Home Visite Unlam
Home Visite Unlam
Oleh:
Kelompok IV
PROPOSAL
Oleh:
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
ii
I. Strategi Pelaksanaan ............................................................................. 36
J. Evaluasi ................................................................................................ 41
K. Kesimpulan dan Saran .......................................................................... 42
iii
RENCANA KUNJUNGAN RUMAH
A. Identitas Keluarga
Identitas Klien : Tn. MR
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : duda
Tanggal Masuk RS : 12 Juli 2018
No. RM : 02-05-xx
Nama Keluarga : Ny. I
Hubungan dengan Klien : Ibu Kandung
Alamat : Melayu tengah, Martapura Timur
Kalimantan Selatan
Diagnosa Medis : F.20.3 (Skizofrenia tak terinci)
1
c) Mengkaji pengetahuan keluarga tentang perawatan klien
dengan gangguan jiwa di rumah dikaitkan dengan 5 fungsi
keluarga yaitu :
1) Keluarga dapat mengenal masalah yang menyebabkan
klien kambuh.
2) Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan
perawatan terhadap klien.
3) Keluarga dapat merawat klien dirumah.
4) Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik
dalam merawat klien.
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada di masyarakat untuk merawat kesehatan klien.
c. Memberikan pendidikan kepada keluarga sesuai dengan masalah
yang ditemukan saat pengkajian.
d. Memotivasi keluarga untuk melanjutkan perawatan di rumah.
2
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Berdasarkan surat tugas No. 074/058-TU/RSJ dari RSJ Sambang Lihum telah
dilaksanakan tugas pelayanan kesehatan jiwa pada:
Hari / Tanggal : Sabtu / 21 Juli 2018
Waktu : 10.00 – 14.00 WITA
Tempat : Jln. Melayu Tengah RT 003 RW 001, Melayu Tengah,
Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar,
Kalimantan Selatan.
Layanan kesehatan:
Puskesmas : Puskesmas Martapura Timur
Alamat : Jl. KH Anang Sya’rani Arief RT 001
Kelurahan : Melayu Tengah
Kecamatan : Martapura Timur
Kabupaten : Banjar
3
A. PROFIL PUSKESMAS MARTAPURA TIMUR
1. Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur
Luas wilayah Kecamatan Martapura Timur adalah 47 km2, dengan batas
wilayah sebagai beriku:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Wilayah Puskesmas Astambul
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Wilayah Puskesmas Martapura 1
c. Sebelah timur berbatasan dengan Wilayah Puskesmas Martapura 2
d. Sebelah barat berbatasan dengan Wilayah Puskesmas Sungai Rangas
2. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur
Tabel 1. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Martapura Timur tahun 2017.
Estimasi Jumlah Estimasi
No. Nama Desa Jumlah
Berat (0,14%) Ringan (5,1%) Gangguan Jiwa
1. Akar Begantung 755 1 39 40
2. Akar baru 1.115 2 57 59
3. Antasan Senor 2.224 3 113 116
4. Antasan Senor Ilir 2.329 3 119 122
5. Dalam Pagar 1.121 2 57 59
5. Dalam Pagar Ulu 1.260 2 64 66
7. Keramat 1.073 1 55 56
8. Keramat Baru 946 1 48 49
9. Mekar 1.660 2 85 87
10. Melayu 2.579 4 132 136
11. Melayu Ilir 1.076 2 55 57
12. Melayu Tengah 1.670 2 85 87
13. Pekauman 2.397 3 122 125
14. Pekauman Dalam 824 1 42 43
15. Pekauman Ulu 2.217 3 113 116
16. Pematang Baru 1.027 1 52 53
17. Sungai Kitano 1.119 2 57 59
18. Tambak Anyar 1.332 2 68 70
19. Tambak Anyar Ilir 1.894 3 97 100
20. Tambak Anyar Ulu 1.986 3 101 104
Jumlah 30.604 43 1.561 1.604
4
sebanyak 136 jiwa yang terbagi menjadi estimasi gangguan jiwa ringan
sebanyak 132 jiwa dan estimasi gangguan jiwa berat sebanyak 4 jiwa.
Sedangkan jumlah estimasi gangguan jiwa terendah terdapat pada Desa
Akar Begantung dengan jumlah estimasi 40 jiwa yang terbagi menjadi
estimasi gangguan jiwa ringan sebanyak 39 jiwa dan estimasi gangguan
jiwa berat sebanyak 1 jiwa.
Tabel 2. Estimasi dan Treatment GAP Gangguan Jiwa pada Wilayah Kerja
Puskesmas Martapura Timur pada Tahun 2017.
No. Indikator Jumlah (jiwa)
1. Jumlah penduduk 30.604
2. Estimasi gangguan jiwa berat 43
3. Estimasi gangguan jiwa ringan 1.561
4. Kasus pasien pasung 1
5. Jumlah gangguan jiwa berat dan gangguan jiwa ringan 1.604
6. Jumlah pelayanan di puskesmas terhadap gangguan jiwa 564
7. 𝐺𝐴𝐹 35,16 %
∑𝐾𝑢𝑛𝑗𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
= 𝑥100%
(∑𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝐽𝑖𝑤𝑎 𝑅𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 + ∑𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝐽𝑖𝑤𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡)
564
= x 100%
1561+43
= 35,16%
5
hari selasa sehingga klien dengan masalah gangguan jiwa bisa kontrol
dan mengambil obat di layanan tersebut. Sedangkan, saat ada pasien
dengan gangguan jiwa yang tidak bisa ditangani oleh pihak puskesmas
akan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.
