Anda di halaman 1dari 14

1.

Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pancreas tidak
cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan
insulin itu sendiri (hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah tidak terkontrol).
Keadaan hiperglikemia kronis dari diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, gangguan fungsi dan kegagalan berbagai organ terutama mata,
ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.
Diabetes melitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas
atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
2. Klasifikasi diabetes Berdasarkan Etiologinya
Etiologi diabetes melitus menurut Brunner dan Suddarth,2001 :
a. Diabetes tipe I
Terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta
pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.Glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
darah dan menimbulkan hiperglikemia postpandrial ( sesudah makan).
b. Diabetes tipe II
Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi
intrasel,dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan.Untuk mengatasi resistensi insulin dan
mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapatpeningkatan
insulin yang disekresikan.
c. Diabetes Gestasional
Pada DM dengan kehamilan ada 2 kemungkinan yaitu : a. Ibu telah
menderita DM sejak sebelum hamil , b. Ibu menderita DM saat hamil karena
terjadi peningkatan sekresi berbagai hormon yang mempunyai efek metabolik
terhadap toleransi glukosa,maka kehamilan adalah suatu keadaan
diabetogenik. Diabetes gestational juga dapat disebabkan oleh karena
plasenta bayi menghasilkan hormone anti insulin dan tubuh ibu tidak mampu
melawan hormone tersebut.
d. Diabetes tipe lain
Diabetes tipe lain: karena keadaan atau sindrom tertentu, hiperglikemia
terjadi karena penyakit lain (pancreas, hormonal, bahan kimia, endrokrinopati,
kelainan reseptor insulin, dan sindroma genetik)
3. Epidemiologi Diabtes Mellitus
Menurut data WHO Global Report 2014, 422 juta orang di dunia
menderita diabetes mellitus, dengan usia diatas 18 tahun. Jumlah populasi
tertinggi DM ada pada Asia Tenggara dengan 8,6% penderita dari total penderita
dan Pafisic Barat dengan 8,4 % penderita. Jumlah penderita diabetes semakin
meningkat dari tahun 1980-2014 sebanyak 108 juta penderita. 4% diantaranya
mengalami DM akrena pertumbuhan dan perkembangan, 28% karena
peningkatan usia dan 32% karena keduanya.
Di Indonesia jumlah penderita diabetes pada usia 15 tahun ke atas
meningkat dua kali dibandingkan pada tahun 2007. Pada tahun 2013 proporsi
diabetes mellitus di Indonesia sebesar 6,9%, TGT (toleransi glukosa terganggu)
sebesar 29,9% dan Gula darah puasa terganggu sebesar 36,6%.

4. Faktor Resiko Diabetes Mellitus


Menurut Rsikesdas 2014, faktor bresiko Diabetes Melitus dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Faktor Resiko yang Dapat Dimodifikasi
1) Berat badan berlebih
2) Obesitas abdominal
3) Kurangnya aktivitas
4) Hipertensi
5) Dislipidemia
6) Diet tidak sehat
7) Riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau gula darah
puasa (GDP) terganggu
8) Merokok
b. Faktor Resiko yang Tidak Dapat Dimodifikasi
1) Ras dan Etnik
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Riwayat keluarga DM
5) Riwayat melahirkan bayi lebih dari 4 kg
6) Riwayat lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg
Menurut Suyono (2007), DM di Indonesia akan terus meningkat disebabkan
beberapa faktor antara lain :

a. Faktor keturunan (genetik)


b. Faktor kegemukan atau obesitas (IMT > 25 kg/m2)
-Perubahan gaya hidup dari tradisional ke gaya hidup barat
- Makan berlebihan
- Hidup santai, kurang gerak badan
c. Faktor demografi
- Jumlah penduduk meningkat
- Urbanisasi
- Penduduk berumur di atas 40 tahun meningkat
d. Kurang gizi
5. Patofisiologi dan manifestasi Klinis
Manifestasi klinis

a. Polifagi (Banyak makan)


b. Poliuria (Buang air keci berlebihan)
c. Polidipsi (Rasa haus berlebihan)
d. Kelemahan, mudah capek
e. Penglihatan kabur
f. Sakit kepala
g. Timbul ketoasidosis (Nafas bau keton, selera makan menurun, mual, nyeri, dan
muntah)
h. Jika tidak medapatkan dengan segera dapat menyebabkan kematian.

