1 Pedoman Yanis (Repaired) New
1 Pedoman Yanis (Repaired) New
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PERAWATAN SUBAIM
Jl. Trans Halmahera Desa Batu Raja Kec. Wasile Kode Pos : 97863
Email :pkmsbm188@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas Perawatan Subaim terletak di Jl.Trans Halmahera Desa Batu Raja
Kec. Wasile. Memiliki wilayah kerja 7 desa yaitu Desa Subaim, Waisuba, Cemara Jaya,
Batu Raja, Bumi Restu, Mekar Sari, dan Gulapapo.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang memberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan tugas
operasional pembangunan di wilayah kerja. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada
Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes RI
No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8 menyebutkan
bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di Puskesmas Perawatan
Subaim meliputi:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Rawat Inap
1
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan klinisbertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh aktifitas
pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas Perawatan Subaim, sehingga pada
akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang pada
akhirnya dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).
D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan
sesuai dengan kemampuan puskesmas.
3. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnostis, pengobatan.
4. Pasien rawat jalan
2
Pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
5. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan lebih lanjut di Puskesmas.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dokter
untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap pasien.
7. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal
hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
Ruang Persalinan Bidan Widyawati, Amd. Keb
Suryani Paat, Amd. Keb
Tajriani T. Idrus, Amd. Keb
B. Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan
Puskesmas Perawatan Subaim memiliki 3 (tiga) poskesdes, sehingga pelayanan
dapat dilakukan di dalam gedung Puskesmas Induk juga bisa di lakukan di luar
gedung yang berada di poskesdes Subaim, Gulapapo, dan Bumi Restu.
Dokter setiap hari bertugas di balai pengobatan umum, UGD dan Rawat Inap.
Jumlah dokter ada 1(satu). Puskesmas Perawatan Subaim masih kekurangan
tenaga dokter dihitung dari rasio penduduk. Bila ada pertemuan yang
menyangkut upaya klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang
berkaitan dengan tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan
pertemuan, sehingga pelayanan dilayani oleh perawat yang diberi
pelimpahan wewenang.
Dokter gigi setiap hari bertugas di BP Gigi atau poli gigi. Jumlah dokter gigi
ada 1 (satu) menempati ruang gigi.
Bidan setiap hari melakukan pelayanan diruangan KIA. Jumlah bidan ada 24
(dua puluh empat)terdiri dari 15 bidan PNS dan P3K 9. Masing-masing bidan
mempunyai spesifikasi ketugasan yang berbeda, misalnya sebagai
koordinator KIA, penanggung jawab kesehatan anak atau penanggung jawab
pelayanan KB (Keluarga Berencana) dan Penanggung jawab Ruang
Persalinan. Jika ada undangan pertemuan untuk bidan maka yang ditugasi
adalah disesuaikan dengan ketugasannya, sedangkan untuk kegiatan
puskesmas keliling dilakukan penjadwalan sesuai anggota tim. Untuk
melakukan kegiatan luar gedung, misalnya kunjungan ibu hamil risiko tinggi,
maka bidan akan menyesuaikan dengan kondisi pelayanan yang ada di
puskesmas.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat oleh
kepala Puskesmas dan koordinator Rawat Inap. Dalam pembuatan jadwal
perawat yang bertugas pada Rawat Jalan dibuat oleh Kepala Puskesmas
sedangkan penjadwalan Rawat Inap dibuat oleh koordinator Rawat Inap. Ada
tiga jenis pelayanan dalam gedung yang dilakukan perawat yaitu di Poli
umum, UGD dan Ruang Rawat Inap. Jumlah perawat ada 25(dua puluh lima)
orang. Perawat dibagi menjadi 2 bagian tempat kerja yakni (5 ) orang di rawat
jalan dan ( 20) orang di rawat inap bergabung dengan UGD. Setiap perawat
mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan Kepala Puskesmas,
misalnya penanggung jawab TBdll. Sehingga jika ada undangan yang
5
menyangkut ketugasanya perawat yang bersangkutan akan didisposisi
mengikuti kegiatan tersebut.
Perawat gigi setiap hari bertugas di poli gigi bersama dokter gigi. Jumlah
perawat gigi ada 1 (satu) yang memiliki tugas integrasi.
Nutrisionis setiap hari bertugas di poli gizi. Jumlah nutrisionis ada 3 (dua).
Analis laboratorium setiap hari bertugas di ruang laboratorium. Jumlah analis
ada 2 (dua) ada yang mempunyai tugas integrasi.
Apoteker setiap hari bertugas di pelayanan farmasi. Jumlah tenaga Farmasi
ada 2 (satu) yang setiap hari dibantu petugas lain yang diberi wewenang
mengelola apotik. Jika petugas Farmasiada undangan pertemuan maka
pelayanan Farmasi dilayani oleh petugas yang diberi wewenang di apotik..
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
JAL
JAL PARKIRAN MOTOR
TAMAN AN TAMA
AN
BUNGA MAS N
MAS
UK BUNGA TIANG
Tiang
BENDER UK
RA bendera LAPANGAN
WA A DR
T OP
JAL ARE
AN A
PARKIRAN
AMBULANCE
J T
POLI LOK RUANG KIA
A
L INFORMASI
A GU Ruang inap Ruang Rua J NUR NURSING
GIGI ET M DA
A KESLING wanita inap ng A SE STATION
N DAN A NG
PROMKES N U pria UGD L STA
M
A
B M A T
RUA S POLI U U N
NG U UMUM N M M
K
FAR G A
MAS A
RUANG TUNGGU S
I
U
K Ruang
MTB
S sterilis
DAN asi dan
GIZI cuci
WC alat
JA
W
N
A
A
R
L
RUANG
Ruang kapus ADMINIS LAB
A
NG
BU
N
MA
TA
TRASI
AP
IN
AT
W
RA
R. MESIN
GEDUN
G GIZI
GEDUNG
RADIOLOGI /
RUANG
ISOLASI P2M
GEDUNG
FARMASI
7
GEDUNG GEDUNG GEDUNG GUDANG OBAT
RAWAT JALAN RAWAT INAP ISOLASI DAN ALKES
Poli umum Ruang Dokter dan Kamar Isolasi TB Ruang
Apotik Perawat Toilet Pasien Penyimpanan Stok
Poli Gigi Ruang Tata Usaha Obat
Poli KIA Toilet Pasien Ruang
Poli Gizi UGD Penyimpanan Alat
Pendaftaran Ruang Wanita Laboratorium
Ruang Tunggu Ruang Pria GEDUNG Ruang
MTBS Ruang DAPUR Penyimpanan Alat
Ruang konseling Penyimpanan Ruang Dapur Gizi Kesehatan
dan klinik sanitasi vaksin Toilet
Toilet Umum Ruang Sterilisasi
Ruang Kepala dan cuci alat
Puskesmas Laboratorium
Ruang Oxygen
Dapur Umum
Ruang Persalinan
Ruang
Nifas/Recovery
room
Ruang DOTS
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang pelayanan pasien di bagi menjadi 4 gedung dipisahkan berdasarkan
tujuan pasien datang. Gedung 1 (satu) terletak di samping kiri untuk rawat jalan ,
sebelah kanan ruangan rawat inap, UGD , Laboratorium, Ruang persalinan masih
gabung dengan gedung rawat inap, dibelakang gedung rawat inap ada gedung rawat
isolasi pasien TB. Pembagian kedua gedung inibermaksud untuk memudahkan pasien
dalam mengakses pelayanan kesehatan. Poli umum merupakan ruangan dengan
ruang pemeriksaan dokter, termasuk didalamnya terdapat bed/tempat tidur pasien. Di
depan pintu masuk poli umum terdapat 1 (satu) meja untuk melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital pada pasien sedangkan 1 (satu) meja di dalam poli umum digunakan
untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat.
Ruang KIA/KB bersebelahan dengan ruang Poli umum, ruang KIA KB dijadikan
satu untuk mempermudah pemberian pelayanan KIA dan KBseperti pemeriksaan ibu
hamil, pelayanan KB, pemeriksaan calon pengantin untuk ruang imunisasi terpisah
tergabung didalam rawat inap dikarenakan masih keterbatasan ruangan. Namun
demikian tidak menjadikan keterbatasan dalam pemberian pelayanan seperti
pemberian imunisasi. Sebalah kanan Ruang KIA/KB adalah ruang Promkes dan klinik
sanitasi. Ruangan KIA , dilengkapi dengan meja administrasi, 1 (satu) bed
8
pemeriksaan, lemari peralatan,meja instrumen, rak dokumen, dan perangkat laptop
pendukung sistem informasi puskesmas yang diletakkan di atas meja dekat pintu
masuk ruang KIA/KB.
Ruang pelayanan Gigi dilakukan oleh 1 (satu) dokter gigi dan 1 (satu) perawat
gigi. Ruangan ini dilengkapi peralatan yang sudah memadai seperti satu dental unit,
sterilisator, wastafel dan 2 (dua) meja administrasi. Dilengkapi dengan laptop sebagai
pendukung sistem informasi Puskesmas
Ruang Konsultasi Gizi bergabung dengan raung MTBS karena keduanya saling
keterkaitan dalam pemberian pelayanan menyangkut gizi balita maupun yang
membutuhkan penanganan gizi secara intensif.Selain itu petugas juga lebih mudah dan
nyaman ketika menyusun program maupun menyusun laporan.Ruang ini terdiri dari dua
meja kerja untuk konsultasi, timbangan, handrub, pengukur panjang badan seperangkat
alat bantu peraga seperti food model yang diletakkan di dalam lemari.
Ruang laboratorium terdiri dari 2 ruanganterdiri dari : 1 ruangan untuk menerima
pasien dan ruang tunggu, 1 ruangan untuk pengambilan, 1 ruangan untuk pemeriksaan
laboratorium. Fasilitas yang lain terdapat 1 (satu) meja kerja yang digunakan untuk
penerimaan pasien, , 1 (satu) almari untuk penyimpanan alat dan bahan laboratorium,
wastafel, 1 (satu) meja untuk meletakkan alat-alat laboratorium dan beberapa peralatan
pemeriksaan laboratorium.
Ruang farmasi terdiri dari 1 ruangan, dilengkapi dengan almari obat, meja
peracikan obat dan seperangkat lptop untuk pendukung sistem informasi
Puskesmas.Ruang penyimpanan obat ada di gudang obat dilengkapi dengan rak-rak
penyimpanan obat.
Ruang persalinan terdiri dari 2 ruangan terdiri dari : ruang tindakan, ruang nifas,
dan kamar mandi. Fasilitas pada persalinan terdiri dari : 1 tempat tidur ginekologi, 1
tempat tidur tindakan, 1 tempat tidur nifas, 1 tempat tidur bayi, , 1 kamar mandi di ruang
tindakan, dilengkapi dengan peralatan kebidanan yang lain.
Ruang UGD terdapat 1 ruangan. Terdapat 2 bed tindakan, kursi roda, long spinal
board, skop streacer, lemari obat dan alat, troly, timbangan bayi dan dewasa.
Dilengkapi peralatan yang lain.
Ruang Rawat Inap terdiri dari : Ruang jaga perawat, bidan dan dokter dan
ruang pasien yang terdiri dari 12 bed. 2 ( dua) bed untuk pasien anak dan 8 bed untuk
pasien dewasa serta 2 bed untuk pasien isolasi. Di rawat inap juga dilengkapi dengan
peralatan yang menunjang pelayanan kepada pasien.
9
2. Peralatan
Ruang Alat
Poli Umum Tensimeter
stetoskop
termometer
senter
timbangan berat badan
pengukur tinggi badan
pita pengukur
10
Centrifuge urine
Box fiksasi
HB Set
Lampu spiritus
Objek glass
Deck galass
Tabung
Mikroskop
Spuit
Ruang farmasi Timbangan obat
Blender
Laminator
Kalkulator
Plastik obat
Mesin puyer
Kertas puyer
Label obat
Sendok obat
Pendaftaran Alat tulis
Buku register
Rak status
Komputer
Nomor antrian
Lemari
Ruang persalinan Partus set
Stetoskop
Doppler
Tensi meter
Timbangan Dewasa
Timbangan bayi
Vacum ekstraksi set
Curetase set
Leanec
Midline
Slim secher
Oksigen
Infram warmer
Incubator
Stirilisator
Nebulizer
Resusitasi set bayi
Rawat Inap dan UGD Tabung O2 dan humidifier
Nebulizer set
Suction
Lampu tindakan
Sterilisator
11
Sketsel
Heacting set
Spuit
Aligator
Nierbeken
Kom
Tromol kassa
Timbangan bayi
Timbangan dewasa
Stetoscope
Tensimeter
Termometer
12
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. BP Umum
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter
2. Perangkat Kerja
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
3. Tatalaksana
Petugas melakukan pemanggilan pasien.