6
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
B. KUNJUNGAN RUMAH
Data Pasien :
1. Nama Pasien : Tn. MR
2. Umur (Ulang Tahun terakhir) : 22 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Status Perkawinan : Duda
5. Riwayat pendidikan : SMA
6. Jenis gangguan jiwa : F.20.3
7. Riwayat Pengobatan : Pernah dirawat sebelumnya
Data keluarga:
1. Nama Penanggung Jawab : Ny. I
2. Hubungan dengan Pasien : Ibu
3. Pekerjaan : Wiraswasta (Pedang)
7
4. Alamat : Jl. Melayu Tengah,
Martapura Timur,
Kalimantan Selatan
Wilayah kerja:
1. RT / RW : RT 03/1
2. Kelurahan/Desa : Melayu Tengah
3. Kecamatan : Martapura Timur
4. Kota/kabupaten : Banjar
5. Puskesmas : Martapura Timur
8
2. Genogram Keluarga
22
Keterangan :
: Laki- Laki : Meninggal dunia
22 : Usia
9
mengalami gangguan jiwa dengan gejala yang sama
yaitu halusinasi pendengaran.
a. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. I Single parent family yaitu suatu keluarga yang
terdiri dari satu orang tua dan anak (kandung atau angkat)..
b. Suku
Keluarga Ny. I merupakan keluarga suku Banjar dan bahasa yang
digunakan sehari-hari yaitu bahasa banjar
c. Agama
Keluarga Ny. I beragama Islam. Saat berdiskusi dengan keluarga
klien ternyata keluarga klien tidak mengetahui penyebab terjadinya
gangguan jiwa yang dialami oleh klien tersebut. Keluarga
menganggap bahwa penyakit jiwa disebabkan oleh gangguan jin
yang berada di rumahnya.
d. Status Sosial Ekonomi
Stasus ekonomi keluarga pasien adalah menengah ke bawah. Ibu
klien bekerja sebagai penjual toko pernak-pernik dipasar dank lien
sendiri bekerja sebagai pengasah batu kecubung. Hasil dari
pekerjaan ini digunakan untuk meningkatkan penghasilan rumah
tangga dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
e. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Tn. Z mengatakan keluarganya tidak pernah dan tidak ada rencana
untuk pergi ke tempat rekreasi.
3. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Riwayat perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. I saat ini berada pada tahap VI
yaitu keluarga melepas anak usia dewasa muda.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga Ny. I yang belum terpenuhi adalah
memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru dari perkawinan anak-anaknya.
10
c. Sumber pelayanan yang dimanfaatkan
Tn. Z mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka orang
tersebut dibawa ke Puskesmas.
4. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang dihuni Ny. I merupakan rumah sendiri dengan luas
rumah ±20 meter persegi (lebar 8 meter, panjang 12 meter), ada 1
ruang tamu, 3 kamar tidur , kamar mandi, dapur dan WC. Lantai
terbuat dari kayu ulin, tipe bangunan adalah semi permanen.
Sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan dan jendela. Sinar
matahari masuk cukup menerangi rumah, kebersihan rumah cukup
baik dan perabotan terlihat rapi. Air minum sehari-hari diperoleh
dari aliran PDAM yang biasanya digunakan keluarga untuk mandi
dan mencuci semua perabotan rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga Ny. I tinggal di lingkungan padat penduduk, mayoritas
pendudukanya bersuku Banjar. Warga sekitar mengatakan daerah
lingkungan tempat tinggal klien (RT 003) tidak ada geng atau
perkumpulan anak muda untuk mabuk-mabukan dan
penyalahgunaan obat tetapi terdapat orang dengan gangguan jiwa
di wilayah tersebut.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny. I tinggal menetap pada rumah yang sekarang dan
tidak pernah pindah-pindah.
d. System pendukung keluarga
Tn. Z mengatakan bila ada masalah keluarga biasanya dibantu oleh
keluarga yang lain dan Ketua RT.
5. Struktur Keluarga
a. Struktur peran
Ny. I berperan sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Dalam mencari
nafkah Ny. I menjadi tulang punggung keluarga.
11
b. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga Ny. I menyesuaikan
dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku
dilingkungannya.
c. Pola komunikasi keluarga
Tn. Z mengatakan komunikasi dilakukan secara musyawarah, jika
terjadi suatu permasalahan akan dimusyawarahkan bersama
keluarga besar.
d. Struktur kekuatan keluarga
Ny. I selalu didukung oleh keluarganya dalam menjalani kehidupan
sehari-hari karena sekarang Ny. I sudah tidak mempunyai suami.
Respon keluarga bila ada anggota keluarganya yang bermasalah
selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama.
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi ekonomi
Saat ini kebutuhan hidup sehari-hari keluarga ditanggung oleh Ny.
