BAB II
SEMEN PEMBORAN
Dari tabel 2.1 di bawah dapat dilihat type komposisi dan properties dari klas
semen API.
6
COMPOSITION
Compounds % Finnes sq Water/cement
API
C3S C2S C3A C4AF cm/g ratio
A 53 24 8 8 1.500-1,900 0.46
B 47 32 3 12 1,500-1,900 0.46
C 70 10 3 13 2,000-2,400 0.56
D 26 54 2 12 1,100-1,500 0.38
E 52 32 8 12 1,400-1,600 0.44
F 52 32 8 12 1,200-1,400 0.38
G 53 38.8 2,240-2,480 0.435
H 53.8 Ca0
J Si02
PROPERTIES
Approx. 24 hr
Slurry Slurry
Mix water thickening compressive
CEMENT density yield cu
gal/sack time strength.psi
lb/gal ft/sack
130ºF .hr 110ºF.
A 5.2 15.6 1.18 2½ 4,000
C 6.3 14.8 1.32 1¼ 2,700
G 5.0 15.8 1.15 1¾ 3,000
H 4.3 16.5 1.05 2 3,700
*Plus gypsum, lime, and alkali
Tabel 2.1 Type komposisi dan properties dari klas semen API.
Portland semen dibuat berdasarkan pada keadaan fisik dan kimia di mana
akan dipakai. Semen yang dibuat mempunyai range temperatur dan tekanan yang
besar dan dibedakan atas beberapa type oleh ASTM dan API.
Abbreviation Similar to
Type
ASTM API
Ordinary Portland
Cement
Rapid-Hardening (high-
OC
early-strength or high-
RHC A
initial-strength) Portland
Cement C
High-Strength Portland
HSC C
Low Heat (or Slow-
I
LHC B
Hardening,low Heat of
II
Hydration) Portland -
Cement III
SRC -
Sulfate-Resisting
II
AEC
Portland Cement
V
Air-Entraining Portland
Cement -
Tabel 2.2
Klasifikasi semen yang digunakan berdasarkan ASTM dan API
GulfCoast
(a)- Depth based on API casing well simulation schedule
Tabel 2.3
Klasifikasi semen untuk kedalaman sumur dan temperatur yang berlainan
2.2.2 Klasifikasi semen berdasarkan standard API :
Class : A (WCR = 0,46)
Digunakan dari permukaan sampai 6000 ft dengan temperatur 170ºF bilamana
special properties tidak dibutuhkan. Ini sama dengan semen ASTM C150,
type I.
Class : B (WCR = 0,46)
9
2.3.1.3 Permeability
Diharapkan semen mempunyai permeability yang kecil karena dengan
permeability yang kecil maka tidak terjadi komunikasi diantara fluida pada
saat semen telah mengeras.
11
Pada volume semen yang dipompakan misalnya 500 cuft, maka untuk
semen class A,B,C pada range kedalaman yang maksimum (6000 ft) didapat
thickening time adalah 55 menit. Begitu pula clas D (10000 ft), E (14000 ft),
F (16000 ft) adalah 75, 90, 100 menit.
Beberapa hal yang mempengaruhi thickening time :
a. Semakin tinggi temperatur maka semakin cepat pengerasan semen. Ini
merupakan faktor yang paling berpengaruh.
b. Semakin tinggi tekanan maka semakin cepat pengerasan semen.
c. Hilangnya air dari bubur semen mempercepat pengerasan semen.
13
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.4, Efek temperatur dan
tekanan terhadap thickening time untuk semen API Clas H dengan retarder.
Temperature Thickening
Pressure,
Depth time, hours
Static circulation psi
minutes
5.000 2:10
10.000 1:34
10.000 230 144
15.000 1:38
10,000 8:35
15,000 5:19
14.000 290 206
25,000 1:14
10,000 4:11
15,000 3:39
16.000 320 248
20,000 2:30
25,000 2:08
Tabel 2.4
Efek temperatur dan tekanan terhadap thickening time untuk semen API Clas
H dengan retarder.
Tabel 2.5.
Panjang casing dan ukuran DC yang dapat ditunjang oleh semen setinggi 10 ft
dengan tensile strength 8 psi.
Tabel 2.6.
Pengaruh waktu dan temperature pada compressive
strength untuk semen API klas H.
Curing Condition
Temp Class A Class C Class D Class G Class H
Press.
60ºF 0 psi 615 780 (a) 440 325
80ºF 0 psi 1.470 1.870 (a) 1.185 1.065
95ºF 800 psi 2.085 2.015 (a) 2.540 2.110
110ºF 1.600 psi 2.925 2.705 (a) 2.915 2.525
140ºF 3.000 psi 5.050 3.560 3.045 4.200 3.160
170ºF 3.000psi 5.920 3.710 4.150 4.830 4.485
Gambar 2.3.
Cement heat of hydration terhadap waktu pada kedalaman 550 ft.
– 400 cc. Untuk penyemenan dengan deep liner maka fluid loss adalah 250 cc.
Untuk squeeze cementing mempunyai fluid loss antara 50 – 200 cc. Bilamana
dijumpai komunikasi gas pada saat semen diannulus seperti sumur-sumur
yang mengandung gas atau sumur-sumur gas yang bertekanan tinggi maka
digunakan semen yang mempunyai fluid loss sangat rendah yaitu sekitar 20 cc
pada kondisi filter press diatas.
Hubungan antara fluid loss terhadap filter cake dapat dilihat pada
tabel 2.9.
API Fluid Loss at Permeability of Time to Form 2”
1000 psi (cc/30 Filter cake at 1000 Cake (minutes)
menit psi (md)
1200 5.00 0.2
300 0.54 3.4
100 0.09 80.0
50 0.009 100.0
i. Mengontrol permeability.
j. Mengontrol heat of hydration.
k. Memperkecil biaya.
l. Menaikkan atau menambah durability (sifat tahan lama).
Percent
1000’ 2000’ 4000’ 6000’ 1000’ 2000’ 4000’ 6000’
0.0 4:40 4:12 2:30 2:25 3:30 3:29 1:52 0:58
2.0 1:55 1:43 1:26 1:10 1:30 1:20 0:54 0:30
4.0 0:50 0:52 0:50 0:58 0:48 0:53 0:37 0:23
2.5.2 Retarder
Pemakaian retarder dipengaruhi oleh temperatur sumur, karena
temperatur mempercepat reaki kimia antara semen dan air. Retarder
digunakan untuk memperpanjang waktu pemompaan (thickening time) di
mana naiknya temperatur lebih mempengaruhi thickening time daripada
naiknya kedalaman/tekanan.
Materialnya antara lain : CMHEC, NaCl dan berbagai retarder buatan
Halliburton.
CMHEC : hanya digunakan untuk temperatur tinggi dan kedalaman yang
sangat ekstrim. Dapat dicampur oleh semua klas semen API.
NaCl : digunakan untuk sumur-sumur dengan formasi garam karena untuk
semen yang dicampur air tawar tidak memberikan ikatan yang baik
pada formasi garam. Juga pada zone-zone heaving shale.
Pengaruh penggunaan bubur semen yang sudah dijenuhkan dengan NaCl :
- memperbaiki ikatan semen ke formasi garam.
- melindungi formasi shale yang dapat rusak apabila bubur semen
menggunakan air tawar baik pada penyemenan casing maupun squeeze.
- menaikkan density dan volume bubur semen.
- mengurangi early strength
- memberikan pengembangan yang kecil pada setting (pengerasanya).
Sebagai contoh dari semen yang telah dijenuhkan dengan garam
adalah semen API klas A,G atau H di mana bisa ditempatkan sampai pada
kedalaman 10.000 – 12.000 ft dengan temperatur 230ºF - 260ºF.
25
Chemically inert (bahan kimia yang lambat) berarti dengan additive yang lain
dia akan cocok/harmonis dengan perubahan yang lambat (inert).
Materialnya antara lain : Hematite Ore, Barite.
Hematite Ore : SG =5.05, dapat menaikkan density bubur semen sampai 20
ppg (lihat tabel 2.12.). Bersifat chemically inert dan membutuhkan sedikit air.
Barite : SG = 4.2, kebutuhan air sedikit (0.2 lb air per lb barite) di mana
menghasilkan SG maksimum 18.0 ppg (lihat tabel 2.13.)
Type
Additive for Water
Natural
controlling Material Amount Used Required
particles
lost
circulation
Granular Gilsote Graded 5 to 50 2 gal/50 lb
Perlite Expanded lb/sack 4 gal/cu ft
Walnut shells Graded ½ to 1 c u 0.85 gal/50
Coal Graded ft/sack lb
Lamellated Cellophane Flaxed 1 to 5 lb/sack 2 gal/50 lb
Fibrous nylon Short-libered 1 to 10 None
lb/sack none
½ to 2 lb/sack
½ to ¼
lb/sack
Formulations
of materials
Natural Water
for controlling Material Amount Used
particles Required
lost
circulation
Semisolid or Gypsum - - 4.8 gal/100
flash setting cement - 10 to 20 % lb
28
Tabel 2.14. Material yang biasa ditambahkan untuk mengontrol lost circulation
2.5.6 Filtration Control Additive
Penggunaan ini mempunyai tujuan antara lain :
a. Mencegah dehidrasi secara prematur atau hilangnya air pada zone yang
porous.
b. Melindungi formasi yang sentisitive.
c. Memperbaiki hasil squeeze cementing.
Friction reducer ini akan memperkecil yield point dan gel strength dari bubur
semen. Efek dispersant atau friction reducer ini terhadap aliran kritis (dapat
dilihat pada tabel 2.15.).
Tabel 2.15. Efek dispersant terhadap rate aliran kritis pada turbulensinya
Mud Kill
dipakai untuk menetralisir mud treating chemical. Biasanya digunakan pada
pekerjaan open hole plug back dan liner, serta squeeze cementing.
Silica flour
dipakai untuk stabilisasi strength. Berkurangnya strength diakibatkan tingginya
temperature di mana semakin tinggi temperature semakin tinggi pula kehilangan
strength. Silica flour dapat ditambahkan pada semua klas semen.
Radioactive tracers
dipakai untuk menentukan lokasi kebocoran juga untuk lokasi top semen dan
disposisi squeeze cement.
Dyes
dipakai untuk mengidentifikasikan specific semen API atau additive yang
ditambahkan pada komposisi semen. Caranya ialah dengan perbedaan warna yang
timbul dari berbagai material yang digunakan (lihat tabel 2.17.).
Per-centage Water/Cement
Material Cement Slurry Color
used Contact Color
Indicator Dyes
Fluorescein 0.1 Green Green
Phenolphthalein 0.1 Red violet Purple
31
Pigments
Black oxide 0.1 Faint tannish green Dark gray with black
Yellow oxide 0.1 Faint tannish streaks
Red iron oxide 0.1 ywllow Pale olive green
Faint tannish red Light brown with
orange streaks