Anda di halaman 1dari 23

RUANG LINGKUP PROFESI PUSTAKAWAN, PRANATA

LABORATORIUM, TEKNISI SUMBER BELAJAR


MAKALAH

Untuk memenuhi Matakuliah “Profesi Kependidikan “ yang di


bimbing oleh Ibu Melisa Wahyu Fandyansari, S,Pd, M.Pd

Disusum oleh Kelompok 2

Nama : Megalista (2161000420060)


Febriani Arsah (2161000420059)
Yohanes Kalela (2161000420010)

Kelas : A/2016

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO


MALANG
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
2018
2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan
dan kesehatan sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Ruang Lingkup Profesi Pustakawan, Pranata Laboratorium, Teknisi
Sumber Belajar”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan di program studi Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan di Ikip
Budi Utomo Malang. Selanjutnya kami sebagai penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Melisa Wahyu Fandyansari, S,Pd, M.Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah Statistik yang telah memberikan
bimbingan serta arahan di mata kuliah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malang, 14 Maret 2018

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 2

1.3. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Profesi Pustakawan 3


2.2. Kode Etik Profesi Pustakawanan 4
2.3. Pengembangan Profesi Pustakawan7
2.4. Pengertian Pranata Laboratorium 11
2.5. Syarat-Syarat Menduduki Profesi Laboran 12
2.6. Adapun Tugas Pokok Laboran 13
2.7. Pengertian Teknisi Sumber Belajar 16
2.8. Tugas Teknisi Sumber Belajar 16
2.9. Fungsi Teknisi Sumber Belajar 16
2.10.Syarat Dan Peraturan Teknisi Sumber Belajar 17

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan 19

DAFTAR PUSTAKA

2
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar lingkungan


kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu
optimalisasi hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi
siswa dengan berbagai macam sumber belajar dan mempercepat pemahaman dan
penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Sumber belajar merupakan
komponen yang membantu dalam proses belajar mengajar, sumber belajar juga
adalah sebagai daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentinag proses belajar
menagajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara
keseluruhan.
Pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar dengan
memberikan kebebasan akses informasi perlu ditopang keberadaan pustakawan.
Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan
(UU No. 43 Tahun 2007). Pustakawanan sesuai undang-undang tersebut.
Laboratorium merupakan salah satu sarana penunjang proses belajar
mengajar, penelitian,dan pengabdian masyarakat. Dalam pelaksanaannya, sarana
dan prasarana saja tentu belum cukup. Laboratorium di tingkat perguruan tinggi,
perlu dikelola oleh orang-orang yang tentunya berkompeten di bidangnya agar
kegiatan praktikum dan penelitian yang mendukung pembelajaran dan
pengembangan keilmuwan berlangsung secara optimal. Laboratorium merupakan
ruangan baik tertutup maupun terbuka yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Aktivitas yang dimaksud adalah
kegiatan yang saling terintegrasi serta ditunjang oleh adanya suatu infrastruktur
yang dibutuhkan demi terwujudnya hasil optimal.

2
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Pengertian Profesi Pustakawan?


2. Bagaimana Kode Etik Profesi Pustakawanan?
3. Bagaimana Pengembangan Profesi Pustakawan?
4. Bagaimana Pengertian Pranata Laboratorium?
5. Bagaimana Syarat-Syarat Menduduki Profesi Laboran?
6. Bagaimana Tugas Pokok Laboran?
7. Bagaimana Pengertian Teknisi Sumber Belajar?
8. Bagaimana Tugas Teknisi Sumber Belajar?
9. Bagaimana Fungsi Teknisi Sumber Belajar?
10. Bagaimana Syarat Dan Peraturan Teknisi Sumber Belajar?