I sebagai penjual pernak-pernik dipasar.
b. Fungsi pendidikan
Keluarga Ny. I memperhatikan pendidikan anak-anaknya.
c. Fungsi sosialisasi
Tn. Z mengatakan mereka sering berinteraksi dengan masyarakat di
sekitar tempat tinggalnya. Tetapi klien Tn. MR jarang keluar rumah
untuk berinteraksi dengan masyarakat.
d. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
1) Mengenal masalah
Keluarga mengetahui penyebab keadaan Tn. MR saat ini
diakibatkan klien sering putus obat dan jarang berinteraksi
dengan orang lain.
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan kurang baik. Saat mengetahui Tn. MR sakit keluarga
membawanya ke tabib untuk diobati dengan media air dan doa.
12
Setelah pengobatan itu tidak berhasil keluarga lalu membawa
klien ke Puskesmas setempat dan saat ini klien dirawat di
Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
masih kurang dikarenakan pengetahuan yang kurang mengenai
penyakit yang diderita oleh enggota keluarga.
4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan
rumah yang sehat
Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang
sehat masih kurang, seperti yang terlihat pada kolong rumah
terdapat banyak sampah plastik bertebaran.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan kurang baik .
e. Fungsi Religius
Keluarga menerapkan kebiasaan agama pada setiap anggota
keluarga seperti sholat berjamaah di mushola, tilawah Al-Qur’an,
berpuasa di bulan Ramadhan.
f. Fungsi Rekreasi
Tn. Z mengatakan keluarganya tidak pernah melakukan dan
berencana untuk melakukan rekreasi.
g. Fungsi Reproduksi
Ny. I sudah tidak mempunyai suami.
h. Fungsi Afeksi
Ny. I dan keluarganya saling menyayangi satu sama lainnya dan
saling menghormati dan menghargai, namun setelah terjadi kasus
pembunuhan oleh anaknya sendiri (Tn. MR) Ny. I dan kelurga
sangat ketakutan.
13
7. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yang dirasakan keluarga Ny. I adalah
memikirkan kondisi Tn. MR saat ini. Sedangkan stressor jangka
panjang keluarga Ny. I adalah perilaku Tn. MR yang tiba-tiba
melakukan perilaku kekerasan dan tiba-tiba mengamuk bahkan
sampai membunuh ayahnya dan melukai kakeknya serta selalu
mengatakan “ku bunuh”. Saat berdiskusi dengan keluarga klien
ternyata keluarga klien belum mengetahui cara merawat klien
dirumah. Keluarga klien mengatakan sebelum klien membunuh
ayahnya ia selalu mondar-mandir keluar masuk rumahnya.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Tn. Z mengatakan menerima kondisi Tn. MR sekarang dan akan
berpartisipasi aktif dalam proses pengobatan selanjutnya. Namun
saat ini keluarga Tn. MR belum bisa menerima kepulangan Tn. MR
dari RSJ Sambang Lihum
8. Harapan Keluarga
Keluarga berharap Tn. MR segera sembuh sehingga tidak melakukan
perilaku kekerasan lagi dan klien juga dapat bergaul baik dengan
masyarakat sekitar agar klien tidak selalu menyendiri.
14
E. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
DO:
Keluarga terlihat antusias ketika dijelaskan
tentang pengertian halusinasi, tanda dan gejala
halusiansi serta proses terjadinya halusinasi
DS: Defesiensi Pengetahuan
1. Keluarga mengatakan belum mengerti
tentang penyebab gangguan jiwa pada klien
dan menganggap bahwa gangguan jiwa
tersebut dikarenakan oleh gangguan jin yang
berada dirumahnya.
2. Keluarga mengatakan belum mengetahui
cara merawat klien dirumah
DO:
1. Keluarga terlihat bingung ketika ditanyakan
tentang halusinasi
2. Keluarga terlihat antusias ketika dijelaskan
tentang pengertian halusinasi, tanda dan
gejala halusiansi serta proses terjadinya
halusinasi
3. Keluarga bertanya tentang kondisi klien saat
ini.
DS: Koping individu inefektif
Keluarga klien mengatakan bahwa klien
sebelumnya sudah berkeluarga namun saat ini
sudah bercerai dan dari pernikahan tersebut
klien sudah mempunyai 1 orang anak
perempuan
DO:
-
15
DS : Ketidakefektifan manajemen
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah regimen terapeutik keluarga
putus obat karena keluarga mengangap kondisi
klien sudah sembuh.
DO :
Keluarga klien terlihat antusias terhadap
penjelasan perawat
16
F. Melakukan Rencana Tindakan tentang Diagnosa Keperawatan.
Dx Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Gangguan TUM: Keluarga dapat 1. Setelah 1 kali interaksi, 1. Bina hubungan saling BHSP merupakan suatu
persepsi merawat pasien Keluarga menunjukkan percaya dengan langkah awal dalam
sensori : dengan gangguan tanda-tanda percaya menggunakan prinsip interaksi dengan
halusinasi persepsi sensori : kepada/terhadap perawat: komunikasi terapeutik: Keluarga. Dengan BHSP
pendengaran halusinasi a. Wajah cerah, a. Beri salam saat yang baik diharapkan
pendengaran tersenyum berinteraksi asuhan keperawatan yang
b. Mau berkenalan b. Perkenalkan nama, dijalankan akan mudah
c. Ada kontak mata nama panggilan terlaksana.
