Studi Perbandingan Model Pembelajaran Ko
Studi Perbandingan Model Pembelajaran Ko
Abstract
The aim of this study is to compare the learning outcomes of student in SMA Negeri 8 Palu using the
cooperative learning model between Jigsaw and NHT (Numbered Head Together) on the stoichiometry.
This research using a quasi-experimental design with factorial 2 x 2. The population of this study
is all student of class X SMA 8 Palu School with academic year 2015/2016 which consists of four
classes. The sample of this study consists of two classes, namely class XB with amount of 16 students
(experimental class) and class XC with amount of 17 students (control class) which is determined by
purposive sampling. Data was collected by using test instruments, namely an achievement test that
contains the stoichiometry material. The examination of data was conducted by using statistical analysis
t-test two sides and one side (right side) non-parametric or Mann-Whitney U test. The average score of
the learning outcomes of student by using the jigsaw type is (78.00; SD = 13.63), and by using NHT
type is (70.47; SD = 16.51). Based on statistical analysis of the hypothesis test for two sides, it was
obtained a value of 0.195 Asymp sig (2-tailed) and was obtained a value 0.204 Exact Sig (1-tailed) of
0.204, both of datas were at the rejection area of H0 which is a significance value greater than 0.05 (P>
0.05). Therefore, it can be concluded that there is a difference in learning outcomes using the cooperative
model jigsaw type with NHT type, furthermore the type of jigsaw better than the NHT on the learning
outcomes of students of stoichiometry in class X SMA Negeri 8 Palu.
Keywords: cooperative learning, jigsaw, NHT, stoichiometry
Pendahuluan
Kemajuan dan berkembangnya suatu bangsa terjadi kapan saja dan dimana saja terlepas dari
sangat ditentukan oleh sistem kualitas sumber ada yang mengajar atau tidak, proses belajar
daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya dapat terjadi karena adanya interaksi individu
manusia bergantung pada kualitas pendidikan dengan lingkungan (Uno & Lamatenggo,
yang dianut oleh bangsa tersebut (Kurniawati, 2010).
dkk., 2014). Pendidikan merupakan investasi Proses belajar mengajar merupakan
yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi kegiatan inti dalam pelestarian pendidikan, dan
bagi bangsa yang sedang berkembang. yang berperan penting dalam kegiatan tersebut
Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh ialah guru. Seorang guru tidak sekedar dituntut
manusia yang dipersiapkan untuk itu melalui memiliki kemampuan mentransformasikan
pendidikan (Nasution, 1999). Pendidikan pengetahuan dan pengalamannya, tetapi
pada hakikatnya adalah suatu proses yang juga diharapkan mampu menginspirasi
berlangsung secara berkesinambungan guna siswa agar mereka dapat mengembangkan
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan potensi diri dan kualitas mereka. Prakteknya
melalui proses belajar. Proses belajar dapat dalam mengajar guru dituntut untuk dapat
*Korespondensi: mendesain pembelajaran guna secara langsung
Nizar dapat mengembangkan potensi siswa.
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Tujuan
email: nizarkimia@yahoo.com
© 2016 - Universitas Tadulako pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan
133
Volume 5, No. 3, 2016: 133-139 Jurnal Akademika Kimia
efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh pembelajaran yang saat ini banyak digunakan
peserta didik (Isjoni, 2009). untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar
Materi stoikiometri pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered),
kimia kelas X merupakan salah satu materi yang terutama untuk mengatasi permasalahan yang
rumit di kebanyakan kalangan siswa (Achmad ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa
& Baradja, 2014). Kimia yang bersifat abstrak (Isjoni, 2009). Pembelajaran kooperatif adalah
ditambah lagi adanya perhitungan matematis suatu model pembelajaran dimana siswa belajar
yang kompleks membuat siswa bingung dan dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
susah untuk belajar. Materi stoikiometri secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang
merupakan bagian penting dan dasar dari ilmu dengan struktur kelompok heterogen, guru
kimia yang mempelajari konsep perhitungan umumnya menggunakan nilai pretest anak,
suatu unsur-unsur secara keseluruhan. atau uji kompetensi dasar sebelumnya dalam
Apabila siswa sulit untuk memahami materi penentuan kelompok (Suparmi, 2012).\
tersebut maka tentunya akan berpengaruh Dewasa ini banyak penelitian yang
pada pemahaman siswa tentang materi-materi menguji kemampuan model pembelajaran
ilmu kimia lain. Sehingga nantinya siswa kooperatif untuk mengaktifkan perhatian dan
akan kesulitan dan rentang untuk berminat kerjasama siswa khususnya pada materi konsep
mempelajari kimia. perhitungan. Ada dua model pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dengan kooperatif yang sering digunakan dalam hal
Warasto (2015) selaku guru mata pelajaran tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif
kimia kelas X di SMA negeri 8 Palu menyatakan tipe jigsaw yang dikembangkan oleh seorang
bahwa, pembelajaran Stoikiometri di SMA psikolog sosial bernama Elliot Aronson
Negeri 8 Palu lebih mengarah ke teacher center pada tahun 1971 (Adams, 2013) dan model
learning. Menurut guru disana untuk materi pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered
perhitungan siswa tidak perlu aktif dalam head together) yang dikembangkan oleh
pembelajaran, siswa dibiarkan mendengarkan Russ Frank pada tahun 1992 (Wang, 2007).
