Anda di halaman 1dari 27

KEPUTIHAN (LEUKOREA)

A. Definisi
Leukorea (white discharge, flour albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada
cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah.

B. Etiologi
Leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik, adanya
gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dengan memperhatikan cairan yang
keluar, terkadang dapat diketahui penyebab keputihan yaitu:
 Infeksi gonore, misalnya menghasilkan banyak cairan kental, bernanah dan berwarna kuning
kehijauan.
 Parasit trichomonas vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna
kuning kelabu
 Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.

C. Patofisiologi
Banyak hal sebenarnya yang membuat wanita rawan terkena keputihan patologis. Biasanya
penyebab keputihan patologis ini karena kuman. Di dalam vagina sebenarnya bukan tempat yang
steril, berbagai macam kuman ada disitu. Flora normal didalam vagina membantu menjaga
keasaman PH vagina, pada keadaan yang optimal. PH vagina seharusnya antara 3,5-5,5. flora
normal ini bisa terganggu. Misalnya karena pemakaian antiseptic untuk daerah vagina bagian
dalam. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-kuman yang lain.
Padahal adanya flora normal dibutuhkan untuk menekan tumbuhan yang lain itu untuk tidak
tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina berubah, maka kuman-kuman lain dengan mudah
akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan yang
berbau, gatal dan menimbulkan ketidaknyamanan.

D. Tanda dan Gejala


 Keluarnya cairan berwarna putih, kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini
dapat encer atau kental dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses
normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
 Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya. Biasanya keputihan yang normal
tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dalam dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau
yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim,
walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin luar.
 Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari dari vaginanya
dapat keluar cairan akibat pengaruh hormone yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
 Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan, sesaat sebelum masa pubertas. Biasanya
gejala ini akan hilang dengan sendirinya.

E. Penatalaksanaan
Keputihan dapat diatasi dengan berbagai cara tergantung pada penyebabnya.
Cara mencegah keputihan:
 Menjaga kebersihan daerah vagina
 Membilas vagina dengan cara yang benar
 Jangan suka tukar menukar celana dalam menggunakan celana dalam bersama dengan teman
wanita lainnya.
 Jangan menggunakan handuk bersamaan (suka tukar menukar handuk)
 Lebih berhati-hati dalam menggunakan sarana toilet umum
Yang perlu diperhatikan
 Cara membilas vagina yang benar, setelah habis buang air besar atau sehabis buang air kecil,
sebaiknya membilas vagina dari arah depan kebelakang kea rah anus
 Keputihan fisiologis (normal) cirri-cirinya lendirnya seperti lender bening, tidak gatal dan tidak
berbau.
 Keputihan patologis (karena penyakit), cirri-cirinya warna lendirnya tidak bening lagi tetapi
putih seperti kepala susu, bias kuning kehijauan atau kecoklatan, bahkan bias kemerahan karena
adanya darah. Biasanya disertai rasa gatal dan ada bau yang menyertai.
STUDI KASUS GANGGUAN REPRODUKSI (KEPUTIHAN)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, metal, dan sosial secara

utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan

dengan sistem reproduksi serta fungsi-fungsinya dan prosesnya (Widyastuti, 2009).

Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas pada kesehatan organ intimnya. Tentu kita

perlu sadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu hal yang dapat kita

lakukan adalah menjaga kebersihan atau higienitas, terutama pada daerah sekitar vagina. Dalam

vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila tidak dijaga dapat terganggu

keseimbangannya. Bila hal ini terjadi, maka akan timbul gangguan dan keluhan pada daerah

tersebut, salah satu gejala adanya gangguan adalah timbulnya keputihan (Manuaba, 2009).

Keputihan merupakan istilah lazim digunakan oleh masyarkat untuk menyebut penyakit

kandidiasis vaginal yang terjadi pada daerah kewanitaan. Penyakit keputihan merupakan masalah
kesehatan yang spesifik pada wanita. Sebanyak 505 pelajar putri disekolah menengah dan

perguruan tinggi pernah mengalami keputihan ketika berusia kurang dari 25 tahun (Nenk, 2009).