1.3. TUJUAN

1. Pengertian Profesi Pustakawan


2. Kode Etik Profesi Pustakawanan
3. Pengembangan Profesi Pustakawan
4. Pengertian Pranata Laboratorium
5. Syarat-Syarat Menduduki Profesi Laboran
6. Adapun Tugas Pokok Laboran
7. Pengertian Teknisi Sumber Belajar
8. Tugas Teknisi Sumber Belajar
9. Fungsi Teknisi Sumber Belajar
10. Syarat Dan Peraturan Teknisi Sumber Belajar

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PROFESI PUSTAKAWAN


Profesi memiliki arti kata pekerjaaan atau sebuah sebutan pekerjaan,
terutama pekerjaan yang memerlukan pendidikan atau latihan. Profesi berkaitan
dengan profesional artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan atau merupakan
bagian dari profesi. Untuk mendalami pengertian Profesi maka kita harus
meninjau lebih dahulu asal usul profesi. Dari sejarah, profesi mula-mula tumbuh
di berbagai kota di Eropa Barat pada abad pertengahan. Kalau menyimak
perkembangan profesi, timbul tanda tanya apakah pustakawan dapat digolongakan
ke dalam profesi atau tidak. Hal ini tergantung pada kemampuan dan tanggapan
pustakawan terhadap profesi dan jasa yang diberikan pustakawan serta pandangan
masyarakat itu sendiri terhadap pustakawan. Adapun ciri profesi adalah:
a. Adanya sebuah asosiasi atau organisasi keahlian
b. Terdapat pola pendidikan profesi yang jelas
c. Adanya kode etik
d. Berorientasi pada jasa
e. Adanya tingkat kemandirian
Pustakawan kini sebagai tenaga kependidikan, fungsional, dan tenaga
profesi. Dalam hal ini pemerintah tengah mengembangkan profesi ini antara lain
keluarnya beberapa peraturan dan perundangan tentang perpustakaan dan
kepustakawanan misalnya SK Menpan No. 132/2002 yang saat ini masih dalam
proses revisi. Sebagi pedoman pelaksanaan keputusan tersebut kini Perpustakaan
Nasional telah menerbitkan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 2
Tahun 2008 tentang petunjuk Teknis Pustakawan dan Angka kreditnya.
Kepustakawanan merupakan sumber daya yang mampu menggerakkan bidang
lain. Sumber ilmu pengetahuan ini berperan strategis dalam usaha meningkatkan
kualitas pendidikan formal dan non formal. Pengembangan ini dengan tujuan:
a. Mengembangkan Berbagai Bidang
b. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
c. Mengembangkan profesi Pustakawan

4
Perpustakaan merupakan sebuah organisasi yang dikelola oleh
pustakawan. Peranan pustawakan sangat penting dalam perkembangan
pepustakaan yang dikelola. Definisi pustakawan menurut UU No. 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaaan dan pelayanan
perpustakaan.
Sedangkan ikatan pustakawan Indonesia (IPI) sebagai organiasi yang
menghimpun para pustakawan bahwa “Pustakawan” adalah sesorang yang
melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan tugas lembaga berdasarkan ilmu pengetahuan,
dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Pustakawan
adalah seorang yang berkarya secara profesional dibidang perpustakaan dan
informasi.
Berdasarkan definisi di atas pustakawan adalah seseorang yang
berkompetensi dalam bidang perpustakaan dan informasi yang diperoleh melalui
pendidikan kepustawakan serta bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola
dan melayani masyarakat sesuai dengan tugas lembaga yang menaunginya.
Beberapa definisi tentang pustakawan di atas menjelaskan bahwa
pekerjaan pustakawan merupakan sebuah profesi. Sejak tahun 1988 pemerintah
Indonesia mengakui profesi pustakawan sebagai jabatan fungsional. Sebagai
profesi yang memiliki tugas dan tanggung jawab, pustakawan memiliki etika
dalam menjalan profesinya. Berkaitan dengan etika, Ikatan Pustawakan Indonesia
(IPI) menyusun kode etik profesi pustakawan.

2.2. KODE ETIK PROFESI PUSTAKAWANAN


Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan
zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan

5
tuntutan zaman. Kode etik disusun oleh organisasi profesi, dalam hal ini adalah
Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) yang merupakan organisasi profesi bagi
pustakawan. Tentang pelaksanaan kode etik pustakawan juga disebutkan dalam
UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, pasal 36b dan 37.

