Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

“TEORI KEPERAWATAN
MENURUT DOROTHEA OREM”

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah “Teori Keperawatan Menurut Dorothea
Orem” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan penulis tentang Teori
Keperawatan Menurut Dorothea Orem. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi penulis maupun orang yang ikut membacanya. Sebelumnya penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Banda Aceh, 12 Oktober


2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. 1


DAFTAR ISI ........................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 3
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................ 4
1.3 TUJUAN....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6
2.1 BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM .............................................. 6
2.2 DEFINISI KEPERAWATAN ......................................................... 7
2.3 KEYAKINAN DAN NILAI – NILAI ................................................. 8

2.4 TUJUAN....................................................................................... 9
2.5 KONSEP UTAMA ........................................................................ 10
2.6 ASUMSI DASAR......................................................................... 14

2.7 PERNYATAAN – PERNYATAAN TEORITIS ............................... 14


2.8 KERANGKA KERJA .................................................................... 22
2.9 PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI
DOROTHEA E. OREM ................................................................ 26
2.10 KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI
DOROTHEA E. OREM ................................................................ 30
BAB III PENUTUP ................................................................................. 31
3.1 KESIMPULAN.............................................................................. 31
3.2 SARAN ........................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 32

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya
harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan
demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah
dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap
situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam
praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori
tersebut akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan,
misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih
pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang
berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya.
Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang
holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu
memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model
“self care” yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971
dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps of
Practice Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu
kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units
(keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai
lanjutan dari tiga hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care,
teori self care deficit dan teori nursing system. Dalam pandangan orem,
bahwa setiap orang mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya secara mandiri. Tapi pada situasi tertentu kemampuan itu tidak

3
bisa tampil, disinilah teori orem akan menjelaskan bahwa, kebutuhan
manusia apapun kondisinya adalah sama, tergantung bagaimana individu
memenuhi kebutuhan itu. Bila kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka
tidak akan ditemukan masalah, berbeda dengan orang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhanya makan akan mengalami deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami
setiap klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori
merupakan sebagai agen yang mampu membantu klien dalam
mengembalikan peranya sebagai self care agency. Sistem yang di bangun
dari tiga teori utama ini mampu menghasilkan kolaborasi pelayanan
keperwatan yang unik, tidak hanya dari prosesnya, tapi juga dari hasilnya
akan mampu membuat klien mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan
pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki
pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu
pada pelayanan terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap
individu agar mampu melakukannya secara mandiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Siapa Dorothea Elizabeth Orem?
 Bagaimana Konsep Model Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem?
 Apa saja Model Konsep Keperawatan Orem?
 Apa saja teori Keperawatan Orem?
 Bagaimana Teori System Keperawatan Orem?
 Apa tujuan dari Keperawatan model Orem?
 Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan Orem?

1.3 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memberikan pemahaman tentang Theory “Self Care Defisit” oleh
Dorothea E. Orem dalam lingkup pelayanan keperawatan

4
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan Riwayat hidup Dorothea E. Orem
2. Menjelaskan secara umum tentang “Self Care Defisit”
3. Menjelaskan “Theory Self Care Defisit” dalam lingkup
komponen paradigma keperawatan

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM


Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore,
Maryland. Orem adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Dorothea E.
Orem memulai karir keperawatannya sejak terdaftar sebagai siswa di
Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus
Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di
Universitas Katolik di Amerika sebagai asisten direktur.
Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat,
perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai
konsultan (1970). Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen
kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada
proyek pelatihan keperawatan. Tahun 1959 konsep perawatan Orem
dipublikasikan pertama kali. Tahun 1965 Orem bergabung dengan
Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan
komunitas. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan
keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan
disiplin keperawatan. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerika tentang teori keperawatan. Selanjutnya Orem mengembangkan
konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan dipulikasikan
dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971). Tahun 1980
mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas
pada keluarga, kelompok dan masyarakat. Tahun 1985 mempublikasikan
buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu : Theory self care, theory
self care deficit, theory system keperawatan.
Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di
Savannah, USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia
keperawatan telah kehilangan seorang ahli dan dianggap sebagai orang

