Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh kaum muda hingga
kaum tua. Pada era globalisasi saat ini, masyarakat indonesia khususnya para mahasiswa masih
bingung dengan manfaat dan tujuan dari bisnis tersebut. Padahal, kalau kita memahami apa bisnis
tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan dalam aktivitas bisnis tersebut.
Bangsa Indonesia, merupakan bangsa yang memiliki kekayaan alam yang melimpah jika kita tidak
pandai mengatur itu semua, maka bangsa kita akan jatuh ke dalam keterpurukan dalam hal
perekonomian, kemiskinan dan menjadikan negeri kita gagal atau miskin. Pasti sebagai rakyat
indonesia kita mau jika hal tersebut terjadi di negara yang kita cintai.
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi kita saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia menduduki
angka yang sangat fantastis. Namun, pemerintah belum bisa mengatasi problema tersebut. Jika
adanya pasar kerja yang dibuka, masyarakat berbondong-bondong untuk menjadi pegawai negeri
yang impikan, tetapi pekerjaan kita tidak hanya pegawai negeri saja masih banyak pekerjaan yang
bisa kita lakukan misalnya pewirausaha atau pengusaha.
Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah ini yang berjudul “ Menganalisa Mengapa
generasi muda harus belajar berbisnis dalam kehidupan kita saat ini ’’ yang menjadi salah satu
topik pembahasan penulis. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini semenarik mungkin agar
para masyarakat khusunya mahasiswa dan pelajar lainnya dapat menyukai makalah ini. Sehingga,
mahasiswa dapat mengenal dan mengerti serta dapat menambah wawasan dalam berbisnis
tentunya.

2. Perumusan Masalah
Di dalam perumusan masalah ini antara lain adalah sebagai berikut :
 Apakah yang menjadi masalah di dalam Bisnis ?
 Strategi apa yang dapat dilakukan dalam berbisnis ?

3. Tujuan
3.1.Bisnis dan lingkungannya
a. Menjelaskan Bisnis dan Lingkungannya
b. Menjelaskan Bisnis dan Sistem Ekonomi
c. Menjelaskan Etika Bisnis

3.2. Bentuk Organisasi dan Kerja Sama Bisnis


a. Menjelaskan bentuk-bentuk badan usaha dan badan usaha lain beserta ciri, kekurangan dan
kelebihannya. Serta menjelaskan kerja sama bisnis yang dapat dilakukan sebagi bentuk
pengembangan organisasi.
b. Menjelaskan maksud,tujuan, dan penyusunan strategi perusahaan . menyebutkan proses
manajemen, tingkat manajemen, menyebuutkan lingkup manajemen diberbagai bidang, dan
menyebutkan keahlian seorang menejer diberbagai bidang.
c. Menyebutkan konsep dan pengertian kewirausahaan. Menjelaskan karakteristik, sifat, dan
integritas seoarang wirausaha. Menyebutkan factor-faktor motivasi seseorang menjadi wirausaha.
Menyebutkan pengertian,hubungan, dan bentuk usaha kecil dan kewirausahaan. Menyebutkan
beberapa alas an keberhasilan, kegagalan, dan perencanaan strategis usaha kecil.

3.3. Pengelolaan Produksi atau Operasi dalam Bisnis


a. Menyebutkan definisi dan uang lingkup produksi
b. Mengidentifikasi tipe proses produksi
c. Menyebutkan perbedaan karakteistik baang dan jasa
d. Menyebutkan klasisfikasi sistem operasi jasa
e. Mendeskripsikan pengertian dan komponen peramalan
f. Menjelaskan berbagai metode peramalan yang digunakan untuk memprediksi output
g. Menjelaskan konsep perencanaan kapasitas , layout , lokasi ,dan metode operasi
h. Mendeskripsikan metode penjadwalan dan pengawasan operasi
i. Menjelaskan konsep manajemen kualitas dan produktivitas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Teori tentang Bisnis dan Lingkungannya


1.1.Pengertian Bisnis
Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis dapat pula diartikan
sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa atau uang yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih dengan maksud memperoleh manfaat atau keuntungan. Dengan demikian, bisnis
merupakan proses social yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok melalui proses
penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tertentu yang memiliki
nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.
Mempelajari bisnis berarti menelaah sejarah kehidupan manusia dan lingkungannya dan
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas dengan sumber sumber yang terbatas.
Kegiatan bisnis merupakan sebuah system operasional yang sangat terkait dengan lingkungan di
sekitarnya. Dalam masyarakat yang semakin terbuka kegiatan bisnis harus mampu bersikap
fleksibel dan beradaptasi dengan perubahan yang ada oleh karena itu, mempelajari bisnis sama
artinya dengan mempelajari cara manusia dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan dalam suatu
lingkungan dengan sumber yang terbatas.
1.2. Lingkungan Bisnis
Sebagai sebuah system, perusahan sangat terkait dengan lingkungannya. Perusahaan sebagai
system berarti sebagai unit yag terdiri dari subsistem, seperti sumber sumber ekonomi, kegiatan
perusahaan dan lingkungan perusahaan yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan kondisi ekonomi, industry dan
kepentingan dalam anaggota masyarakat yang lainnya.berdasarkan tingkat pengaruh pada
perusahaan maka lingkungan bisnis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lingkungan internal dan
lingkungan eksternal.
1.2.1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis
secara langsung lingkungan ini terdiri atas berikit ini.

a. Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia).


b. Manajemen (keahlian pengelola).
c. Pemegang saham (stakeholders).
d. Modal dn peralatan fisik (dana, mesin, gedung).
e. Informasi
1.2.2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja
organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni berikut ini.
a. Lingkungan khusus, meliputi :
 Konsumen, yaitu kelompok potensial yang yang mengkonsumsi output atau barang dan jasa yang dihasilkan
organisasi.
 Pemasok, meliputi penyediaan input keuangan dan tenaga kerja.
 Pesaing. Semua organisasi mempunyai pesaing. Oleh karena itu, tidak boleh mengabaikan persaingan.
 Kreditor atau kelompok kepentingan khusus. Kreditor atau bank akan menganalisis secara saksama dan teliti
mengenai perkembangan bisnis dan potensi suatu perusahaan.
b. Lingkungan umum, meliputi berbagai faktor, antara lain :
 Kondisi ekonomi. Tingkat bunga , inflasi, perubahan pendapatan kena pajak, fluktasi pasar saham, dan tahapan
siklus bisnis secara umum adalah beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi praktik manajemen dalam suatu
organisasi.
 Kondisi politik dan hokum. Beberapa peraturan pemerintah mempunyai dampakyang signifikan kepada
keberlangsungan perusahaan.
 Kondisi sosial budaya. Para manajer harus menyesuaikan diri dengan adanya perubahan pola dan tren pada
masyarakat yang menjadi tujuan pemasaran.
 Kondisi demografi. Mencakup kebiasaan yang terjadi dalam karakteristik fisik dari populasi, seperti jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, konsumsi keluarga, dan begitu seterusnya.
 Teknologi. Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling dramatis atau paling cepat
mengalami perubahan.
 Teknologipun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam hal
pengembangan produk.
 Globalisasi. Perusahaan perlu mencermati meningkatnya jumlah pesaing sebagai dampak dari adanya pasar
global yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal.

2. Teori tentang Bentuk Organisasi dan Kerja Sama Bisnis


2.1. Bentuk organisasi dan kerja sama bisnis
Dalam dunia bisnis ada banyak bentuk organisasi bisnis dan kerja sama bisnis. Bentuk organisasi
bisnis ini terbentuk dari penggolangan-penggolongan berdasarkan beberapa kriteria. Pengertian
dari bentuk organisasi atau badan usaha adalah suatu lembaga yang menangani suatu kegiatan
dengan suatu tujuan yang terarah dan terencana. Badan usaha ini ada yang bersifat mencari
keuntungan (profit) dan ada juga yang tidak mencari keuntungan (non profit).badan usaha yang
bertujuan mencari profit biasanya berbentuk perusahaan perseorangan, perusahaan perkongsian (
CV, Firma, Partnership), perusahaan perseroan terbatas,badan usaha milik Negara (BUMN), dan
koperasi. Sedangkan badan usaha yang tujuannya non profit berbentuk seperi yayasan yang biasa
kita sebut sebagai organisasi nirlaba. Setiap bentuk organisasi memiliki kelebihan dan
kekurangannya yang akan dibahas lebih lanjut pada bab. III dalam pembahasan.
Selain bentuk organisasi dalam bisnis juga ada sentuk kerja sama dan ekspansi bisnis. Bentuik
kerja sama merupakan aspek lain dari pengembangan organisasi yang melakukan kerja sam untuk
mendapat tujuan tertententu. Sedangkan ekspansi bisnis adalah bentuk pengembangan organisasi
umtuk mendapatkan tujuan tertentu. Bentuk kerja sama ini antara lain perusahaan multinasional,
joint venture,akuisisi atau pengambilalihan, employee stock ownership plan (ESOP), privatisasi,
investasi langsung, franchising, dan pemberian lisensi.