Petugas melakukan anamnese untuk mengetahui keluhan dan kondisi
pasien lebih lanjut dan memeriksa tanda vital pasien, kemudian
mencatatkannya di rekam medis. Pasien dipersilakan menuju meja dokter.
Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan mencatatkannya di
rekam medis. Bila dokter merasa pasien perlu mendapatkan pemeriksaan
lebih lanjut, maka dokter akan membuat surat rujukan baik internal atau
eksternal dan memberikannya kepada pasien. Bila tidak, maka pasien
mendapatkan resep sesuai kondisi penyakitnya.
B. Poli Gigi
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter gigi
Perawat gigi
2. Perangkat kerja
Tensi meter
Stetoskop
Dental unit
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke dalam ruangan poli gigi.
Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan di kursi gigi untuk
diperiksa dokter.
Dokter memeriksa kondisi kesehatan mulut pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Bila pasien memerlukan tindakan
perawatan gigi, maka dokter gigi akan melakukan tindakan. Bila tidak
13
dan pasien membutuhan obat, maka dokter akan menuliskan resep
untuk pengambilan obat di farmasi.
C. KIA dan KB
1. Petugas Penanggung jawab
Bidan
2. Perangkat Kerja
Tensi meter
Stetoskop
Doppler
Spuit
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke poli KIA.
Petugas akan melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital serta
mencatatakannya di rekam medis.
Pasien ibu hamil yang akan memeriksakan kehamilannya akan
dipersilakan naik ke bed periksa untuk dilakukan pemeriksaan kondisi
kehamilannya. Hasil pemeriksaan akan dicatat di rekam medis.
Bila memerlukan pemeriksaan penunjang yang lain, ibu hamil akan
dirujuk internal. Bila memerlukan imunisasi akan diberi immunisasi.
Bila sudah selesai ibu hamil diberi resep untuk pengambilan vitamin
atau obat lainnya.
Pasien bayi yang akan immunisasi akan diperiksa dulu apakah cukup
sehat untuk mendapatkan immunisasi hari ini.
Bila kondisi bayi sehat, maka bayi akan diberi jenis immunisasi sesuai
jadwalnya. Untuk jenis immunisasi yang dapat menimbulkan demam,
kepada orang tua bayi akan deberi resep pengambilan obat penurun
panas.
Pasien peserta KB akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi,
kemudian akan diberikan pelayanan KB sesuai keinginan pasien.
Pasien yang akan dilakukan tindakan KB segera menuju ke poli KB
untuk mendapatkan tindakan.
Pasien calon pengantin akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi.
Bila memerlukan immunisasi, maka calon pengantin akan diberi
immunisasi.
14
D. Laboratorium
15
E. Farmasi
1. Petugas Penanggung jawab
Apoteker
2. Perangkat Kerja
Alat tulis
Blender obat
Kertas pembungkus obat
Plastik pembungkus obat
Alat pembungkus obat
3. Tatalaksana
Pasien meletakkan lembar resep di keranjang yang telah disediakan dan
menunggu obat disiapkan.
Petugas mengambil lembar resep dan membacanya untuk memastikan
resep dapat dibaca dengan jelas dan obat-obat yang tertulis di dalam
lembar resep tersedia.
Apabila ada keraguan atau kekurangjelasan, maka petugas akan
menanyakan kepada petugas yangmenulis resep.
Petugas kemudian menyiapkan obat yang tertera di resep dan
memasukkannya ke dalam bungkus plastik, menuliskan informasi
penggunaan obat di bungkusnya dan kemudian menyerahkannya kepada
pasien.
Sambil menyerahkan obat, petugas juga menyampaikan informasi yang
perlu diketahui pasien atau keluarganya sehubungan dengan penggunaan
obat.
16
Pasien masuk UGD
Petugas menyarankan pasien tidur ditempat tidur tindakan
Petugas/dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan TTV.
Petugas / dokter melakukan pemeriksaan lain secara head to toe
Bila pasien di indikasikan untuk rawat inap langsung diberi tindakan
pemasangan infus
Jika pasien tidak indikasi rawat inap diberi tindakan sesuai dengan
keluhanya.
Pasien yang indikasi rawat inap langsung dipindahkan ke dalam ruang
rawat inap.
Pasien yang tidak indikasi rawat inap di perbolehkan pulang setelah
menyelesaikan administrasi.
Sebelum pulang pasien diberi informasi tentang kapan kontrol, apa
yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan selama perawatan di
rumah.
17
BAB V
LOGISTIK
18
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
19
7. Saat pasien menyebutkan nama lengkapnya, petugas rawat inap
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
8. Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan tanggal
lahir pasien/ umur ; “Kapan tanggal lahir/ umur Bapak / Ibu?”
9. Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas Puskesmas
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
10. Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan
diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien telah sesuai dengan
yang tercantum dalam gelang identitas,
11. Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila salah satu
identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
gelang identitas,
12. Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai pelayanan medis
yang akan diberikannya.
13. Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi mis pada pasien tidak
sadar , tidak dapat berkomunikasi karena terhalangmasalah bahasa dan
tidak ada penerjemah, karena usia (bayi), gangguan kognitif (dementia atau
kelainan mental), Identifikasi dilakukan dengan memeriksa Nama lengkap
pasien dan Identitas lain (seperti tanggal lahir, KTP) pada gelang identitas
pasien, dicocokan dengan informasi yang telah dimiliki ruang rawat inap
(rekam medis, resep, atau tabung specimen).
14. Petugas Puskesmas yang memasanggelang identitas pasien harus
menuliskan tanggal dan jam masuk Puskesmas pada gelang identitas,Untuk
identifikasi pasien terlantar/ tidak ada keluarga,
15. Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak ada
keluarga (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan gelang identitas pasien
yang meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk UGD Puskesmas dan
nomor rekam medis,
16. Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas memberikan
gelang identitas bayi lahir denganmemberikan nama lengkap ibu (Contoh: By
Ny. Ana Suryana) dan nomor rekam medis ibu. Dalam waktu 24 jam pada
gelang identitas bayi ditambahkan nomor rekam medis bayi dan dibuatkan
rekam medik baru dan terpisah dari ibu,
17. Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi lahir
dengan memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu ditambah nomor
urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By. Ny Ana Suryana 2) untuk
mengidentifikasi bayi kembar baru lahir,
20
18. Koordinator rawat inap dan ruang persalinan melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-masing,
Koordinator rawat inap dan ruang persalinan merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
2. Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
Prosedur pemasangan gelang pasien yang benar adalah
a) Petugas Puskesmas menganamnesa identitas pasien pada saat proses
identifikasi pasien,
b) Petugas Puskesmas membuat label pada gelang identitas pasien memuat 4
(empat) identitas pasien, yaitu nama lengkap di sisi kiri atas, tanggal lahir/
umur di sisi kiri bawah, jenis kelamin (P untuk perempuan dan L untuk laki-
laki) di sisi kanan bawah, dan nomor rekam medis di sisi kanan atas.
Tn. Abdul Ghofur 313.10.88
13 Februari 1986 (28) L
21
i) Petugas melepaskan gelang identitas dengan cara memasukkan jari diantara
tangan pasiendan gelang Identitas kemudian menggunting gelang identitas
tersebut,
22
a. Tanggal dan jam pesan diterima.
b. Dosis yang akan diberikan dan waktu pemberian harus spesifik untuk
menghindarikesalahan penafsiran.
6. Petugas rawat inap/ ruang persalinan membacakan kembali /BaK (read back)
kepada pengirim pesan per telepon/ lisan untuk konfirmasi kebenaran
pesan yang dituliskan, termasuk nama pasien, tanggal lahir dan
diagnosis.setelah dituliskan, pesan/ hasil test laboratorium yang kritis ,
7. Petugas rawat inap/ ruang persalinan menulis nama dokter yang memberikan
pesan,
8. Petugas rawat inap/ ruang persalinan menulis nama dan tanda tangan
sebagai tanda yang menerima pesan,
9. Petugas rawat inap/ ruang persalinan memverifikasi dokter pengirim pesan
dengan menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan sebagai
tanda persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.