6
terpenting serta memiliki wawasan yang sangat luas di bidang
keperawatan. Dalam bidang keperawatan dapat dikatakan bahwa ahli
Keperawatan dari Amerika, Dorothea E Orem, termasuk salah seorang
yang terpenting diantara orang yang mengembangkan pandangan dalam
bidang Keperawatan.
Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem:
a. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan
pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada
proyek pelatihan keperawatan.
b. Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.
c. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika
membentuk model teori keperawatan komunitas.
d. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan
keperawatan yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan
dan disiplin keperawatan.
e. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
f. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita
Katolik Amerika tentang teori keperawatan.
g. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan
(Concept of Pratice tahun 1971)
h. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi
pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
i. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga
teori, yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system
keperawatan.

2.2 DEFINISI KEPERAWATAN


Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang
menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem
menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut
: Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia

7
terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta
penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya
mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit,
atau cidera, dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki
perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat
dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan
berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri
secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu
melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk
mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi
tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang
membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara
individual sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam
pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi
dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari:
a. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
b. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
c. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
d. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
e. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara
istirahat dan aktivitas.
f. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan
interaksi sosial
g. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan
pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
h. Promotion of Normality

2.3 KEYAKINAN DAN NILAI – NILAI

8
Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah
:
a. Individu/Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari
sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
b. Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan
self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup,
integritas struktural, fungsi dan perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.

2.4 TUJUAN
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
a. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk
memenuhi tuntutan self care.
c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan,
oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.

9
d. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan
mandiri secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota
keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model
orem's
yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas
adalah:
a. Aspek interpersonal :
hubungan didalam kelurga
b. Aspek sosial :
hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c. Aspek prosedural :
melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
d. Aspek tehnis :
mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres
secara benar.

2.5 KONSEP UTAMA


a. Universal Self-Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri
atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan
untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi
mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam

10
lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara
umum yaitu :
1. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
2. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
3. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi
dan eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi
social
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan
kesehatan manusia.
8. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan
manusia dalam kelompok social sesuai dengan potensinya
b. Developmental self-care requisites
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan
dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan
hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang
berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:
1. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
2. Terlibat dalam pengembangan diri
3. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan
situasi kehidupan yang mungkin mempengaruhi
perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)
c. Health deviation self-care requisites
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang
sakit atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk
ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang
dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi
sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka
dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.

11
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh,
fisiologi dan psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika
konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi
mental atau autisme), perkembangan individu akan memberikan
dampak baik permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang
warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care
(perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan
terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan
perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari
self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan)
adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-
waktu tertentu.
d. Therapeutic self-care demand
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu
program perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar
pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh
pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
diantaranya :
1. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan
dasar yang dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke
pasien
2. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan
kebutuhan dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa
menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf
kemandiriannya.
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar
diantaranya :

12
1. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien
dan lingkunganya yang mengarah pada gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia
2. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan
yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien,
memanfaatkan segala sumberdaya yang ada disekitar
pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan
dasar pasien semaksimal mungkin.
e. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat
dilakukan pada perawat yang memiliki kemampuan komprehensif,
memahami konsep dasar manusia dan perkembangan manusia
baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)
f. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan
ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara
holistik.
g. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya
perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien
dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau
sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian
kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien
sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan
bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain
h. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam
perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif

13
dan rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semunay
tergantung pada pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tim
tenaga kesehatan utamanya perawat.
i. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan
kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan
pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga
mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah
perawat yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan
profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa
ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat
adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal,
pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan
pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.
j. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan
asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien
secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir
kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
k. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang
dilakukan pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan
tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi
komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan
untuk melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri
klien

2.6 ASUMSI DASAR


Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori
keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :

14
a. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana
pemenuhannya dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun
dari lingkungan
b. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya
c. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa
memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien
secara profesional