2.2. Proses manajemen


Suatu kegiatan bisnis harus diimbangi dengan kemampuan manajemen dengan tujuan untuk
mempertahankan bisnis yang dijalankan dalam era globalisasi. Proses manajemen bertujuaan
untuk mengelola bisnis atau kegiatan dengan tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Langkah
pertama yang dilakukan dalam dunia bisnis adalah menentukan tujuan (goals) dan merumuskan
strategi yang akan digunakan. Penetapan tujuan adalah target kerja yang nantinya akan menjadi
tolak ukur hasil kerja. Tujuan terdiri dari tujuan jangka pendek , tujuan jangka menegah, dan tujuan
jangka panjang. Strategi adalah tindakan atau langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan kinerja.

Proses manajemen itu sendiri terdiri dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
directing (pengarahan) dan controlling (pengawasan). Seseorang yang bertanggung jawab pada
kegiatan atau proses manajemen disebiut sebagai manajer. Manajer terdiri dari tiga tingkatan yakni
top manager, middle manajer, dan first line manajer. Dalam suatu perusahaan besar biasanya
memerlukan banyak manajer dengan berbagai bidang tertentu seperti manajer SDM, manajer
operasi, manajer pemasaran, manajer informasi, manajer keuangan, dan menejer dibidang lain
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Seorang manajer juga harus memiliki keahlian teknikal,
keahlian hubungan manusia, keahlian konseptual, keahlian pengambilan keputusan,dan keahlian
mengatur waktu.

2.3. Kewirausahaan ( enterprenership)


Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entreprenership dalam bahasa inggris. Kata
enterprenership sendiri sebenarnya berawal dari bahasa perancis , yaitu entreprende yang berarti
petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Richard
Antillon pada tahun 1755 dan J.B. Say pada tahun 1803 untuk menggambarkan para pengusaha
yang mampu memindahkan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke
produktivitas tinggi. Sedangkan orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut sebagai
wirausaha atau entreupreneur. Berbeda dengan pengertian wiraswasta yakni kegiutan usaha yang
tidak memiliki visi. Contoh suatu warung tegal yang tetap saja tidak berkembang makan orang/
pemilik warung tegal tersebut disebut sebagai wiraswasta, sedangkan warung tegal nyang mampu
berkembang menjadi restoran pemiliknya disebut sebagai wirausaha.
Seorang wirausaha memiliki beberapa karakteristik antsara lain mampu berkreasi, bersedia
m,engorbankan wakytu , menginginkan reward atau hasil. Menurut sukardi sifat pengusaha antara
lain, instrumental, presttatif, keluwesan bergaul, pekerja keras, optimis, mau mengambil resiko,
swa kendali, inovatif, dan mandiri. Perlu diketahui bahwa sifat pengusaha merupakan hasil dari
proses belajar bukan karena faktor keturunan.
Seorang pengusaha memiliki integritas yang tidak ditentukan oleh keadaan lingkungannya, tidak
berdasarkan kedudukannya, dan tidak disamakan dengan reputasi.dan dalam melaksanakan proses
wirauaha ada faktor motivasi antara lain the foreign refugge, the corporate refugge, the paternal
refrugge, the feminist refrugge, the hosewife refrugge, the society refrugge, dan educational
refrugge.
Dalam proses kewirausahaan biasanya terbentuk usaha keci-menengah. Usaha kecil adalah bentuk
usaha kecil yang tidak bergantung pada pemilim dan manajemen serta tidak mendominasi pasar
diman ia berada. Usaha kecil ini terdiri dari jasa, retailing, distribusi, pertanian , dan produksi.
Dalam usaha kecil wirausaha harus memiliki strategi bisnis.
3. Teori tentang Pengelolaan produksi atau Operasi dalam Bisnis
3.1.Pengertian Produksi
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui
proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat
produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi
tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk
meningkatkan pendapatan perkapitanya.
Produk sebagai hasil dari proses produksi dapat memenuhi empat dasar kebutuhan yaitu sebagai
berikut :
a. Utilitas Waktu.
Perusahaan menyediakan daya guna waktu dengan
menawarkan barang atau jasa pada saat konsumen menginginkannya.
Misal, ketika sebuah perusahaan menyediakan berbagai kelengkapan
untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri, seperti bingkisan/parcel ataupun
perlengkapan busana muslim (sarung, peci, sejadah, mukena).
b. Utilitas Tempat.
Perusahaan menyediakan daya guna tempat dengan
menawarkan barang atau jasa di lokasi yang tepat (nyaman dan
terjangkau oleh konsumen). Misal, sebuah Department Store yang
menyediakan tempat khusus untuk memajang kelengkapan produk
lebaran.
c. Utilitas Kepemilikan.
Perusahaan menyediakan daya guna kepemilikan
dengan menawarkan barang atau jasa yang dapat membuat konsumen
merasa senang untuk membelinya. Misal, sebuah perusahaan garment
yang memproduksi baju-baju lebaran/busana muslim agar tersedia di
pasar untuk dapat dimiliki atau digunakan konsumen.
d. Utilitas Bentuk.
Perusahaan menyediakan daya guna bentuk dengan
menawarkan barang atau jasa dengan mengubah bahan baku dan input
lainnya menjadi barang jadi. Contohnya, sebuah perusahaan garment
yang mengubah kain, benang, resleting dan bahan lainnya menjadi
pakaian wanita.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Bisnis dan Lingkungannya


Dalam masyarakat yang makin bergerak maju, organisasi harus dikelola secara efektif dan
efisien. Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai tujuan, peran organisasi yang optimal sangat
dibutuhkan. Pada dasarnya, organisasi yang mengelola interaksi masyarakat dapat dibedakan
menjadi organisasi profit dan non profit. Organisasi nonprofit lebih berorientasi pada tujuan nilai
sosial ( social value ) dengan lebih menekankan kegiatan pelayanan pada kelompok masyarakat.
Organisasi yang terdiri dari organisasi profesi, keagamaan, politik, kebudayaan yang memiliki visi
dan misi yang berbeda-beda. Contoh organisasi nonprofit adalah LBH. LSM, Komnas HAM, dan
sebagainya. Sedangkan organisasi bisnis lebih menekankan pada tujuan profit atau keuntungan,
karena dengan keuntungan itu organisasi bisnis dapat mempertahankan kelangsungan operasinya.
Apa yang dimaksud dengan bisnis? Mengapa mempelajari bisnis dan mengapa keberadaan bisnis
menjadi begitu penting? Secara terminologis, bisnis merupakan sebuah kegiatan atau usaha. Bisnis
dapat pula diartikan sebagai aktivitas terpadu yang meliputi pertukaran barang, jasa, atau uang
yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud untuk memperoleh manfaat atau
keuntungan. Dengan demikian, bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu
atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan kegiatan akan suatu
produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.
Organisasi bisnis yang dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar
konsumen untuk mendapatkan keuntungan, dikenal dengan istilah perusahaan. Dalam
perkembangan selanjutnya, organisasi bisnis tidak hanya menjaga tingkat keuntungan tertentu
melainkan juga berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya alam dan
lingkungan sosial ( social responsibility ). Tantangan dalam dunia bisnis tidak hanya datang dari
persaingan industri, tetapi juga dari kebijakan pemerintah atau organisasi internasional. Organisasi
bisnis dalam hal ini sangat terkait dengan perekonomian dan sistem ekonomi. Perkembanngan dan
kemajuan ekonomi dipengaruhi oleh cara kerja sistem ekonomi tersebut.
 Bisnis Sebagai Suatu Sistem
Mengapa kita mempelajari bisnis dan pengelolaannya? Hal ini merupakan sebuah
pertanyaan Filosofis yang harus dijawab dengan logis dan empirik. Mempelajari bisnis berarti
menelaah sejarah kehidupan manusia dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuuhan dan
keinginan yang tidak terbatas dengan sumber sumber yang terbatas. Kegiatan bisnis merupakan
sebuah sistem ekologis yang sangat terkait dengan lingkunngan disekitarnya. Dalam masyarakat
yang semakin terbuka ( globalisasi ), maka kegiatan bisnis harus mampu bersikap fleksibel
dan melakukan adaptasi. Bisnis merupakan subsistem dari sebuah sistem ekonomi. Sebagai suatu
sistem, Bisnis merupakan proses pengelolaan beberapa subsistem yang berhubungan dengan
proses produksi. Subsistem dari suatu organisasi bisnis terdiri dari suatu input, proses dan output.
Masing-masing subsistem itu juga merupakan sistem yang mandiri atas beberapa subsistem
didalamnya.
Pada posisinya, setiap subsistem dapat mempengaruhi aktivitas organisasi kerja secara
keseluruhan. Dalam hal ini, bisnis tidak dapat menghindar dari pengaruh yang masuk dari dalam
maupun dari luar sistem. Kebijakan-kebijakan dalam skala mikro akan memiliki implikasi secara
langsung atau tidak lanngsung atas kelangsungan bisnis. Dalam era globalisasi dan liberalisasi
perekonomian, hanya bisnis yang mempunyai kompetensi yang dapat bersaing di pasar.
Sebagai suatu sistem, perusahaan juga menjadi subsistem dari sistem yanng lebih luas.
Disisi lain, masinng-masing subsistem pada skala tertentu juga merupakan sistem yang mandiri
dan memiliki beberapa subsisttem didalamnya. Tidak dapat dihindari bahwa akan terdapat
berbagai macam kepentingan bisnis dalam menngelola segala sumber daya yang teerbatas untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas.

