No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 05 Maret 2018
Halaman :1/3
La Joni, AMK
UPTD Puskesmas Waho
Nip.197904161999031005
1. Pengertian Fimosis adalah Kondisi dimana preputium tidak dapat diretraksi
melewati glans penis. Fimosis dapat bersifat fisiologis ataupun
patalogis. Umumnyafimosis fisiologis terdapat pada bayi dan anak-
anak. Padaanakusia 3 tahun 90% preputium telah dapat diretraksi tetapi
ada sebagian anak preputium tetap lengket pada glans penis sehingg
aujung preputium mengalami penyempitan dan mengganggu proses
berkemih. Fimosis patologis terjadi akibat peradangan atau cedera pada
preputium yang menimbulkan perutkaku sehingga menghalangi retraksi.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menegakan diagnosis dan
penatalaksanaan penyakit Askariasis di UPTD Puskesmas Waho
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Waho No.440/SK/C/VII/112/03/2018
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi
Peraturan Mentri Kesehatan Tahun 2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Persiapan Alat :
1. Alat tulis
2. Tensimeter
1|Fimosis
3. Stetoskop
4. Pengukur BB
5. Pengukur TB
6. Termometer
Bahan : Rekam Medik
6. Prosedur 1. Perawat poli menerima rekam medis dari loket
2. Perawat poli memanggil pasien sesuai identitas yang tertera pada
rekam medis.
3. Perawat poli melakukan pemeriksaan TB, BB, Tekanan darah,
pengukuran Nadi, pernapasan dan suhu pasien dan mencatatnya
dalam Rekam medis pasien
4. Perawat poli memberikan status pasien kepada Dokter poli Umum
5. Dokter memeriksaa kesesuaian identitas pasien dengan data pada
rekam medis
6. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien di temukan keluhan
nyeri saat buang air kecil, keluhan mengejan saat buang air kecil,
pancaran urin mengecil, benjolan lunak di ujung penis akibat
penumpukan smegma
7. Dokter melakukan konfirmasi dengan pemeriksaan fisik dan
mendapatkan hasil Preputium tidak dapat diretraksi keproksimal
hingga, menggelembungnya ujung preputium saat berkemih.
Eritema dan udem pada preputium dan glans penis . Pada fimosis
fisiologis, preputium tidak memiliki skar dan tampak sehat.
Padafimosis patalogis pada sekeliling preputiumter dapat lingkaran
fibrotic, Timbunan smegma pada sakuspreputium
8. Dokter menegakkan diagnosis klinis dari hasil anamnesis, dan
pemeriksaan fisik
9. Dokter melakukan penatalaksanaan berupa Pemberian salep
kortikosteroid (0,05% betametason) 2 kali perhariselama 2-8
minggu pada daerah preputium. suportif diberikan dengan menjaga
cairan tubuh dan mengganti cairan yang hilang dari diare dan
emesis. Sirkumsisi jika diperlukan.
10. Dokter melakukan konseling edukasi yaitu Pemberian penjelasan
2|Fimosis
terhadap orang tua atau pasien agar tidak melakukan penarikan
preputium secara berlebihan ketika membersihkan penis karena
dapat menimbulkan parut.
11. Mempersilahkan pasien menuju apotek untuk mengambil obat jika
telah selesai.
12. Dokter mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam Rekam
Medis
7. Bagan Alir
Perawat poli Memanggil Pasien Melakukan
menerima RM sesuai identitas di pemeriksaan
dari loket RM TB,BB,TD,Nadi, RR,
Suhu
Melakukan
Menegakkan Melakukan
Pemeriksaan
Diagnosis Penatalaksanaan
Fisik
Memberikan Konseling
edukasi
3|Fimosis