Anda di halaman 1dari 11

AERODINAMIKA

PEMBAKARAN

What is a Flame?
 Reaction Zone
 Thermo/Chemical characteristics
( daerah/zona tipis dimana reaksi pembakaran berlangsung)

Faktor yang mempengaruhi kecepatan pembakaran


 Luas bidang kontak
 Temperature
 C
 kecepatan reaksi  exp  T  [
 
 Konsentrasi
 Sifat aliran  lamiar / turbulen

Persamaan Arrhenius

Ea
energy

reactant
- E 
k  A0exp a 
product  RT 

reaction process

Aliran Turbulen :
 Percampuran antara produk & reaktan tinggi
( produk  T tinggi ; reaktan  T rendah)
 Bidang kontak antara produk & reaktan lebih besar

LAMINAR TURBULEN

flame Bidang kontak 

 auSt t/ /SSl l  1  aut / Sl


St / Sl S1t produk
b
Bb + udara Sl produk Sl reaktan
St

Laminar flame Laminar flame


Turbulent flame Turbulent flame
Type Flame :
 Premixed
- Laminar
- Turbulent
 Non-Premixed (Diffusion)
Flames
- Laminar
- Turbulent
 Partially Premixed Flames
- Laminar Comb. in gasoline
- Turbulent

Laminar (Turbulent) Premixed Flames:


 Bahan bakar (umumnya dalam bentuk
gas) dan oxidizer secara homogen
bercampur sebelum proses pembakaran
 Alirannya laminar (turbulent)
 Turbulent premixed flames :
 Example :
- pembakaran pada mesin otto
- pembakaran pada mesin diesel type
indirect injection
- pembakaran pada turbin gas dengan
kondisi miskin

Laminar (Turbulent) Non- Premixed Flames:


 Bahan bakar (umumnya dalam bentuk
gas) dan oxidizer bercampur / kontak
selama proses pembakaran
 Api lilin merupakan contoh
pembakaran non-premixed/diffusi
laminar
 Turbulent non-premixed flames:
 Example :
- pembakaran pada mesin roket dgn
bahan bakar hidrogen
- pemb. pada turbin gas masa kini
- pembakaran pada mesin diesel type
direct injection indirect injection
Pembakaran Premixed
 Pembakaran premixed adalah suatu proses pembakaran dimana
bahan bakar dan udara dicampur lebih dahulu sebelum keluar
dari nosel.
 Gelombang (wave) pembakaran akan merambat (lokal) dalam
kecepatan subsonic

Karakteristik dari laminar premixed flame :


untuk campuran stoikiometri hydrocarbon:
 Tebal flame ~ 1 mm dan kecepatan pembakaran ~ 0,5 m/s
 Temperatur pada zona reaksi tinggi : 2200-2600 K
 Perbandingan densitas reaktan dan produk : ~ 7
 Warna api : biru pada kondisi miskin (lean mixture) karena adanya
CH dan hijau biru pada campuran sedikit kaya (slighly rich mixture)
karena adanya C2

Diffusion flame
terjadi ketika CO dan
H2 bertemu dgn
udara sekitar

 Burning velocity/flame speed : tergantung pada thermal


diffusifitas (), kecepatan reaksi () dan densitas ()
12
    
12

SL      

  C p  
S L ~ P n 2 
12
 Flame speed tergantung pada tekanan

 Flame speed terg. pada temperatur S L ~ exp  E RT f 


STRUKTUR API PREMIXED

Moles Tf F. S
Gas Form.
O2 (K) (cm/s)
Carbon CO
0.5 2977 29
Monoxide
Methane CH4 2 3054 43
Butane C4H8 3,5 3086 44
Ethane C2H4 6,5 3101 45
Propane C3H6 5 3096 46
Benzene C6H6 7,5 3136 48
Acetylene C2H2 2,5 3342 144
Hydrogen H2 0,5 3080 170
DEFLAGRATION AND DETONATION

Deflagration : gelombang perambatan pembakaran yang lebih lambat


dari kecepatan suara
Detonation : terbalik dgn diatas, sehingga menimbulkan shock wave

detonation deflagration
Burned gas velocity/Speed of
5 - 10 0.0001 - 0.03
sound
Burned gas velocity/
0.4 - 0.7 4 - 16
Initial gas velocity

Final pressure/Initial pressure 13 - 55 0.98 - 0.976

Final temperature/
8 - 21 4 - 16
Initial temperature

Final density/Initial density 1.4 - 2.6 0.06 - 0.25

QUENCHING, IGNITION dan FLAMMABILITY LIMIT


 Proses stedy : perambatan api premix
 Proses transient :
- ignition
- flame quenching (pendinginan api)
 Api dapat mengalami padam (Extinction) :
- efek termal (heat loss)
- proses kimia yang terhalangi (chemical suppression)
- efek aerodinamis
-
PENDINGINAN oleh DINDING
 Pembakaran premix dapat mengalami padam jika melalui suatu
celah yang sempit
 Jika dinding cukup lebar maka api dapat melalui/merambat, bisa
menimbulkan flash back
 Quenching distance : diameter kritis dari sebuah tabung atau
jarak kristis antara dua plate dimana api tidak bisa merambat.
(prinsip lampu davy (lampu tambang)
 Flash back : perambatan api kembali melalui burner
 Quenching distance ditentukan melalui eksperimen
- untuk tabung  diameter
- untuk plate  jarak vertikal antara dua plate

IGNITION
 laju pelepasan energi oleh kimia reaksi kimia kurang lebih harus
sama dengan energi yang dilepaskan oleh proses konduksi

FLAMMABILITY LIMITS
 Laminar premixed flame dapat merambat jika dalam suatu range
campuran tertentu :
- batas terendah ( lean limit) dari flammability,  < 1
- batas atas ( rich limit ) dari flammability,  > 1
 Flammability limit pada umumnya dinyatakan dalam persentase
bahan bakar dalam volume campuran atau sebagai persentase
dari bahan bakar stoikiometri yang dibutuhkan.
 Flammability limit harus diukur dalam kondisi dimana tidak ada
pengaruh quenching, sehingga diameter tabung harus relatif
besar
 Ignition energi harus mencukupi
 Setiap bahan bakar mempunyai flammability limits yang berbeda
 Range flammability di udara :
- untuk acetylene : 2,5 – 80 % volume
- untuk propane : 2,2 – 9,5 % volume
FLAME STABILIZATION

 Kriteria penting dalam desain : adalah menghindari flash back


dan liftoff
 Flash back : flame merambat kembali melalui saluran tanpa
mengalami quenching
 Lift off : flame tidak menempel pada burner tetapi masih dalam
kondisi stabil
 Flash back berhubungan dengan keamanan
 Lift off berhubungan dengan pembakaran tidak sempurna,
ignition, dan pengontrolan posisi flame

 Antara flash back dan liftoff berhubungan dengan kesesuaian


antara kecepatan flame laminar lokal dengan kecepatan aliran,
sehingga flame dapat stabil jika berada dalam range yang
tertentu
 Jika kecepatan gas diturunkan sampai relatif kecil, maka
kecepatan pembakaran akan melebihi kecepatan gas, terjadilah
flash back
 Jika setelah lift off, kecepatan gas terus dinaikkan maka akan
terjadilah blow off (api padam)
PEMBAKARAN DIFUSI

 Pembakaran/api difusi (diffusion flame) adalah proses pemba-


karan dimana bahan bakar dan udara tidak dicampur secara
mekanik, tetapi dibiarkan secara alami lewat proses difusi bahan
bakar ke oksidator atau sebaliknya ketika terjadi reaksi
pembakaran.
 Pada api difusi, pembakaran terjadi pada interface antara bahan
bakar dan gas oksidator, dan kecepatan pembakaran lebih banyak
tergantung dari laju difusi daripada laju proses kimia yang terjadi
 Agak lebih sulit untuk memberikan perlakuan umum untuk api
difusi, sebagian besar karena memang tidak sederhana. Dalam
beberapa yang menyangkut parameter yang terukur, analogi api
premixed dapat digunakan,
 Dalam aplikasi, sering digunakan dalam residential gas appliances
( hampir semuanya dipraktekkan dalam partially-premixed flame),
mis: kompor gas, dll.
 Digunakan dalam banyak riset-riset dasar
 Konsern utama ada pada geometri flame
 Faktor yang mempengaruhi bentuk flame :

- Laju aliran bahan bakar


- Jenis bahan bakar
- Faktor lainnya
Contoh :

STRUKTUR API DIFUSI

Anda mungkin juga menyukai