Dalam kode etik Pustakawan tersebut dijelaskan bahwa pustakawan adalah


seseorang yang dalam memiliki pendidikan bidang perpustakaan, dokumentasi,
dan informasi sekurang-kurangnya tingkat pendidikan profesional dan atau
berkualifikasi setingkat yang diakui oleh Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dan
berkarya dalam bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi sesuai
metodologi keilmuan yang diperolehnya.

Kode etik berasal dari dua kata yaitu kode dan etik, dari segi bahasa kode
berasal dari bahasa inggris “code” diantaranya: tingkah laku, perilaku (behaviour),
yaitu sejumlah aturan yang mengantakan bagaimana orang berperilaku dalam
hidupnya atau dalam situasi tertentu; peraturan atau undang-undang (rules/laws),
tertulis yang harus diikuti. Sedangkan etik (ethic) dalam bentuk tunggal memiliki
makna sebagai suatu gagasan umum atau kepercyaan yang mempengaruhi
perilaku dan sikap masyarakat (people’s behaviour and attitudes).
Kata etik dalam bentuk jamak bermakna sejumlah aturan moral atau
prinsip perilaku untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah (for
deciding what is right or wrong) Menurut Suwarno (2012:92) kode etik adalah
sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan
apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Ada beberapa definisi kode etik yang di kutip oleh Hermawan (2006:81-
83) yaitu:
a. Frans Magnis Suseno (1989) mendefinisikan bahwa kode etik adalah
pedoman atau pegangan yang ditaati dan diperlukan oleh para anggota
profesi agar kepercayaan para klien pasien tidak disalahgunakan. Kode
etik merupakan kumpulan kewajiban yang mengikat para pelaku profesi
itu dalam mempraktekannya.

6
b. Dalam Harrods Librarians’Glossary and Referensce Books 9Harrod,
1995) dikemukakan bahwa kode etik adalah “A document setting out the
norms of professional conduct and behaviour required of memebers of a
professional association” berdasarkan definisi tersebut di atas berarti
bahwa kode etik adalah dokument yang berisi norma moral dan perilaku
profesional yang dituntut dari anggota asosiasi yang professional.
c. Sedangkan dalam ALA Glosseary of Libaray and Information
Scinece (1983) disebutkan bawa kode etik adalah pernyataan standar
profesi yang ideal yang dianut oleh kelompok profesional atau organisasi
profesi untuk menuntn anggotannya dalam mengemban tanggung jawab
profesionalnya.
d. Undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian,
pasal 28 menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai kode etik
sebagai pedoman sikap, tingkah lau dan perbuatan di dalam dan di luar
kedinasan”.
e. Selanjutnya dalam penjelasan undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
dengan adanya kode etik pegawai negeri sipil sebagai aparatr negara, abdi
negara, dan abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup
sehari-hari. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
Undang-Undang nomor 8 tahun 1974 kode adalah pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugasnya dan
dalam pergaulan hidupnya sehari-hari.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut Hermawan (2006:63)
menyimpulkan bahwa kode etik adalah seperagkat standar aturan tingkah laku,
yang berupa norma-norma yang dibuat oleh organisasi profesi yang diharapkan
dapat menuntun anggotanya dalam menjalankan peranan dan tugas profesinya
dalam masyarakat. Kode etik profesi dibuat secara tertulis, sistematis, tegas dan
jelas sehingga mudah dipahami oleh setiap anggota. Kode etik pustakawan
merupakan standar tingkah laku dan norma yang seharusnya dapat menuntun para
pustakawan dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

7
Menurut Lasa HS (2009:174) Kode Etik pustakawan adalah norma atau
aturan yang harus dipaui pustakawan untuk menjaga kehormatan, martabat, citra,
dan profesionalisme. Kode etik pustakawan Indonesia tercantum dalam AD ART
Pustakawan Indonesia.
Kode Etik Pustakawan Indonesia Tahun 2006 menyatakan bahwa kode etik
pustakawan Indonesia sebagai panduan perilaku dan kinerja semua anggota Ikatan
Pustakwan Indonesia dalam melaksanakan tugasnya di bidang kepustakwan.
Setiap anggota Ikatan Pustakawan Indonesia memiliki tanggng jawab untuk
melaksankan kode etik ni dalam standar yang setinggi-tingginya untuk
kepentingan pengguna, profesi, perpustakaan, organisasi profesi, dan masyarakat.
Sedangkan pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1-3 menjelaskan bahwa
kode etika pustakakan indonesia merupakan:
a. Aturan tertulis yang harus dipedomani oleh setiap pustakawan dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pustakawan.
b. Etika Profesi Pustakawan yang menjadi landasan moral yang dijunjung
tinggi, di amalkan dan diamankan oleh setiap pustakawan.
c. Ketentuan yang mengatur psutakawan dalam melaksankan tugas kepada
diri sendiri, sesama pustakawan, pengguna, masyarakat dan Negara.
Tujuan kode etik menurut Hermawan (2006:84) menyatakan ada beberapa tujuan
kode etik suatu organisasi profesi adalah untuk:
a. Menjaga Martabat dan Moral Profesi
b. Memelihara hubungan anggota profesi
c. Menigkatkan pengabdian anggota profesi
d. Meningkatkan Mutu Profesi
e. Melindungan Masyarakat pemakai
Sedangkan menurut Kode Etik Pustakawan Indonesia pada BAB II pasal 2
menyatakan, kode etik pustakawan mempunyai tujuan:
a. Membina dan membentuk karakter pustakawan
b. Mengawasi tingkah laku pustakawan dan sarana kontrol sosial
c. Mencegah timbulnya kesalahpahaman dan konflik antara sesama anggota
dan antara anggota dengan masyarakat.

8
d. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada perpustakaan dan
mengangkat citra pustakawan.

9
2.3. PENGEMBANGAN PROFESI PUSTAKAWAN
Kegiatan pengembangan profesi meliputi:

1. Membuat karya ilmiah


Kegiatan ini meliputi penulisan karya ilmiah di bidang perpusdokinfo,
laporan hasil kegiatan ilmiah, makalah ilmiah, tulisan ilmiah popular,
makalah prasaran, buku dan artikel majalah yang hasilnya di publikasikan
dan atau diterbitkan melalui media tertentu.
2. Menyusun pedoman/ petunjuk teknis perpusdokinfo.
Kegiatan ini terdiri dari 2 jenis:
a. Pedoman standar penyelenggaraan perpusdokinfo
b. Pedoman umum/petunjuk teknis perpusdokinfo
3. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain bidang
perpusdokinfo
a. Terjemahan yang dipublikasikanan adalah karya tulis hasil ahli bahasa
suatu tulisan dari suatu bahasa kedalam bahasa lain yang diterbitkan
oleh suatu lembaga penerbit dan di edarkan untuk mendukung kegiatan
kepustakawanan.
b. Saluran yang dipublikasikan adalah karya tulis atau terjemahan secara
bebas yang diterbitkan oleh suatu lembaga penerbit dan dierdarkan
untuk mendukung kegiatan kepustakawanan.
4. Melakukan tugas sebagai ketua kelompok atau coordinator pustawan
atau memimpin unit perpustakaan
a. Ketua kelompok/Koordinator perpustakaan adalah seorang pustakawan
yang diserahi tugas mengetuai kelompok atau mengkoordinasikan
sejumlah pejabat fungsional pustakawan untuk melaksanakan satu
periode dan atau suatu paket kegiatan kepustakawanan yang mencakup
perencaan, pembagian tugas, peningkatan kemampuan kompetensi,
dan jaminan pertanggungjawaban tugas.
b. Memimpin unit perpustakaan adalah pustawan yang dibebaskan
sementara dari jabatan fungsional yang diangkat sebagai pejabat
structural atau ditugaskan untuk memimpin unit kerja perpustakaan.