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Gula Darah Sewaktu
Pemeriksaan glukosa darah tanpa persiapan persetujuan untuk melihat
kadar gula darah sesaat tanpa puasa dan tanpa pertimbangan waktu setelah
makan. Dilakukan untuk penjajagan awal pada penderita yang diduga DM
sebelum dilakukan pemeriksaan yang sungguh-sungguh dipersiapkan
misalnya nucther, setelah makan dan toleransi.
b. Gula Darah Puasa
Pemeriksaan gula darah puasa, pasien diminta puasa selama 8-12 jam
sebelum pemeriksaan. Nilai normal gula darah puasa adalah 70-110
mg/dl
c. Test Glukosa Post Prandial
Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada pasien 2 jam
setelah makan
d. HbA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah , untuk memperoleh
informasi kadar gula darah yang sesungguhnya, karena pasien tidak dapat
mengontrol hasil tes, dalam kurun waktu 2-3 bulan. Tes ini berguna untuk
mengukur tingkat ikatan gula pada hemoglobin A(A1C) sepanjang umur sel
darah merah (120 hari).
e. Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan
glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan
dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1
jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut.
f. Pemeriksaan Urinalisis
Pada hasil pemeriksaan urinalisis biasanya didapati adanya kadar glukosa
berlebih dan keton dalam urin. Normalnya nilai glukosa dalam urin
130mg/dl. Pada orang normal uji keton bernilai negative yaitu < 15 mg/dl.

7. Penatalaksanaan Medis Diabetes Mellitus


Penatalaksanaan DM dimulai dengan pola hidup sehat, dan bila perlu
dilakukan intervensi farmakologis dengan obat antihiperglikemia secara oral
dan/atau suntikan.
a. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan
sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang
sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.
b. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya
keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada
mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
c. Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-
5 hari seminggu selama sekitar 30-45 menit , dengan total 150 menit
perminggu, dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-
turut. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang
bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung
maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan
berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara = 220-usia
pasien.
d. Intervensi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan
dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari
obat oral dan bentuk suntikan.
e. Obat Antihiperglikemia Oral
Berdasarkan cara kerjanya, obat antihiperglikemia oral dibagi
menjadi 5 golongan:
1) Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue): Sulfonilurea
dan
2) Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin: Metformin dan
Tiazolidindion (TZD)
3) Penghambat Absorpsi Glukosa: Penghambat Glukosidase
Alfa.
4) Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV)
5) Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-transporter 2)
f. Obat Antihiperglikemia Suntik
1) Insulin
2) Agonis GLP-1/Incretin Mimetic
g. Terapi Kombinasi