TUK: d. Bersedia menceritakan perawat dan tujuan
1. Dapat membina perasaan perawat berkenalan
hubungan saling e. Bersedia c. Tanyakan dan
percaya dengan mengungkapkan panggil nama
keluarga klien masalahnya kesukaan Keluarga
d. Tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji setiap kali
17
berinteraksi
e. Tanyakan perasaan
Keluarga dan
masalah yang
dihadapi Keluarga
f. Buat kontrak
interaksi yang jelas
g. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
Keluarga
18
pendengaran b. Mampu mengetahui terjadinya halusinasi
kebutuhan klien (gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat
klien dengan halusinasi
4. Latih cara merawat
halusinasi : hardik.
5. Anjurkan membantu
klien sesuai jadwal dan
memberi pujian.
3. Keluarga dapat 3. Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan obat yang Menambah pengetahuan
mengawasi pasien keluarga mengetahui: diminum oleh pasien keluarga tentang obat,
menggunakan obat a. Manfaat minum obat dan cara membimbing fungsinya dan akibat
sesuai program teratur klien minum obat putus obat
yang telah b. Kerugian apabila dengan prinsip 6 benar
ditetapkan klien putus obat obat
2. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian
19
4. Menjelaskan 4. Setelah 1x pertemuan 1. Jelaskan follow up ke Dengan mengetahui
follow up klien keluarga dapat RSJ / PKM, tanda follow up setelah klien
setelah pulang menjelaskan tentang: kambuh dan rujukan pulang, klien dapat
a. Manfaat follow up 2. Anjurkan membantu terhindar dari tanda dan
setelah klien pulang pasien sesuai jadwal gejala kekambuhan
b. Tanda dan gejala dan memberikan
kekambuhan pujian.
20
G. MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI /
PELAKSANAANNYA):
1. Menganjurkan keluarga untuk menjenguk pasien minimal 2 minggu sekali.
2. Menjelaskan kepada keluarga yang harus dilakukan saat menjenguk pasien
a. Tanyakan keadaan dan perasaan pasien saat ini.
b. Tanyakan tentang orientasi waktu, tempat dan orang.
c. Tanyakan kegiatan positif yang telah dilakukan
d. Tanyakan apa keperluan pasien yang berhubungan pemenuhan ADL
seperti sabun mandi, sikat gigi, alat sisir, bedak dll.
e. Dan melakukan SP keluarga seperti berikut :
SP I Keluarga
1) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya halusinasi
(gunakan booklet)
3) Jelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi.
4) Latih cara merawat halusinasi : hardik
5) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian.
SP II Keluarga
1) Menjelaskan 6 benar cara memberikan obat
2) Latih cara memberikan/membimbing minum obat
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian
SP III Keluarga
1) Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk
mengontrol halusinasi
2) Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-cakap dengan pasien
terutama saat halusinasi
3) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
SP IV Keluarga
1) Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda kambuh dan rujukan
2) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
27
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
SP I
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 21 Juli 2018 S: (Pasien dan Keluarga)
Data 1. Keluarga mengatakan merasa senang
Pasien : Tn. MR atas kunjungan yang dilakukan oleh
S: mahasiswa
1. Keluarga mengatakan belum mengerti 2. Keluarga mengerti:
tentang pengertian halusinasi, tanda dan a. Pengertian, tanda dan gejala serta
gejala halusinasi yang dialami beserta proses terjadinya halusinasi
proses terjadinya halusinasi b. Cara merawat pasien dengan
2. Keluarga mengatakan belum halusinasi
mengetahui cara merawat klien dirumah 3. Keluarga mengatakan akan senang jika
3. Keluarga mengatakan saat dirumah mahasiswa bisa kembali berkunjung ke
klien sering mengamuk dan memukul rumah.
anggota keluarga lain dan terakhir
membunuh ayahnya sendiri O: (Pasien dan Keluarga)
4. Keluarga mengatakan tidak tau 1. Keluarga mampu menjawab pertanyaan
bagaimana kondisi klien sekarang dari mahasiswa tentang pengertian,
tanda dan gejala serta proses halusinasi
O: 2. Keluarga kooperatif
1. Keluarga terlihat bingung ketika 3. Sikap keluarga terbuka
ditanyakan tentang halusinasi 4. Keluarga antusias mendengarkan
2. Keluarga terlihat antusias ketika penjelasan yang diberikan oleh
dijelaskan tentang pengertian halusinasi, mahasiswa
tanda dan gejala halusiansi serta proses
A:
terjadinya halusinasi
1. BHSP terjalin dengan baik
3. Keluarga bertanya tentang kondisi klien
2. Keluarga mampu mendiskusikan
saat ini.
masalah yang dirasakan dalam merawat
Diagnosa Keperawatan :
pasien
Gangguan persepsi/sensori : halusinasi
28
pendengaran 3. Keluarga mengerti:
4. Pengertian, tanda dan gejala serta
Tindakan Keperawatan: proses terjadinya halusinasi
SP I k
1. Diskusikan masalah yang dirasakan P:
keluarga dalam merawat klien Keluarga:
2. Jelaskan pengertian halusinasi, tanda 1. Mempertahankan Hubungan saling
dan gejala serta proses terjadinya percaya
halusinasi (gunakan booklet) 2. Latih cara memenuhi kebutuhan pasien
3. Jelaskan cara merawat klien dengan 3. Latih cara melatih kemampuan yang
halusinasi dimiliki pasien
4. Latih cara merawat halusinasi : hardik. 4. Anjurkan membantu pasien sesuai
5. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan beri pujian.
jadwal dan memberi pujian.
