Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1
Mengusut Tuntas Kasus Petral
Kasus Petral harus diusut tuntas, menyeret dalang dibalik proses pengadaan BBM
yang merugikan negara.
"Dulu 2006 hanya ada 54 vendor, sekarang naik jadi 199 rekanan, itu artinya kita sekarang
lebih terbuka, tidak ada lagi praktik kolusi," katanya.
"Jika Petral tidak ada, sekarang jelas hasilnya kita bisa hemat US$ 103 juta sejak Januari
hingga triwulan III," kata Wisnuntoro.
"ISC dulu hanya perencana, pas zaman Rini Sumarni (Menteri BUMN) ini ISC ini
yang seharusnya dibesarkan. Tapi kemudian ganti pemimpin Petral yang dibesarin, sekarang
kebalik, Petral yang kita habisin sekarang," ujar Wisnuntoro.
2
UNGKAP TUNTAS - Paska hasil audit forensik Petral, Direktur Utama PT Pertamina
( Persero) Dwi Soetjipto mengatakan sedang menelusuri keterlibatan pejabat atau karyawan
yang melakukan aksi lancung hingga merugikan negara. Pertamina dan pemerintah pun terus
mempelajari kemungkinan menempuh jalur hukum.
"Kalau untuk hasil yang dilakukan Pertamina dan Kementerian ESDM sudah bagus, tinggal
tindaklanjutnya saja siapa saja yang terlibat dalam skandal Petral itu," kata Komaidi pada
gresnews.com, Kamis (12/11) malam.
"Kementerian ESDN dan Pertamina sebaiknya meminta KPK untuk menyelidiki kasus Petral
karena ada indikasi kasus korupsi," ujar Erwin pada gresnews.com, Jumat (13/11).
Erwin meminta pemerintah bersikap tegas dan cepat dalam penangan skandal Petral,
agar kasus ini tidak seperti kasus lainnya yang tidak diketahui penyelesaiannya. Sebab nyata
dari hasil audit, Petral sudah merugikan negara. Perlu diketahui dalam skandal Petral mulai
ramai dibicarakan setelah pemerintah mengumumkan hasil audit auditor indepeden
Kordamenta terhadap Petral. Auditor yang berasal dari Australia itu menemukan adanya
anomali dalam pengadaan minyak oleh Petral sepanjang 2012-2015. Diduga dalam periode
tersebut jaringan mafia migas mengantongi kontrak US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun.
Direktur Institute for Development and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengungkapkan,
seharusnya penelusuran kejanggalan dalam pengadaan BBM di Petral dilakukan hingga 10
tahun ke belakang, bukan 3 tahun.
3
"Pertamina itu bawahnya menteri, Pertamina manut saja apa yang maunya pemerintah. Nah
selama ini kenapa selama 10 tahun terakhir kalau ada yang salah dengan Petral, tapi tidak ada
upaya serius menuntaskan," ujar Enny.
Menurut Enny, audit yang dilakukan dengan penulusuran yang dilakukan dari tahun
2012-2015 saja, sudah menemukan banyak ketidakefisienan dalam pembelian BBM. Apalagi
audit dilakukan hingga 10 tahun ke belakang.
"Ini (audit) hanya bisa dilakikan kalau ada endorsement (sokongan) pemerintah. Makin
panjang auditnya, makin banyak yang resah," tutupnya.
DUA AUDIT BEDA HASIL - Pertamina menggunakan auditor asal Australia, Kordamenta,
dalam audit Petral. Banyak pihak bertanya mengapa perusahaan migas pelat merah itu tidak
memakai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Audit forensik itu beda, yang dilakukan BPK itu operasional, keuangan, dan transaksional.
Memang dari BPK ada temuan kecil, tapi dengan audit forensik untuk gali hal-hal yang di
luar sistem, seperti komunikasi atau email antara karyawan dan vendor selama tender. Jadi
secara hasil pun beda," ungkapnya.