Keputihan bisa dikategorikan normal yaitu berkaitan dengan siklus menstruasi, yang terjadi

menjelang ataupun setelah menstruasi atau bisa juga keluar saat kita sedang mengalami stress

atau kelelahan. Tetapi ada juga jenis keputihan akibat suatu gangguan seperti infeksi parasit,

bakteri, jamur atau virus pada vagina. Biasanya keputihan jenis ini bisa bervariasi dalam warna,

berbau, dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau terbakar disekitar vagina (Manuaba, 2009).

B. Ruang Lingkup

1. Lingkup Materi

Lingkup materi dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai asuhan kebidanan

gangguan reproduksi pada NY.R umur 28 tahun dengan keputihan patologis.

2. Lingkup Responden

Penelitian ini mengambil responden Ny.R.

3. Lingkup Waktu

Lingkup waktu dalam penelitian ini dimulai sejak tanggal 20 Februari 2015.

4. Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di BPS Sri Romdhati Gunung Kidul.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan gangguan reproduksi yang menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan Helen Varney serta mendapatkan pelayanan yang nyata.
2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat mengkaji dan mengidentifikasi data yang telah diperoleh.

b. Mahasiswa dapat membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh.

c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial berdasarkan data yang

diperoleh.

d. Mahasiswa mampu membuat tidakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera sesuai

dengan diagnosa potensial.

e. Mahasiswa dapat memberikan rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan.

f. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan sebelumnya.

g. Mahasiswa dapat mengevaluasi dan mendokumentasikan setiap asuhan kebidanan.

D. Manfaat

1. Bagi Lahan Praktek

Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan gangguan

reproduksi yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Helen Varney.

2. Bagi Pembimbing

Dapat menyalurkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada mahasiswa dengan pembekalan ilmu

yang lebih aplikatif.

3. Bagi Pasien

Pasien akan mendapatkan informasi terkait dengan penanganan terhadap keputihan sehingga

dapat mempercepat penyembuhan.

4. Bagi Mahasiswa
Menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa, dan memberi peluang bagi mahasiswa

untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI

1. Definisi Keputihan

Keputihan merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan yang

terdapat pada alat kelamin dan umumnya diderita oleh wanita. Infeksi ini merupakan akibat oleh

organisme seperti bakteri, virus dan juga dapat disebabkan karena pengaruh bahan kimia seperti

cairan atau krim yang digunakan pada daerah organ intim. Dalam beberapa kasus ditemukan

bahwa keputihan dapat disebabkan oleh organisme yang ditularkan melalui pasangan seksual.

Keputihan yang semakin lama tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi sehingga menjadi

masalah yang serius antara lain:

1. Infertilitas

2. Radang penyakit panggul

3. Pada wanita hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir yang rendah

2. Jenis Keputihan

Keputihan terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bersifat fisiologis dan patologis.

1. Keputihan Fisiologis

Jenis keputihan ini biasanya terjadi pada saat masa subur,serta saat sesudah dan sebelum

menstruasi. Biasanya saat kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir yang berlebih,itu adalah

hal yang normal,dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal serta tidak berbau.

Keputihan fisiologis atau juga banyak disebut keputihan normal memiliki ciri-ciri:

a. Cairan keputihannya encer


b. Cairan yang keluar berwarna krem atau bening

c. Cairan yang keluar tidak berbau

d. Tidak menyebabkan gatal

e. Jumlah cairan yang keluar terbilang sedikit

2. Keputihan Patologis

Keputihan jenis patologis disebut juga sebagai keputihan tidak normal.jenis keputihan ini

sudah termasuk jenis keputihan penyakit. Keputihan patologis dapat menyebabkan berbagai efek

dan hal ini akan sangat mengganggu bagi kesehatan wanita pada umumnya dan khususnya

kesehatan daerah kewanitaan.

