak klien yang telah berkeluarga, dan sebelum sakit
klien tinggal bersama ayah dan ibu angkat klien yang
merupakan saudara dari ibu klien.
4.2.3.2 Keadaan Rumah
Rumah kakak klien yang merupakan tempat kunjungan
berstruktur kayu, berdinding kayu, beratap seng dan berlantai
papan, keadaan rumah cukup bersih, kurang pencahayaan
tampak sempit karena ada barang-barang di ruang tamu.
4.2.3.3 Penanggung Ekonomi Keluarga
Sejak ayah klien meninggal ibu klien merupakan penanggung
jawab dan tulang punggung keluarga, ibu klien sekarang
bekerja sebagai asisten rumah tangga.
4.2.4 Penilaian Sikap Keluarga Terhadap Penerimaan Kembali Klien
dari Rumah Sakit Jiwa
4.2.4.1 Riwayat sakit
Informasi yang didapatkan dari ibu klien, ibu klien
mengatakan klien tiba-tiba di antar pulang ke rumah
kakaknya oleh rekan kerja klien yang merupakan rekan kerja
sampingan klien sebagai penjaga parkir, karena klien tampak
bingung, melamun dan tidak melakukan apa-apa, ± 4 hari
klien hanya mondar mandir di rumah dan banyak melamun,
mengoceh tidak jelas, karena takut klien mengamuk tangan
klien diikat dan klien langsung dibawa ke RSJ Sambang
Lihum.
28
Informasi yang didapatkan dari klien, klien mengatakan
menggunakan lem fox sejak kelas 2 SMP, minum alkohol
sejak masuk SMA, dan mengkonsumsi Zenith ± satu bulan
terakhir sebelum masuk RSJ Sambang Lihum, selama di
rumah klien selalu mendengar bisikan yang tidak jelas isi
pesanya, suaranya kadang perempuan kadang laki-laki, suara
itu didengar terus menerus. Selama di rumah sakit klien
mengatakan masih mendengar bisikan suara, suara wanita
tua, yang berkata “bulik sudah bulik” setiap malam.
4.2.4.2 Sikap keluarga terhadap klien
Ibu dan kakak klien sangat menyayangi klien sehingga ibu
klien ingin anaknya dirawat sampai klien sembuh. Sesekali
ibu klien datang berkunjung ke RSJ Sambang Lihum untuk
menjenguk dan melihat perkembangan klien.
29
1. Keluarga mampu menjelaskan penyebab, tanda/gejala,
akibat, serta mampu memperagakan cara merawat.
2. Keluarga mampu menjelaskan cara menghardik
3. Keluarga mampu menjelaskan 6 benar cara memberikan
obat
4. Keluarga mampu menjelaskan cara bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi
5. Keluarga mampu menyebutkan kegiatan yang sudah
dilakukan dan mampu merawat serta dapat membuat RTL.
6. Keluarga mampu melaksanakan follow up dan rujukan
serta mampu menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan
4.2.6 Hasil Kunjungan Rumah
4.2.6.1 Implementasi dan Evaluasi
Tabel 4.10 Hasil Kunjungan Rumah
Hari/Tangg Paraf
Diagnosa Implementasi Evaluasi
al/Jam
Kamis, 14 Gangguan SP1 Keluarga S:
September persepsi a. Mendiskusikan - Keluarga Klien
2017 sensori: masalah yang mengatakan masalah yang
Jam 09.00 Halusinasi dirasakan keluarga dirasakan keluarga dalam
wita- pendengaran dalam merawat merawat Klien adalah
selesai Klien. keluarga tidak mengetahui
b. Menjelaskan mengenai penyakit yang
pengertian, tanda dialami Tn.M.R sebelum
dan gejala dijelaskan oleh perawat di
halusinasi yang RSJ Sambang lihum,
dialami Klien keluarga juga bingung
beserta proses mengapa anaknya tiba-tiba
terjadinya. mengalami hal demikian.
c. Menjelaskan cara- - Keluarga Klien
cara merawat mengatakan sudah
Klien dengan mengerti mengenai
halusinasi. pengertian, tanda gejala
d. Melatih cara serta proses terjadinya
merawat halusinasi
halusinasi : hardik - Keluarga Klien sudah
mengerti cara merawat
Klien dengan halusinasi.