Wisnuntoro melanjutkan, tidak dilibatkannya BPK dalam audit Petral juga sesuai
dengan arahan dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dibentuk pemerintah. "Ini juga
wujud intervensi pemerintah. Saat direksi Pertamina baru terbentuk, ada niat melakukan
perubahan pada pengadaan minyak perusahaan. Dan penunjukan auditor forensik itu
rekomendasi dari tim, bahkan tim mensyaratkan hanya 1 tahun masa yang diaudit, kita minta
tambah 3 tahun dari tahun 2012," ujarnya.
4
sepenuhnya pada pemerintah sebagai pemegang saham. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI
Satya Widya Yudha mendukung langkah Pertamina menggunakan auditor independen untuk
menyelidiki kejanggalan dalam proses tender BBM di Petral. Pasalnya, audit proses tender
BBM sebelumnya dari BPK malah dinyatakan wajar.
"Yang sekarang disajikan ke publik itu ada 2 hasil audit, forensik dan audit BPK. Itu jelas
sekali dalam laporannya BPK tidak ada masalah. Sementara adanya audit forensik
menyatakan ada kesalahan beberapa hal, ini kan aneh," kata Satya.
Dengan hasil audit BPK yang menyatakan tidak ada masalah, menurut Satya, hal ini justru
menimbulkan keanehan karena hasil audit yang berbeda.
"Jangan audit hanya untuk motif politik. Jangan sampai ada kesan bahwa Kordamenta
independen, tapi yang bayar Pertamina jadi beda. Hasil audit BPK tidak sedetail audit
forensik," kata politisi Partai Golkar tersebut. (Agus Irawan/dtc)
Pembahasan Kasus :
Dari kasus diatas diemukan hasil audit dari pihak auditor independen dan pihak BPK
mengalami perbedaan. Hal ini diketahui dalam skandal Petral setelah pemerintah
mengumumkan hasil audit auditor indepeden Kordamenta terhadap Petral. Auditor yang
berasal dari Australia itu menemukan adanya anomali dalam pengadaan minyak oleh Petral
sepanjang 2012-2015. Diduga dalam periode tersebut jaringan mafia migas mengantongi
kontrak US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun.
Memang audit yang dilakukan BPK dengan Kordamenta itu berbeda. BPK hanya
melakukan audit pada laporan keuangan, operasi, dan transaksi. Sementara, auditor yang
disewa Pertamina diharuskan melakukan audit forensik, atau audit menyeluruh untuk
menemukan kejanggalan dalam proses pengadaan minyak. Hasil audit forensik Petral
menyebutkan proses pengadaan minyak terdapat sejumlah permasalahan sedangakn
kebalikannya BPK menyatakan wajar. Dari BPK memang ada temuan kecil, tapi dengan
penggunaan audit forensik untuk menggali hal-hal yang di luar sistem menjadi lebih akurat,
seperti komunikasi atau email antara karyawan dan vendor selama tender.
5
Hal ini tentu menimbukan pertanyaan besar apakah terjadi kerjasama antara pihak
Petral dengan auditor independen yang dipilihnya, ataukah justru BPK terlibat dalam praktik
KKN yang terjadi pada salah satu perusahaan milik negara ini (BUMN). Disamping itu pula
terdapat indikasi pembatasan runag lingkup auditor untuk memperoleh bukti audit secara
akurat dan lengkap. Kemungkinan yang terjadi yaitu audit oleh BPK tidak diberikan
kesempatan untuk mengakses hal-hal yang lebih detail dan cukup untuk dijadikan bukti
akurat sehingga BPK hanya mengaudit beberapa bagian saja, berbeda dengan auditor
independen yang dipilih oleh Petral, dimana ia diposisikan sebagai auditor yang dipilih
sendiri oleh pihak Petral maka tentu dapat bekerja sama dengan pihak petral. Atau justru
sebaliknya BPK mencoba menutupi praktik KKN yang terjadi pada Petral.