2.7 PERNYATAAN – PERNYATAAN TEORITIS


Self-Care Deficit Theory of Nursing yang dikembangkan oleh
Dorothea
Orem terdiri dari tiga teori umum yang saling berkaitan, yaitu :
a. The Theory of Self-Care
Untuk memahami tentang teori perawatan diri, perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai konsep dasar perawatan diri
(self-care), kemampuan perawatan diri (self-care agency), faktor
yang mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning factors), dan
terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand).
Perawatan diri (self-care) adalah pelaksanan aktivitas
individu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Jika
perawatan diri dapat dilakukan dengan efektif, maka dapat
membantu individu dalam mengembangkan potensi dirinya. (Orem,
1991)
Kemampuan perawatan diri (self-care agency) adalah
kemampuan individu untuk terlibat dalam proses perawatan diri.
Kemampuan ini berkaitan dengan faktor pengkondisian perawatan
diri.
Faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic
conditioning factor) yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, status
kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan,

15
kebiasaan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan
ekonomi.
Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care
demand), yaitu tindakan yang dilakukan sebagai bantuan untuk
memenuhi syarat perawatan diri.
Teori self-care tidak terlepas dari syarat perawatan diri (self-
care requisites), yaitu aspek yang menentukan tingkat pemenuhan
perawatan diri. Self-care requisites terdiri dari tiga kategori;
1. Universal self-care requisites
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau
kebutuhan dasar manusia, yaitu :
 Pemeliharaan kebutuhan udara/oksigen,
 Pemeliharaan kebutuhan air,
 Pemeliharaan kebutuhan makanan,
 Perawatan proses eliminasi dan ekskresi,
 Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
 Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi
sosial,
 Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan,
 Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi
dalam hubungan social.
2. Developmental self-care requisites
Berbeda dengan universal self-care requisites,
developmental self-care requisites terbentuk oleh adanya:
 Perbekalan kondisi yang meningkatkan
pengembangan,
 Keterlibatan dalam pengembangan diri,
 Pengembangan pencegahan dari efek yang
mengancam kehidupan.

16
Pengembangan aspek perawatan diri berhubungan dengan
pola hidup individu yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat
tinggalnya.
3. Health deviation self-care requisites
Perawatan diri berkaitan dengan penyimpangan kesehatan.
Timbul akibat adanya gangguan kesehatan dan penyakit.
Hal ini menyebabkan perubahan kemampuan individu dalam
proses perawatan diri.

17
b. The Theory of Self-Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem. Teori
ini mengambarkan kapan keperawatan dibutuhkan. Keperawatan
diperlukan ketika individu tidak mampu atau mengalami
keterbatasan dalam memenuhi syarat perawatan diri yang efektif.
Keperawatan diberikan jika tingkat kemampuan perawatan diri lebih
rendah dibandingkan dengan kebutuhan perawatan diri atau
kemampuan perawatan diri seimbang dengan kebutuhan namun
hubungan deficit dapat terjadi selanjutnya akibat penurunan
kemampuan, peningkatan kualitas dan kuantitas kebutuhan atau
keduanya.

Penjelasan gambar :
Ketika ada kebutuhan untuk merawat diri sendiri dan individu
mampu memenuhi permintaan itu, perawatan diri adalah
mungkin. Jika, di sisi lain, tuntutan lebih besar dari kapasitas
individu atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan itu,
mak akan terjadi ketidakseimbangan dan hal ini disebut
dengan “defisit perawatan diri”.
Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa,
kebutuhan melebihi kemampuan perawatan, kemampuan
sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.

