Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan berkah, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Observasi di SD NEGERI BALONGSARI 8 ini dengan baik. Laporan
observasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teaching English for
Young Learners (TEYL) dan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Inggris di SD NEGERI BALONGSARI 8 Kota Mojokerto.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang telah membantu penulis sampai terselesaikannya laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Mei Uminarsih, S.Pd.Mm. Selaku Kepala Sekolah SD NEGERI
BALONGSARI 8 Kota Mojokerto yang telah bersedia menerima kami untuk
melakukan observasi dan menyediakan fasilitas demi kelancaran kegiatan
observasi.
2. Ibu Santi Dwi Rahayu, S.Pd. Selaku guru kelas IV SD NEGERI
BALONGSARI 8 Kota Mojokerto yang telah mengizinkan kami untuk
melakukan observasi dikelasnya.
3. Bapak Junaidin, S.Pd. selaku guru mata pelajaran bahasa inggris
4. Bapak dan Ibu Guru SD NEGERI BALONGSARI 8 Kota Mojokerto yang
telah mendukung adanya kegiatan observasi ini
5. Seluruh siswa kelas IV SD NEGERI BALONGSARI 8 Kota Mojokerto yang
telah semangat ikut berpartisipasi dalam observasi kami.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan yang
lainnya.
Mojokerto, 01 November 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam
masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan dalam lingkup yang lebih sempit
adalah pendidikan formal di sekolah dasar, yaitu proes belajar di dalam kelas.
Sebagai jenjang pendidikan terbawah harus menyiapkan siswa untuk menuju ke
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar dituntut untuk menyiapkan
siswa-siswanya untuk menjadi siswa yang unggul dalam pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Proses pembelajaran di sekolah harus dapat memberikan bekal
kepada siswa agar dapat menjadi warga negara yang sesuai dengan apa yang
diharapkan.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, perlu
adanya upaya peningkatan profesi tenaga pendidikan dalam wewujudkan manusia
Indonesia seutuhnya. Pendidikan nasional menghendaki adanya pengembangan
manusia Indonesia yang mempunyai keahlian atau profesionalitas. Selain itu
pemerintah juga ingin mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang
demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, berwawasan
kebangsaan, bertanggung jawab, berketerampilan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia
Indonesia.

kemudian pemerintah juga mengambil kebijakan untuk meningkatkan


kemampuan akademik dan profesional guru. Guru yang profesional harus selalu
meningkatkan kemampuannya baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan
secara berkelanjutan, sebagai jabatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan
menghadapi tantangan dalam masyarakat. Dalam menjalankan tugas, guru harus
siap siaga mengadakan pembaharuan sesuai dengan tugas dan amanat yang
diembannya. guru harus memenuhi kualifikasi tertentu. Untuk itu, maka tenaga
pendidik harus memiliki dedikasi terhadap kepentingan peserta didik, memiliki
sikap dan motivasi positif terhadap pekerjaan serta menyenangi pekerjaannya
sebagai guru. Guru harus mampu melakukan interaksi sosial dengan peserta didik,
sesama guru, dan masyarakat sebagai syarat kompetensional sebagai guru, syarat
kepribadian sebagai guru, dan syarat kemampuan interaksi sosial sebagai guru.

B. Tujuan Observasi
Tujuan kegiatan observasi di Sekolah Dasar ini pada dasarnya untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa inggris di SD NEGERI
BALONGSARI 8 Kota Mojokerto, bagaimana kinerja guru dan menilai sejauh
mana peran siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dalam suatu
pembelajaran, serta untuk menambah pengalaman dan wawasan yang lebih luas
tentang dunia pendidikan di sekolah dasar yang meliputi :
1. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
2. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

C. Manfaat Observasi
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan observasi di sekolah dasar antara
lain sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Mengenal wawasan tentang dunia pendidikan di sekolah dasar secara
nyata.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengenal lingkungan dan situasi sekolah dasar,
mengamati dan mempelajari cara guru mengajar, serta mendapatkan
banyak pengalaman dan pengetahuan dari pelaksanaan pembelajaran di
sekolah dasar.
b. Bagi Guru
Guru dapat membagi ilmunya kepada mahasiswa agar siap untuk
menjadi guru yang profesional dan berwawasan luas.
c. Bagi Pihak Sekolah
Sekolah merasa lebih dipercayai dengan adanya observasi yang
dilakukan di sekolahnya. Kegiatan observasi ini diharapkan dapat
membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas guru sehingga dapat
memacu peningkatan kualitas pembelajaran di kelas.
d. Bagi siswa
Dengan adanya kegiatan observasi ini siswa menjadi bersemangat
untuk mengikuti pelajaran dengan orang baru dan meningkatkan
keberanian mereka dalam proses pembelajaran.
e. Bagi Program Studi TEYL
adanya Kegiatan ini seseorang akan lebih mengenal dan
memahami tentang studi TEYL secara umum dimana mahasiswanya telah
dibekali bermacam-macam pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan
sebagai seorang guru bahasa inggris pada young learners.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil Observasi

Nama Guru : Bapak Junaidin, S.Pd.