ceramah dari guru. Peristiwa ini adalah Model kooperatif tipe jigsaw didesain untuk
antisipasi guru untuk menghindari jika siswa meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
cenderung kebingungan ketika berhadapan terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
dengan konsep perhitungan yang sulit untuk pembelajaran orang lain, sedangkan model
dimengerti, namun untuk konsep teoritis atau kooperatif tipe NHT menitikberatkan pada
hafalan biasanya guru menerapkan metode tanggung jawab siswa dalam bekerja sama
diskusi. Kondisi ini menyebabkan minat siswa antar sesamanya untuk menyelesaikan suatu
untuk mempelajari kimia khususnya konsep permasalahan (Harahap, 2013).
perhitungan menjadi rendah yang berakibat Kedua tipe ini sangat bagus dalam
pada hasil belajar siswa. pembelajaran konsep perhitungan demi
Kasus ini dapat dilihat dari ketuntasan memperbaiki hasil belajar siswa serta untuk
belajar siswa pada materi stoikiometri yang meningkatkan nilai standar ketuntasan
hanya mencapai 21,74% atau hanya sebanyak mereka secara keseluruhan tanpa adanya
15 siswa dari 69 siswa pada tahun ajaran perbedaan dari hasil belajar mereka. Namun,
sebelumnya. Kondisi ini merupakan hasil kerap kali dalam penggunaannya kedua tipe
yang kurang memuaskan, namun menurut tersebut baik dalam penerapan dan hasilnya
Warasto (2015) ada juga beberapa dari dianggap sama, karena keduanya sama-sama
kalangan siswa yang mendapat nilai yang bagus mengandalkan siswa yang cerdas atau diberikan
dan telah melebihi nilai kriteria ketuntasan tanggung jawab lebih untuk menguasai
minimum (KKM), kebanyakan dari mereka materi tertentu dan mengajarkannya kepada
memang cepat menangkap informasi dari teman. Adapun penelitian yang dilakukan
guru tetapi cenderung bersifat individual. Yolanda, dkk. (2013) dalam perbandingan
Mereka sebagian telah belajar sendiri atau les model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
privat saat di rumah dan pada saat di sekolah NHT dalam berbagai materi ajar kesemuanya
mereka mampu menguasai pelajaran namun mengungkapkan bahwa model pembelajaran
jarang mengajari temannya. Hal ini kemudian tipe jigsaw lebih baik dibandingkan dengan tipe
menjadi permasalahan bagi guru, apalagi materi NHT. Tulisan ini bertujuan untuk menentukan
yang hendak diajarkan merupakan konsep perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
perhitungan yang menuntut keaktifan siswa model pembelajaran tipe jigsaw dengan tipe
secara keseluruhan. NHT pada materi stoikiometri serta untuk
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model menentukan bahwa model tipe jigsaw lebih
134
Nizar Studi Perbandingan Model Pembelajaran................
Oleh karena digunakan uji U-tes 1 pihak tinggi dibandingkan kelas NHT, artinya
(pihak kanan) maka kriteria yang digunakan bahwa penerapan model pembelajaran Jigsaw
adalah jika nilai probabilitas (signifikansi) berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
kurang dari 0,05 (P < 0,05) maka Ho diterima belajar siswa pada materi perhitungan terutama
dan jika nilai probabilitas (signifikansi) lebih pada pokok materi stoikiometri. Model
besar dari 0,05 (P > 0,05) maka Ha diterima pembelajaran kooperatif jigsaw menurut Tran
dan daripada itu H0 ditolak. Untuk lebih dan Lewis (2012) memungkinkan siswa dapat
jelasnya, data uji satu pihak (pihak kanan) meraih keberhasilan dalam belajar, disamping
menggunakan uji U-tes 2 sampel independen itu juga siswa memiliki kesempatan yang lebih
dapat dilihat dalam Tabel 3 besar untuk bekerjasama dengan teman yang
Tabel diatas menunjukan hasil uji hipotesis lain, saling membantu, berpikir dan berbagi
dengan metode U-test. Nilai pengujian bersama, rasa setia kawan, dapat menerima
Tabel 3 : Hasil Uji Mann-Whitney U SPSS 1 masukan dari orang lain dan siswa lebih
menikmati pembelajaran. Serta model tipe
Pihak jigsaw ini dapat meningkatkan keterampilan
baik keterampilan dalam berpikir (thinking
skill) maupun keterampilan sosial (social skill)
(Santoso, 2011).
Penelitian ini mengindikasikan bahwa hasil
belajar kelas eksperimen yang menggunakan
model kooperatif tipe jigsaw lebih baik
dari pada hasil belajar kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT. Adanya perbedaan ini dikarenakan
pada pembelajaran kooperatif jigsaw
terdapat kelebihan yang tidak terdapat pada
yang dilihat ditunjukan pada nilai Exact sig pembelajaran kooperatif NHT yaitu pada fase
(1-tailed) yaitu nilai probabilitas (signifikan) 3,4,5. Dimana seluruh kelompok yang ada
menggunakan satu pihak, menghasilkan nilai pada kelas dibentuk lagi suatu kelompok yang
0,204 yang berarti > 0,05 . Uji U-tes dalam dinamakan kelompok ahli. Kelompok ahli disini
software SPSS mengatakan jika nilai signifikan bertujuan untuk merangsang siswa agar dapat
P > 0.05 maka Ha diterima. Hal ini berarti saling memahami apa yang kurang dipahami
hasil belajar yang menggunakan pembelajaran oleh siswa lain yang terdapat pada kelompok
kooperatif tipe jigsaw lebih baik dengan hasil ahli dan mereka dapat berdiskusi secara leluasa
belajar siswa yang menggunakan pembelajaran antar siswa yang memiliki pembagian tugas
kooperatif tipe NHT. Dengan diterimanya Ha yang sama, yang kemudian mereka dapat
menguatkan rumusan masalah 1 bahwa terdapat mencurahkan sekaligus membantu kelompok
perbedaan antara model pembelajaran tipe asal mereka agar dapat memahami materi dari
jigsaw dengan NHT pada materi stoikiometri. hasil diskusi kelompok ahli masing--masing
Hasil analisis nilai posttest siswa diketahui (Pribadi & Sugiarti, 2010).
bahwa rata-rata nilai hasil belajar kelas Keunggulan jigsaw juga terletak pada
eksperimen sebesar 78,00 dan kelas kontrol tanggung jawab yang diberikan kepada tiap
sebesar 70,47. Data nilai posttest kemudian individu lebih spesifik karena pembagian
dianalisis dengan menggunakan uji Mann- topik atau bidang dibebankan kepada masing-
Whitney U-Test, Uji ini dilakukan karena masing individu, sehingga secara keseluruhan
sampel dalam penelitian ini hanya berjumlah individu akan termotivasi untuk belajar dan
16 dan 17 orang. Berdasarkan uji Mann- memiliki ketergantungan positif. Sistem
Whitney U-Test diperoleh nilai dengan hasil pengorganisasiannya juga akan muncul, karena
analisis posttest hasil belajar diperoleh output di dalam kelas terbagi menjadi 2 kelompok
“Rank” untuk nilai mean kelas eksperimen lebih sehingga siswa akan mengalami pertemuan yang
besar dari kelas kontrol yaitu 19,22 > 14,92. saling mewakili kelompoknya (Isjoni, 2009).
Output “Test Statistic” Sig. 2-tailed (0,204) > Apalagi menyangkut materi perhitungan seperti
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pada materi stoikiometri yang membutuhkan
posttest hasil belajar siswa kelas eksperimen konsep dasar dalam memahaminya, sehingga
lebih baik dari pada kelas kontrol. pada inilah tahap yang menjadikan model
Merujuk pada hasil uji Mann-Whitney U jigsaw memiliki keunggulan yang tidak dimiliki
diketahui bahwa jika data tak terdistribusi oleh model kooperatif lainnya.
normal maka dapat dilakukan uji nonparametrik Penelitian Rosyad dan Buditjahjanto (2014)
dan diperoleh nilai pada kelas Jigsaw lebih mengatakan bahwa penerapan model jigsaw
137
Volume 5, No. 3, 2016: 133-139 Jurnal Akademika Kimia
138
Nizar Studi Perbandingan Model Pembelajaran................
Uno, H. B., & Lamatenggo, N. (2010). Warasto. (2015). Personal komunikasi. SMA
Teknologi komunikasi dan informasi Negeri 8 Palu.
pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Yolanda, N., Pramudiyanti, & Marpaung, R. R.
Wang, T. P. (2007). The comparison of the T. (2013). Perbandingan penggunaan model
difficulties between cooperative learning jigsaw dan NHT terhadap hasil belajar pada
and traditional teaching methods in college materi ekosistem. Jurnal Pendidikan Biologi,
english teachers. The Journal of Human 4(2), 81-95.
Resource and Adult Learning, 3(2), 23-30.
139