8. Komplikasi Diabetes Mellitus


Komplikasi akut pada diabetes mellitus antara lain (Boedisantoso R, 2007):
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan
penurunan glukosa darah < 60 mg/dl. Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala
adrinergic (berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala
neuroglikopenik (pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma).
Penyebab tersering hipoglikemia adalah akibat obat hipoglikemia oral
golongan sulfonilurea, khususnya klorpropamida dan glibenklamida.
Penyebab tersering lainnya antara lain : makan kurang dari aturan yang
ditentukan, berat badan turun, sesudah olahraga, sesudah melahirkan dan
lain-lain.
b. Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan defisiensi insulin berat dan akut
dari suatu perjalanan penyakit DM yang ditandai dengan trias hiperglikemia,
asidosi dan ketosis. Timbulnya KAD merupakan ancaman kematian pada
pasien DM.
c. Hiperglikemia Non Ketotik
Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik ditandai dengan hiperglikemia,
hiperosmolar tanpa disertai adanya ketosis. Gejala klinis utama adalah
dehidrasi berat, hiperglikemia berat dan sering kali gangguan neurologis
dengan atau tanpa adanya ketosis.
Akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dan meninggi terus menerus
yang dikarenakan tidak dikelola dengan baik mengakibatkan adanya
pertumbuhan sel dan juga kematian sel yang tidak normal. Perubahan dasar
itu terjadi pada endotel pembuluh darah, sel otot pembuluh darah maupun
pada sel masingeal ginjal, semuanya menyebabkan perubahan pada
pertumbuhan dan kematian sel yang akhirnya akan menjadi komplikasi
vaskular DM. Struktur pembuluh darah, saraf dan struktur lainnya akan
menjadi rusak. Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh
darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran.
Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama menuju
kulit dan saraf. Akibat mekanisme di atas akan menyebabkan beberapa
komplikasi antara lain.
d. Retinopati
Terjadinya gangguan aliran pembuluh darah sehingga mengakibatkan
terjadi penyumbatan kapiler. Semua kelainan tersebut akan menyebabkan
kelainan mikrovaskular. Selanjutnya sel retina akan berespon dengan
meningkatnya ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular yang
selanjutnya akan terbentuk neovaskularisasi pembuluh darah yang
menyebabkan glaukoma. Hal inilah yang menyebabkan kebutaan.
e. Nefropati
Hal-hal yang dapat terjadi antara lain : peningkatan tekanan glomerular
dan disertai dengan meningkatnya matriks ektraseluler akan menyebabkan
terjadinya penebalan membran basal yang akan menyebabkan berkurangnya
area filtrasi dan kemudian terjadi perubahan selanjutnya yang mengarah
terjadinya glomerulosklerosis. Gejala-gejala yang akan timbul dimulai dengan
mikroalbuminuria dna kemudian berkembang menjadi proteinuria secara
klinis selanjutnya akan terjadi penurunan fungsi laju filtrasi glomerular dan
berakhir dengan gagal ginjal.
f. Neuropati
Yang paling sering dan paling penting gejala yang timbul berupa
hilangnya sensasi distal atau seperti kaki terasa terbakar dan bergetar sendiri
dan lebih terasa sakit dimalam hari.
g. Penyakit jantung koroner
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan
kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat
aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah).
Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita DM. Akibat
aterosklerosis akan menyebabkan penyumbatan dan kemudian menjadi
penyakit jantung koroner.
h. Penyakit pembuluh darah kapiler
Mengenali dan mengelola berbagai faktor risiko terkait terjadinya kaki
diabetes dan ulkus diabetes merupakan hal yang paling sering pada penyakit
pembuluh darah perifer yang dikarenakan penurunan suplai darah di kaki.

9. Asuhan Keperawatan
a. Resiko Injury
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Ds : banyak BAK,selalu Kerusakan sel beta
haus pankreas,genetik,obesitas
Do :
TD = 103/53 mmHg
Urinalisis glukosa > DM tipe II
1000
mg/dl
Keton=40 mg/dl Kadar gula meningkat dan
Glukosa darah : 726 terjadi defisiensi insulin
mg/dl
HbA1C : 8,6 %
Ketidakefektifan glukosa
masuk ke dalam sel

Hiperglikemi Resiko Injuri

Penglihatan kabur

Kelemahan

Sakit kepala

Resiko jatuh

Resiko Injuri
1) Diagnosa Keperawatan : Resiko injuri berhubungan dengan kadar glukosa
yang tinggi dalam darah dan urin ditandai dengan munculnya keluhan banyak
BAK dan sering haus
2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam kadar
glukosa darah klien berkurang sehingga resiko injuri pada klien bisa terhindari
3) Kriteria Hasil : Klien menunjukkan kemampuan atau cara metode mencegah
terjadinya injuri
NOC :
NO Indikator 1 2 3 4 5
1 Glukosa
darah 729
mg/dl
2 Hb Glukosa
(HbA1C 8,6%)
3 Glukosa Urin
> 1000 mg/dl
4 Keton Urin 40
mg/dl
Indikator

1.Berat

2.Cukup berat

3.Sedang

4 Ringan

5.Normal

NIC :
Hyperglicemia management
1. Monitor level glukosa darah jika diindikasikan
2. Monitor tanda dan gejala dari hiperglikemik (poliuri dan polidipsi)
3. Monitor ketan urin jika diindikasikan
4. Lakukan terapi insulin
5. Tingkatkan intake cairan
6. Instruksikan pasien dan lainnya mengenai management diabetes
selama sakit termasuk penggunaan terapi insulin
7. Monitoring intake cairan,pengganti karbohidrat ketika
membutuhkan bantuan dari tenaga kesehatan
8. Bantu dengan ambulasi jika terjadi hipotensi ortostatik