Tanggal : selasa, 30 Oktober 2018
Kelas : IV
Bidang Studi : bahasa inggris
Materi: ordinal number and colour

Sebelum pembelajaran dimulai guru membuka pelajaran dengan berdoa


dan salam. Guru mengaitkan manfaat penguasaan kompetensi dalam kehidupan
siswa atau dengan kompetensi terdahulu yang telah dimiliki siswa. Guru
memberikan materi melibatkan siswa untuk aktif melaksanakan aktifitas
pembelajaran. Guru menggunakan pembelajaran secara lagsung (praktek), dimana
siswa harus mempelajari berbagai warna dan juga ordinal number melalui game.

saat itu kelas IV sedang mempelajari tentang penguasaan warna dan


ketelitian antara kata dengan warna dan juga ordinal number dengan konsep ABC.

Guru menggunakan metode yang melibatkan siswa untuk bekerja sama


dengan siswa lain. Metode yang digunakan melibatkan siswa untuk
mengeksplorasikan dan memperluas pencapaian kompetensi. Guru menggunakan
berbagai media dalam pembelajaran.

Guru dapat membangun suasana kelas sehingga menciptakan suasana


kelas yang menyenangkan. Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar
dan indikator dalam kurikulum. Materi pokok dijabarkan dan dikembangkan dari
indikator secara memadai.
Guru menyajikan materi dengan akurat, sesuai dengan teori. Guru dapat
merespon pertanyaan siswa secara tepat. Guru mendorong siswa mengungkapkan
dan menyimpulkan apa yang telah dipelajari.

Guru mengaplikasikan apa yang telah dipelajari dengan menggunakan


metode game yang dapat membuat siswa menyenangkan dalam proses belajar
dan dapat di terima oleh seluruh siswa.

Game adalah salah satu cara dari guru untuk siswa nya agar apa yang telah
dipelajari dapat diterima siswa sesuai tujuan dari kompetensi belajar. Dalam
metode game ini guru membuat media untuk menunjang proses pembelajaran
tersebut. Media tersebut meliputi :
1. Alat peraga
2. Lagu

Berikut hasil wawancara kami dengan guru yang bersangkutan :


1. Nama : Junaidin, S.Pd
2. Alamat : Perum Puri Mojo Baru, Canggu Jetis Mojokerto
3. Pendidikan Terakhir : Pendidikan Bahasa inggris Universitas
Muhammadiyah Surabaya tahun 2008
4. Lama Mengajar : 10 tahun
5. Metode yang digunakan : Game
6. Media yang digunakan : buku, alat peraga, musik
7. Kendala yang dihadapi guru :
1. Ada beberapa anak yang kurang aktif, sehingga menjadikan dia
tertinggal dari teman-temannya.

Kami akan menjelaskan game yang digunakan oleh guru tersebut dalam
proses belajar mengajar. Pada saat itu guru mengintruksikan bahwa proses
pembelajaran akan dilaksanakan di luar kelas. Pertama tama, mereka
berkumpul di lapangan terbuka. Guru menyiapkan media seperti pengeras
suara, ABC Card and Colour Card yang telah kita siapkan. Kemudian guru
memberi mereka pertanyaan tentang ordinal number dan yang bisa
menjawab akan mendapat Tiket berupa ABC Card. Yang mendapat tiket,
akan bermain pada tahap selanjutnya. Kemudian, mereka membentuk
lingkaran lalu menunjukkan ABC Card sesuai dengan lagu yang diputar.

Setelah mereka bermain, mereka berkumpul sesuai kelompoknya


masing-masing yang telah dibagi sebelumnya dan melanjutkan permainan
kedua yaitu colour jump. Permainan colour jump dilakukan dengan siswa
melompat dan berpindah mengikuti warna yang disebutkan dalam musik.

Berdasarkan penjelasan diatas, kita bisa mengambil kesimpulan


bahwa metode dan media yang digunakan oleh guru sudah cukup baik.
namun dalam pelaksanaannya, karena game yang terlalu menguras tenaga
maka membuat mereka menjadi kelelahan. Selain itu, guru juga kesulitan
dalam mengkoreksi siswa yang curang.
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Jadi dari hasil observasi kami, dapat disimpulkan bahwa guru sudah cukup
baik dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan metode dan
media yang benar, yang dapat membuat siswa enjoy dalam proses belajar
mengajar .

3.2 SARAN
Meurut kami, dalam pengaplikasian game harus disesuaikan dengan batas
waktu jam pelajaran. Jika jam pertama digunakan untuk menjelaskan teori,
maka di jam kedua pembelajarannya menggunakan metode game. ketika
game, Alangkah baiknya guru menyiapkan beberapa kelompok dimana
sebagian kelompok menjadi korektor dalam game tersebut, dan sebagian
bermain game. Sehingga guru tidak kuwalahan mengkoreksi siapa yang
gagal dalam game tersebut.

Anda mungkin juga menyukai