Metode Komunikasi Tertulis:
10. Dokter menuliskan instruksi harus dilakukan secara lengkap dapat terbaca
dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan verifikasi,
11. Dokter menuliskan harus menuliskan nama lengkap dan tanda tangan
penulis, serta tanggal dan waktu penulisan instruksi setiap penulisan instruksi,
12. Dalam menuliskan instruksi dokter hendaknya menghindari penggunaan
singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi menimbulkan masalah dalam
penulisan instruksi dan dokumentasi medis (misalnya catatan lanjutan
keperawatan, anamnesis, pemeriksaan fisis, pengkajian awal keperawatan,),
13. Koordinator rawat inap dan ruang persalinan melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan komunikasi effektif di tiap-tiap unit masing-masing,
14. Koordinator rawat inap dan ruang persalinan merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
Prosedur
a. Benar Pasien:
1. Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam mengidentifikasi
pasien,
2. Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi
tertulis,
3. Petugasmenganamnesis riwayat alergi pasien,
4. Petugasmenganamnesis kehamilan/ menyusui,
23
5. Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini
dan membuat daftar obat- obat tersebut,
6. Petugasmembandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat yang
digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi, penyesuaian,
kehilangan/ menghilangkan, interaksi, atau tambahan obat).
7. Petugasmengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan
kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten double
check.
b. Benar Obat
1. Petugasmemberi label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir obat,
baskom obat), dan larutan lain.
2. Petugasmenuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas,
pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa jika tidak
digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
3. Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal 2 orang secara
verbal dan visual jika orang yang menyiapkan obat bukan yang memberikannya
ke pasien,
4. Petugasmelakukan pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat
disiapkan jika tidak segera diberikan,
5. Petugas memberi label pada syringes setelah obat disiapkan/diisi ( jangan pada
saat syringe masih kosong)
6. Petugasmenyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label hanya
untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
7. Petugasmembuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya,
8. Saat pergantian tugas/ jaga, petugas mereview semua obat dan larutan oleh
petugas lama dan petugas baru secara bersama,
9. Petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat,
10. Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis obat yang perlu
kewaspadaan tinggi ,
c. Benar Dosis
1. Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung (double cek) jika
ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan kewaspadaan tinggi,
2. Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan resep jika ragu,.
3. Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk menghindari
gangguan.
d. Benar Waktu
1. Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu yang ditentukan:
24
sebelum makan, setelah makan, saat makan.
Perhatikan waktu pemberian:
3 x sehari tiap 8 jam.
2 x sehari tiap 12 jam. Sehari sekali tiap 24 jam. Selang sehari
tiap 48 jam
2. Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan oleh dokter,
3. Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki masa kadaluarsa.
e. Benar Cara/ Route Pemberian
1. Petugas memberikan obat sesuai dengan cara pemberian obat, bentuk dan
jenis obat :
Slow-Release tidak boleh digerus
Enteric coated tidak boleh digerus.
Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair/
sirup,
2. Petugas dalam memberikan obat obat sedapat mungkin berjarak dan
jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
f. Benar Dokumentasi
1. Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah
mendapat obat,
2. Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/ paraf setelah
memberikan obat pada dokumen rekam medik,
3. Petugas/ dokter menuliskan nama dan paraf jika ada perubahan jenis/ dosis/
jadwal/ cara pemberian obat
4. Dokter memberikan coretan dan terakhir garis( ujungnya) diberi paraf jika
penulisan resep salah,
Contoh:
Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd Lasix inj, 1 x 40 mg iv.
5. Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: Efek
Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam medik & Form Pelaporan Insiden +
Formulir Pelaporan Efek Samping Obat
6. Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Unit
Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat dikirim ke Komite
Farmasi dan Terapi,
7. Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
Format PelaporanInsiden ke Tim Keselamatan Pasien.
Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
g. Benar Informasi
25
1. Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/ pengobatan harus
dikomunikasikan pada pasien & atau keluarganya,
2. Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar,
3. Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
4. Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien,
26
14. Jika dokter tidak dapat datang untuk memperbaiki resep apoteker/asisten
apoteker/ perawat dapat mengubah resep dokter dengan memberi
catatan nama dokter dan waktu (tanggaldan jam) dilakukannya konfirmasi,
15. Jika dalam menulis resep dokter/ perawat terdapat lebih dari 2 (dua)
coretan maka harus diganti dengan lembar resep baru,
16. Jika dokter / perawat dalam menulis tanggal pada resep harus diganti
dengan resep baru.
27
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1. HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik
2. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik
28
8. Penilaian pasien jatuh pada anak, dewasa dan geriatri
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko jatuh
pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
29
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
30
1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. Jas
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja
c. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye
shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
d. Buanglah sampah pada tempatnya.
e. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
f. Dilarang merokok
BAB VIII
31
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu
produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada
pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-
langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung
sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan
terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu
dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan
kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
BAB IX
32
PENUTUP
33