Keputihan patologis memiliki ciri-ceiri sebagai berikut :

a. Cairannya bersifat kental

b. Cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu,atau berwarna kuning atau sampai

kehijauan

c. Keputihan patologis menyebabkan rasa gatal

d. Cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap

e. Biasanya menyisakan bercak-bercak yang telihat pada celana dalam wanita

f. Jumlah cairan yang keluar sangat banyak

3. Penyebab Keputihan

Ada berbagai macam penyebab keputihan,antara lain:

1. Faktor kebersihan yang kurang baik.

Kebersihan di darerah vagina haruslah terjaga dengan baik. Jika, daerah vagina tidak dijaga

kebersihannya akan menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya keputihan. Hal ini
menyebabkan kelembaban vagina mengalami peningkatan dan hal ini membuat penyebab infeksi

berupa bakteri patogen akan sangat mudah untuk menyebarnya.

2. Stress

Semua organ tubuh kinerjanya di pengaruhi dan dikontrol oleh otak, maka ketika reseptor otak

mengalami kondisi stress hal ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan keseimbangan

hormon -hormon dalam tubuh dan hal ini dapat menimbulkan terjadinya keputihan.

3. Penggunaan obat-obatan

Penggunaan obat antibiotik dalam jangka lama bisa menyebabkan sistem imunitas pada tubuh

wanita, dan obat antibiotik biasanya dapat menimbulkan keputihan. Sedangkan gangguan

keseimbangan hormonal dapat juga disebabkan oleh penggunaan KB.

Keputihan dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyebab, berikut ini merupakan sebagian

besar penyebab keputihan yang dialami oleh wanita Indonesia:

1. Menggunakan WC umum yang kotor, sehingga rawan terinfeksi oleh bakteri, virus, jamur, dan

sebagaianya.

2. Ketika selesai buang air kecil, hanya membasuh organ intim dengan tissue saja, dan tidak

membilasnya dengan air.

3. Menggunakan pakaian dalam yang sangat ketat, apalagi terbuat dari bahan sintesis.

4. Melakukan cara pembilasan vagina dengan arah yang salah, umumnya melakukan dari arah

anus ke arah vagina, yang benar adalah dari vagina ke arah anus.

5. Kurangnya menjaga kebersihan organ intim.

6. Melakukan pertukaran pemakaian handuk/celana dalam dengan orang lain.

7. Mengalami stress dan kelelahan.

8. Tidak sering mengganti pembalut saat menstruasi.


9. Sering menggaruk – garuk pada daerah organ intim.

10. Tinggal di lingkungan yang kotor.

11. Mandi dengan berendam air hangat. Jamur penyebab keputihan suka tinggal pada daerah yang

hangat.

12. Sering berganti pasangan seksual.

13. Memakai pembalut/pantyliner yang tidak berkualitas (terbuat dari bahan daur ulang &

mengandung pemutih).

Penyakit keputihan juga dapat disebabkan karena jamur,bakteri,virus dan parasit :

1. Jamur Monilia atau Candidas

Bercirikan memiliki warna putih seperti susu, cairannya sangat kentar, sangat berbau tidak sedap

dan menimbulkan rasa gatal pada sekitar daerah vagina. Hal ini dapat menyebabkan vagina

mengalami radang dan kemerahan. Biasanya hal ini juga dipicu oleh adanya penyakit kencing

manis, penggunaan pil KB, serta tubuh yang memiliki daya tahan rendah.

2. Parasit Trichomonas Vaginalis

Terjadi dan ditularkan melalui hubungan seks, bibir kloset atau oleh perlengkapan mandi.

Memiliki ciri, cairan yang keluar sangat kental, memiliki warna kuning atau hijau, berbuih dan

berbau anyir. Keputihan akibat parasit tidak menimbulkan gatal, tapi jika ditekan vagina akan

terasa sakit.

3. Bakteri Gardnella

Keputihan akibat infeksi bakteri ini memiliki ciri berwarna keabuan, sedikit encer, memiliki bau

amis dan berbuih. Keputihan jenis ini dapat menimbulkan rasa gatal yang sangat menggangu.

4. Tanda dan Gejala


Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi tergantung pada apa yang menjadi penyebab

keputihan yang di alami. Pada beberapa wanita ditemukan bahwa mereka tidak mengalami gejala

apapun. Akan tetapi umumnya mereka yang menderita keputihan akan mengalami beberapa

gejala berikut :

a. Terasa gatal pada organ intim bagian dalam dan atau bagian luar.

b. Terdapat cairan yang berwarna putih kekuningan dari saluran vagina, terkadang berbusa dan

memiliki bau yang menyengat/ tidak sedap.

c. Mengalami rasa seperti “terbakar” saat buang air kecil.

d. Merasa tidak nyaman pada organ intim.

5. Cara Mencegah

Berikut ini adalah berbagai cara untuk mencegah keputihan :

a. Bersihkan selalu organ intim. Bersihkan dengan menggunakan pembersih yang tidak

menyebabkan gangguan kestabilan pH pada daerah vagina anda. Gunakan produk pembersih

terbuat dari bahan susu. Produk yang terbuat dari bahan dasar susu dapat menjaga pH seimbang

juga meningkatkan flora dan bakteri yang tidak bersahabat dapat ditekan. Penggunaan sabun

antiseptik kurang baik bagi vagina dalam jangka panjang, karena bersifat agat keras.

b. Jangan menggunakan bedak atau bubuk yang bertujuan membuat vagina harum atau kering.

Bedak sangat kecil dan halus, hal ini mudah terselip dan tidak dapat terbersihkan, sehingga

mengundang datangnya jamur pada vagina.

c. Keringkanlah selalu vagina anda setelah mandi.

d. Pakailah selalu pakaian dalam yang kering. Usahakan selalu untuk membawa cadangan guna

berjaga-jaga jika celana dalam anda perlu diganti.


e. Gunakan celana luar yang memiliki pori-pori cukup, jangan terlalu seirng menggunakan celana

luar yang ketat, hal ini dapat menyebabkan sirkluasi di daerah kewanitaan terganggu.

f. Gunakan celana dalam dari bahan katun, karena bahan katun mampu menyerap keringat.

g. Saat periode menstruasi, seringlah anda mengganti pembalut.

h. Panty liner digunakan saat dirasa perlu saja, jangan digunakan terlalu lama.

i. Jika anda stress, ambil waktu libur atau cuti anda, rileks kan pikiran anda sejenak. Karena stress

juga dapat memacu keputihan.

j. Kurangi untuk kegiatan yang membuat anda sangat letih, kepanasan dan banyak mengeluarkan

keringat, atau jika sudah melakukan aktivitas tersebut, segera mandi dan bersihkan tubuh anda

khususnya daerah kemaluan.

k. Usahakan untuk tidak menggunakan toilet yang kotor, pastikan toilet yang Anda gunakan bersih.

l. Jalani hidup dengan pola yang teratur, makan makanan yang bergizi, istirahat dengan cukup

serta hindari stress yang berkepanjangan.

E. Konsep Dasar Manajement Asuhan Kebidanan

1. Asuhan Kebidanan : Aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan / permasalahan. Khususnya dalam bidang KIA/KB.

2. Manajemen Kebidanan : Proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan,

keterampilan dan rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus

kepada klien.

a. Langkah-langkah asuhan kebidanan (Varney,2001)

1) Mengumpulkan data yang dikumpulkan


Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan

data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau

tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus meliputi data subyektif,

obyektif dan hasil pemeriksaan.

2) Menginterpretasikan data untuk meningkatkan diagnosa/masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi

yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

3) Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah potensial atau diagnosa potensial

berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan

antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

4) Menetapkan perlunya tindakan segera

Menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

5) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang menyeluruh oleh langkah-langkah sebelumnya.

Langkah ini merupakan kelanjutan manajement terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi/diantisipasi.

6) Implementasi

Pada langkah ke 6 ini asuhan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada

langkah ke 5 di laksanakan efisien dan aman,

7) Evaluasi
Pada langkah ke 7 ini dilaksanakan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan dan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi. Sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah.

BAB III

KASUS

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY.R

UMUR 28 TAHUN DENGAN KEPUTIHAN PATOLOGIS

DI BPS SRI ROMDHATI GUNUNG KIDUL

Pengkajian Data

Tanggal/ Jam : 20 Februari 2015

Tempat/ Ruang : BPS Sri Romdhati Gunung Kidul/ Ruang Periksa

Oleh :

A. SUBYEKTIF

1. Identitas

Nama : NY.R

Umur : 28 tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa / Indonesia


Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Semin

2. Alasan Kunjungan

NY.Rmengatakan ingin memeriksakan keadaannya.

3. Keluhan Utama

Ny.R mengatakan keluar cairan berwarna putih kekuningan, gatal-gatal disekitar vagina, berbau

sejak 3 hari yang lalu.

4. Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari

Lama : 6 hari Teratur : teratur

Sifat darah : cair Keluhan : tidak ada

Flour albus : ada

5. Riwayat kesehatan ( menurun, menahun, menular )

a. Penyakit yang pernah/sedang diderita

Ny.R mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis,

HIV/AIDS, TBC, PMS, munurun seperti asma, hipertensi DM dan menahun seperti jantung,

ginjal, paru-paru.

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga

Ny.R mengatakan keluarga tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti

hepatitis, HIV/AIDS, TBC, PMS, munurun seperti asma, hipertensi DM dan menahun seperti

jantung, ginjal, paru-paru


6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a. Pola nutrisi

Makan Minum

Frekuensi : 3 x/hari Frekuensi : 5-6 x/hari

Jenis : nasi, lauk, sayur Jenis : air putih, susu

Porsi : 1 piring Porsi : 1 gelas

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

b. Pola Eliminasi

BAB BAK

Frekuensi : 1 x/hari Frekuensi : 6-7 x/hari

Warna : coklat Warna : kuning jernih

Konsistensi : lembek Konsistensi : cair

Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada

c. Pola Aktivitas

Ny.Rmengatakan aktivitas atau kegiatan sehari- harinya adalah sebagai pelajar.

d. Pola istirahat

Ny.R mengatakan dirinya tidak terbiasa tidur siang dan tidur malam 8-9 jam/hari dan tidak ada

keluhan

e. Pola personal hygiene

1) Ny.R mengatakan mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 3 kali dalam seminggu,

ganti baju 1 kali sehari. Nn.N mengatakan sering memakai celana dalam ketat, malas berganti

celana dalam dan tidak pernah mengeringkan daerah genetalia setelah BAK/BAB.

f. Riwayat Psikososial Spiritual


2) Ny.R mengatakan cemas dengan keadaannya

3) Ny.R mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga adalah ayah dan ibu

4) Ny.R mengatakan mengikuti kegiatan arisan pemuda di rumah

5) Ny.R mengatakan menjalankan shalat wajib rutin tetapi karena keputihan yang dialaminya

dirinya menjadi sangat tidak nyaman saat beribadah

6) Ny.R mengatakan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan terlarang dan jamu-

jamuan

7) Ny.R mengatakan tidak mempunyai binatang peliharaan

B. OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Status emosional : Stabil

Tanda vital

Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi : 78x/menit

Pernafasan : 18x/menit Suhu : 36,8 °C

BB : 44 kg TB : 158 cm

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Mesocephal, rambut bersih, tidak ada ketombe.

Muka : Tidak oedem, tidak pucat.

Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda.

Hidung : Bersih, tidak ada polip.


Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, bibir tidak kering, tidak pucat.

Telinga : Bersih, tidak ada serumen.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis.

Dada : Tidak ada retraksi dinding dada.

Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri tekan pada perut.

Genetalia : Ada cairan berwarna putih kekuningan, tidak ada tanda infeksi

Anus : Tidak dikaji

Ekstremitas : Tidak ada varices maupun oedem pada tangan dan kaki.

3. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan.

C. ANALISA

Ny.R umur 28 tahun dengan keputihan patologis.

D. PENATALAKSANAAN Tanggal / Jam : 25 Desember 2013 / 09.15 WIB

1. Menjelaskan pada ibu bahwa ia mengalami keputihan.

ibu mengerti.

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa salah satu penyebab keputihan yaitu karena kurangnya menjaga

kebersihan pada organ genetalia.

ibu paham

3. Menganjurkan ibu untuk tidak memakai celana dalam yang ketat dan menganjurkan untuk ganti

celana dalam setelah mandi, apabila celana dalam terasa lembab dan mengeringkan daerah

genetalia setelah BAK/BAB agar tidak lembab.


ibu mengerti dan bersedia memakai celana dalam yang longgar, berganti celana dalam setelah

mandi dan mengeringkan daerah genetalia setelah BAK/BAB.

4. Menganjurkan kepada ibu untuk rajin mengganti pembalut pada saat menstruasi.

ibu bersedia.

5. Menganjurkan ibu agar selalu menjaga kebersihan organ genetalianya.

ibu bersedia.

6. Menganjurkan ibu cara cebok yang benar yaitu menggunakan air mengalir kemudian cebok

mulai dari depan ke belakang.

ibu bersedia.

7. Menganjurkan ibu untuk tidak sembarangan menggunakan toilet umum dan memperhatikan

kebersihannya.

ibu bersedia.

8. Memberikan ibu terapi obat :

Grafazol dengan dosis 3x250mg ( 15 tablet untuk 5 hari), Grafazol mengandung Metronodazole

sebagai pengobatan infeksi bakteri anaerobik ( trichomonasis/ amoebiasis)

Ketoconazole 1x200mg (5 tablet untuk 5 hari), Ketoconazole mimiliki aktivitas antimikotik yang

poten terhadap dermatofit dan ragi ( Candida Sp, Trycophyton Sp, dll)

Telah diberikan kepada ibu

9. Meminta ibu untuk kunjungan ulang 5 hari lagi yaitu tanggal 30 Desember 2013 dan segera

datang bila ada keluhan lain

ibu bersedia dan akan kunjungan ulang tanggal 30 Desember 2013 dan segera datang bila ada

keluhan lain

10. Melakukan pendokumentasian.


Telah dilakukan.

Gunung Kidul, 20 Februari 2015

TTD
BAB IV

PEMBAHASAN

Wanita yang tidak bisa membedakan keputihan normal (fisiologis) dan keputihan yang

tidak normal (patologis) tidak akan tahu dirinya mengidap penyakit atau tidak. Wanita yang

beranggapan keputihan fisiologis adalah keputihan patologis akan membuat wanita tersebut

merasa tidak nyaman dan merasa cemas dirinya menderita suatu penyakit kelamin, dan jika

wanita yang beranggapan keputihan patologis adalah keputihan fisiologis akan membuat wanita

tersebut mengabaikan keputihan yang dideritanya sehingga penyakit yang diderita bisa semakin

parah yaitu terjadinya infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau juga parasit, yang bisa

menyebabkan terjadinya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS).

Wanita yang beranggapan keputihan patologis adalah keputihan fisiologis akan

membuat wanita tersebut mengabaikan keputihan yang dideritanya sehingga penyakit yang

diderita bisa semakin parah yaitu terjadinya infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau juga parasit,

yang bisa menyebabkan terjadinya kasus Infeksi Menular Seksual (IMS). Di Provinsi

Yogyakarta pada tahun 2009, kasus IMS diobati sebesar 77,80%, mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan cakupan tahun 2008 sebesar 98,14%.

Setelah melakukan pengkajian pada Nn.N dengan pemeriksaan yang telah dilakukan

maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Pengkajian

Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan

untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu :


a. Riwayat kesehatan.

b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.

c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien. Dalam prakteknya pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan

teori, meliputi pengkajian data subjektif dan data objektif, sehingga dalam melakukan pengkajian

sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktik.

2. Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau

diagnosa spesifik. Dilahan praktek interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang

ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

Diagnosa pada Ny.R yaitu keputihan patologis karena keputihan yang dialami Ny.R adalah

keputihan yang berwarna kekuningan, terasa gatal, dan berbau.

3. Identifikasi dan Antisipasi Diagnosa Potensial

Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensi lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.


Pada kasus ini identifikasi dan antisipasi diagnosa potensial sudah dibuat sesuai dengan

teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik. Pada kasus Nn. N diagnosa potensial

adalah kanker leher rahim.

4. Tindakan Segera

Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam

manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang

dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.

Dari pengkajian yang dilakukan pada Nn. N maka tindakan segera yang diambil adalah

dengan cara memberikan obat kepada Nn. N supaya keputihan bisa segera teratasi.

5. Perencanaan

Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang

berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada. Pada kasus ini perencanaan sudah

dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek.

Perencanaan pada kasus diatas adalah memberitahu hasil pemeriksaan pada Ny.R,

memberikan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene yaitu cara menjaga kebersihan

organ genetalia yang benar dan bagaimana cara mencegah keputihan, untuk rajin mengganti

celana dalam, tidak menggunakan celana dalam ketat, lalu meminta ibu untuk menjelaskan

kembali informasi yang telah disampaikan.

6. Pelaksanaan

Menurut teori pelaksanaan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat,

demi kelancaran dalam penatalaksanaan. Pada kasus diatas pelaksanaan sudah dilakukan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan praktik.

7. Evaluasi

Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah

diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Pada kasus ini

evaluasi sudah dibuat sesuai dengan teori dan perencanaan serta pelaksanaan yang ada, sehingga

dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktik.

Pada kasus Ny.R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan teori. Evaluasi pada kasus ini

adalah hasil pemeriksaan telah disampaikan, pendidikan kesehatan tentang personal hygiene

yang benar dan cara mencegah keputihan telah diberikan, ibu sudah mengerti dengan penjelasan

yang diberikan, ibu bersedia melakukan apa yang telah dianjurkan bidan, ibu dapat menjelaskan

kembali informasi yang telah disampaikan bidan dengan baik.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keputihan merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan

yang terdapat pada alat kelamin dan umumnya diderita oleh wanita. Setelah mengerti

rumitnya kerja dan peran system reproduksi kita, tentu perlu disadari bahwa menjaga

kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga

kebersihan atau higienitas, terutama pada daerah sekitar vagina.

Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila tidak dijaga dapat

terganggu keseimbangannya. Bila hal ini terjadi maka bisa timbul gangguan dan keluhan

pada daerah tersebut. Salah satu gejala adanya gangguan adalah melalui timbulnya keputihan.

B. Saran

1. Bagi Pasien

Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi, maka di

perlukan kerja sama yang baik untuk memecahkan masalah yang timbul dan pemberian data

yang sesuai dengan kebutuhan untuk penegakan diagnose yang tepat.

2. Bagi Petugas

Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam

tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan kebidanan dengan gangguan reproduksi.

3. Bagi Pendidikan

Untuk memperhatikan penulis pada saat penulisan agar tersusun sebuah tugas atau laporan

kasus yang baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai