Anda di halaman 1dari 8

Disusun Oleh :

Venty Anggarina

08310346

Pembimbing :

dr. Hj. Nurwita Agustin, Sp.Rad, M,H.Kes

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BAGIAN RADIOLOGI
2012
PNEUMONIA
Pengertian
Pneumonia adalah keradangan parenkim paru dimana asinus terisi oleh cairan radang,dengan
atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. Secara klinis pneumonia
didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit).

Etiologi

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur
dan protozoa. Pneumoni yang didapat dari masyarakat (community-acquired pneumonia atau
pneumonia komuniti) banyak disebabkan oleh bakteri gram positif, sebaliknya pneumonia yang
didapat di rumah sakit ( hospital-aquired pneumonia atau pneumonia nosokomial) banyak
disebabkan oleh bakteri gram negatif, sedang pneumoni aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri
anaerob.

Patologi Anatomi

Terdapat empat stadium anatomi dari pneumonia lobaris, yaitu:

1. Stadium kongesti, terdiri dari proliferasi cepat dari bakteri dengan peningkatan vaskularisasi
dan eksudasi yang serius. Sehingga lobus yang terkena akan berat, merah penuh dengan cairan.
Rongga alveolar mengandung cairan edema yang berprotein, neutrofil yang menyebar dan
banyak bakteri. Susunan alveolar masih tampak.

2. Stadium hepatisasi merah terjadi oleh karena rongga udara di penuhi dengan eksudat fibrino
supuratif yang berakibat konsolidasi kongestif yang menyerupai hepar pada jaringan paru.
Benang-benang fibrin dapat mengalir dari suatu alveolus melalui pori-pori yang berdekatan.

3. Stadium hepatisasi kelabu (konsulidasi) melibatkan desintegrasi progresif dari leukosit dan
eritrosit bersamaan dengan penumpukan terus-menerus dari fibrin diantara alveoli.

4. Stadium akhir yaitu resolusi, mengikuti kasus-kasus tanpa komplikasi. Eksudat yang
mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara enzimatis yang diserap kembali
atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paru kembali menjadi penuh dengan cairan dan basah
sampai pulih mencapai keadaan normal

Klasifikasi

Pneumonia diklasifikasikan dalam beberapa kelompok;

1. Menurut penyakit bawaan, yaitu:


 Pneumonia primer, yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak mempunyai
faktor resiko tertentu. Kuman penyebab utama yaitu Staphylococcus pneumonia
(pneumokokus), Hemophilus influenza , juga virus penyebab infeksi pernapasan
(Influenza, Parainfluenza, RSV). Selain itu juga bakteri pneumonia yang tidak khas
(atypical”) yaitu mykoplasma, chlamydia, dan legionella.
 Pneumonia sekunder, yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi, selain penderita
penyakit paru lainnnya seperti COPD, terutama juga bagi mereka yang mempunyai
penyakit menahun seperti diabetes mellitus, HIV,dan kanker,dll.
2. Menurut tempat asal terjadinya infeksi, yaitu:
 Community acquired pneumonia
(CAP; pneumonia yang terjadi di“lingkungan rumah”), juga termasuk Pneumonia yang
terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam. Kuman penyebab sama
seperti pada pneumonia primer.
 Nosokomial pneumonia atau hospital acquired pneumonia
(HAP, pneumonia yang terjadi di “rumah sakit”), infeksi terjadi setelah 48 jam berada di
rumah sakit. Kuman penyebab sangat beragam, yang sering di temukan yaitu
Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gram negatif lainnya seperti E.coli, Klebsiella
pneumoniae, Pseudomonas aeroginosa Proteus , dll. Tingkat resistensi obat tergolong
tinggi untuk bakteri penyebab HAP.
3. Menurut gambaran klinis, yaitu:
 Typical pneumonia
infeksi radang paru dengan gejala yang khas. Gejala yang khas (typical) dari pneumonia
yaitu munculnya secara tiba-tiba di ikuti dengan batuk berdahak, demam dalam waktu
singkat dan menggigil, dan sesak napas (dyspnea). Sekitar 30% hanya merasakan sakit
dada yang hebat (pleura) sebagai gejala utama tanpa di ikuti simptom khas pneumonia.
Selain itu penderita cepat lelah, tidak nafsu makan, berkeringat dan rasa mual.
 Atypical pneumonia
sebagai kebalikannya
4. Menurut predileksi infeksi
 Pneumonia lobaris. Sering pada pneumonia bacterial, jarang pada bayi dan orang tua.
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen. Kemungkinan sekunder disebabkan
oleh adanya obstruksi bronkus seperti aspirasi benda asing, atau adanya proses
keganasan.
 Bronkopneumonia. Ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate pada lapangan paru.
Dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang
dihubungkan dengan obstruksi bronkus.
 Pneumonia interstitial.

 Gambaran Radiologi Pneumonia Secara Umum


Gambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain:
•Perselubungan homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus atau segment paru secara
anantomis.
•Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas.
•Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru mengecil. Tidak tampak
deviasi trachea/septum/fissure/ seperti pada atelektasis.
•Silhouette sign
(+) : bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru ; batas lesi dengan jantung hilang, berarti
lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di lobus medius kanan.
•Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura.
•Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phrenicocostalis yang palingakhir terkena.
•Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler.
•Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign

 Pneumonia lobaris
Terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru. Pada foto torax PA tampak
infiltrate di parenkim paru perifer yang semiopak, homogeny tipis seperti awan, berbatas
tegas, bagian perifer lebih opak di banding bagian sentral. Konsolidasi parenkim paru
tanpa melibatkan jalan udara mengakibatkan timbulnya air bronkogram. Tampak
pelebaran dinding bronkhiolus. Tidak ada volume loss pada pneumonia tipe ini.

Gambaran PA dan lateral pneumonia lobaris pada lobus kanan bawah (RLL)

 Bronkopneumonia
a. Bronkopneumonia kanan (RML) PA b. Bronkopneumonia bilateral PA

Gambaran radiologis bronkopneumonia: mempunyai bentuk difus bilateral dengan


peningkatan corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar dipinggir
lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah.Tampak infiltrate
peribronkial yang semi opak dan inhomogen di daerah hilus yangmenyebabkan batas
jantung menghilang (silhoute sign). Tampak juga air bronkogram dapat terjadi nekrosis
dan kavitas pada parenkim paru. Pada keadaan yang lebih lanjut dimana semakin banyak
alveolus yang telibat maka gambaran opak menjadi terlihat homogeny.
Bronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru,berupa
bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru,disertai dengan
peningkatan corakan peribronkial.
 Pneumonia interstitial
Pneumonia interstitialditandai dengan pola linear atau retikuler pada parenkim paru. Pada
tahap akhir, dijumpai penebalan jaringan interstitial sebagai idensitas noduler yang kecil

(magnified view of left lower lung field) with consequent transformation (lower pictures)
into analveolar infiltrate. This shows spotted transparency reduction & bronchograms.

 Atypical pneumonia
Tempat terjadinya infeksi terutama di intertitium, karena itu disebut interstitial pneumonia.
Infiltrasi sel dan edema yang terjadi menyebabkan semakin jauhnya jarak alveoli dengan
pembuluh darah kapiler paru sehingga pertukaran udara atau oksigen terhambat, akibatnya
pasien merasa sesak nafas. Didalam alveoli hampir tidak berisi cairan, karena itu pasien
tidak batuk berdahak. Kuman penyebab terutama yang hidup didalam sel seperti virus;
Chlamydia pneumonia, mikoplasma pneumonia serta coxiella burnetti & chlamidia
trachomatis ( jarang). Gejala klinis utama adalah sesak nafas dan batuk tidak berdahak. Juga
tidak terjadi demam, kenaikan suhu badan hanya minimal.
DAFTAR PUSTAKA
Gminabari. (2009), ”Radang Paru-Paru (Pneumonia)”, Available
from:http://infeksi.wordpress.com/2009/04/17/pneumonia. (Accessed: 2011, April 7)Palmer,
dkk. (1995),

Petunjuk Membaca Foto untuk Dokter Umum, EGC, Jakarta

Qauliyah, Asta. (2010), ”Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Pneumonia”,Available


from:http://astaqauliyah.com/2010/07/referat-kedokteran-diagnosis-dan-penatalaksanaan
penyakit-pneumonia. (Accessed: 2011, April 7)

Rahajoe, Nastiti N. (2008), Respirologi Anak, Edisi Pertama, Badan Penerbit


IDAI,JakartaRasad, Sjariar. (2008),

Radiologi Diagnostik , Edisi Kedua, Balai Penerbit FKUI,JakartaWibisono, Jusuf M.


(2010),Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Balai penerbit FK UNAIR, Surabaya.

http://www.scribd.com/doc/52672686/PNEUMONIA-yanthi

Anda mungkin juga menyukai