NIC : Fall Prevention

1. Mengidentifikasi kekurangan seperti apa yang dapat


menyebabkan potensi untuk jatuh
2. Monitoring gaya berjalan, keseimbangan, dan kelelahan klien
3. Berikan/ sediakan toilet yang mudah dijangkau
b. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Ds : banyak BAK,selalu Kerusakan sel beta
haus, BB turun lebih pankreas,genetik,obesitas
dari 5 kg
Do :
BB : 45 kg DM tipe II
TB 155 cm
BMI 18,75
Kadar gula meningkat dan
terjadi defisiensi insulin
Ketidakefektifan glukosa
masuk ke dalam sel

Hiperglikemi Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Seltidak mendapat nutrisi
yang cukup

Liposis, glukoneogenisis

BB turun

Kebutuhan nutrisi
meningkat

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan

1) Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan banyaknya pemecahan lemak dan protein dalam tubuh
2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
kebutuhan nutrisi pasien dapat tercukupi
3) Kriteria Hasil : Klien menunjukkan indikasi kecukupan gizi
NOC :
NO Indikator 1 2 3 4 5
1 Intake kalori
2 Intake protein
3 Intake lemak
4 Intake
karbohidrat
Indikator :

1.Berat

2.Cukup berat

3.Sedang

4 Ringan
5.Normal

NIC :
Nutritional management
1. Tentukan status nutrisi pasien dan kemampuan pasien
untuk menemukan nutrisi yang dibutuhkan
2. Instruksikan pasien tentang nutrisi yang dibutuhkan
3. Tentukan jumlah kalori yang dibutuhkan dan tipe nutrient
yang dibutuuhkan
4. Instruksikan pasien untuk memodifikasi diet
5. Instruksikan pasien untuk melakukan diet sesuai dengan
penyakitnya
6. Monitor kalori dan intake diet
7. Monitor kehilangan berat badan

c. Kesiapan untuk peningkatan pengetahuan

Do: - Ketidakseimbangan Autoimun Kesiapan


Meningkatka
Ds: Produksi Insulin menurun n
- Pasien managemen
menunjukkan Hiperglikemi kesehatan
ketertarikkan
untuk membahas Poliuri + Haus
terkait dengan
penyakitnya Dehidrasi

Tidak tau yang dialami

Rasa ingin tau

1) Diagnosa : Kesiapan menerima pengetahuan


2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan pasien dapat memahami
3) Kriteria Hasil : Sesuai Indikator NOC

NOC: Knowledge: Diabetes Management

No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Faktor Penyebab dan pendukung
2. Tanda dan Gejala awal penyakit
3. Pencegahan Hyperglikemi
4. Penggunaan Insulin
5. Prosedur penanganan hyperglikemi
NIC: Learning Readinesnenhancement

1. Periksa perkembangan
2. Monitor status emosional
3. Damping pasien
1. Knowledge: diabetes management
No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Penyebab dan faktor yang terlibat
2. Tanda dan gejala awal dari penyakit
3. Manfaat diet untuk mengontrol glukosa darah
Tanda hiperglikemi dan faktor terkait
4. Terapi insulin
5.

2. Self management diabetes


No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Menerima diagnosis
2. Mencari informasi mengenai metode
pencegahan
3. Monitor gula darah
4. Terapi tanda hiperglikemi
5. Monitor glukosa urin dan keton

NIC:
1. Health education
- Identifikasi faktor intrinsic dan ekstrinsik yang meningkatkan atau mengurangi
motivasi dalam kebiasaan yang sehat
- Susun saran- saran untuk program edukasi kesehatan
2. Teaching: procedure and treatment
- Informasikan pasien dan keluarga mengenai kapan dan dimana prosedur
akan dilakukan
- Informasikan pasien dan keluarga mengenai beberapa lama prosedur akan
dilakukan
- Jelaskan tujuan dari prosedur
NIC : Learning Facilitation
1. Mulai anjurkan setelah klien benar telah siap untu mempelajari
2. Setting keuntungan dan tujuan yang akan dicapai oleh klien
3. Anjurkan sesuai dengan level pengetahuan dan pemahaman klien
4. Berikan informasi yang sifatnya support
5. Berikan informasi dari yang mudah
6. Sesuaikan infirmasi dengan keinginan gaya hidup dan kebiasaan klien
7. Hubungkan informasi infirmasi yang penting
8. Berikan feedback tentang progress learning yang telah diberikan
9. Sediakan/ berikan waktu untuk klien bertanya
10. Jawab pertanyaan klien dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai