PENDAHULUAN
Identitas Orangtua
Nama Ayah : Tn.SI
Usia : 31 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMA
Ayah perkawinan ke : 1
Nama Ibu : Ny. MR
Usia : 31 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan Terakhir : SMP
Ibu perkawinan ke : 1
2.2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 20 Desember 2014. Pasien
memeriksakan diri ke Puskesmas pada tanggal 20 Desember 2014
2.2.1. Keluhan Utama
Sesak napas.
Riwayat Saudara-Saudaranya
Hami Kondisi Jenis Sehat/ Umur Sebab
Usia
l ke saat Lahir Persalinan Tidak Meninggal Meninggal
1 Aterm Spontan 7 thn Sehat - -
2 Aterm Spontan 7 bln Sehat - -
2.2.8. Genogram
Keterangan :
= Perempuan = pasien
Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi : 120 x/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi Nafas : 50 x/menit, regular
Suhu : 37,5oC, aksiler
Status gizi :
Berat badan : 6,2 kg
Tinggi Badan : 59 cm
Berdasarkan kurva z-score, status gizi pasien tersebut adalah gizi kurang
Regio Kepala/Leher
a. Bentuk kepala normal, rambut berwarna hitam kecoklatan
b. Ubun-ubun besar cekung (+),ubun-ubun besar cembung (-)
c. Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
sianosis (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)
d. Pernapasasan cuping hidung (-)
e. Faring hiperemis (-)
Regio Thorax
Paru-paru
a. Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris,
retraksi subcostalis (+), pelebaran intercostalis (+).
Jantung
Regio Abdomen
a. Inspeksi : Flat
b. Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
c. Perkusi : Distribusi timpani di keempat kuadran, shifting dulness
(-)
d. Palpasi : Soefl, defans muskular (-), hepar dan lien dalam batas
normal, nyeri tekan abdomen di empat kuadran (-)
Regio Ekstremitas
a. Inspeksi : Edema (-), deformitas (-). Petekie (-), kulit
kemerahan(-)
b. Palpasi : Akral hangat, edema (-), nyeri tekan (-), tonus dan
kekuatan otot normal, refleks patologis (-).
2.5. Penatalaksanaan
2.5.1. Edukasi
- Menjaga agar anak tidak terpapar dengan asap rokok atau polutan udara
lainnya
- Menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan istirahat
yang cukup.
- Menganjurkan ibu untuk meningkatkan asupan gizi pasien, karena pasien
berada dalam kondisi gizi kurang
- Menjalankan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter
- Memantau kondisi anak, bila dalam 3 hari tidak mengalami perbaikan
diharuskan untuk memeriksakan anak kembali
2.5.2. Medikamentosa
Terapi pada saat di Puskesmas
O2 2-3 lpm (di IGD)
Obat Pulang
Kotrimoxazole syr. 2 x 1/2 cth
Ambroxol syr 3 x 1/2 cth
Paracetamol syr 3 x 1/2 cth prn.
2.6. Prognosis
Dubia et bonam.
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
Kadang Hampir
Hampir
Kriteria Pernyataan Kadang tidak
Selalu (2) pernah (0)
(1)
Total 10
Keterangan :
Kesimpulan : Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan fungsi
keluarga sehat
Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
Ada yang memiliki kebiasaan Ada yang memiliki v
merokok kebiasaan merokok
2 Persalinan
Dimana ibu melakukan persalian ditolong oleh v
persalinan bidan
3 Imunisasi v
Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak
imunisasi lengkap lengkap
4 Balita di timbang
Apakah balita ibu sering Di timbang di Puskesmas v
ditimbang ? Dimana ?
5 Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota Setiap anggota terbiasa
v
keluarga memiliki kebiasaan makan pagi sebelum
sarapan pagi? memulai aktivitas
6 Dana sehat / Askes
Apakah anda ikut menjadi Keluarga pasien belum v
peserta jaminan kesehatan memiliki jaminan
kesehatan
7 Cuci tangan
Apakah seluruh anggota Seluruh keluarga tidak
keluarga mempunyai selalu mencuci tangan
kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun
v
menggunakan sabun sebelum sebelum makan dan
makan dan sesudah buang air mengolah makanan
besar ?
8 Sikat gigi
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
memiliki kebiasaan gosok melakukan kebiasaan v
gigi menggunakan odol menggosok gigi dengan
odol.
9 Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
v
melakukan aktivitas fisik atau jarang melakukan
olah raga teratur olahraga
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
Apakah di rumah tersedia Rumah memiliki 1 buah v
jamban dan seluruh keluarga kloset (WC) yang
menggunakannya digabung dengan kamar
mandi
2 Air bersih dan bebas jentik Di rumah menggunakan
Apakah dirumah tersedia air sumber air berasal dari air
bersih dengan tempat/tendon sumur, sumber air v
air tidak ada jentik ? tersebut tampak bersih,
tidak terdapat jentik.
3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Rumah terlihat bekas
tempat sampah? Dan di sampah, tersedia tempat
v
lingkungan sekitar rumah sampah didalam/diluar
tidak ada sampah berserakan? rumah
4 SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL di Tidak ada air limbah
v
sekitar rumah yang menggenang.
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara Ukuran ventilasi lebih v
didalam rumah kurang 1/10 luas lantai
untuk tiap ruangan
6 Kepadatan
Apakah ada kesesuaian Pengukuran kepadatan
rumah dengan jumlah dimana 1 orang penghuni v
anggota keluarga? membutuhkan 2 x2 x 2
meter
7 Lantai
Apakah lantai bukan dari Seluruh lantai rumah dari
v
tanah? kayu
C. Indikator tambahan
1 ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6 Semua anaknya
bulan hanya mendapat ASI mendapatkan asi
v
saja sejak lahir sampai 6 eksklusif.
bulan
2 Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu Semua anggota keluarga
terakhir anggota keluarga mengkonsumsi sayur dan v
mengkonsumsi buah dan buah
sayur?
Jumlah 11 7
Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 10 pertanyaan yang
berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya
masuk dalam klasifikasi SEHAT III.
3.5. Resume Faktor Risiko Keluarga
Faktor Resiko
Rumah:
Ventilasi ada, sudah cukup memadai.
Kepadatan hunian dalam satu rumah tidak
memenuhi standar.
Kondisi ruang tidur pasien yang belum memiliki
plafon yang memadai, sehingga tidak ada yang
menghalangi masukknya udara dari luar
Fisik
Ruang tidur pasien berada di tengah bagian rumah
sehinggga sinar matahari tidak dapat masuk.
Rumah tidur pasien yang digunakan oleh 3 orang
anggota keluarga lainnya sehingga kondisi ruang
tidur menjadi pengap
Terdapat sampah-sampah seperti kaleng yang
berserakan di halaman belakang pasien.
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga ada, yaitu
Biologi
kakak pasien beberapa tahun yang lalu
Tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.
Psiko-sosio-
Pendapatan keluarga cukup.
ekonomi
Kehidupan sosial dengan sekitar cukup baik.
Higiene pribadi cukup.
Pemeliharaan kesehatan di sarana kesehatan
Perilaku
seperti Puskesmas dan mantri.
Kesehatan
Pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehat
di keluarga ini kurang baik.
Pemenuhan kebutuhan primer adalah prioritas
utama, dan untuk alokasi dana kesehatan keluarga
pasien menggunakan mengeluarkan biaya pribadi
Gaya hidup untuk berobat di puskesmas.
Ayah pasien merupakan seorang perokok,
terkadang ayah pasien merokok di dalam rumah.
Status lingkungan
Secara umum, pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehat di keluarga
ini baik, namun kondisi keluarga pasien secara ekonomi yang belum
mencukupi dan kesibukan orang tua laki-laki sehingga belum dapat membuat
kondisi lingkungan tempat tinggal baik untuk ditinggali. Seperti kamar tidur
yang digunakan untuk tidur dan sebagian besar aktivitas pasien yang tidak
terkena sinar matahari langsung, digunakan oleh anggota keluarga yang lain
sehingga memudahkan kuman untuk berkembang di kamar tersbut.
Di lingkungan rumah pasien tidak banyak ruang yang teduh dan cocok untuk
anak seusia pasien untuk beraktifitas atau sekedar dibawa keluar rumah.
Diagnosa Keluarga
Sebuah keluarga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang,
dimana 1 orang diantaranya menderita pneumonia. 1 anggota keluarga lainnya
juga pernah megalami gangguan serupa. Permasalahan yang dihadapi keluarga ini
adalah kondisi tempat tinggal yang masih belum dapat dikatagorikan sebagai
lingkungan hidup yang sehat.
Lingkungan Rumah
- Ruangan tempat tidur pasien - Edukasi untuk membuatkan
3
tampak gelap, tidak terkena sinar jendela untuk masuknya cahaya
matahari langsung matahari didalam rumah
- Edukasi untuk saran dibuatkan
- Tidak adanya plafon atau pembatas
plafon di dalam rumah
pada langit-langit kamar pasien
- Tempat aktifitas pasien dipindah
sehingga bila malam sering masuk
ke ruang tamu/keluarga yang
udara yang sangat dingin
lebih sering terkena sinar matahari
- Kamar pasien yang digunakan - Pembagian tempat istirahat oleh
banyak angggota keluarga dengan
masing-masing anggota keluarga,
ukuran kamar yang relatif kecil
ada sebagian anggota keluarga
yang istirahat diruang keluarga.
Keterangan :
Studi kasus dilakukan pada pasien An. V berusia 7 bulan dengan keluhan
utama sesak napas. Pasien sesak nafas sejak 4 hari sebelum dibawa ke Puskesmas.
Pasien tinggal satu rumah dengan 4 orang anggota keluarganya, saat ini hanya
pasien yang mengalami gejala serupa, namun sebelumnya kakak pasien juga
mengalami keluhan serupa beberap tahun sebelumnnya.
Diagnosis Pneumonia didapatkan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pasien sesak nafas sejak 4 hari sebelum dibawa ke Puskesmas. Sesak
awalnya muncul hanya pada malam hari, tetapi lama kelamaan setiap hari muncul
tanpa dipengaruhi oleh waktu. Sesak biasanya didahului oleh batuk. Batuk sudah
terjadi ± 7 hari (beberapa hari sebelum pasien mulai sesak), batuk muncul tidak
dipengaruhi oleh waktu, berdahak namun dahak sulit untuk dikeluarkan.Selain itu
pasien juga demam 2 hari sebelum dibawa ke Puskesmas. Demam muncul
bertahap, semakin hari badan anak dirasakan semakin panas, tanpa disertai kejang,
menggigil, penurunan kesadaran, meranyau, serta mengigau. Pada pemeriksaan
juga ditemukan adanya tanda-tanda sesak napas yakni frekuensi napas yang
meningkat dan terlihat retraksi pada daerah subcostalis dan intercostalis pada
kedua regio thorax pasien.4
Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit dan
kematian karena pneumonia, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk
memperbesar risiko), pemberian ASI ( ASI eksklusif mengurangi risiko),
suplementasi vitamin A (mengurangi risiko), suplementasi zinc (mengurangi
risiko), bayi berat badan lahir rendah (meningkatkan risiko), vaksinasi
(mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar terutama asap rokok dan asap
bakaran dari dapur (meningkatkan risiko).5 Adapun predisposisi terjadinya
Pneumonia adalah kurang baiknya sirkulasi udara yang didapatkan pada kamar
tidur pasien disertai kurangnnya status gizi yang dimiliki pasien. Dari aktivitas
keluarga yang dilakukan sehari-hari juga didapatkan orang tua pasien yang
merokok di dalam rumah sehingga asap rokok dapat mengganggu pernafasan
pasien. Pasien juga terbiasa untuk tinggal di kamar yang lembab tanpa adanya
sinar mathari langsung.
Pengobatan pada pada pasien ini adalah segera merujuknya ke IGD
Puskesmas agar mendapatkan perawatan untuk melegakan napas pasien yang
semula sesak, di IGD pasien pada awalnya di beri O2 dengan nasal kanul 2-3 lpm,
diberikan antibiotik sebagai terapi kausatif setelah itu diberi obat-obatan
simptomatik untuk mengatasi keluhan yang dirasakan pasien seperti ambroxol,
dan diberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien.4,5
Selain pemberian obat-obatan, penting bagi pasien untuk menghindari
faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit tersebut. Permasalahan dalam
hygiene pribadi dan keluarga, ekonomi dan lingkungan sekitar perlu diatasi.
Pemberian edukasi mengenai penyakitnya yang meliputi penyebab, faktor
predisposisi, cara penularan dan pencegahan serta pengobatannya harus diberikan
pada pasien ini. Selain itu. Edukasi dan motivasi kepada pihak keluarga sangat
dibutuhkan guna mencegah terjadinya kejadian berulang serta meningkatkan
kesadaran kesehatan di dalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA