Bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang dilengkapi
sarana pendukung listrik dalam membangun agar dapat berfungsi dan dihuni dengan
baik, nyaman serta memenuhi keselamatan memerlukan perencanaan gambar instalasi
listrik yang cermat dengan mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan dalam dunia
teknik listrik.
Gambar instalasi listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan
dalam suatu perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu
pekerjaan pemasangan instalasi dapat dilaksanakan. Untuk instalasi penerangan yang
kecil dengan nilai daya pasang 450 VA, disebut instalasi listrik penerangan 1 phase, 1
group dengan pengaman arus (MCB) 2 Ampere. Pelayanan tenaga listrik dari tiang
jaringan listrik ke pemakai (kwh + MCB) merupakan tugas dari PLN sedangkan dari
panel bagi (kotak sekering) sampai ke pemasangan titik nyala (lampu dan kotak kontak)
dan satu unit grounding (pentanahan) merupakan tugas Biro Teknik Listrik (BTL).
Penempatan Saklar dan Kotak Kontak Penempatan saklar dekat pintu dan mudah
dicapai oleh tangan, arah tuas (kutub) saklar harus sama baik saat di-on-kan maupun
di-off-kan, sedangkan pemasangan dan penempatan kotak kontak disesuaikan dengan
beban yang akan disambung. Tinggi penempatan saklar dan kotak kontak 150 cm diatas
lantai.
Gambar 2.16. Notasi Untuk Keterangan Gambar Instalasi Listrik
2. Penempatan Lampu Penerangan
Di dalam Mmenggambar instalasi listrik penerangan, lampu penerangan
merupakan bagian yang sangat penting, pemilihan lampu disesuaikan dengan
penggunaan ruang, perhitungan iluminasi yang teliti tidak terlalu diperlukan dalam
penerangan rumah (gedung), namun. Tabel sangat membantu dalam menentukan tata
letak pemasangan lampu yang tidak menyilaukan. Tabel 2.1. dibawah ini menunjukkan
variasi lumen yang diperlukan per meter persegi (m 2) dalam suatu ruangan.
Area Lumen/m2
Ruangan keluarga 800
Ruangan makan 450
Dapur 800
Kamar mandi 650
Meja kerja 750
Di dalam produk perencanaan, banyak kita jumpai gambar instalasi listrik tidak
selalu untuk penempatan titik-titik lampu penerangan atau untuk motor-motor listrik,
akan tetapi untuk keduanya. Sebagai contoh, instalasi listrik di dalam rumah tinggal
atau hotel, di dalamnya tidak hanya ada instalasi listrik untuk penerangan saja, tetapi
juga terdapat instalasi listrik untuk motor-motor seperti kipas angin, almari es, air
conditioner, dan sebagainya. Di dalam bengkel atau pabrik dapat dijumpai bahwa
instalasi listrik tidak hanya untuk penerangan atau motor-motor, akan tetapi untuk
kedua-duanya.
Huruf Komponen
kode
Kabel jenis standart dengan
N
penghantar tembaga
Y Isolator PVC
A Kawat berisolasi
Re Penghantar pada bulat
Penghantar bulat berkawat
Rm
banyak
Huruf Komponen
kode
Kabel jenis standart dengan penghantar
N
tembaga
Y Isolator PVC
M Berselubung PVC
Re Penghantar pada bulat
Rm Penghantar bulat berkawat banyak
d. Stop Kontak
e. Pipa (Conduit)
Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai pipa. Pipa digunakan
sebagai pelindung kabel atau hantaran darigangguan. Dengan pipa pemasangan
hantaran atau kabel lebih rapi.Pipa yang digunakan biasanya jenis pipa union
atau bisa juga pipa PVC dengan ukuran 5/8”.
f. Klem
Adalah suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar dapat dipasang
pada dinding atau langit-langit.Klem ini dibuatdari pelat besi atau plastic dengan
ukuran disesuaikan dengan ukuran pipa.jarak pemasangan klem satu dengan
lainny maksimal 80 cm.
g. Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik percabangan harus menggunakan kotak
sambung. Menurut ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan tidak boleh dalam pipa
terdapat sambungan,karena dikwatirkan kawat putus dalam pipa.
Macam-macam kotak sambung:
1) Kotak sambung cabang dua
Digunakan untuk menyambung lurus.
2) Kotak sambung cabang tiga (T-Dos)
Digunakan untuk percabangan-percabangan, misalnya terdapat pemakaian saklar,
stop kontak.
3) Kotak sambung cabang empat (Cross Dos)
Pemakaian sama dengan T-Dos hanya percabangan bukan tiga tapi empat.
h. Rol Isolator
Pemasangan kawat hantaran diatas plafon tanpa menggunakan pipa digunakan rol
isolator. Jarak antara rol satu dengan yang lain 50 cm dan antar hantaran jaraknya 5 cm.
Rol isolator dibuat dari keramik atau plastic dan kekuatannya disesuaikan dengan besar
hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan peletakan besar hantaran dan tegangan
kerja untuk kepentingan peletakan hantaran pada instalasi penerangan rumah.
Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung
singkat.Bila terjadi arus beban lebih atau hubung pendek MCB memutuskan sirkit dari
sumber.
Komponen untuk mengamankan beban lebih adalah bimetal sedangkan untuk
mengamankan arus hubung pendek adalah electromagnet. Bila terjadi hubung singkat
atau arus lebih yang besar maka kumparan magnetic R akan memerintahkan kontak
jatuh. Tegangan kerja sampai dengan 440 VAC, MCB dipakai sampai 50 A.
j. KWH Meter
Sebelum memasang / jaringan instalasi listrik pada sebuah rumah, yang harus di
lakukan adalah memahami bentuk rumah yang akan di pasang instalasi listrik. Yang ke
dua memahami tata letak ruangan dan posisi objek yang akan di instalasi seperti box
mcb, stop kontak, switch dan posisi lampu ruangan lalu kemudian membuat
perencanaan instalasi listrik yang aman untuk rumah.
Lalu Kemudian menuangkan perencanaan instalasi listrik tersebut pada sebuah
kertas seperti contoh di gambar instalasi listrik rumah di bawah ini.
Setelah memahami tata letak ruangan dan posisi titik titik yang akan di instalasi
pada rumah tersebut langkah selanjut memulai proses pemasangan kabel instalasi listrik
dari awal sampai selesai, ikuti gambar diagram rangkaian instalasi listrik rumah berikut
ini.
Gambar 2.18. Rangkaian Instalasi Listrik
1. Cara Memasang Kabel Instalasi Listrik Rumah - Stop Kontak, Switch dan
Lampu Kamar Tidur 1
a. Sebelum memulai penarikan kabel instalasi listrik rumah pasangkan terlebih
dahulu Box MCB dan pasang ke tiga unit mcb yang telah di sediakan, jika
anda adalah electrical pemula silahkan lihat Cara Memasang unit MCB
b. Pasangkan pula Box stop kontak dan Box switch di sertai pipa pelindung kabel
instalasi di semua titik instalasi listrik
c. Tarik kabel phase, netral dan kabel grounding ukuran 2,5 mm dari box mcb ke
posisi stop kontak di tempatkan kemudian jumper kabel phase ke switch /
saklar masih menggunakan kabel 2,5 mm kemudian dari saklar kabel phase
(Arus listrik positif) di tarik ke posisi fitting lampu menggunakan kabel 1,5
mm
d. Kabel netral untuk fitting lampu jumper dari kabel netral stop kontak ke fitting
lampu menggunakan kabel instalasi ukuran 1,5 perhatikan gambar instalasi
kamar tidur pada gambar di atas atau lihat Cara Memasang Stop Kontak,
Switch dan fitting Lampu
3. Cara Memasang Stop Kontak, Switch dan Lampu Ruang Makan dan Dapur
a. Tarik kembali ketiga kabel 2,5 mm yaitu netral, phase dan grounding dari box
mcm ke posisi stop kontak dapur dan jumper phase stop kontak ke switch /
saklar lampu sama hal nya dengan instalasi kamar tidur.
b. Untuk ruang makan tidak perlu menarik kabel dari box mcb cangkok / jumper
saja dari jalur kabel netral, phase dan ground untuk dapur untuk menghemat
penggunaan kabel
c. Hubungkan kabel phase, netral dan ke stop kontak ruang makan dan selesaikan
instalasi lampu ruang maka sama dengan cara memasang lampu untuk kamar
tidur
d. Langkah Terakhir Instalasi Listrik Rumah. Pasang ketiga kabel Aspan ukuran 6
mm yaitu Phase, Netral dan Ground dari Box MCB ke Kwh atau Meteran
Listrik. Pemasangan kabel aspan pada instalasi listik rumah sengaja di lakukan
di akhir pekerjaan instalasi untuk menghindarkan seorang electrical dari
sengatan listrik (Kesetrum).
a. Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari
instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah
mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.
b. Syarat keamanan
Ketentuan Terkait
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini, harus pula diperhatikan
ketentuan yang terkait dengan dokumen berikut :
1. Undang-Undang no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.
3. Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan
Tenaga Listrik.
5. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang
6. Tenaga Listrik.
7. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/40/M.PE/1990 tentang
Instalasi Ketenagalistrikan.
8. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 02.P/0322/M.PE/1995
9. tentang Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam Lingkungan
pertambangan dan energi