10
5. Menghimpun dan menyusun naskah-naskah kumpulan tulisan untuk
dipublikasikan
Menghimpun dan menyusun naskah-naskah kumpulan tulisan untuk
dipublikasikan adalah kegiatan-kegiatan mengumpulkan dan menyeleksi,
menyusun naskah-naskah tulisan dalam topic atau lingkup tertentu untuk
disusun, disunting dan dipublikasikan dalam bentuk terbitan baru.
6. Memberi konsultasi kepustakawanan yang bersifat konsep
Memberi konsultasi kepustakawanan yang bersifat konsep adalah member
saran/pertimbangan kepada instansi/perorangan yang meminta konsultasi
berupa pemecahan masalah/gagasan-gagasan di bidang kepustakawanan.

2.4. PENGERTIAN PRANATA LABORATORIUM

Pranata Laboratorium adalah jabatan fungsional dalam dunia pendidikan


yang sebelumnya dikenal sebagai Laboran dan Teknisi. Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium pendidikan
yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan hak dan kewajiban yang
diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.

Laboran adalah petugas non guru yang membantu guru untuk


melaksanakan kegiatan praktikum/peragaan (meliputi penyiapan bahan,
membantu pelaksanaan praktikum serta mengemasi/membersihkan bahan dan alat
setelah praktikum). Laboran juga dapat dikatakan sebagai Tenaga Kependidikan
yang bekerja di laboratorium dan membantu proses belajar mengajar mahasiswa
vokasi dan akademik Strata 1, 2 dan 3, serta penelitian dosen. Keberadaan
Laboran di suatu laboratorium sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan
akademik dosen dan mahasiswa. Untuk ini, Laboran seyogyanya memiliki hard
skills dan soft skills yang memadai. Inisiatif, ketekunan, kreatifitas, kecakapan
dan keterampilan serta pengetahuan yang dikuasai oleh Laboran, seringkali
membantu efisiensi dan efektifitas serta produktifitas dari laboratorium yang
dikelola oleh perguruan tinggi. Laboran adalah orang yang bertugas membantu
aktivitas mahasiswa di laboratorium dalam melakukan suatu kegiatan pendidikan
dan penelitian. Dalam melakukan tugasnya, seorang laboran bertanggung jawab

11
dalam menyediakan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum (praktek
kerja) dan penelitian serta mengembalikan peralatan tersebut ke tempat semula,
merapikan dan membersihkan area kerja setelah kegiatan selesai dilakukan.
Laboran juga mencakup:
a. Teknisi yaitu orang yang berperan untuk beroperasinya peralatan
laboratorium misalnya
listrik, air, komputer dan perbengkelan, disamping pemeliharaan/
perawatannya.
b. Analisis yaitu orang yang mempunyai keahlian untuk melakukan analisis
pada bidang
tertentu. Laboran, Teknisi maupun Analisis yang handalsangat diperlukan,
mereka mempunyai keahlian/kompetensi di bidangnya. Misalnya untuk
Laboran di laboratorium Kimia diperlukan sumber daya manusia yang
mempunyai kompetensi dan pemahaman dalam bidang kimia dengan
kualifikasi minimum D-3 dibidang kimia.

2.5. SYARAT-SYARAT MENDUDUKI PROFESI LABORAN


1. Warga negara RI.
2. Laboran yang dalam tiga tahun terakhir memiliki prestasi yang sangat
bermanfaat dan dapat dibanggakan, serta diakui pada skala nasional.
3. Laboran yang berpendidikan minimal DIII dapat mengikuti kompetisi
Laboran berprestasi tanpa dibatasi usia, kepangkatan dan golongan,
jabatan pimpinan perguruan tinggi dan jabatan akademik.
4. Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi.
5. Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah.
6. Karya Prestasi
a. Mempunyai kemampuan dan pemahaman dalam bidang yang
berhubungan dengan bidang-bidang ilmu di laboratorium tempat
Laboran bekerja. Misalnya Laboran di laboratorium kimia harus benar-
benar mampu dan paham dalam bidang yang berhubungan dengan
kimia.

12
b. Mampu mengoperasikan dan merawat/memelihara sepenuhnya alat-
alat laboratorium dan tidak sepenuhnya diserahkan kepada pengguna
laboratorium. Hal ini diperlukan untuk menjaga keamanan pengguna
(alat-alat berat) atau menghindari kerusakan alat.
c. Mampu memotivasi pengguna laboratorium melahirkan hasil karya
yang mempunyai nilai jual. Hasil karya laboratorium yang
mempunyainilai jual ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
keberlanjutan laboratorium.
d. Mampu menjaga keberlanjutan(sustainability) laboratorium serta dapat
citra laboratorium perguruan tinggi sehingga menempatkan perguruan
tinggi tersebut pada kedudukan yang lebih baik.
e. Mempunyai daya kreativitas tinggi untuk mengembangkan
Laboraturium tempat bekerja sesuai atau melebihi standar nasional
pendidikan.Sistem Pemberian Gaji laboran Sistem penggajian laboran
saat ini adalah Pegawai yang diberikan gaji dan ditambah tunjangan
kepada Pegawai yang melaksanakan pekerjaan tertentu yang sifatnya
terus menerus.

2.6. TUGAS POKOK LABORAN


1. Pengaturan jadwal praktikum (bersama timkurikulum sekolah) dan
pendaftaran praktikum (untuk siswa).
2. Bertanggung jawab dalam penyusunan dan pengadaan bahan dan
peralatan(bukan alat utama), termasuk merawat dan perbaikan alat.
3. Mempersiapkan bahan dan alat praktikum sebelum praktikum dijalankan
4. Presensi/absensi siswa dan mengawasi jalannya praktikum dan memberi
layanan keperluan praktikum.
5. Inventarisasi dan pengadministrasian alat- alat laboratorium.
6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium dan diketahui oleh
Waka Kurikulum.
7. Mengontrol pemakaian laboratorium secara rutin.
8. Mengontrol kondisi-keadaan perangkat dan sarana laboratorium secara
rutin.

13
9. Mendata dan menyusun daftar inventarisasi alat dan bahan laboratorium
10. Menginventarisasi dan menyusun jadwal penggunaan laboratorium guru
bidang studi
11. Mempersiapkan alat dan atau bahan pratikum yang diperlukan dalam
pembelajaran.
12. Mendampingi guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran
laboratorium/praktikum maupun eksperimen.
13. Merawat maupun memelihara alat serta merapikannya setelah digunakan
14. Mencatat dan mendata alat yang rusak atau habis setelah digunakan
15. Mengajukan daftar pengadaan alat dan bahan beserta rencana belanja
laboratorium kepada kepala urusan sarana dan prasarana.
16. Menyusun hasil pembelajaran/kegiatan serta mengatur penempatan secara
baik untuk disimpan, dirawat, dan digunakan dalam kegiatan berikutnya.
17. Mengemasi, membersihkan dan menata peralatan praktikum setelah
praktikum selesai
18. Memberikan laporan administrasi pemakaian laboratorium ke Waka
Kurukulum, Waka Sarana dan Kepala Sekolah. Pembinaan Laboran
Pembinaan atau pengembangan tenaga laboran merupakan usaha
mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja
setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen
organisasi dan jenjang pendidikan. Tujuan dari kegiatan pembianaan ini
adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga kependidikan yang meliputi
pertumbuhan keilmuan, wawasan berpikir, sikap terhadap pekerjaan dan
keterampilan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga produktivitas
kerja dapat ditingkatkan.

2.7. PENGERTIAN TEKNISI SUMBER BELAJAR


Teknisi Sumber Belajar adalah petugas yang perannya sebagai penyedia
fasilitas yang di perlukan dalam proses belajar mengajar. Istilah Teknisi pada
umumnya adalah seseorang yang menguasai bidang teknologi tertentu yang lebih
banyak memahami teori bidang tersebut, seperti insinyur. Umumnya mereka lebih
menguasai teknik, atau malah profesional dalam bidang itu. Pemahaman tingkat

14
menengah atas teori dan teknik tingkat tinggi umumnya dikuasai oleh teknisi
untuk menjadi ahli dalam hal peralatan tertentu. Ini bisa menjadi bagian proses
(manufaktur) yang lebih besar. Misalnya teknisi audio, walupun tidak terlatih di
bidang akustik sebagai fisikawan maupun teknisi akustik, umumnya tahu lebih
banyak daripada personel studio lainnya, termasuk pelakon, dan bisa
mengoperasikan peralatan suara dengan lebih baik. Teknisi bila dikelompokkan
menjadi dua yaitu sebagai pekerja terlatih maupun pekerja setengah terlatih.

2.8. TUGAS TEKNISI SUMBER BELAJAR


Tugas utamanya adalah menyiapkan kelengkapan sarana dan fasilitas
teknis kependidikan berikut memberikan pelayanan teknis pemanfaatannya dalam
menjamin kelangsungan dan kelancaran proses pendidikan.
Tugas Teknisi Sumber Belajar membantu kepala sekolah dalam kegiatan:
1. Perencanaan pengadaan alat dan bahan untuk media sumber belajar.
2. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan media sumber belajar.
3. Mengatur penyimpanan, pemeliharaan, dan perbaikan alat-alat sumber
belajar.
4. Membuat dan menyusun daftar alat-alat pembelajaran.
5. Inventarisasi dan pengadministrasian peralatan pembelajaran.
6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan penggunaan media sumber

2.9.FUNGSI TEKNISI SUMBER BELAJAR


a. Pengembangan Sistem Pembelajaran
b. Pelayanan Media
c. Produksi Media Sederhana
d. Pelatihan
e. Administrasi

2.10.SYARAT DAN PERATURAN TEKNISI SUMBER BELAJAR


Syarat teknisi sumber belajar Juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No 38 Tahun 1992 Tentang Tenaga Pendidikan Khususnya
pengadaan tenaga kependidikan yang bukan tenaga pendidik.

15
Pasal 19
Untuk dapat diangkat sebagai tenaga kependidikan yang bukan tenaga pendidik,
yang bersangkutan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri,
Menteri lain, atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pasal 20
Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja sebagai
pengelola satuan pendidikan dan pengawas pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dipilih dari kalangan guru.
Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja sebagai
pengelola satuan pendidikan dan penilik di jalur pendidikan luar sekolah dipilih
dari kalangan tenaga pendidik.
Calon tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipersiapkan
melalui pendidikan khusus.
Pasal 21
Tenaga kependidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja sebagai
pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar dipersiapkan melalui pendidikan
khusus.
Pelaksanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
olch Menteri, Menteri lain, atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pasal 22
Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan tenaga
pendidik pada satuan pendidikan yang disclenggarakan oleh Pemerintah dilakukan
oleh Menteri, Menteri lain, atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen
dengan memperhatikan keseimbangan antara penempatan dan kebutuhan serta
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai negeri.
Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan tenaga
pcndidik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan olch masyarakat dilakukan
oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan dengan memperhatikan
persyaratan yang ditetapkan oleh penyelenggara dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

16
17
BAB III
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN
Perpustakaan merupakan sebuah organisasi yang dikelola oleh
pustakawan. Peranan pustawakan sangat penting dalam perkembangan
pepustakaan yang dikelola. Definisi pustakawan menurut UU No. 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaaan dan pelayanan
perpustakaan. Dari definisi tentang pustakawan menjelaskan bahwa pekerjaan
pustakawan merupakan sebuah profesi. Sejak tahun 1988 pemerintah Indonesia
mengakui profesi pustakawan sebagai jabatan fungsional. Sebagai profesi yang
memiliki tugas dan tanggung jawab, pustakawan memiliki etika dalam menjalan
profesinya.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://azizbudiarto.blogspot.co.id/2012/12/bab-i-pendahuluan-a.html

http://bl09ku.blogspot.co.id/2014/10/makalah-laboran.html

http://perpusunikdas.blogspot.co.id/2016/10/profesi-pustakawan-dan-asosiasi-
pusat.html

http://miaalifah.blogspot.com/2012/11/makalah-etika-profesi-pustakawan.html
http://laboratoriumstag.blogspot.com/2010/03/ peran-dan-tugas-laboran.html

19

Anda mungkin juga menyukai