Mengetahui,
29
SP II
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 21 Juli 2018 S: (Pasien dan Keluarga)
Data 1. Keluarga mengatakan merasa senang
Pasien : Tn. MR atas kunjungan yang dilakukan oleh
S: mahasiswa
1. Keluarga mengatakan belum mengerti 2. Keluarga mengatakan mengerti cara
tentang pengertian halusinasi, tanda dan memenuhi kebutuhan pasien
gejala halusinasi yang dialami beserta 3. Keluarga mengatakan akan senang jika
proses terjadinya halusinasi mahasiswa bisa kembali berkunjung ke
2. Keluarga mengatakan belum mengetahui rumah.
cara merawat klien dirumah
3. Keluarga mengatakan saat dirumah klien O: (Pasien dan Keluarga)
sering mengamuk dan memukul anggota 1. Keluarga kooperatif
keluarga lain dan terakhir membunuh 2. Sikap keluarga terbuka
ayahnya sendiri 3. Keluarga antusias mendengarkan
4. Keluarga mengatakan tidak tau penjelasan yang diberikan oleh
bagaimana kondisi klien sekarang mahasiswa
O: A:
1. Keluarga terlihat bingung ketika 1. BHSP terjalin dengan baik
ditanyakan tentang halusinasi 2. Keluarga mampu mendiskusikan
2. Keluarga terlihat antusias ketika masalah yang dirasakan dalam merawat
dijelaskan tentang pengertian halusinasi, pasien
tanda dan gejala halusiansi serta proses
terjadinya halusinasi P:
3. Keluarga bertanya tentang kondisi klien Keluarga:
saat ini. 1. Jelaskan obat yang diminum oleh
pasien dan cara membimbingnya
Diagnosa Keperawatan: 2. Latih cara memberikan/membimbing
Gangguan persepsi/sensori: halusinasi minum obat
30
pendengaran 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberikan pujian
Tindakan Keperawatan:
SP II k
1. Menjelaskan 6 benar cara memberikan Mengetahui,
obat
2. Latih cara memberikan / membimbing
minum obat Ihsan, Syawal, Mira, Ghina, Jannah,
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal Milda, Laras
dan beri pujian
31
SP III
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 21 Juli 2018 S: (Pasien dan Keluarga)
Data 1. Keluarga mengatakan merasa senang
Pasien : Tn. MR atas kunjungan yang dilakukan oleh
S: mahasiswa
1. Keluarga mengatakan belum mengerti 2. Keluarga mengatakan mengerti tentang
tentang pengertian halusinasi, tanda dan obat pasien
gejala halusinasi yang dialami beserta 3. Keluarga mengatakan akan senang jika
proses terjadinya halusinasi mahasiswa bisa kembali berkunjung ke
2. Keluarga mengatakan belum mengetahui rumah.
cara merawat klien dirumah
3. Keluarga mengatakan saat dirumah klien O: (Pasien dan Keluarga)
sering mengamuk dan memukul anggota 1. Keluarga kooperatif
keluarga lain dan terakhir membunuh 2. Sikap keluarga terbuka
ayahnya sendiri 3. Keluarga antusias mendengarkan
4. Keluarga mengatakan tidak tau penjelasan yang diberikan oleh
bagaimana kondisi klien sekarang mahasiswa
O: A:
1. Keluarga terlihat bingung ketika 1. BHSP terjalin dengan baik
ditanyakan tentang halusinasi 2. Keluarga mampu menyebutkan kembali
2. Keluarga terlihat antusias ketika obat yang harus diminum pasien,
dijelaskan tentang pengertian halusinasi, keguanaan obat, dan frekuensi minum
tanda dan gejala halusiansi serta proses obat
terjadinya halusinasi
3. Keluarga bertanya tentang kondisi klien P:
saat ini. Keluarga:
1. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda
kambuh dan rujukan
32
Diagnosa Keperawatan : 2. Anjurkan membantu pasien sesuai
Gangguan persepsi sensori: halusinasi jadwal dan memberikan pujian
pendengaran
Mengetahui,
Tindakan Keperawatan:
SP III k
1. Jelaskan cara bercakap-cakap dan Ihsan, Syawal, Mira, Ghina, Jannah,
melakukan kegiatan untuk mengontrol Milda, Laras
halusinasi
2. Latih dan sediakan waktu untuk
bercakap-cakap dengan pasien terutama
saat halusinasi
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan berikan pujian.
33
SP IV
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tanggal : 21 Juli 2018 S: (Pasien dan Keluarga)
Data 1. Keluarga mengatakan merasa senang
Pasien : Tn. MR atas kunjungan yang dilakukan oleh
S: mahasiswa
1. Keluarga mengatakan belum mengerti 2. Keluarga mengatakan akan rajin
tentang pengertian halusinasi, tanda dan membawa pasien control ke poliklinik
gejala halusinasi yang dialami beserta jiwa
proses terjadinya halusinasi 3. Keluarga mengatakan akan senang jika
2. Keluarga mengatakan belum mengetahui mahasiswa bisa kembali berkunjung ke
cara merawat klien dirumah rumah.
3. Keluarga mengatakan saat dirumah klien
sering mengamuk dan memukul anggota O: (Pasien dan Keluarga)
keluarga lain dan terakhir membunuh 1. Keluarga kooperatif
ayahnya sendiri 2. Sikap keluarga terbuka
4. Keluarga mengatakan tidak tau 3. Keluarga antusias mendengarkan
bagaimana kondisi klien sekarang penjelasan yang diberikan oleh
mahasiswa
O:
1. Keluarga terlihat bingung ketika A:
ditanyakan tentang halusinasi 1. BHSP terjalin dengan baik.
2. Keluarga terlihat antusias ketika 2. Keluarga mampu mendiskusikan
dijelaskan tentang pengertian halusinasi, masalah yang dirasakan dalam merawat
tanda dan gejala halusiansi serta proses pasien
terjadinya halusinasi
3. Keluarga bertanya tentang kondisi klien P:
saat ini. Keluarga:
1. Nilai kemampuan keluarga merawat
Diagnosa Keperawatan :
pasien
Gangguan persepsi/sensori : halusinasi
2. Nilai kemampuan keluarga melakukan
34
pendengaran kontrol ke RSJ / PKM
Tindakan Keperawatan:
Mengetahui,
SP IV k
1. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda
kambuh dan rujukan Ihsan, Syawal, Mira, Ghina, Jannah,
2. Anjurkan membantu pasien sesuai Milda, Laras
jadwal dan memberikan pujian
35
I. STRARTEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi (Salam Terapeutik)
“Assalamu’alaiku wr.wb, Bapak/Ibu kami dari mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
yang merawat keluarga Bapak/Ibu Tn. MR di Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum selama 2 minggu”.
“Nama Bapak/Ibu siapa? Bapak/Ibu sukanya dipanggil apa?”
Validasi informasi tentang klien
“Apakah benar keluarga Bapak/Ibu yang bernama Tn. MR berusia 22 tahun
merupakan annggota keluarga Bapak/Ibu? Sebagai apa statusnya di
keluarga?”
Kontrak
“Apakah kita bias berbincang-bincang mengenai Tn. MR? ada beberapa
hal yang ingin kami tanyakan mengenai Tn. MR. apakah Bapak/Ibu
bersedia? Bagaimana kalau kita berbincangnya selama 1 jam? Untuk
tempatnya disini saja atau Bapak/Ibu mau di tempat lain?”
2. Fase Kerja (Tindakan SP Keluarga)
Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1)
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
“Apa yang Bapak/Ibu rasakan dengan kondisi kesehatan Tn. MR saat
ini? Apakah Bapak/Ibu merasa kesulitan dalam merawat Tn. MR? apa
yang Bapak/Ibu lakukan ketika merawat Tn. MR?”
“Apakah Bapak/Ibu tahu apa yang menyebabkan Tn. MR menjadi seperti
sekarang? Ya, jadi anak Bapak/Ibu keadaannya menjadi seperti
sekarang ini karena salah satunya adalah efek dari penggunaan obat-
obatan terlarang dan alcohol yang menimbulkan gangguan pada
otaknya”.
b. Jelaskan pengertian Halusinasi, tanda dan gejala serta proses terjadinya
Halusinasi.
36
“Gejala yang dialami oleh Tn. MR dinamakan halusinasi, yaitu yaitu
mendengar bisikan-bisikan atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak
ada bendanya atau tidak nyata.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa
sebab serta mendengar bisikan-bisikan”.
c. Jelaskan cara merawat.
“Untuk cara merawatnya yaitu apabila Tn. MR mendengarkan bisikan-
bisikan tidak sesuai kenyataan seperti yang sudah dijelaskan tadi maka
Bapak/Ibu dapat mengatakan bahwa bisikan itu tidak nyata. Jadi apabila
Tn. MR mulai mendengarkan bisikan-bisikan yang seharusnya tidak ada
maka langsung saja lakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian
Tn. R atau Bapak/Ibu bisa ajak berbincang-bincang”.
d. Latih cara merawat halusinasi dengan cara menghardik.
“Nah dalam proses pemulihan kondisi Tn. MR sangat diperlukan sekali
peran keluarga, kami berharap ketika Tn. MR nanti sudah boleh pulang,
Bapak.Ibu serta keluarga lainnya dapat membantu Tn. MR dalam
mengatasi masalahnya”.
“Jadi kalau anak bapak/ibu mengatakan mendengar suara-suara,
sebenarnya suara itu tidak ada.”
“Kalau Tn. MR mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya
bayangan itu tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara.
Ada beberapa cara untuk membantu Tn. MR agar bisa mengendalikan
halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan Tn. MR,
jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja
bapak/Ibu percaya bahwa Tn. MR tersebut memang mendengar suara
atau melihat bayangan, tetapi bapak/Ibu sendiri tidak mendengar atau
melihatnya”.
e. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
“Nanti apabila Tn. MR sudah pulang kembali kerumah buatkan jadwal
kegiatan yang akan dilakukan oleh Tn. MR setiap harinya agar Tn. MR
37
memiliki kegiatan dirumah. Apabila Tn. MR selesai melakukan sesuatu
berikan pujian agar Tn. MR merasa dihargai”.
“Nah itu tadi penjelasan mengenai kondisi kesehatan Tn. MR.
bagaimana Bapak/Ibu apakah sudah mengerti? Sebelum kita lanjut ke
cara merawat Tn. MR ketika dirumah, apakah Bapak/Ibu ada yang ingin
ditanyakan? Baiklah kalau begitu kita lanjutkan ya Pak/Bu”.
Strategi Pelaksanaan 2 (SP2)
a. Jelaskan obat yang diminum oleh pasien dan cara membimbingnya
“Baiklah kita lanjutkan ya bapak/ibu”
“sekarang saya ingin menjelaskan mengani obat yang Tn. MR minum
Berapa macam obat yang Tn. MR minum? Warnanya apa saja? jam
berapa Tn. MR minum? Dan manfaat obatnya untuk apa saja”
“Jadi obatnya ada 3 macam ya bu, yang warna orange namanya
Clorpromazine agar pikiran tenang, yang putih namanya
Trihexyphenidil agar Tn. MR tidak tegang, dan yang warna merah
jambu namanya Haloperidol agar rasa marah berkurang. Semuanya
harus diminumkan 3 kali sehari jam 8 pagi, 2 siang, 8 malam.”
“jika nanti setelah minum obat mulut Tn. MR terasa kering, untuk
membantu mengatasinya Tn. MR bisa minum air putih dan jika mata
terasa berkunang-kunang, Tn. MR sebaiknya beristirahat.”
b. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
“Nanti apabila Tn. MR sudah pulang kembali kerumah buatkan jadwal
minum obat oleh Tn. MR setiap harinya agar Tn. MR memiliki rutin
minum obat. Apabila Tn. S selesai melakukan sesuatu berikan pujian
agar Tn. MR merasa dihargai”.
“Nah itu tadi penjelasan mengenai obat yang harus di minumkan kepada
Tn. MR. bagaimana Bapak/Ibu apakah sudah mengerti? Sebelum kita
lanjut ke cara merawat dan menanggulangi kekambuhan Tn. MR ketika
dirumah, apakah bapak/Ibu ada yang ingin ditanyakan? Baiklah kalau
begitu kita lanjutkan ya pak/Bu”.
38
Strategi Pelaksanaan 3 (SP3)
a. Jelaskan cara bercakap-cakap untuk mengotrol halusinasi
“Baiklah kita lanjutkan ya pak/bu”
“Untuk mencegah/mengontrol halusinasi Tn. MR datang adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau Tn. MR mulai mendengar
suara-suara, langsung saja bapak/ibu temani untuk diajak ngobrol, atau
minta teman/saudara untuk ngobrol dengan Tn.MR Contohnya begini;
ketika Tn. MR berbicara sendiri langsung ajak ngobrol: Nak, ayo
ngobrol dengan bapak/ibu. Sampai kondisi Tn. MR mulai tenang”
b. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
“Nanti jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri, karena
kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau
bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan
bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih
anak Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong
Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia
lakukan!”.
39
”jika pada saat dirumah nanti Tn. MR kambuh atau mulai mengamuk
lagi bapak/ibu segera membawanya ke layanan kesehatan terdekat atau
puskesmas untuk mendapatkan rujukan agar dapat dibawa ke RSJ
Sambang Lihum”
b. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
“Nanti apabila Tn. MR sudah pulang kembali kerumah bapak/ibu jangan
lupa obatnya jangan sampai habis, dan bisa dibuat jadwal minum obat
oleh Tn. MR setiap harinya agar Tn. MR rutin minum obat. Apabila Tn.
MR selesai melakukan sesuatu berikan pujian agar Tn. MR merasa
dihargai”.
“Nah itu tadi penjelasan mengenai cara pengambilan obat dan
bagaimana jika pasien mengalami kekambuhan. bagaimana bapak/Ibu
apakah sudah mengerti? apakah bapak/Ibu ada yang ingin ditanyakan?”
40
Selanjutnya pihak Puskesmas yang akan membantu memantau
perkembangan Tn. MR selama di rumah”
3. Fase Terminasi
“Bagaimana pak/Bu? Apakah ada yang ingin disampaikan? Atau apakah
ada yang ingin bapak/Ibu tanyakan? Kalau tidak ada coba sebutkan cara-
cara merawat Tn. MR dirumah. Bagus (kalau ada yang kurang segera
diingatkan perawat). Jika ada yang ingin bapak/Ibu tanyakan kembali
silahkan bapak/Ibu hubungi pihak RSJ Sambang Lihum. Dari penjelasan
kami tadi diharapkan keluarga siap menerima Tn. MR untuk pulang
kerumah dan dapat mempraktikkan secara langsung cara merawat Tn. MR
seperti yang sudah kita diskusikan tadi. Bapak/Ibu bagus sekali tadi
kerjasamanya. Kalau begitu kami pamit dulu pak/Bu. Selamat siang”.
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Mahasiswa sudah membuat proposal kegiatan kunjungan rumah (home
visite) sebelum pelaksanaan dan sudah berkonsultasi dengan
pembimbing.
b) Mahasiswa sudah membuat surat izin pelaksanaan kunjungan rumah
(home visite) 6 hari sebelum pelaksanaan baik dari Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum dan surat pengantar Dinas Kesehatam Kabupaten Banjar
telah selesai sebelum pelaksanaan kunjungan rumah.
c) Mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk mencari alamat keluarga
pasien karena sebelumnya mahasiswa telah berkoordinasi dengan Ketua
RW setempat.
d) Mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk menuju ke rumah keluarga
pasien karena akses jalan ke sana sudah cukup memadai.
2. Evaluasi Proses
a) Mahasiswa melakukan kunjungan ke rumah pasien setelah berkunjung ke
Puskesmas setempat, Kepala Desa Melayu Tengah, dan rumah Ketua RT
setempat dan telah mendapatkan izin dari petugas kesehatan di
41
Puskesmas dan semua Perangkat desa yang berwenang untuk melakukan
kunjungan rumah (home visite) ke rumah keluarga pasien.
b) Saat pelaksanaan kunjungan, ketua RT memberikan informasi tentang
keadaan pasien.
c) Saat pelaksanaan kunjungan, mahasiswa diterima dengan baik oleh
kelurga.
d) Selama pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah (home visite) keluarga
bersedia memberikan informasi yang diketahuinya tentang pasien.
e) Mahasiswa juga menanyakan tentang klien pada tetangga didekat rumah
klien.
f) Mahasiswa memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien di RSJ
Sambang Lihum saat ini.
g) Keluarga antusias dalam mendengarkan penjelasan tentang kondisi
pasien.
h) Pelaksanaan kunjungan rumah berlangsung selama 2 jam (10.00-12.00
WITA).
3. Evaluasi Hasil
a) Keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh perawat
b) Keluarga bersedia menjelaskan kondisi pasien sebelum masuk RSJ
Sambang Lihum dan alasan pasien masuk RSJ Sambang Lihum.
42
d. Estimasi angka kejadian gangguan jiwa ringan berdasarkan jumlah
penduduk wilayah Puskesmas Martapura Barat sebanyak 1.561 jiwa.
e. GAF gangguan jiwa yang tertangani di wilayah kerja Puskesmas
Martapura Timur sebesar 35,16%.
f. Keluarga masih merasa takut dengan keadaan pasien sekarang.
g. Keluarga kurang pengetahuan tentang pengertian dan cara perawatan
pasien di rumah.
h. Keluarga antusias untuk ikut melakukan cara perawatan pasien dengan
memberikan semangat dan pujian untuk klien.
i. Keluarga diminta dan diberi pendidikan kesehatan pengertian dan cara
perawatan untuk siap menerima pasien di rumah.
2. Saran
a. Puskesmas
1) Angka kejadian gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas
Martapura Timur tidaklah sedikit sehingga petugas puskesmas
diharapkan puskemas membuka poli jiwa dan posyandu jiwa.
2) Diharapkan puskesmas dapat membuat pencatatan pelaporan
pelayanan kesehatan jiwa secara lengkap dan membuat buku
register tentang pasien yang dirujuk atau kontrol balik ke
Puskesmas.
3) Puskesmas diharapkan dapat melakukan promosi kesehatan jiwa
melalui penyuluhan kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa.
Puskesmas juga dapat melakukan tindakan preventif seperti
melakukan sosialisasi kepada keluarga tentang PMO pasien.
Tindakan kuratif yang dapat dilakukan puskesmas dengan
merujuk pasien ke rumah sakit jiwa sambang lihum.
4) Dari hasil perhitungan estimasi gangguan jiwa di Puskesmas
Martapura Timur, estimasi gangguan jiwa di wilayah kerja
tersebut sangat banyak dan diharapkan puskesmas dapat
membuka pelayanan poliklinik jiwa untuk memberikan
pelayanan jiwa yang lebih maksimal dibanding dengan
43
pelayanan jiwa yang berada di poliklinik umum dan dapat
melakukan pendokumentasian atau pencatatan jumlah penderita
gangguan jiwa yang berada di wilayah kerja puskesmas tersebut
sehingga para pemberi pelayanan jiwa dapat memberikan
pelayanan dengan baik kepada seluruh penderita gangguan jiwa
yang berada di wilayah kerja puskesmas.
b. Keluarga
Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan kepada pasien
saat sudah kembali kerumah dengan melakukan kembali kegiatan
yang sudah dilakukan dirumah sakit dan keluarga dapat berperan
aktif sebagai PMO pasien.
44