Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada tanggal 1 – 31 Maret

2018, di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut,

yaitu penatalaksanaan pemotretan ossa cruris dextra dengan kasus fraktur

adalah sebagai berikut :

4.1.1. Data pasien

Adapun data-data pasien adalah sebagai berikut :

a. Nama : Ny. X

b. Umur : 22 Thn

c. Alamat : Cikelet

d. Tanggal pemeriksaan : 26 Maret 2018

e. Klinis : Fraktur os tibia

4.1.2. Persiapan alat dan bahan

Sebelum melakukan pemotretan ossa cruris pada kasus fraktur,

dilakukan dahulu persiapan alat dan bahan yang akan membantu

proses kelancaran jalannya pemeriksaan yang mencakup persiapan

pesawat, pesiapan kaset, persiapan film dan alat prosessing film.


Penatalaksanaan pemotretan ossa cruris pada kasus fraktur

penulis melakukan pemeriksaan tersebut dikamar pemeriksaan III

dengan menggunakan pesawat .

Adapun data-data teknis yang diketahui mengenai pesawat

radiografi yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pesawat X-Ray

a. Merk Pesawat : TOSHIBA

b. Tipe : DRX-1824B

c. Seri : 17F984

d. Buatan : JAPAN

e. KV maximum : 150 kV

d. mA maximum : 500 mAs

Gambar 4.1 Control Table Pesawat Toshiba


Gambar 4.2 Pesawat X ray Pada Kamar III

2. Kaset Computer Radiografi (CR) ukuran 43cm x 35 cm.

Berikut ini kaset Computer Radiografi ukuran 43 cm x 35cm yang

digunakan untuk pemeriksaan ossa cruris.

Gambar 4.3 Kaset CR ukuran 43cm x 35cm

- Merk imaging plat : AGFA

- Ukuran : 43 cm x 35 cm
3. Perangkat Computer Radiografi di RSUD dr. Slamet garut.

Gambar 3.4.Computer Radiografi di RSUD dr. Slamet garut

Gambar 4.5 Image Reader

Gambar 4.6 Printer CR di RSUD dr. Slamet Garut


4.1.3. Prosedur Teknik pemeriksaan 0ssa cruris sinistra pada kasus

fraktur di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Slamet Garut

Dalam pelaksanaan pemotretan ossa cruris sinistra ini

dilakukan meliputi persiapan pasien, persiapan alat, teknik radiografi

dan proteksi radiasi.

4.1.3.1 Persiapan pasien

Pada pemeriksaan radiografi ini tidak ada persiapan khusus.

Penatalaksanaan pemotretan dilakukan setelah pasien datang ke

Instalasi Radiologi dengan membawa surat permintaan dilakukannya

pemotretan ossa cruris 2 posisi yaitu anteroposterior (AP) dan

lateral.

Sebelum dilakukannya pemeriksaan radiologi, hendaknya lembar

permintaan pemeriksaaan diperiksa terlebih dahulu, hal ini dilakukan

untuk melihat apakah pada lembar permintaan tersebut terdapat

identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan serta

indikasi penyakitnya, sehingga dalam melakukan pemeriksaan

radiologi tidak terjadi kesalahan akibat obyek yang difoto tidak

sesuai dengan obyek yang diperiksa. Dalam menghasilkan gambaran

radiografi yang oftimal pada pasien khususnya yang mengalami

fraktur tentunya pasien tersebut diusahakan sedikit mungkin

digerakan. Hal ini dilakukan agar pasien tidak mengalami kesakitan


akibat berubahnya segmen-segmen tulang yang patah dan tidak

mengganggu reposisi tulang tersebut.

4.1.2.2. Persiapan pesawat

1. Atur posisi tube dan arah sinar serta tentukan faktor ekposi.

2. Tekan tombol expose setengah, tunggu sampai ready kemudian

tekan penuh sampai tanda expose berhenti.

4.1.2.4. Teknik Radiografi

Teknik radiografi ossa cruris pada pasien fraktur menggunakan

spaleks di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Gunung

Jati Kota Cirebon adalah sebagai berikut :

a. Proyeksi anteroposterior (AP)

1. Posisi pasien

Pasien dalam posisi tidur terlentang di atas meja pemeriksaan

dengan kaki diluruskan menempel pada kaset dalam posisi

anatomi.

2. Pengaturan objek

Kaki diluruskan menempel pada kaset dalam posisi anatomi

pastikan sendi lutut dan ankle berjarak 3-5 cm dari tepi film.

3. pengaturan faktor ekposi

Adapun faktor ekposi yang digunakan dalam pemeriksaan ini

adalah 54 Kv, mA 200 dan s 5.0 dengan jarak FFD 90 cm.


4. Pengaturan arah sinar

Pada proyeksi ini dilakukan pengaturan arah tabung dengan arah

sinar tegak lurus dengan film. Central point (CP) pada

pertengahan objek dan luas lapangan penyinaran mencakup kedua

sendi yang dekat dengan fraktur harus tercakup dalam gambaran.

5. Sruktur gambaran : Tampak gambaran AP dari tulang tibia dan

fibula, ankle dan knee joint.

6. Evaluasi kriteria : Ankle dan knee joint tampak pada proyeksi

anterior posterior (AP), tampak ankle dan

knee joint tanpa rotasi, bagian proksimal dan

distal articulatio tibia dan fibula

oveerlapping.

Gambar 4.7 Proyeksi Anteroposterior (AP)

b. Proyeksi lateral

1. Pengaturan pasien

Pasien dalam posisi duduk di atas meja pemeriksaan dengan

kaki diluruskan menempel pada kaset dalam posisi anatomi.


2. Pengaturan objek

Pasien dalam posisi tidur terlentang di atas meja pemeriksaan,

dari posisi AP, kaki di putar 90 derajat ke arah lateral, lutut flexi

45 derajat dan dipastikan kaki pada posisi true lateral.

3. pengaturan faktor ekposi

Adapun faktor ekposi yang digunakan dalam pemeriksaan ini

adalah 54 Kv, mA 200 dan s 5.0 dengan jarak FFD 90 cm.

4. Pengaturan arah sinar

Pada proyeksi ini dilakukan pengaturan arah tabung dengan arah

sinar tegak lurus dengan film. Central point (CP) pada

pertengahan objek dan luas lapangan penyinaran mencakup kedua

sendi yang dekat dengan fraktur harus tercakup dalam gambaran.

5. Struktur gambaran : Tampak gambaran lateral dari tulang tibia

dan fibula superposisi terutama pada kedua

ujungnya.

6. Evaluasi kriteria : Ankle dan knee joints tampak pada

proyeksi lateral. Distal fibula tampak

dibagian belakang os tibia. Tibia

overlapping dengan bagian femoral head

pada bagian proksimal. Tidak rotasinya

ankle dan knee joints memungkinkan tidak

adanya gangguan pada femoral kondil

karena berkas sinar yang divergen. Tampak


trabercular detail dan soft tissue dari

tungkai.

Gambar 4.8 Proyeksi Lateral

Hasil gambaran radiograf ossa cruris proyeksi AP dan lateral

Anda mungkin juga menyukai