 Lingkungan Bisnis
Sebagai suatu sistem, perusahaan sanngat terkait dengan aktivitas publik lainnya. Pengelolaan
bisnis menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembanngan ekonomi. Perkembangan dalam
sistem mekanisme industrial telah memberikan implikasikasi pada organisasi bisnis atau
perusahaan. Alternatif-alternatif dan kesempatan lebih banyak terbuka untuk mencapai tujuan
organisasi. Berdasarkan skala penngaruh, maka lingkunngan bisnis dapat dibedakan menjadi
lingkunngan mikro dan lingkungan makro.
Pengelolaan dengan cara kerja perusahaan-perusahaan modern sangat berbeda setelah pasca
depresi besar perekonomian tahun 1930-an. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat
dengan fenomena kehidupan ekonomi anggota masyarakat yang lainnya. Karena lingkungan
itulah, bisnis mempunyai kepentinngan untuk mengelola pihak pihak yang berasal dari berbagai
latar belakang (sosial, budaya, dan politik) yang berbeda. Bisnis yang terkait dengan opini publik
atau anggota masyarakat banyak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis itu sendiri. Pihak yang
dipengaruhi oleh lingkungan bisnis disebut dengan stake-holders. Mennnurut Frederick, Post dan
Davis, stake-holders adalah semua pihak yang dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Primary stake-holders merupakan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh kebijakan,
produk, dan aktivitas perusahaan. Primary stake-holders sering juga disebut sebagai market
driven. Mereka terdiri dari para pelanggan/konsumen, pemasok, karyawan, investor, dan pesaing.
Pemilik atau para pemegang saham merupakan pihak yang berkepentingan dalam mempengaruhi
penilaian atas perusahaan. Penilaian tersebut menyangkut besarnya harapan memperoleh
keuntungan atas keputusan investasi yanng akan dilakukannya pada masa yang akan datang.
Perusahaan tidak hanya berhubungan dengan masyarakat melalui berbagai kebijakan yanng
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan misinya. Pada tingkat tertentu, perusahaan juga
berhubungan dengan masyarakat melalui “aktivitas lapis kedua”. Aktivitas-aktivitas ini tidak
secara langsunng berhubungan dengan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan dan misi,
melainkan sebagai konsekuensi atas aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pencapaian tujuan dan
misi tersebut. Pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh “aktivitas lapis kedua”
perusahaan disebut secondary stake-holders.
Organisasi bisnis yang pedulli akan keadaan lingkungan eksternalnya akan selalu melakukan
penyesuaian lingkungan internal sesuai dengan perubahan yang terjadi. Penyesuaian-penyesuaian
ini perlu dilakukan agar organisasi bisnis dapat selalu menciptakan keseimbangan dengan
lingnkungan eksternalnya. Karena lingkungan eksternal selalu berubah, maka organisasi bisnis
atau lingkungan internal juga harus selalu berubah. Perubahan yang harus disesuaikan dengan arah
perkembangan lingkungan eksternal, sehingga tercipta keseimbangan yang dinamis.
Menurut Kast dan Rosenzweig (1979), suatu organisasi (profit dan nonprofit) dapat dipandang
sebagai suatu sistem sosioteknikal. Menurut pandangan ini, organisasi memiliki lima subsistem
yaitu subsistem tujuan dan nilai-nilai(goals and values subsistem), subsistem teknikal technical
subsistem), subsistem struktural (structural subsistem),subsistem psikososial (psychosocial
subsistem), dan subsistem manajerial (managerial subsistem). Subsistem manajerial memiliki
fungsi untuk memadukan segenap subsistem yang lainnya.
Organisasi atau bisnis dapat juga dipandang sebagai suatu sistem tranformasi. Sebagai suatu sistem
transformasi, bisnis memiliki beberapa subsistem, yaitu subsistem input, proses, dan output.
Pandangan ini sangat bermanfaat untuk menganalisis problem-problem yang berkaitan dengan
output (produk atau jasa) dari organisasi bisnis (perusahaan). Produk atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan mungkin tidak laku dipasar karena kualitasnya terlalu rendah dibandingkan
produk para pesaing. Untuk meningkatkan daya saing, produk atau jasa perlu ditingkatkan
kualitasnya. Proses ini dapat ditempuh melalui dua cara utama, yaitu dengan meningkatkan
kualitas input dan memperbaiki proses transformasi dari input menjadi output.

2. Bentuk organisasi dan kerja sama bisnis


Ketika kita ingin memulai suatu bisnis , kita perlu memahami dulu bentuk organisai dan kerja
sama bisnis.
a. Bentuk-bentuk badan usaha dan usaha lainnya.
Bentuk bentuk badan usaha terdiri dari perusahaan perseorangan, perusahaan pengkongsian,
perusahaan perseroan. Sedangkan badan usaha lainnya meliputi, BUMN, koperasi , dan organisasi
nonprofit/ nirlaba.
1. Perusahaan perseroan
Perusahaan perseroan adalah perusahaan yang dimiliki satu individu, tapi pada praktiknya bias
juga merupakan perusahaan keluarga.
Kelebihan perusahaan perseorangan adalah mudah didirikan tidak perlu mendapatkan
perizinan dari lembaga pemerintah untuk menjalankannya, modal memulai usaha relative kecil
biasanya berasal dari tabungan, pengelolaan fleksibel dan bebas, kerahasiaan usaha terjamin
karena tidak ada pihak luar.
Kelemahan perusahaan perseorangan adalah pertanggungjawaban tidak terbatas jika
perusahaan memiliki utang maka yang berkewajiban membayar adalah tanggung jawab pemilik
perusahaan,modal terbatas, kualitas manajerial dan pejerjaan terbatas, dan kelangsungan operasi
perusahaan terbatas.
2. Perusahaan perkongsian (CV, Firma, dan Partnership)
Ciri utama perusahaan perkongsian adalah ukurannya kecil dan relative dapat dijalankan oleh
pemiliknya, bukan merupakan badan hukum sehingga pertanggung jawabannya hamper sama
dengan perusahaan perseorangan. Perkongsian dibedakan menjadi 2 bentuk yakni perkongsian
umum dan perkongsian terbatas. Dimana perkongsian umum adalah jenis usaha dimana setiap
pemiliknya secara aktif turut menjalankan kegiatan usahanya dan sepenuhnya bertanggung jawab
kepada utang dan tanggung jawab bersama. Sedangkan perkongsian terbatas adalah usaha milik
beberapa orang tetapi ada anggota aktif dan ada pula anggota pasif. Anggoota aktif adlah yang
menjalankan kegiatan usaha dan bertanggung jawab sepenuhya pada utang perusahaan, sedangkan
anggota pasif hanya sebatas penanam modal/ saham.
Kelebihan perusahaan perkongsian adalah mudah didirikan, modal usaha relative kecil ,
pengelolaan usaha relative fleksibel dan bebas. Lebih unggul dalam hal permodalan dibandingkan
dengan perusahaan perseorangan karena banyak penanam saham, lebih banyak keahlian yang
diperoleh karena terdiri dari beberapa individu, dan umur usaha lebih panjang dibandingkan
dengan perusahaan perseorangan.
Kelemahan perusahaan perkongsian terletak pada, pertanggung jawaban tanpa batas,
modal terbatas, dan kelemahan utama perkongsian adalah sering terjadinya perselisihan atau
kesalahpaman diantara anggotanya.
3. Perusahaan perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah suatu unit kegiatan usaha yang memiliki badan hukum yang
pendiriannya dilakukan melalui akta notaris dimana satu dokumen tersebut dicantumkan tujuan
pendirian, saham yang dikeluarkan, dan nama-nama pemimpin yang akan menjalankan usaha.
Pemegang saham pada PT dianggap sebagai pemilik perusahaan, tetapi tidakikut campur dalam
kegiatan usahanya.
PT dapat digolongkan kedalam 2 jenis yakni PT tertutup dimana saham-sahamnya dijual pribadi
tanpa melalui perantara pasar modal, sedangkan PT terbuka dimana saham-sahamnya dijual
melalui perantara pasar modal.
PT memiliki perbedaan dengan perusahaan lainnya diantaranya adalah pengelola perusahaan tidak
sama dengan pemilik perusahaan, adanya keterbatasan tanggung jawab terhadap utang, adanya
pemisahan antara harta perusahaan dan harta pribadi , kepemilikan poada perseroan terbatas
ditandai oleh kepemilikan surat saham yang dapat dibeli dari perusahaan itu langsung atau dibeli
dipasar modal.
Adapun saham yang dikeluarkan oleh PT yakni saham (pemilik modal mendapat keuntungan dari
pembagian dividen diakhir periode) biasa dan saham preferen (pemilik modal mendapat
keuntungan dari pembagian dividen diawal periode). Pengelolaan PT dilakukan dengan cara rapat
umum pemegang saham setiap kali untuk mengontrol kondisi perusahaan, dewan komisaris orang
yang memiliki saham terbesar dan menetapkan kebijakan perusahaan, serta menejemen
perusahaan dilakukan oleh pengurus perusahaan.
Kelebihan PT adalah tanggung jawab terbatas, saham perusahaan mudah ditunaikan, lebih
mudah memperoleh modal, dan pengelolaan perusahaan lebih professional. Kelemahan PT adalah
badan usaha komplek, pendirian lebih sulit, peraturan yang harus dipenuhi lebih banyak, dan sukar
merahasiakan kegiatan usaha.
4. Badan usaha milik Negara (BUMN)
a. Perusahaan jawatan atau perjan
Perjan adalah perusahaan Negara yang dikelola oleh departemen tertentu, dimana karyawannya
merupakan PNS, tujuan perjan adalah pelayanan terhadap masyarakat.
b. Perusahaan umum atau perum
Perum adalah perusahaan ,ilik Megara yang memberikan layanan kepada masyarakat, tanpa
adanya subsidi dari pemerintah bahkan ndiharapkan mampu memberi sumbanagn pendapatan pad
akas Negara.
c. Perusahaan perseroan terbatas milik Negara
Saham perusahaan ini sebagian sahamnya milik Negara dan sebagian lagi milik pihak swasta,
umumnya dewan komisaris dipilih oleh pemerintah sebagai pemegang saham terbesar.

5. Koperasi
Koperasi ialah suatu badan usaha yang tujuannya bukan sekedar untuk mencari keuntungan tetapi
juga untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya , dan koperasi berbadan hukum.
Ciri-ciri koperasi adalah paling sedikit anggotanya 20 orang kemudian melakuakan rapat
anggaran dasar untuk pertama kalinya setelah terjadi kesepakatan diajukan pengesahannya kepada
departemen koperasi dan akhirnya mendapatkan ijin usaha. Sedang modal koperasi didapat dari
dana yang diserahkan setiap anggotanya. Operasi koperasi dibedakan menjadi 3 bentuk yakni,
rapat anggota yang akan menentukan pengurus dan anggota, pengurus yakni anggota yang
mengelola kegiatan koperasi sehari-hari, badan pemeriksa yakni pengawas perusahaan dan
bertugas membuat laporan keuangan yang akan diungkapka pada akhir tahun.
Kegiatan uasaha koperasi tidak terbatas , bias dikelompokan menjadi 3 kelompok yakni,
koperasi yang menjadi produsen suatu barang seperti koprasi pengrajin batik, koperasi konsumen
yakni yang menyediakan kebutuhan sehari-hari ,dan yang terakhir adlah koperasi yang merupakan
badan keuangan yang melayani simpan pinjam.
6. Organisasi nonprofit ( Nirlaba)
Nirlaba adalah badan usaha yang bukan mencari keuntungan dan bias juga disebut nengoverment
organization (NGO). Umumnya bergerak dibidang pendidikan rumah sakit dan pendidikan ,
biasanya organisasi ini dikelola dalam bentuk yayasan, dan dikenakan pajak oleh pemerintah.
b. Bentuk kerja sama dan ekspansi bisnis
Bentuk kerja sama bisnis adalah aspek lain dalam pengembangan organisasi yang melakukan kerja
sama untuk mendapat tujuan tertentu, sedangkan ekspansi bisnis adalah bentuk pengembangan
organisasi untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Bentuk kerja sama dan ekspansi bisnis yang dapat dilakukan organisasi antara lain sebagai
berikut:

1. Perusahaan multinasional/ multi national corporation (MNC)


MNC adalah perusahaan besar yang mengembangkan anak perusahaannya diberbagai Negara lain.
Contoh perusahaan ini seperti Honda, Toyota, dll. Ciri khas dari perusahaan ini adalah disetiap
Negara perusahaan-perusahaan tersebut memiliki betuk sebagai PT, akan tetapi kepemilikan
sahamnya hamper seluruhnya dimiliki perusahaan induk, sahamnya tidak dijual dipasar
modallokal.
2. Joint venture
Joint venture merupakan dua atau beberapa perusahaan yang sepakat untuk mendirikan suatu
perusahaan baru dengan kepemilikan bersama sebagai perusahaan patungan. Besarnya modal yang
ditanam akan menentukan besarnya kendali perusahaan tersebut. Usaha ini bias bersifat permanen
ataupun sementara, yang bersifat permanen biasanya berlaku diantara 2 perusahaan yang berada
di 2 negara berbeda.
3. Akuisisi/ pengambilalihan
Akuisisi adalah suatu tindakan perusahaan yang menbeli perusahaan lain dengan cara membeli
saham perusahaan tersebut. Pengambilalihan ini dapat dilakukan dengan 2 cara yakni pertama ,
dengan cara membayar saham perusahaan yang dibeli secara tunai . kedua setelah
pengambilalihan, perusahaan yang dibeli akan tetap beroperasi secara terpisah dari perusahaan
yang melakukan pengambilalihan.
Dua faktor pendorong akuisisi adalah keinginan untuk memperbesar liputan bidang usaha
sehingga kedudukan perusahaan menjadi semakin kokoh, dan mempertinggi efisiensi operasi
kegiatan usaha.
4. Employe stock ownership (ESOP)
ESOP merupakn kesepakatan yang terjadi dimana perusahaan menyediakan bagian dari shamnya
untuk diidstribusikan kepada karyawannya , biasanya karyawan yang mendapkan nya dilihat dari
senioritas dan dengan cara ini maka stabilitas dan keloyalan karyawan akan terjaga.
5. Privatisasi & nasionalisasi
Privatisasi adalah tindakan menjual perusahaan milik Negara kepada pihak swasta. Sedangkan
nasionalisasi adalah tindakan membeli poerusahaan dari pihak swasta menjadi milik pemerintah.
Langkah privatisasi dibedakan menjadi 2 golongan yakni perusahaan sepenuhnya menjadi
pihak swasta karena saham seluruhnya dijual pada pihak swasta, dan pemerintah hanya menjual
sebagian kecil sahamnya saja.
6. Investasi langsung ( Direct investment) & divestasi
Investasi langsung adalah membeli atau mendirikan asset yang berwujud(tingable assets)
dinegara lain. Hal ini dapat berupa pendirian kantor-kantor cabang, pembukaan pabrik
manufukture.
Divestasi adalah tindakan untuk menjual salah satu bidang operasi perusahaan atau menjual
salah satu unit usaha yang dimiliki oleh perusahaan induk.
7. Franchising
Franchising adalah tindakan memberikan hak kepada seseorang atau suatu perusahaan untuk
beroperasi dapat melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh perusahaan yang mengeluarkan
franchising.
8. Licensing
Lisensi adalah penggunaan suatu brand/merek produk yang telah terkenal dengan cara membeli
hak penggunaan merk dari organisasi atas individu yang memilikinya. P[erbedaan franchising dan
licensing adalah pemegang lisensi hanya membeli merk dan produk tetapi belum tentu beroperasi
dan melakukankegiatan seperti pemilik franchising.
Mengelola bisnis melalui manajemen yang efektif
Seluruh perusahaan yanga da dimanapun sangat tergantung pada manajemen yang efektif,
baik para menejer. Pekerjaan menejer biasanya mencakup pekerjaan pengembangan rencana
strategic dan taktis. Fungsi manajemen secara garis besar adalah pennganalisaan persaingan
dilingkungan bisnis, planning, organizationing, directing, dan controlling.
a. Penetapan bussines goals dan perumusan strategi
Penetapan tujuan bisnis berarti menetapkan tujuan yang menjadi sasaran sebuah bisnis. Ini
merupakan langkah awal.