19
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu
dalam proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk
proses tersebut diantaranya; bertindak atau berbuat untuk orang
lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support baik secara
fisik atau psikologis, meningkatkan pengembangan lingkungan
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau memberi
pendidikan pada orang lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima
perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan
dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam
mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan
didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan
total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan
antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan
tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan
lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami
penurunan/defisit perawatan diri.
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan
perawatan diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau
hambatan bila seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi
yang melelahkan seperti stress fisik dan psikologis. Self care deficit
terjadi bila agen self care atau orang yang memberikan perawatan
diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak dapat
memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih memberikan
self care theraupetic. Nursing agency menggunakan kegiatan
gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu dikoordinasi,
dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan
asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang
melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang
asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil
suatu keputusan yang tepat bagi klien.
20
c. The Theory of Nursing System
Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek
keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi
untuk mencapai kebutuhan perawatan diri (self-care demand)
pasiennya dan untuk melindungi dan mengontrol
latihan/pengembangan dari kemampuan perawatan diri pasien
(self-care agency).
Orem (1991) mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem
keperawatan berdasarkan kemampuan pasien dalam mencapai
syarat pemenuhan perawatan diri.
1. Wholly Compensatory System
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh merupakan
suatu tindakan keperawatan dengan memberikan
kompensasi penuh kepada pasien disebabkan karena
ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
keperawatan secara mandiri.
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan
ketika perawat harus menjadi peringan bagi
ketidakmampuan total seorang pasien dalam hubungan
kegiatan merawat yang membutuhkan tindakan
penyembuhan dan manipulasi. Perawat mengambil alih
pemenuhan kebutuhan self caresecara menyeluruh kepada
pasien yang tidak mampu, misal: pada pasien koma atau
pasien bayi.
2. Partly Compensatory System
Sistem penyeimbang sebagian yaitu sistem keperawatan
dalam memberikan perawatan diri kepada pasien secara
sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan
bantuan secara minimal.
Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat
dilakukan oleh pasien dalam memenuhi kebutuhan self care-
21
nya, dijalankan pada saat perawat dan pasien menjalankan
intervensi perawatan atau tindakan lain yang melibatkan
tugas manipulatif atau penyembuhan, misal: pasien usia
lanjut, pasien stroke dengan kelumpuhan.
c. Supportive-Educative System
Sistem yang mendukung/mendidik yaitu tindakan
keperawatan yang bertujuan untuk memberikan dukungan
dan pendidikan agar pasien mampu melakukan perawatan
mandiri. Perawat memberikan pendidikan kesehatan atau
penjelasan untuk memotivasi melakukan self care, tetapi
yang melakukan self care adalah pasien sendiri, misal:
mengajarkan pasien merawat lukannya, mengajarkan
bagaimana menyuntik insulin. Diperlukan pada situasi
dimana pasien harus belajar untuk menjalankan ketentuan
yang dibutuhkan secara eksternal atau internal yang
ditujukan oleh therapeutic self care, namun tidak dapat
melakukan tanpa bantuan. Metode bantuan diantaranya:
tindakan, panduan, pelajaran, dukungan dan memberikan
lingkungan yang membangun.

22
Figure 2.2. Basic nursing systems. (From Orem, D.E.[2001].
Nursing: Concepts of practice [6th ed., p. 351]. St.
Louis: Mosby.)

2.8 KERANGKA KERJA


Self care Kategori self Self care Self Nursing action
Requisites care Requistes agent care
deficit
Universal  Cairan ( ) Elf care Mandiri :
 Makanan Mandiri agency  Support

23
 Proseselimina ( ) < self perawatan diri
si Parsial care  Pengaturan
 Istirahat dan ( ) Total deman latihan dan
tidur d pengembangan
 Interaksi sosial Untuk self care agency
 Pencegahan setiap

dari bahaya kategori Parsial :


 Peningkatan self care Nurse action :
fungsi dan reguisite  Menentukan
perkembanga s kebutuhan self
n manusia care pasien
 Membantu
keterbatasan
self care pasien
 Membantu
pasien sesuai
kebutuhan

Pasien action :
 Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
 Memenuhi

24
kebutuhan
terapetik self
care pasien
 Menkompensasi
ketidakmampua
n paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi
pasien