- Keluarga Klien
mengatakan akan
membantu menghardik
halusinasi Klien jika
halusinasi Klien muncul.
O:
- Keluarga Klien nampak
penuh perhatian pada
mahasiswa saat
mahasiswa
30
menyampaikan informasi.
- Keluarga Klien tampak
aktif saat berdiskusi.
- Keluarga Klien mampu
menyebutkan pengertian,
tanda gejala serta proses
terjadinya halusinasi
- Keluarga Klien tampak
mempraktekkan cara
menghardik halusinasi
Klien jika halusinasi
Klien muncul.
A:
Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
- Evaluasi SP 1 keluarga
(Melatih cara merawat
halusinasi : hardik)
- Lanjutkan SP 2 keluarga
Mengevaluasi
kegiatan keluarga
dalam
merawat/melatih
Klien menghardik
beri pujian
Menjelaskan 6 benar
cara memberikan
obat
Melatih cara
memberikan/
membimbing minum
obat
Menganjurkan
membantu Klien
sesuai jadwal dan
beri pujian
SP2 Keluarga S:
a. Mengevaluasi - Keluarga Klien
kegiatan keluarga mengatakan sudah
dalam mengetahui cara merawat
merawat/melatih Klien dirumah seperti
Klien menghardik halusinasi
menghardik beri Klien muncul
pujian - Keluarga Klien
b. Menjelaskan 6 mengatakan sudah
benar cara mengetahui 6 benar cara
memberikan obat memberikan obat yang
(benar obat, guna, benar untuk Klien
31
dosis, frekuensi, - Keluarga klien
cara, kontinuitas mengatakaan sulit
minum obat, mengingat nama obat
akibat jika obat hanya ingat warna obat
tidak diminum saja
sesuai program, - Keluarga Klien
akibat putus mengatakan akan
obat). membantu Klien dalam
c. Melatih cara membimbing minum
memberikan/ obat.
membimbing O:
minum obat - Keluarga Klien tampak
d. Menganjurkan melakukan re-
membantu Klien demonstrasi dengan baik
sesuai jadwal dan cara menghardik
beri pujian halusinasi jika halusinasi
Klien muncul.
- Keluarga Klien tampak
memahami cara
memberikan obat yang
benar untuk Klien.
- Keluarga Klien tampak
mau untuk membantu
dalam membimbing
Klien minum obat
A:
Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
- Evaluasi SP 2 keluarga
(Melatih cara merawat
halusinasi : hardik dan
memberikan obat yang
benar sesuai prinsip 6
benar obat)
- Lanjutkan SP 3 keluarga
Mengevaluasi
kegiatan keluarga
dalam
merawat/melatih
Klien dalam
menghardik dan
memberikan obat
Menjelaskan cara
bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi
Melatih dan
menyediakan waktu
untuk bercakap-
32
cakap dengan Klien
terutama saat
halusinasi
Menganjurkan
keluarga membantu
Klien sesuai jadwal
dan berikan pujian
SP3 Keluarga S:
a. Mengevaluasi - Keluarga Klien
kegiatan keluarga mengatakan sudah
dalam mengetahui cara merawat
merawat/melatih Klien dirumah seperti
Klien dalam menghardik halusinasi
menghardik dan Klien saat muncul dan
memberikan obat memberikan obat secara
b. Menjelaskan cara teratur dengan prinsip 6
bercakap-cakap benar
dan melakukan - Keluarga Klien
kegiatan untuk mengatakan akan
mengontrol menyediakan waktu
halusinasi untuk mengajak Klien
c. Melatih dan bercakap-cakap dan
menyediakan melakukan kegiatan
waktu untuk untuk mengontrol
bercakap-cakap halusinasi
dengan Klien - Keluarga Klien
terutama saat mengatakan akan
halusinasi membuat jadwal kegiatan
d. Menganjurkan aktivitas untuk Klien
membantu Klien O:
sesuai jadwal dan - Keluarga Klien tampak
berikan pujian. sudah mengetahui cara
merawat Klien dirumah
seperti menghardik
halusinasi Klien muncul
dan memberikan obat
secara teratur dengan
prinsip 6 benar
- Keluarga Klien tampak
akan menyediakan waktu
untuk mengajak Klien
bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi
- Keluarga Klien tampak
dapat membuatkan
jadwal kegiatan rutin
untuk Klien
A:
Gangguan persepsi
33
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
- Evaluasi SP 3 keluarga
(melatih keluarga untuk
merawat Klien dirumah
seperti menghardik
halusinasi, memberikan
obat secara teratur
dengan prinsip 6 benar
dan menyediakan waktu
untuk mengajak Klien
bercakap-cakap serta
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi)
- Lanjutkan SP 4 keluarga
Mengevaluasi
kegiatan keluarga
merawat/melatih
Klien menghardik,
memberikan obat
dan bercakap-cakap.
Menjelaskan follow
up ke RSJ/PKM,
tanda kambuh,
rujukan.
Menganjurkan
membantu Klien
sesuai jadwal.
SP 4 keluarga S:
a. Mengevaluasi - Keluarga Klien
kegiatan keluarga mengatakan sudah
merawat/melatih mengetahui cara merawat
Klien menghardik, Klien dirumah seperti
memberikan obat menghardik halusinasi,
dan bercakap- memberikan obat secara
cakap. teratur dengan prinsip 6
b. Menjelaskan benar, dan menyediakan
follow up ke waktu untuk mengajak
RSJ/PKM, tanda Klien bercakap-cakap
kambuh, rujukan. serta melakukan kegiatan
c. Menganjurkan untuk mengontrol
membantu Klien halusinasi)
sesuai jadwal. - Keluarga Klien
mengatakan akan
membawa Klien untuk
rutin kontrol RSJ
Sambang Lihum/PKM
O:
- Keluarga Klien tampak
sudah mengetahui cara
34
merawat Klien dirumah
seperti menghardik
halusinasi, memberikan
obat secara teratur
dengan prinsip 6 benar,
dan menyediakan waktu
untuk mengajak Klien
bercakap-cakap serta
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi)
- Keluarga Klien tampak
mengerti untuk
membawa Klien untuk
rutin kontrol RSJ
Sambang Lihum/PKM
A:
Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
1. Mengevaluasi kegiatan
keluarga dala merawat /
melatih klien
menghardik, minum
obat, bercakap-cakap,
kegiatan harian dan
follow up. Memberi
pujian
SP 5 S:
1. Mengevaluasi - Keluarga Klien
kegiatan keluarga mengatakan sudah
dala merawat / mengetahui cara merawat
melatih klien Klien dirumah seperti
menghardik, menghardik halusinasi,
minum obat, memberikan obat secara
bercakap-cakap, teratur dengan prinsip 6
kegiatan harian benar, dan menyediakan
dan follow up. waktu untuk mengajak
Memberi pujian Klien bercakap-cakap
serta melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi)
- Keluarga Klien
mengatakan ingat bahwa
ketika Klien sudah
pulang klien harus
dibawa untuk rutin
kontrol RSJ Sambang
Lihum/PKM
O:
- Keluarga Klien tampak
35
sudah mengetahui cara
merawat Klien dirumah
seperti menghardik
halusinasi, memberikan
obat secara teratur
dengan prinsip 6 benar,
dan menyediakan waktu
untuk mengajak Klien
bercakap-cakap serta
melakukan kegiatan
untuk mengontrol
halusinasi)
Keluarga Klien tampak
mengerti untuk
membawa Klien untuk
rutin kontrol RSJ
Sambang Lihum/PKM
A:
Gangguan persepsi
sensori: Halusinasi
pendengaran
P:
Intervensi dihentikan
4.2.4.2 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa sudah membuat proposal kegiatan
kunjungan bimbingan rumah (home visite) sebelum
pelaksanaan dan sudah berkonsultasi dengan
pembimbing.
b. Mahasiswa sudah membuat surat izin pelaksanaan
sebelum pelaksanaan kunjungan rumah (home visite).
c. Mahasiswa mencari secara mandiri semua alamat yang
akan dituju seperti puskesmas, kantor kelurahan, rumah
ketua RT dan rumah Klien dengan cara bertanya dengan
warga sekitar.
d. Mahasiswa mengalami sedikit kesulitan dalam mencari
puskesmas, kantor kelurahan, rumah ketua RT dan
rumah Klien karena mahasiswa tidak tahu daerah
tempat tinggal Klien
2. Evaluasi Proses
a. Saat pelaksanaan kunjungan rumah (home visite),
mahasiswa diterima dengan baik oleh keluarga Tn. M.R
36
b. Selama pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah (home
visite), Ny. M bersedia memberikan informasi yang
diketahui tentang Klien.
c. Saat pelaksanaan mahasiswa melakukan SP halusinasi
keluarga 1-5 yaitu: mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat klien, menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya
halusinasi, menjelaskan cara merawat klien dengan
halusinasi, melatih cara merawat halusinasi :
menghardik, 6 benar obat, bercakap-cakap, melakukan
kegitan dan menjelaskan follow up ke RSJ atau
Puskesmas terdekat
d. Saat pelakasanaan SP, ada SP yang mengalami kendala
yaitu SP 2, ibu klien sulit untuk mengingat nama obat
hanya mengingat warna obat saja
e. Ny. M antusias dan terharu dalam mendengarkan
penjelasan tentang kondisi Klien.
f. Pelaksanaan kunjungan rumah berlangsung selama ± 2
jam.
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mengerti dengan penjelasan SP halusinasi
keluarga 1-5 yang diberikan oleh perawat.
b. Keluarga bersedia menjelaskan kondisi Klien sebelum
masuk BLUD RSJ Sambang Lihum dan alasan Klien
masuk BLUD RSJ Sambang Lihum
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kunjungan rumah yang dilakukan sangat bermanfaat untuk memvalidasi
data, menggali data yang belum lengkap, dan menggali potensi keluarga serta
mengoptimalkan kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan pada
klien dengan kasus gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran,
dengan menjalankan SP keluarga .
5.2 Saran
5.2.1 Bagi BLUD RSJ Sambang Lihum Kalimantan Selatan
Hasil dari laporan kunjungan rumah ini diharapkan dapat memberikan
tambahan informasi terkait keadaan dan kondisi keluarga klien untuk
dapat mengoptimalkan asuhan keperawatan baik pada klien dan
keluarga serta meningkatkan pelayanan kunjungan rumah pada
keluarga klien lainnya.
5.2.2 Bagi Puskesmas Pemurus Baru
Hasil dari laporan kunjungan rumah ini diharapkan dapat memberikan
tambahan informasi terkait keadaan dan kondisi klien beserta keluarga
klien, sehingga puskesmas dapat melakukan kunjungan rumah dan
follow up pada klien dan keluarga klien, serta puskesmas dapat
berperan aktif untuk melakukan pencegahan dini untuk masalah
gangguan jiwa. Perlu dibentuknya kader-kader pelayanan jiwa
sehingga mampu mendata dan menjangkau masyarakat dengan
gangguan jiwa, perlunya dibuat alur khusus untuk penanganan klien
dengan gangguan jiwa secara jelas, perlu dibuat Poliklinik Jiwa untuk
memaksimalkan kinerja pelayanan jiwa di Puskesmas Pemurus Baru,
serta perlunya Puskesmas bekerjasama dengan beberapa LSM untuk
keefektifan pelayanan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Pemurus Baru.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan dapat menggunakan hasil laporan kunjungan
rumah ini sebagai informasi yang melengkapi pengetahuan terkait
38
asuhan keperawatan pada klien jiwa keluarga klien dengan kasus
gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
5.2.4 Bagi Perawat dan Mahasiswa Profesi Ners
Hasil dari laporan kunjungan rumah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan tambahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien jiwa dan keluarga klien dengan kasus gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran.
5.2.5 Klien dan Keluarga
Diharapkan pelaksanaan asuhan keperawatan ini dapat meningkatkan
kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi, meningkatkan koping
dan kualitas hidup klien serta membantu keluarga klien agar mampu
merawat klien di rumah dan membantu klien mengontrol
halusinasinya di rumah.
39