1. Penetapan tujuan
Tujuan merupakan target kinerja, yang menjadi alat ukur suatu keberhasilan atau kegagalan
kinerja sesuai sasaran yang diharapkan dan direncanakan.
Griffin dan ebert (2002) menjelaskan secara spesifik 4 maksud utama penetapan tujuan
organisasi yaitu sebagai berikut
 Penetapan tujuan dapat memberi arahan dan paduan bagi para karyawan diseluruh tingkatan
manajemen.
 Penentujuan dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
 Penentuan tujuan dapat membantu perusahaan untuk menentukan budaya perusahan (corporate
culture).
 Penetapan tujuan dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan
dan melakukan perbaikan.
2. Jenis-jenis tujuan
Perusahaan biasnya memiliki visi dan misi. Visi adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang
dicapai suatu organisasi dalam jangka panjang. Misi adalah pernyataan tentang “alas an
keberadaan” suatu organisasi dan menjelaskan pertanyaan seputar “apa bisnis kita”.
Perusahaan biasanya memilik tujuanjangka panjang (5-10 tahun mendatang), menengah (1-5
tahun), dan pendek ( sekitar 1 tahunan).
3. Langkah-langkah penyusunan strategi perusahaan
Griffin dan ebert menjelaskan 3 langkah penyusunan strategi yakni :
 Penetapan tujuan strategi yang merupakan tujuan jangka panjang yang diambil dari pernyataan
visi dan misi perusahaan.
 Melakukan analisa terhadap suatu kondisi lingkungan eksternal dan kekuatan internal
perusahaan.alat analisis anatara lain SWOT ( strength, weakness, opportunity, dan threats), analisis
industry 5-force porter, PEST analysis ( political,legal,economy,social, dan technology), dll.
 Memandukan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan untuk memperoleh strategi
yang baik.

4. Hierarki perencanaan

Tiga tingkatatan perencanaan menurut Griffin dan Ebert adalah:


 Rencana strategis mencerminkan keputusan mengenai alokasi sunber daya, prioritas perusahaan,
dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai mstrategic goals yang ditentukan oleh
dewan direksi dan manajemen puncak.
 Rencana taktis adalah rencana dengan jangka waktu lebih singkat untuk menginplestasikan aspek
tertentu dari rencana strategic yang melibatkan menejemen tingkat menengah dan atas.
 Renacana operasional yang dikembangkan oleh menejemen tingkat menegah dan bawah,
menetapkan target jangka pendek untuk menghasilkan kinerja harian,mingguan, dan bulanan.
5. Perencanaan kontinjensi dan krisis
 Perencanaan kontijensi diterpkan karena adanya kebutuhan untuk mendapatkan solusi terhadap
aspek tertentu terhadap suatu masalah. Biasanya perencanaan ini dilakukan untuk menghadapi
perubahan yang mungkin terjadi dan berpengaruh pada kelangsungan bisnis dan komunikasi
public.
 Krisis manajemen adalah suatu keadaan darurat atau tak terduga yang membutuhkan respons
secepatnya.

b. Proses manajemen
 Planning/perencanaan adalah merumuskan apa yang dibutuhkan oleh organisasi dan bagaimana
cara untuk mencapai tujuan.
 Organizing/ pengorganisasian adalah proses menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumberdaya
dan aktivitas suatu organisasi menjadi suatu struktur yang logis.
 Directing/pengaruhan adalah mengarahkan dan memotivasi karyawan untuk memenuhi tujuan
perusahaan.
 Controlling/ pengendalian adalah proses menejemen untuk memonitor kinerja organisasi untuk
menjamin proses berjalan sesuai tujuan.

c. Tingkatan meneger
 Top mager yaitu manajer yang bertanggung jawab pada dewan komisaris dan direktur untuk
keseluruhan kinerja dan tujuan serta target perusahaan. Beberapa jabatan menejer pucak antara
lain, president,vice president, CEO, CFO. Tugas manajer ini adalah merumuskan strategi
perusahaan dan perencanaan yanga kan diterpkan oleh manajer dan tingkat karyawan yang lebih
rendah.
 Middle managers adalah level manager yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan dan
mengontrol pelaksanaan strategi dan perencanaan yang dirumuskan oleh majer puncak.
 First line meneger adalah pihak yang paling sering berhubungan dengan karyawan seperti, leader ,
tidak terlibat dengan perencanaan dan controlling.

d. Lingkup manajemen
 Manajer SDM
 Manajer operasi
 Menejer pemasaran
 Menejer informasi
 Menejer keuangan
 Menejer di bidang lain sesuai dengan tujuan poerusahaan.
e. Keahlian meneger
Seorang menejer harus memiliki keahlian antara laian:
 Technical skill yaitu keahlian khusus yang harus dimilik oleh seorang menejer berkaitan dengan
tanggung jawab utama yang harus dijalankan.
 Human relations ship yaitu berkaitan dengan mengarahkan dan mengontrol agar orang-orang yang
ada dalam perusahaan bertindak untuk mencapai tujuan perusahaan.
 Conceptual skill adalah keahlian untuk berpikir abstrak, menganalisa, mendiagnosis dan mengambil
keputusanyang tepat sesuai dengan keadaan.
 Decision making skill meliputi langkah-langkah sebagai berikut mendefinisikan masalah,
mengumpulkan fakta, mengidentifikasi berbagai solusi dari berbagai masalah yang mungkin
dihadapi oleh perusahaan. Mengevaluasi berbagai alternative yang ada. Dan
mengimplementasikan keputusan yang telah dibuat.
 Time magement skill kemamapuan seorang menejemen mengalokasikan waktunya dengan cara
yang paling efektif.

Kewirausahaan
a. Konsep kewirausahaan (enterperneurship)
Definisi umum kewirausahaan antara lain yaitu perilaku yang mencakup perilaku berinisiatif,
perilaku mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme social dan ekonomi untuk mengubah
sumber daya, serta perilaku menerima risiko atau kegagalan.
Joseph C. shumpeter mendukung gagasan J.B. Say mengatakan bahwa wirausaha adalah pelaku
utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah melakukan inovasi untuk menciptakan
kombinasi-kombinasi baru.
b. Pengertian wiraswasta, kewirausahaan dan wirausaha.
Wiraswasta adalah orang yang memiliki sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam
mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri, tidak memiliki visi pengembangan
usaha,kreativitas, dan daya inovasi.
Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi) dan menciptakan sesuatu yang
baru (inovasi), dengan tujuan tercapainya kesejahteraan nilai individu dan nilai tambah bagi
masyaratkat.
Wirausaha adalah orang yang kreatif daninovatif serta mampu mewujudkan untuk peningkatan
kesejahteraan diri,masyarakat, dan lingkungannya. Kreatif apabila ia memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang belum ada.
c. Karakteristik wirausaha
 Melibatkan proses kreasi artinya menciptakan sesuatu yang baru dan bernilai bagi dirinya dan
audiens.
 Pengorbanan waktu dan usaha artinya berdedikasi tinggi.
 Reward(hasil) ada kepuasan pribadi saat mendapatkan hasil.
Selain yang diatas sukardi mengungkapakan 9 karakteristik wirausaha yaitu:
 Sifat instrumental yaitu memnfaatkan segala kondisi yang ada dilingkungannya untuk mencapai
tujuan pribadi.
 Sifat perstatif adalah kegiatan yang menampilkan segala sesuatu menjadi lebih baik, lebih efektif
dibandingkan dengan hasil yang sebelumnya.
 Sifat kerja jkeras menunjukan dia selalu terlibat dalam kegiatan kerja, tidak mudah menyerah.
 Sifat keyakinan diri atau optimisme
 Sifat berani mengambil resiko
 Sifat swa kendali diri
 Sifat inovatif
 Sifat kemandirian tidak tergantung pad aorang lain.

d. Sifat pengusaha merupakan hasil proses belajar


McClelland mengatakan bahwa sifat wirausaha bukanlah terbentuk dari keturunan melainkan dari
proses hasil belajar. Program interprenership yaitu suatuprose untuk tetap mempertahankan
kreativitas dan inovasi dalam dirikaryawan meski dalam lingkungan perusahaan yang sudah
memiliki sisitem dan cara kerja yang tetap.

e. Integritas seorang wirausaha


Berikut ini tiga hal penting mengenai integritas yang berbeda dari pandangan umum.
 Integritas tidak ditenyukan oleh lingkungan
 Integritas tidak berdasarkan kedudukan tetapi berdasarkan karakter.
 Integritas tidak disamakan dengan reputasi.

f. Menetapkan karakteristik dari kerangaka berfikir kewirausahaan


Lima karakteristik wirausaha menurut McGrath dan MacMillan adalah
 Bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru.
 Mengejar peluang dengan disiplin yang ketat.
 Hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari peluang yang lain yang melelahkan.
 Focus pada pelaksanaan.
 Meigikutsertakan energy setiap orang.

g. Faktor-faktor motivasi wirausaha menurut Russel M Knight


 The foreign refugge yakni peluang ekonomi dinegara lain lebih menguntungkan.
 The corporate refugge yakni pekerja yang tidak puas dengan lingkungan pekerjaannya.
 The paternal refugge yakni pengalaman bersama keluarga.
 Thje ferminist refugge yakni wanita yang merasa terdiskriminasi sehingga menjadi wanita karir.
 The housewife refugge adalah para ibu rumah tangga yang menjadi wirausa.\
 The society refugge yakni anggota mayarakat yang tidak setuju dengan lingkungannya.
 The educational refugge yakni orang-orang yang gagal dengan studynya.

h. Kewirausahaan dan usaha kecil menengah(UKM), dan pengertian usaha kecil


Kewirausahaan memang tidak identic dengan UKM , namun kewirausahaan dianggap sebagai
faktor pendorong utama dibalik pertumbuhan ekonomi diberbagai Negara.
Usaha kecil adalah suatu bentuk usaha yang tidak bergantung pada pemilik dan manjemennya ,
serta tidak mendominasi pasar dimana ia berada. Tiga aspek penting dalam menjelaskan kontribusi
bisnis skala kecil ini bagi suatu Negara adalah penciptaan lapangan kerja baru, inovasi, dan
berpengaruh pada bisnis besar.

i. Bentuk-bentuk usaha kecil yang popular yakni:


 Jasa seperti rental film dan jasa computer
 Retailing yakni menjual barang yang diproduksi oleh perusahaan lain.
 Distribusi/grosir memberikan produk secara besar dari produsen dan kemudian menjual kembali
produk ini pada retail
 Pertanian/ agribisnis
 Produksi / manufukur

j. Beberapa alasan keberhasilan dan kegagalan usaha kecil


Alasan keberhasialan suatu usaha adalah kerja keras,kekuatan tekad, dan dedikasi. Berhasail
memenuhi kebutuhan pasar. Dan memiliki kemampuan menejemen. Sedangkan alas an
kegagalannya adalah kurangnya pengalaman dan kemampuan dalam mengelola bisnis, lemahnya
system control, dan kurangnya modal.

k. Perencanaan strategi bagi wirausaha


Lima langkah yang harus diikuti dalam perencanaan strategis antara laian sebagai berikut.
1. Menguji/menganalisis lingkungan internal dan eksternak perusahaan .
2. Memformulasikan strategi perusahaan jangka panjang dan pendek.
3. Menetapkan rencana strategi.
4. Mengevaluasi kinerja strategi.
5. Melakukan follow up umpan balik atau feedback yang berkesimnambungan.
Lima faktor yang mendorong kegitan menejemen strategis suatu perusahaan yang sedang
berkembang yakni,
1. Permintaan akan waktu manajemen strategis
2. Kecepatan pengambilan keputusan yang efektif
3. Problem politis internal yang mengurangi dampak disfungsional dalam pengambilan keputusan
organisasi
4. Ketidakpastian lingkungan merupakan faktor kunci yang mempengaruhi kegiatan menejemen
strategis sejalan dengan meningkatnay siklus hidup produk yang beraneka ragam.
5. Visi wirausaha
Lima alasan perencanaan kurang baik menurut penelitian Robinson dan Pierce
1. Keterbatasan waktu
2. Kurangnya pengetahuan
3. Kurangnya keahlian dan pengetahuan
4. Kurangnya kepercayaan dan keterbukaan
5. Adanya persepsi bahwa perencanaan itu berbiaya tinggi sehingga cenderung menghindari
perencanaan
Lima kesalahna fatal para wirausaha pada tahap pengimplementasian antara lain:
1. Salah memahami daya tarik suatu industry
2. Tidak ada keunggulan kompetitif yang nyata
3. Mengejar kompetisi yang tidak terjangkau
4. Mengompromikan strategi pertumbuhan
5. Kegagalan dalam mengkomunikasikan strategi perusahaan secara terbuka pada karyawan
1. Pengelolaan Produksi atau Operasi dalam bisnis
1.1.Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa.
Contoh: pabrik batre yang memproduksi batu baterai, tukang mie ayam yang membuat mie yamin,
tukang pijat yang memberikan pelayanan jasa pijat dan urut kepada para pelanggannya, dan lain
sebagainya.Perbedaan Barang dan Jasa
Ketika kita menyebut suatu barang, kita sering mengatakan sebagai satu produk, termasuk ketika
kita mengatakan, "PT KAI harus memperbaiki produk yang mereka jual agar pelanggan tidak
kecewa..."
Bagi seorang pemasar (marketer) harus bisa membedakan dengan jelas karakteristik yang melekat
baik pada jasa atau produk. Beberapa hal di bawah ini mencoba 'memotret' perbedaan tersebut
dengan harapan mahasiswa bisa menarik beberapa manfaat dari tulisan ini.
Enam perbedaan antara barang dan jasa, antara lain:
1) Barang jelas bisa dipegang sedangkan jasa tidak bisa dipegang.
Ketika sebuah pabrik sepatu menemukan cacat pada produknya, mereka dengan mudah mengamati
sepatu tersebut dan kemudian menemukan solusinya. Ketika seorang pelanggan salon mengeluh
pegawai salon kurang ramah, manajemen salon itu tidak bisa langsung menemukan sebab keluhan
itu. Ia harus mengamati ketika terjadi 'transaksi' yaitu ketika pegawai salon memberi layanan
kepada pelanggannya.
2) Lebih banyak interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggannya.
Ini berbeda dengan produk. Ketika kita membeli handphone, kita tidak tahu siapa orang-orang
yang membuatnya. Tapi ketika kita ikut kursus bahasa Inggris, kita langsung berinteraksi dengan
penyedia jasa, dan interaksi ini cukup sering, jauh lebih sering dibanding ketika kita membeli
barang.
3) Pada jasa, terdapat keterlibatan dalam produksi jasa tersebut.
Ketika anda membeli jasa penerbangan, anda ikut terlibat langsung dalam produksi itu. Anda tidak
bisa 'ongkang-ongkang kaki' di rumah ketika ikut dalam penerbangan itu. Tapi begitu anda ingin
membeli laptop, anda bisa beli dari internet dan anda tidak terlibat sama sekali dalam proses
produksi laptop tersebut.
4) Ada persoalan serius ketika kita ingin mengontrol kualitas dan konsistensi jasa yang kita jual.
Ketika anda menabung di bank, dan ketika itu pegawai bank sedang banyak masalah, mungkin
anda akan dilayani dengan wajah merengut, tidak ramah. Anda jelas tahu bahwa bank itu dikenal
ramah dalam melayani pelanggannya. Tapi karena pegawainya adalah manusia yang tentu sering
susah, maka kualitas layanan sering terganggu. Ketika ganti pegawai pun, kualitas dan konsistensi
pelayanan jasa akan terganggu.
5) Tidak adanya persediaan (inventory) untuk jasa. Lihat hotel-hotel berbintang di sekitar Anda.
Ketika malam lewat dengan tenang dan kamar-kamar kosong, maka berlalu pula kesempatan hotel
itu untuk memperoleh pendapatan. Ini jelas karena hotel-hotel yang kosong tidak bisa 'disimpan'.
Jelas berbeda dengan produk, hari ini tidak laku, kita simpan produk itu, dan esok hari bisa kita
jual lagi...hingga laku.
6) Pentingnya waktu bagi pelanggan jasa. Betapa kesalnya Anda ketika Anda cukup lama untuk
antri membayar pajak. Anda ingin 'membuang' uang, tapi malah antri lama. Kesal bukan? Ini titik
kritisnya. Jika Anda menjual jasa perhatikan agar pelanggan jangan menunggu lama. Lakukan
pelayanan secepat mungkin. Beli produk? beli buku dari luar negeri? Saya cukup sabar jika buku
itu datang lebih dari seminggu. Mengantri karcis di bioskop? Jika lebih dari lima belas menit, lebih
baik saya tidak menonton film tersebut.

Perencanaan Lokasi

Perencanaan lokasi merupakan salah satu aktifitas awal yang harus dilakukan pra operasionalisasi
perusahaan. Lokasi direncanakan dengan tujuan yang sudah tidak asing terdengar, yaitu efektif
dan efisien atau dengan kata lain disebut baik. Tujuan perencanaan lokasi untuk menentukan lokasi
perusahaan sebaik mungkin agar beroperasi maupun berproduksi dengan lancar. Penentuan lokasi
yang baik akan memberikan output kemampuan perusahaan. Kemampuan tersebut, diantaranya
perusahaan mampu melayani konsumen dengan memuaskan, memperoleh bahan mentah yang
cukup dan berkesinambungan pada harga yang diinginkan, mendapatkan tenaga kerja berkinerja,
dan dikemudian hari mampu memperluas diri.
Dengan demikian, dapat digoreskan empat variabel penentu lokasi usaha yang baik paling tidak
mesti mempertimbangkan pasar, bahan baku, tenaga kerja, dan kesempatan perluasan.

Banyak perusahaan didirikan dekat dengan pasar agar menggapai kuantitas maupun kualitas
konsumen, cepat memberikan pelayanan, dan atau memperoleh biaya pengiriman yang hemat.
Variabel pasar juga mempertimbangkan aspek keamanan produk serta kemungkinan kerusakan
selama dalam perjalanan pengiriman. Bagi perusahaan jasa tidak terhindarkan variabel pasar
dengan indikator kedekatan pasar lantas diukur secara ordinal melaui ukuran tingkat kedekatan
lokasi perusahaan dengan pasar adalah penting untuk dekat.

Perusahaan memerlukan bahan mentah untuk diolah. Bahan mentah tersebut, diangkut dari tempat
asal menuju lokasi perusahaan terkait. Perusahaan berkepentingan selalu memperoleh bahan
mentah secara mudah, murah dan cepat pada biaya yang minimal. Terdapat dua alasan mengapa
lokasi perusahaan dekat dengan tempat sumber bahan mentah. Alasan-alasan yang dimaksudkan
ialah tingkat kebutuhan, dan tingkat ketahan bahan mentah. Seperti perusahaan yang bergerak
dalam bidang pertambangan maupun pengalengan ikan. Andai jauh aduh berat memikulnya atau
busuk diperjalanan.

Tenaga kerja termasuk variabel penentu lokasi usaha yang baik. Yang dipertimbangkan berkenaan
dengan misal upah tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja, dan kualitas tenaga kerja. Upah tenaga
kerja terasa begitu krusial untuk perusahaan padat karya. Sedangkan variabel penentu yang
terakhir adalah kemungkinan perluasan. Semakin besar peluang perusahaan memperluas dirinya
di kemudian hari maka semakin baik lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan yang baik berhubungan
dengan variabel pasar, tenaga kerja, bahan mentah, dan kemungkinan perluasan.

Inefisiensi pada Proses Bisnis


Business process seperti kita ketahui bersama merupakan denyut nadi suatu organisasi. Proses
bisnislah yang selama ini menggerakkan roda suatu organisasi, sehingga kinerja suatu organisasi
akan sangat bergantung pada efektivitas dan efisiensi proses bisnisnya. Karena begitu pentingnya
peranan business process bagi suatu organisasi inilah maka tidak mengherankan kita dapat
menemukan berbagai macam metode dan cara untuk meningkatkan performa proses bisnis, atau
yang biasa dikenal dengan Business Process Improvement (BPI), mulai dari Six Sigma, Total
Quality Management (TQM), Business Process Re-engineering (BPR), hingga Lean. Setiap
metode tersebut memiliki karakteristik dan kelebihan masing-masing.
Pada kesempatan ini akan dibahas sekilas tentang sebuah prinsip dasar dari lean. Lean merupakan
sebuah metode yang diperkenalkan oleh Toyota, sebuah perusahaan otomotif terbesar dunia. Lean
yang nama aslinya adalah Lean Manufacturing atau Toyota Production System memiliki tujuan
utama mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan (atau dalam bahasa jepangnya adalah muda).
Ada tujuh jenis pemborosan atau inefisiensi yang berusaha dibidik. Setiap jenis pemborosan ini
sangat sering ditemukan pada proses bisnis setiap organisasi. Berikut ini merupakan ketujuh jenis
pemborosan tersebut:
Over-Produksi
Over-Produksi dapat diartikan menghasilkan sesuatu secara berlebihan atau lebih cepat dari yang
dibutuhkan pada tahap berikutnya. Contoh bentuk inefisiensi ini antara lain pembuatan kemasan
yang lebih cepat dari isinya sehingga kemasan menumpuk di gudang (manufaktur), mencetak
laporan-laporan yang terlalu banyak yang sebenarnya “tidak” dibutuhkan (perkantoran), dan
penambahan fitur ekstra yang kurang berguna bagi user (software development).

Pergerakan
Pergerakan yang dimaksud di sini adalah pergerakan atau perpindahan karyawan di tempat kerja
yang terlalu sering dan cenderung berlebihan. Contohnya adalah perpindahan karyawan untuk
menata barang di gudang (manufaktur), berjalan ke/dari mesin fotokopi (perkantoran), dan
perpindahan karyawan untuk mencari informasi (software development).
Menunggu
Yang dimaksud menunggu di sini adalah ketika seseorang atau sesuatu menunggu dengan diam
dan tidak mengerjakan aktivitas apapun. Menunggu merupakan salah satu bentuk pemborosan
yang sangat kentara dan banyak terjadi di organisasi apapun. Contoh pemborosan jenis ini antara
lain produksi berhenti karena mesin rusak (manufaktur), proses berhenti karena menunggu
persetujuan dari atasan (perkantoran), dan pembangunan software belum bisa dimulai karena
masih menunggu customer menyusun kebutuhan software-nya (software requirement) terlebih
dahulu (software development).
Transportasi
Transportasi yang dimaksud adalah setiap perpindahan pekerjaan atau kertas form dari satu step
ke step berikutnya pada suatu proses. Contohnya adalah pemindahan material ke atau keluar
gudang (manufaktur), perpindahan dokumen dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu kantor
ke kantor lain (perkantoran), serta serah terima dan instalasi hasil pengerjaan (software
development).
Proses Ekstra
Proses ekstra maksudnya adalah melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah tidak perlu dilakukan
lagi. Contoh pemborosan jenis ini antara lain proses produksi yang tidak efisien karena alat yang
sudah tidak memadai (manufaktur), entry data yang sebenarnya telah tersedia sebelumnya atau
tersedia di divisi lain (perkantoran), kode program selalu dibuat dari awal untuk setiap project
karena tidak memiliki source code library ataupun framework (software development).
Inventaris (Inventory)
Pemborosan pada inventaris adalah dikarenakan persediaan yang terlalu berlebihan, yang sering
tejadi karena produksi yang tidak sesuai dengan permintaan dari customer. Contohnya dapat
berupa menumpuknya bahan baku di gudang (manufaktur), persediaan peralatan kantor yang
terlalu banyak (perkantoran), dan banyaknya dokumen requirement dalam bentuk kertas (software
development).