Dalam mengaudit perusahaan penting adanya komunikasi yang efektif baik itu
wawancara, musyawarah, laporan lisan atau laporan tertulis, sehingga perintah seorang
auditor dengan menggunakan kounikasi yang efektif dapat menciptakan lingkungan yang
harmonis dalam menjalankan audit. Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh
auditor dalam melakukan komunikasi yang efektif terhadap pihak yang diaudit, yaitu :
a. Jangan ketika memberikan saran harus mempertimbangkan sifat ego pihak yang
diaudit sebab hal ini berimplikasi kepada anggapan mereka.
b. Mengijinkan pihak yang diaudit untuk melakukan perubahan dalam bahasa laporan
sepanjang tidak mengubah substansinya.
c. Tidak berargumen dan berkomentar mengenai moralitas karena auditor mencari fakta
dan tidak bertindak sebagai seorang penasihat yang berhubungan dengan moral.
d. Mengaitkan dengan kondisi lingkungan ketika mencari penyebab temuannya.
e. Mengizinkan pihak yang diaudit untuk mengungkapkan pendapat sepanjang proses
penyusunan laporan.
f. Melakukan pertemuan dan wawancara di kantor pihak yang diaudit.
g. Mempertimbangkan kemungkinan tekanan yang muncul dalam diri pihak yang
diaudit.
Selain hal diatas, juga terdapat oposisi dari pihak yang diaudit, diantaranya :
a. Indikasi yang menunjukkan kurang pentingnya audit
b. Pihak yang diaudit bertindak dalam gaya konfrontasional.
6
c. Pihak yang diaudit menolak mengambil berbagai tindakan selama atau secara audit.
Dalam kasus ini seperti yang telah disampaikan sebelumnya, pihak Pteral sebagai
pihak yang diaudit kemungkinan menolak mengambil berbagai tindakan selama audit oleh
BPK, sehingga hasilnya tidak signifikan dan masih dikatakan tidak terdapat masalah. Adapun
hal utama dari kinerja audit berasal dari pendekatan keprilakuan, dimana terdiri dari beberapa
elemen penting diantaranya :
a. Auditor tentu harus menanyakan kepada pihak yang diaudit pada bagian mana yang
akan diaudit
b. Harus membangun pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam
menilai pelaksanaan audit sehingga mempermudah memperoleh bukti-bukti audit.
c. Memperoleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
d. Medapat persetujuan atas isi laporan
e. Auditor harus memasukkan informasi nyata dalam laporan, dimana dalam hal ini
kredibilitas auditor atas kejujuran sangat penting dalam memecahkan masalah
perusahaan.
Auditor internal dalam setiap pekerjaannya selalu berhubungan karyawan yang ada
dalam organisasi sehingga adanya kedekatan ini menghasilkan posisi evaluatif yang
memungkinkan karyawan untuk menerima atau menolak auditor. Dimana hal tersebut akan
berdampak kepada tingkat kebebasan auditor dalam memperoleh bukti audit. Pengalaman
dan pemahaman atas aspek keprilakuan serta pertimabangan terkait membeikan alat audit
yang kuat kepada auditor sangatlah penting. Selain masalah perilaku pihak yang diaudit,
auditor internal juga perlu memahami budaya organisasi yang mempengaruhi sikap dan
perilaku auditor. Budaya organisasi akan tercermin dari hal-hal berikut, diantaranya :
a. Komitmen karyawan
b. Kulitas pelatihan dan pengembangan staf
c. Kebijakan perusahaan
d. Pembuat keputusan
e. Fokus manajemen
Untuk itu auditor baik auditor independen dalam hal ini yang dipilih oleh pihak Petral
atau auditor oleh pihak BPK perlu memahami pentingnya budaya organisasi dan membangun
pendekatan dengan pihak yang diaudit untuk keperluan memperoleh bukti yang kuat guna
7
proses audit yang akurat. Sehingga audit tidak akan menjadi kontradiktif ketika laporan audit
dapat diterima dan di implementasikan dan menghasilkan hasil audit yang berbeda-beda
terlepas dari hal lain yang mempengaruhi seperti praktik KKN antar perusahaan dengan pihak
auditor.