Development  Mempertahank Mandiri Mandiri :


al an kondisi Partial  Support
lingkungan Total perawatan diri
 Yang  Pengaturan
mendukung latihan dan
perkembangan pengembangan
 Pencegahan self care agency
dari kondisi
yang Parsial :
mengancam Nurse action :
perkembangan  Menentukan
normal kebutuhan self
care pasien
 Membantu
keterbatasan
self care pasien

25
 Membantu
pasien sesuai
kebutuhan

Pasien action :
 Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
 Memenuhi
kebutuhan
terapetik self
care pasien
 Menkompensasi
ketidakmampua
n paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi
pasien

26
Health  Pencarian Mandiri :
deviation terhadap  Support
bantuan medis perawatan diri
 Kesadaran  Pengaturan
terhadap latihan dan
potensi pengembangan
masalah yang self care agency
muncul akibat
dari Parsial :
pengobatan Nurse action :
atau  Menentukan
perawatan kebutuhan self
 Modifikasi care pasien
konsep atau  Membantu
gambaran diri keterbatasan
 Penyesuaian self care pasien
gaya hidup  Membantu
yang dapat pasien sesuai
mendukung kebutuhan
perubahan
status Pasien action :
kesehatan.  Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat

27
Total
 Memenuhi
kebutuhan
terapetik self
care pasien
 Menkompensasi
ketidakmampua
n paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi
pasien

2.9 PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI DOROTHEA E.


OREM
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada
pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat pendekatan dan metode
utama yang digunakan yaitu metode memecahkan masalah secara ilmiah
yang selanjutnya dikenal sebagai proses keperawatan (nursing process).
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga
tahap proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses
teknologi dari praktek keperawatan. Tahapan tersebut meliputi: diagnosa
keperawatan dan persepsi, mendisain sistem keperawatan dan
perencanaan, dan memproduksi dan mengatur sistem keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
28
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan
dibutuhkan. Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan
mengenai perawatan merupakan bentuk kegiatan manajemen
kasus. Didalam diagnosa keperawatan memerlukan telaahan dan
pengumpulan fakta tentang pasien termasuk self care agent dan
therapeutic self-care demand dan hubungan keduannya sehingga
dapat ditetapkan self-care deficit (Orem, 2001). Orem menegaskan
bahwa dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar tujuan
untuk memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan
dan dalam pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga
serta bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan
keperawatan yang dilakukan perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan
pengumpulan data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh
Orem yaitu: Status kesehatan perorangan, persepsi dokter
terhadap kesehatan seseorang, persepsi pasien/individu berkaitan
dengan kesehatan dirinya sendiri, tujuan kesehatan berkaitan
dengan konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan status
kesehatan, kebutuhan pasien/individu terhadap self-care dan
integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-care. Dari data-
data dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam area masing-
masing, yaitu: Universal self-care requisites, developmental
requisites dan health-deviation sel-care requisites serta hubungan
timbal baliknya. Selain data-data tersebut penting juga dikumpulkan
hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, motivasi
dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori
orem dapat disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan
beberapa pertanyaan dan menjawab hal-hal yang berkaitan
dengan: Apakah kebutuhan perawatan therapeutic pasien,
sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien mempunyai
29
self-care demand dan untuk memenuhi therapeutic self-care
demand-nya, apakah sifat dan alasan hal tersebut, apakah pasien
perlu dibantu untuk menahan diri menggunakan self care, apakah
untuk melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan
terapetik, dan apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care
pada periode yang akan datang.
b. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan
pada pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif
dan menentukan cara-cara yang benar dalam membantu self care
pasien. Tahap ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien
dan peran perawat dalam melakukan self care yang dilakukan
dalam memenuhi therapeutic self-care demand, dan mengatur
latihan self-care agency, melindungi dan membantu self care
agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan
dan cara untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan
berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu
saat perawat dengan klien berinteraksi.
c. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan
Di dalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk
menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan. Perawat selama
berinteraksi dengan pasien, dapat melakukan perencanaan dan
kontrol, dan tahap ini mengatur sistem keperawatan serta
menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi
therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan
pengembangan kemampuan akan self-care. Kegiatan-kegiatan
tersebut meliputi: membatu, menuntun, mengarahkan, menstimulus
minat, mendukung, meregulasi, mengkoordinasi dan memonitor
tugas self-care sehingga sistem perawatan dapat berjalan dengan
optimal.
30
Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses
keperawatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Proses
Proses Keperawatan Orem
Keperawatan
1. Pengkajian - Diagnosis dan resep; menentukan mengapa
2. keperawatan diperlukan. menganalisis dan
menafsirkan-melakukan penilaian mengenai
perawatan
- Desain dari sistem keperawatan dan rencana
untuk pengiriman perawatan
- Produksi dan pengelolaan sistem keperawatan

Langkah – 1 Pengumpulan data di enam area:


1. Status kesehatan seseorang
2. Persepsi dokter tentang status kesehatan
seseorang
3. Persepsi individu tentang status kesehatannya
4. Tujuan kesehatan dalam konteks sejarah hidup,
gaya hidup, dan status kesehatan
5. Kebutuhan untuk perawatan diri
6. Kemampuan individu untuk melakukan
perawatan diri
2. Diagnosa Langkah ke – 2 :
Keperawatan dan - Perawat mendesain sistem yang
Perencanaan menyeimbangkan secara keseluruhan atau
beserta Rasional sebagian, atau suportif-edukatif.
- Membawa sebuah organisasi yang baik dari
komponen perawatan diri pasien terapi 'tuntutan
- Pemilihan kombinasi cara untuk membantu yang
lebih efektif dan efisien dalam menyeimbangkan/

31
mengatasi defisit perawatan diri pada pasien
3. Implementasi dan Langkah ke – 3 :
Evaluasi - Perawat membantu pasien atau keluarga dalam
hal perawatan diri untuk mencapai kesehatan dan
dijelaskan dan hasil kesehatan yang terkait.
mengumpulkan bukti-bukti dalam hasil evaluasi
terhadap hasil yang dicapai ditentukan dalam
desain sistem keperawatan
- Tindakan diarahkan oleh komponen etiologi
diagnosis keperawatan
- Evaluasi

2.10 KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI DOROTHEA E. OREM


a. Kekuatan
1. Menyediakan dasar yang komprehensif untuk praktik
keperawatan
2. Memiliki utilitas untuk keperawatan profesional di bidang
kurikulum keperawatan keperawatan praktik, administrasi
keperawatan pendidikan, dan penelitian keperawatan
3. Menentukan saat keperawatan diperlukan
4. Pendekatan perawatan diri nya adalah kontemporer dengan
konsep promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
b. Kelemahan/Keterbatasan
1. Dalam teori sistem secara umum, sistem dipandang sebagai
satu kesatuan, sementara Orem mendefinisikan sistem
sebagai suatu keseluruhan, hal.
2. Kesehatan sering dipandang sebagai sesuatu yang dinamis
dan selalu berubah.
3. Teorinya berorientasi pada penyakit.

32
33
BAB III
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan
sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa
perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan
akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar.
Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori
keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan
asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna
bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan
mereka mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak
mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk
berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan
perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk
dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori
keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
therapeutik.

4.2 SARAN
Dengan mengetahui model - model keperawatan yang ada
diharapkan perawat bisa mengetahiu metode mana yang pantas dan
harus kita terapkan dalam keadaan dan situasi tertentu. Jangan sampai
salah mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu berubah.

34
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing theory: utilization and
application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Alligood, M.R., & Tomey, A.M. (2006). Nursing theory: utilization and
application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Hartweg, D.L. 1991. Dorothea Orem: self-care deficit theory. Newbury
Park, California: Sage Publications, Inc.
Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory.
“Exciting, Realistic, and Usable”. www. Diosav.org. Diunduh 18
Mei 2010
Parker, M.E. 1990. Nursing theories in practice. New York: National
League for Nursing.
Tomey, A,M. 2006. Nursing theorists and their work,6th edition. St, Louis,
Missouri; C.V. Mosby Company

35

Anda mungkin juga menyukai