Rusak atau Cacat


Rusak atau cacat yang dimaksud disini adalah segala bentuk kesalahan, error, atau koreksi akibat
dari pekerjaan atau aktivitas yang tidak dilakukan dengan baik sebelumnya. Rusak atau cacat
merupakan bentuk inefisiensi yang paling banyak ditemukan di semua organisasi. Bentuk-bentuk
dari pemborosan ini antara lain barang hasil produksi yang cacat (manufaktur), input data yang
salah ataupun adanya kesalahan pencetakan dokumen (perkantoran), dan bug yang tidak
ditemukan ketika fase testing (software development).
Jeffery Liker, seorang profesor dari Universitas Michigan menambahkan satu lagi pemborosan
yang sering terjadi di suatu organisasi, yaitu tidak dimanfaatkannya potensi dan kemampuan
karyawan. Sering kali kreativitas, ide, maupun skill karyawan tidak dapat sepenuhnya dikeluarkan
untuk kepentingan organisasi. Hal ini dapat disebabkan kesalahan penempatan posisi karyawan
atau karena tanggung jawab dan kewenangan yang terlalu dibatasi dalam organisasi tersebut.
Setiap waktu organisasi selalu berusaha untuk mencari cara bagaimana meningkatkan pendapatan
dan menurunkan biaya-biaya. Pemborosan atau inefisiensi yang terjadi pada proses bisnis sehari-
hari di organisasinya tentunya sangatlah kontra-produktif dengan semangat tersebut. Karena itu
setiap organisasi yang ingin maju haruslah mampu mengidentifikasi pemborosan-pemborosan apa
saja yang masih terdapat dalam dirinya, untuk kemudian berusaha semaksimal mungkin untuk
mengeliminasinya. Selain dapat meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain
jika pemborosan-pemborosan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan antara lain mampu
meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi tingkat frustrasi pekerja,
hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan

a. Bisnis dan Lingkungannya


Bisnis adalah suatu usaha untuk mendapatkan keuntungan/laba. Organisasi bisnis yang
dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar konsumen untuk mendapatkan
keuntungan, dikenal dengan istilah perusahaan. Selain mencari keuntungan, organisasi bisnis juga
berkepentingan untuk menjaga kelangsungan hidup sumber daya alam dan lingkungan social.
Selain dari pesaing, bisnis juga disaingi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah.
Mempelajari bisnis berarti mempelajari cara mengelola kebutuhan dan keinginan yang tak terbatas
dengan sumber daya yang terbatas. Di era globalisasi ini, bisnis dituntut untuk bisa fleksibel karena
apabila organisasi bisnis itu kaku/rigid, maka organisasi itu tidak bisa bertahan dari
lingkkungannya dan akhirnya tamat/hancur. Bisnis merupakan subsistem dari sebuah sistem
ekonomi. . Subsistem dari suatu organisasi bisnis terdiri dari suatu input, proses dan output.
Masing-masing subsistem itu juga merupakan sistem yang mandiri atas beberapa subsistem
didalamnya. Kebijakan-kebijakan dalam skala mikro akan memiliki implikasi secara langsung
atau tidak lanngsung atas kelangsungan bisnis.
Perkembangan dalam system mekanisme industrial telah memberikan implikasikasi pada
organisasi bisnis atau perusahaan. Lingkunngan bisnis dapat dibedakan menjadi lingkunngan
mikro dan lingkungan makro. Lingkungan bisnis memiliki ketergantungan yang kuat dengan
fenomena kehidupan ekonomi anggota masyarakat yang lainnya. Pihak yang dipengaruhi oleh
lingkungan bisnis disebut dengan stake-holders. Stake-holder terdiri dari para
pelanggan/konsumen, pemasok, karyawan, investor, dan pesaing. Organisasi bisnis yang pedulli
akan keadaan lingkungan eksternalnya akan selalu melakukan penyesuaian lingkungan internal
sesuai dengan perubahan yang terjadi. Organisasi atau bisnis dapat juga dipandang sebagai suatu
sistem tranformasi. Sebagai suatu system transformasi, bisnis memiliki beberapa subsistem, yaitu
subsistem input, proses, dan output yang bermanfaat untuk menganalisis problem-problem yang
berkaitan dengan output (produk atau jasa) dari organisasi bisnis (perusahaan). Untuk
meningkatkan daya saing, produk atau jasa perlu ditingkatkan kualitasnya.
b. Bentuk Organisasi dan Kerja Sama Bisnis
Bentuk bentuk badan usaha terdiri dari perusahaan perseorangan, perusahaan pengkongsian,
perusahaan perseroan. Sedangkan badan usaha lainnya meliputi, BUMN, koperasi , dan organisasi
nonprofit/ nirlaba. Perusahaan perseorangan didirikan oleh seorang individu yang modalnya
relative kecil dan berasal dari tabungan individu itu sendiri. Pada perusahaan perseorangan
tanggungjawab pemimpin tidak terbatas, modal terbatas dan kelangsungan organisasi terbatas.
Perusahaan perkongensian hampir sama dengan perusahaan perseorangan, yang membedakan
hanya pada modal saja, perusahaan perkongensian lebih unggul karena lebih banyak yang
menanam modal dan lbih banyak keahlian karena terdiri dari beberapa individu. Perusahaan
perkongensian memiliki kekurangan yang hampir sama dengan perusahaan perseorangan tetapi
dalam perusahaan perkongensian dapat terjadi perselisihan karena terdiri dari beberapa individu-
individu. Pada perseroan terbatas, modal didapat dari penanam saham yang seterusnya menjadi
pemilik perusahaan tetapi tidak ikut campur dalam kegiatan usaha. Pada perseroan terbatas, hasil
dari peruasahan dibagi 2 untuk pemilik saham dengan perusahaan. Kelebihan PT adalah tanggung
jawab terbatas, saham perusahaan mudah ditunaikan, lebih mudah memperoleh modal, dan
pengelolaan perusahaan lebih professional. Kelemahan PT adalah badan usaha komplek, pendirian
lebih sulit, peraturan yang harus dipenuhi lebih banyak, dan sukar merahasiakan kegiatan usaha.
Badan usaha Milik Negara (BUMN) merupakan suatu badan perusahaan yang dikelola oleh
Negara dengan maksud untuk menambah Kas Negara. Koperasi ialah suatu badan usaha yang
tujuannya bukan sekedar untuk mencari keuntungan tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan
para anggotanya , dan koperasi berbadan hukum. Ciri-ciri koperasi adalah paling sedikit
anggotanya 20 orang kemudian melakuakan rapat anggaran dasar untuk pertama kalinya setelah
terjadi kesepakatan diajukan pengesahannya kepada departemen koperasi dan akhirnya
mendapatkan ijin usaha. Sedang modal koperasi didapat dari dana yang diserahkan setiap
anggotanya.
Nirlaba adalah badan usaha yang bukan mencari keuntungan dan bisa juga disebut nengoverment
organization (NGO).
Bentuk kerja sama dan ekspansi bisnis yang dapat dilakukan organisasi antara lain, Perusahaan
multinasional/ multi national corporation (MNC), Joint venture, Akuisisi/ pengambilalihan,
Employe stock ownership (ESOP), Privatisasi & nasionalisasi, Investasi langsung ( Direct
investment) & divestasi, Franchising, Licensing.
Fungsi manajemen secara garis besar adalah pennganalisaan persaingan dilingkungan bisnis,
planning, organizationing, directing, dan controlling. Untuk mengelola bisnis dengan baik, ada
beberapa aspek penting yang harus dilakukan, diantaranya Menetapkan tujuan bisnis tersebut,
mengelola manajemen dengan baik dan mempunyai manajer yang memiliki 5 keahlian.Keahlian
manajer itu antara lain, Technical skill, Human relations ship, Conceptual skill, Decision making
skill dan Time magement skill.
Kewirausahaan yaitu perilaku yang mencakup perilaku berinisiatif, perilaku mengorganisasi dan
mereorganisasi mekanisme social dan ekonomi untuk mengubah sumber daya, serta perilaku
menerima risiko atau kegagalan.
c. Pengelolaan Produksi atau Operasi dalam Bisnis
Terdapat beberapa macam bentuk pemborosan atau inefisiensi pada proses bisnis yang lazim
terjadi dalam suatu organisasi. Pemborosan atau inefisiensi ini adalah segala hal yang tidak
mendatangkan nilai atau sia-sia belaka. Usaha mengurasi inefisiensi dalam proses bisnis tersebut
merupakan suatu cara yang efektif untuk meningkatkan keuntungan dan memangkas biaya-biaya
organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Boone, Louis E. and David L. Kurtz. (2000). Contemporary Business.Harcout Inc.


Griffin, Ricky W. and Ronald J. Elbert. (2002). Business. 6th edition. Prentice Hall.
Sukirno, Sadono. (2004). Pengantar Bisnis. Prenada Media.
Griffin, Ricky W. and Ronald J. Ebert. (2002). Business. 6th Ed. Prentice Hall International,Inc.
Hisdrich, Robert, et.al. (2005). Entrepreneurship. 6th Edition. McGraw Hill International.
Lupiyoadi, Rambat. (2004). Entrepreneurship: From Mindset to Strategy. Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia.
Sukardi, Iman S. (1991). Intervensi Terencana Faktor-faktor Lingkungan terhadap Pembentukan
sifat-sifat Entrepreneur. Disertasi. Jakarta:
Fakultas Pascasarjana UI.
Sukirno, Sadono. (2004). Pengantar Bisnis. Prenada Media.
Griffin, Ricky W. and Ronald J. Elbert. (2002). Business. 6th edition. Prentice
Hall.
Schroeder, Roger G. (2006). Operation Management: Contemporary
Concept & Cases. 3rd edition. Mc Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai