Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi : 1
Pneumonia lobaris, pneumonia interstisial (bronkiolitis) dan bronkopneumonia
Bronkopneumonia disebut juga sebagai pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai
bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-
anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu
dipertimbangkan. Gejala klinis pneumonia pada anak juga dapat menimbulkan
wheezing, dimana wheezing terjadi selama fase ekspirasi berkepanjangan akibat
lewatnya udara yang cepat melalui saluran udara yang menyempit. Wheezing
pada anak-anak lebih sering daripada orang dewasa karena perbedaan anatomi
saluran nafas. Bronkus pada bayi dan anak-anak lebih kecil, sehingga tahanan
jalan napas perifer lebih tinggi. Sebagai akibatnya, penyakit yang mempengaruhi
saluran udara kecil secara proporsional memiliki dampak lebih besar pada
resistensi saluran napas tersebut.
Menurut UNICEF dan WHO, pneumonia merupakan pembunuh anak
paling utama yang terlupakan (major “forgotten killer of children”). Pneumonia
merupakan penyebab kematian yang lebih tinggi (19%). Setiap tahun, lebih dari
2 juta anak meninggal karena pneumonia. Hampir semua kematian akibat
pneumonia (99,9%), terjadi di negara berkembang dan kurang berkembang (least
developed).2
Di Indonesia, prevalensi pneumonia pada anak adalah 11,2%, dan
mempunyai kontribusi besar terhadap kematian bayi dan anak. Pneumonia
menduduki tempat ke-2 sebagai penyebab kematian bayi dan balita setelah diare,
yaitu sebesar 15,5% dan menduduki tempat ke-3 sebagai penyebab kematian
pada neonatus.3
1.2. Tujuan Penulisan
 Menambah ilmu pengetahuan mengenai penyakit yang dilaporkan.
 Mengkaji ketepatan penegakan diagnosis dan penatalakasanaan terhadap
pneumonia pada anak.
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1. Identitas Pasien


Nama : An. V
Umur : 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Talang Sari RT. 01
Suku : Jawa
Agama : Islam
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara

Identitas Orangtua
Nama Ayah : Tn.SI
Usia : 31 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : SMA
Ayah perkawinan ke : 1
Nama Ibu : Ny. MR
Usia : 31 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan Terakhir : SMP
Ibu perkawinan ke : 1

Tanggal pemeriksaan : 20 Desember 2014

2.2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 20 Desember 2014. Pasien
memeriksakan diri ke Puskesmas pada tanggal 20 Desember 2014
2.2.1. Keluhan Utama
Sesak napas.

2.2.2. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien sesak nafas sejak 4 hari sebelum dibawa ke Puskesmas. Sesak
awalnya muncul hanya pada malam hari, tetapi lama kelamaan setiap hari muncul
tanpa dipengaruhi oleh waktu. Ibu pasien juga mendengar suara aneh pada nafas
anaknya. Sesak juga tidak dipengaruhi posisi tidur pasien. Selain itu sesak
diperparah apabila pasien batuk. Sesak biasanya didahului oleh batuk. Batuk
sudah terjadi ± 7 hari (beberapa hari sebelum pasien mulai sesak), batuk muncul
tidak dipengaruhi oleh waktu, berdahak namun dahak sulit untuk dikeluarkan.
Pasien sering muntah ketika pasien batuk bertambah hebat. Biasanya yang pasien
muntahkan sesuai dengan apa yang dimakan/minum sebelumnya.
Selain itu pasien juga demam 2 hari sebelum dibawa ke Puskesmas. Demam
muncul bertahap, semakin hari badan anak dirasakan semakin panas, tanpa
disertai kejang, menggigil, penurunan kesadaran, meranyau, serta mengigau.
Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan. Kejang ketika demam (-), pilek
(-), perubahan suara (-), mimisan (-). BAB cair (-).
Pasien pernah mempunyai keluhan sesak sebelumnya. Sesak juga dialami
pasien pada pasien berumur 5 bulan. Sesak yang dialami pasien sebelumnya
dirasakan mirip dengan sesak yang dialami pasien sekarang. Namun pasien segera
dibawa ke puskesmas dan membaik setelah beberapa hari setelah diberi obat dari
puskesmas.
Saat ini tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa,
namun menurut keterangan yang diberikan oleh orang tua pasien, kakak pasien
dulu mempunyai keluhan serupa ketika kakak pasien masih kecil. Keluhan yang
dirasakan ialah batuk yang hebat disertai sesak napas berulang ketika kakak
pasien masih berusia sekitar 1 tahun.
Pasien tinggal dirumah bersama orang tua dan kaka pasien. Pasien tinggal
pada lokasi yang tidak berdekatan pada sumber polusi atau sebagainnya. Namun
dirumah biasanya ayah pasien merokok di dalam rumah dan sering mengganggu
pasien.
2.2.3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mempunyai keluhan sesak sebelumnya. Sesak juga dialami
pasien pada pasien berumur 5 bulan. Sesak yang dialami pasien sebelumnya
dirasakan mirip dengan sesak yang dialami pasien sekarang. Namun pasien segera
dibawa ke puskesmas dan membaik setelah beberapa hari setelah diberi obat dari
puskesmas.

2.2.4. Riwayat Penyakit Keluarga


Kakak pasien dulu mempunyai keluhan serupa ketika kakak pasien masih
kecil. Keluhan yang dirasakan ialah batuk yang hebat disertai sesak napas
berulang ketika kakak pasien masih berusia sekitar 1 tahun.

2.2.5. Riwayat Pemeliharaan Kehamilan


Ibu memeriksakan kehamilan di POSYANDU secara teratur tiap 1 kali
sebulan selama kehamilan. Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan.
Riwayat perdarahan selama kehamilan tidak ada. Riwayat konsumsi obat-obatan
hanya penambah zat besi dan vitamin yang diberikan oleh petugas kesehatan di
POSYANDU.

2.2.6. Riwayat Persalinan


Pasien lahir pada tanggal 17 Mei 2014. Pasien merupakan anak laki-laki
kandung dari ibu dengan P2A0 , usia kehamilan 9 bulan, lahir secara spontan,
ditolong oleh bidan di rumah sakit. Saat lahir, bayi langsung menangis dengan
berat badan lahir 2.500 gram dan panjang badan 41 cm.

2.2.7. Riwayat Pemeliharaan Postnatal


a. Periksa di : Pasien rutin memeriksakan diri selama 3x
dalam 3 bulan di POSYANDU
b. Kesehatan anak : Baik
c. Keluarga berencana : Tidak
2.2.8. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak :
a. Berat badan lahir : 2.500 gram
b. Panjang badan lahir : 41 cm
c. Berat badan sekarang : 6,2 kg
d. Panjang badan sekarang : 59 cm
e. Gigi keluar : 7 bulan
f. Tersenyum : 2 bulan
g. Miring : 2,5 bulan
h. Tengkurap : 3 bulan
i. Duduk : belum
j. Merangkak : belum
k. Berdiri : belum
l. Berjalan : belum dapat berjalan
m. Berbicara dua suku kata : belum
n. Masuk TK : belum
o. Masuk SD : belum

Riwayat Makan dan Minum Anak :


a. ASI : 0 bulan – 7 bulan
b. Susu sapi/buatan : tidak diberikan
Jenis susu : -
Frekuensi : ASI kira-kira 5 kali sehari,
tergantung bila bayi lapar
c. Buah : dari umur 2 bulan
d. Bubur susu : 3 bulan

Riwayat Imunisasi Dasar


Imunisasi Usia saat imunisasi
I II III IV Booster I Booster II
BCG (+) //////////// //////////// //////////// //////////// ////////////
Polio (+) (+) (+) (+)
Campak (-) //////////// //////////// //////////// ////////////
DPT (+) (+) (+) ////////////
Hepatitis B (+) (+) (+) (+)

Riwayat Saudara-Saudaranya
Hami Kondisi Jenis Sehat/ Umur Sebab
Usia
l ke saat Lahir Persalinan Tidak Meninggal Meninggal
1 Aterm Spontan 7 thn Sehat - -
2 Aterm Spontan 7 bln Sehat - -

2.2.8. Genogram

Keterangan :

= Perempuan = pasien

= Laki-Laki = tinggal serumah

= memiliki riwayat serupa


2.3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 20 Desember 2014

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Composmentis, GCS E4V5M6

Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi : 120 x/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi Nafas : 50 x/menit, regular
Suhu : 37,5oC, aksiler

Status gizi :
Berat badan : 6,2 kg
Tinggi Badan : 59 cm

Berdasarkan kurva z-score, status gizi pasien tersebut adalah gizi kurang
Regio Kepala/Leher
a. Bentuk kepala normal, rambut berwarna hitam kecoklatan
b. Ubun-ubun besar cekung (+),ubun-ubun besar cembung (-)
c. Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
sianosis (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)
d. Pernapasasan cuping hidung (-)
e. Faring hiperemis (-)

Regio Thorax
Paru-paru
a. Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris,
retraksi subcostalis (+), pelebaran intercostalis (+).

b. Palpasi : Pergerakan dada simetris, raba fremitus simetris.

c. Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

d. Auskultasi : Suara napas simetris, rhonki (-/-), wheezing (-/-).

Jantung

a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

b. Palpasi : Ictus cordis teraba pada midclavicula line ICS V sinistra

c. Perkusi : Batas jantung kanan : parasternal line dekstra, batas


jantung kiri : midclavicula line ICS V sinistra

d. Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Regio Abdomen
a. Inspeksi : Flat
b. Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
c. Perkusi : Distribusi timpani di keempat kuadran, shifting dulness
(-)
d. Palpasi : Soefl, defans muskular (-), hepar dan lien dalam batas
normal, nyeri tekan abdomen di empat kuadran (-)
Regio Ekstremitas
a. Inspeksi : Edema (-), deformitas (-). Petekie (-), kulit
kemerahan(-)
b. Palpasi : Akral hangat, edema (-), nyeri tekan (-), tonus dan
kekuatan otot normal, refleks patologis (-).

2.4. Diagnosis Kerja


Pneumonia

2.5. Penatalaksanaan
2.5.1. Edukasi
- Menjaga agar anak tidak terpapar dengan asap rokok atau polutan udara
lainnya
- Menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan istirahat
yang cukup.
- Menganjurkan ibu untuk meningkatkan asupan gizi pasien, karena pasien
berada dalam kondisi gizi kurang
- Menjalankan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter
- Memantau kondisi anak, bila dalam 3 hari tidak mengalami perbaikan
diharuskan untuk memeriksakan anak kembali
2.5.2. Medikamentosa
Terapi pada saat di Puskesmas
 O2 2-3 lpm (di IGD)
 Obat Pulang
 Kotrimoxazole syr. 2 x 1/2 cth
 Ambroxol syr 3 x 1/2 cth
 Paracetamol syr 3 x 1/2 cth prn.

2.6. Prognosis
Dubia et bonam.
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA

3.1. Identitas Keluarga


No. Keterangan I. Kepala Keluarga II. Pasangan
1. Nama Tn. SI Ny. MR
2. Umur 31 tahun 31 tahun
3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Status
4. Menikah Menikah
perkawinan
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Jawa Jawa
7. Pendidikan SMA SMP
Swasta (Supir Tambang Batu Ibu Rumah Tangga Rumah
8. Pekerjaan
Bara) Tangga
Alamat
9. Jln. Talang Sari RT.01 Gang Rambo
lengkap

3.2. Anggota Keluarga


Anggota Hub. Stt. Serumah
No. Usia Pekerjaan
Keluarga Klrg. Nikah Ya Tdk Kdg
1. Tn. SI 31 th Swasta Kepala Menikah Ya - -
keluarga
2. Pasien 37 th IRT Ibu Menikah Ya - -
3. An. V 8 th Pelajar Anak Belum Ya - -
kandung menikah
4. Nn. V 8 bln - Anak Belum Ya - -
Kandung Menikah

3.3. Status Fisik, Sosial, Ekonomi Keluargan dan Lingkungan

No. Ekonomi Keluarga Keterangan

1. Luas tanah 4 x 7 meter


2. Luas Bangunan 4 x 6 meter
3. Pembagian ruangan Rumah ialah rumah kontrakan berupa
rumah bangsalan, dengan 1 kamar
tamu/ruang keluarga, 1 kamar tidur, 1
dapur, dan 1 kamar mandi
4. Besarnya daya listrik 550 Watt
5. Tingkat pendapatan keluarga :
a. Pengeluaran rata-rata per bulan Rp 1.700.000,00
Bahan makanan :
- Beras Rp 150.000,00
- Lauk/ikan, sayur Rp 750.000,00
- Air minum Rp 50.000,00
Diluar bahan makanan
- Pendidikan Rp 100.000,00
- Kesehatan Rp 100.000,00
- Listrik Rp. 50.000,00
- Air -
- Sewa Rumah Rp 500,000,00

b. Penghasilan keluarga/bulan Rp 3.000.000,00


No. Perilaku Kesehatan

1. Pelayanan promotif/preventif Puskesmas


2. Pemeliharaan kesehatan anggota Puskesmas
keluarga lain
3. Pelayanan pengobatan Puskesmas dan mantri

4. Jaminan pemeliharaan kesehatan -


No Pola Makan Keluarga

1. Anggota keluarga Makan 3 kali sehari (pagi, siang dan


malam). Nasi, lauk pauk, buah-
buahan.
2. Pasien Makan 5 kali sehari bubur “Cerelac”,
ASI bila pasien haus
No. Aktivitas Keluarga
1. Aktivitas fisik
a. Ayah Bekerja sebagai sales olympic,
aktivitas dilakukan dari pukul 08.00-
18.00.
b. Ibu Ibu Pasien bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga, aktifitas terpusat
pada pagi hari untuk mempersiapkan
makanan, mencuci pakaian dan
membersihkan rumah.
c. Anak Bersekolah dan bermain di dalam dan
di luar rumah.
d. Pasien Pasien biasa bangun pukul 06.00,
setelah itu sarapan yang diberikan ibu
pasien, pasien biasa bermain-main
dengan mainan hingga pukul 11.00,
setelah itu pasien tidur siang hingga
pukul 14.00, setelah itu pasien
bermain kembali hingga malam hari.
2. Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga
melaksanakan ibadah sholat 5 waktu.
No. Lingkungan
1. Sosial Hubungan dengan lingkungan sekitar
baik
2. Fisik/Biologik :
Perumahan dan fasilitas Sederhana
Luas tanah 4 x 7 meter
Luas bangunan 4 x 6 meter
Jenis dinding terbanyak Plywood
Jenis lantai terluas Kayu
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi bergabung dengan WC
dan tempat mencuci pakaian.
Sarana Pembuangan Air Limbah Melalui saluran air ke parit belakang
rumah.

Sumber air sehari-hari Air sumur gali.


Sumber air minum Air sumur yang direbus
Pembuangan sampah Sampah dikumpulkan menjadi satu
plastik kemudian dibuang ke tempat
pembuangan sampah di daerah
tersebut.
3 Lingkungan kerja
- Ayah Di luar rumah.
- Ibu Di dalam dan di luar rumah.
- Anak Di dalam dan di luar rumah.
- Pasien Lebih dominan di dalam rumah

PENILAIAN APGAR KELUARGA

Kadang Hampir
Hampir
Kriteria Pernyataan Kadang tidak
Selalu (2) pernah (0)
(1)

Adaptasi Saya puas dengan keluarga


saya karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan sesuai dengan √
seharusnya

Kemitraan Saya puas dengan keluarga


saya karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi √

Pertumbuhan Saya puas dengan kebebasan √


yang diberikan keluarga saya
untuk mengembangkan
kemampuan yang saya miliki

Kasih sayang Saya puas dengan kehangatan √


dan kasih sayang yang
diberikan keluarga saya

Kebersamaan Saya puas dengan waktu yang √


disediakan keluarga untuk
menjalin kebersamaan

Total 10

Keterangan :

Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat

Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat

Total skor ≤ 5= Fungsi keluarga sakit

Kesimpulan : Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan fungsi
keluarga sehat

3.4. Pola Hidup Bersih dan Sehat Keluarga

Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
Ada yang memiliki kebiasaan Ada yang memiliki v
merokok kebiasaan merokok
2 Persalinan
Dimana ibu melakukan persalian ditolong oleh v
persalinan bidan
3 Imunisasi v
Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak
imunisasi lengkap lengkap
4 Balita di timbang
Apakah balita ibu sering Di timbang di Puskesmas v
ditimbang ? Dimana ?
5 Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota Setiap anggota terbiasa
v
keluarga memiliki kebiasaan makan pagi sebelum
sarapan pagi? memulai aktivitas
6 Dana sehat / Askes
Apakah anda ikut menjadi Keluarga pasien belum v
peserta jaminan kesehatan memiliki jaminan
kesehatan
7 Cuci tangan
Apakah seluruh anggota Seluruh keluarga tidak
keluarga mempunyai selalu mencuci tangan
kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun
v
menggunakan sabun sebelum sebelum makan dan
makan dan sesudah buang air mengolah makanan
besar ?

8 Sikat gigi
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
memiliki kebiasaan gosok melakukan kebiasaan v
gigi menggunakan odol menggosok gigi dengan
odol.
9 Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Seluruh anggota keluarga
v
melakukan aktivitas fisik atau jarang melakukan
olah raga teratur olahraga
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
Apakah di rumah tersedia Rumah memiliki 1 buah v
jamban dan seluruh keluarga kloset (WC) yang
menggunakannya digabung dengan kamar
mandi
2 Air bersih dan bebas jentik Di rumah menggunakan
Apakah dirumah tersedia air sumber air berasal dari air
bersih dengan tempat/tendon sumur, sumber air v
air tidak ada jentik ? tersebut tampak bersih,
tidak terdapat jentik.
3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Rumah terlihat bekas
tempat sampah? Dan di sampah, tersedia tempat
v
lingkungan sekitar rumah sampah didalam/diluar
tidak ada sampah berserakan? rumah
4 SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL di Tidak ada air limbah
v
sekitar rumah yang menggenang.
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara Ukuran ventilasi lebih v
didalam rumah kurang 1/10 luas lantai
untuk tiap ruangan
6 Kepadatan
Apakah ada kesesuaian Pengukuran kepadatan
rumah dengan jumlah dimana 1 orang penghuni v
anggota keluarga? membutuhkan 2 x2 x 2
meter
7 Lantai
Apakah lantai bukan dari Seluruh lantai rumah dari
v
tanah? kayu
C. Indikator tambahan
1 ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6 Semua anaknya
bulan hanya mendapat ASI mendapatkan asi
v
saja sejak lahir sampai 6 eksklusif.
bulan
2 Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu Semua anggota keluarga
terakhir anggota keluarga mengkonsumsi sayur dan v
mengkonsumsi buah dan buah
sayur?
Jumlah 11 7

Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 10 pertanyaan yang
berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya
masuk dalam klasifikasi SEHAT III.
3.5. Resume Faktor Risiko Keluarga

Faktor Resiko

Rumah:
 Ventilasi ada, sudah cukup memadai.
 Kepadatan hunian dalam satu rumah tidak
memenuhi standar.
 Kondisi ruang tidur pasien yang belum memiliki
plafon yang memadai, sehingga tidak ada yang
menghalangi masukknya udara dari luar
Fisik
 Ruang tidur pasien berada di tengah bagian rumah
sehinggga sinar matahari tidak dapat masuk.
 Rumah tidur pasien yang digunakan oleh 3 orang
anggota keluarga lainnya sehingga kondisi ruang
tidur menjadi pengap
 Terdapat sampah-sampah seperti kaleng yang
berserakan di halaman belakang pasien.
 Riwayat penyakit serupa dalam keluarga ada, yaitu
Biologi
kakak pasien beberapa tahun yang lalu
 Tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.
Psiko-sosio-
 Pendapatan keluarga cukup.
ekonomi
 Kehidupan sosial dengan sekitar cukup baik.
 Higiene pribadi cukup.
 Pemeliharaan kesehatan di sarana kesehatan
Perilaku
seperti Puskesmas dan mantri.
Kesehatan
 Pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehat
di keluarga ini kurang baik.
 Pemenuhan kebutuhan primer adalah prioritas
utama, dan untuk alokasi dana kesehatan keluarga
pasien menggunakan mengeluarkan biaya pribadi
Gaya hidup untuk berobat di puskesmas.
 Ayah pasien merupakan seorang perokok,
terkadang ayah pasien merokok di dalam rumah.

 Pasien biasa beraktifitas di dalam rumah, aktifitas


Lingkungan yang biasa dilakukan ialah bermain dengan ibu
Aktifitas pasien. Pasien jarang dibawa keluar rumah ketika
bermain.

3.6. Diagnosa Keluarga (Resume Masalah Kesehatan)


Status Kesehatan dan Faktor Risiko (Individu, Keluarga dan Komunitas)
 Secara umum, pengetahuan pola hidup bersih dan sehat keluarga ini masih
kurang, namun dalam pemeliharaan higiene pribadi pasien sudah cukup baik.

Status Upaya Kesehatan (Individu, keluarga dan komunitas)


 Tidak memiliki jaminan kesehatan.
 Pemeriksaan kesehatan dilakukan di Puskesmas.
 Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama untuk berobat.

Status lingkungan
 Secara umum, pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehat di keluarga
ini baik, namun kondisi keluarga pasien secara ekonomi yang belum
mencukupi dan kesibukan orang tua laki-laki sehingga belum dapat membuat
kondisi lingkungan tempat tinggal baik untuk ditinggali. Seperti kamar tidur
yang digunakan untuk tidur dan sebagian besar aktivitas pasien yang tidak
terkena sinar matahari langsung, digunakan oleh anggota keluarga yang lain
sehingga memudahkan kuman untuk berkembang di kamar tersbut.
 Di lingkungan rumah pasien tidak banyak ruang yang teduh dan cocok untuk
anak seusia pasien untuk beraktifitas atau sekedar dibawa keluar rumah.

Diagnosa Keluarga
Sebuah keluarga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang,
dimana 1 orang diantaranya menderita pneumonia. 1 anggota keluarga lainnya
juga pernah megalami gangguan serupa. Permasalahan yang dihadapi keluarga ini
adalah kondisi tempat tinggal yang masih belum dapat dikatagorikan sebagai
lingkungan hidup yang sehat.

3.8. Rencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan

No. Masalah kesehatan Pengobatan/Tindakan

1. Individu Diagnosis kerja pada pasien ini adalah


Pneumonia. Tindakan yang dilakukan pada pasien
ini adalah edukasi mengenai penyakitnya, cara
pencegahannya, serta mengenai terapi
farmakologisnya. Adapun terapi farmakogis yang
diberikan pada pasien ini adalah :
Terapi IGD Puskesmas Lempake
 O2 2-3 lpm
 Obat Pulang
 Kotrimoxazole syr. 2 x 1/2 cth
 Ambroxol syr 3 x 1/2 cth
 Paracetamol syr 3 x 1/2 cth prn.

2 Keluarga Edukasi yang dilakukan pada keluarga ialah


mengenai penyakitnya yakni:
- Pneumonia merupakan masalah kesehatan yang
cukup berat, sehingga diharapkan kejadiannya
tidak terulang kembali.
- Pneumonia merupakan masalah kesehatan yang
biasa disebabkan kondisi sirkulasi udara tempat
tinggal yang tidak baik
- Ayah pasien dilarang untuk merokok apabila di
dalam rumah
- Tepat istirahat pasien dipindah, dari ruang tidur
yang gelap dan tidak terkena sinar matahari ke
ruangan yang memiliki ventilasi dan penerangan
sinar matahari yang lebih baik.
-Edukasi juga dilakukan untuk menangani
kondisi pasien yang statu gizinya berada pada
gizi kurang
- Pemberian makanan penambah seperti
pengenalan makan seperti bubur dan buah
- peningkatan intensitas pemberian ASI oleh ibu
pada anak.

3.9. Perawatan Masalah Kesehatan Keluarga

Masalah Tindakan Perawatan (Promotif, Preventif, Protektif)


Kesehatan Individu Keluarga Komunitas
Pneumonia  Edukasi serta  Edukasi mengenai  Edukasi mengenai
pemberian terapi penyakit penyakit Pneumonia
farmakologis Pneumonia seperti seperti tanda dan
terkait dengan tanda dan gejala. gejala.
penyakit yang  Edukasi mengenai  Edukasi mengenai
dideritanya, pentingnya perilaku pentingnya perilaku
pola hidup bersih pola hidup bersih dan

dan sehat serta sehat serta

pentingnya kondisi pentingnya kondisi


tempat tinggal yang tempat tinggal yang
memadai. memadai.
3.11. Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah
Skor Upaya
Masalah
Awal Penyelesaian
Fungsi Biologis
- Pasien menderita penyakit - Edukasi mengenai penyakit dan
4
pneumonia yang apabila tidak pencegahan melalui upaya
ditangani dengan tepat akan penyuluhan serta perubahan pola
menyebabkan kematian. asuh anak
- Peningkatan asupan gizi pasien
- Status gizi pasien yang berada
yang diberikan oleh orang tua
dalam kondisi gizi kurang
pasien
Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan
kebutuhan - Motivasi keluarga untuk
- Pendapatan keluarga pas - pasan menyisihkan sedikit uangnya
3
untuk keperluan yang mendesak.
- Tidak adanya jaminan kesehatan
- Motivasi anak-anak pasien agar
yang dapat digunakan keluarga
tidak terlalu boros.
pasien
- Motivasi keluarga pasien untuk
mengurus jaminan kesehatan
Faktor Perilaku Kesehatan
Keluarga - Edukasi tentang pentingnya aktivitas
4
- Pola asuh, dimana anak lebih sering di luar rumah terutama diruangan
di dalam kamar yang terkena sinar matahari.

- Edukasi dan motivasi agar keluarga


pasien lebih sering untuk
membersihkan kamar tidur, dan
menjemur ambal tempat tidur

- Edukasi orang tua pasien agar tidak


- Orang tua pasien yang sering
merokok di dalam rumah karena
merokok di dalam rumah
asap dari rokok tersebut dapat
terhirup oleh anaknya

- Memberikan edukasi agar pasien


- Pemberian asupan gizi pada pasien diberikan asupan gizi lebih banyak
hanya ketika pasien lapar dan dilakukan secara teratur dan
rutin.

- Pemberian tambahan susu formula


untuk mencukupi kebutuhan gizi
pasien

Lingkungan Rumah
- Ruangan tempat tidur pasien - Edukasi untuk membuatkan
3
tampak gelap, tidak terkena sinar jendela untuk masuknya cahaya
matahari langsung matahari didalam rumah
- Edukasi untuk saran dibuatkan
- Tidak adanya plafon atau pembatas
plafon di dalam rumah
pada langit-langit kamar pasien
- Tempat aktifitas pasien dipindah
sehingga bila malam sering masuk
ke ruang tamu/keluarga yang
udara yang sangat dingin
lebih sering terkena sinar matahari
- Kamar pasien yang digunakan - Pembagian tempat istirahat oleh
banyak angggota keluarga dengan
masing-masing anggota keluarga,
ukuran kamar yang relatif kecil
ada sebagian anggota keluarga
yang istirahat diruang keluarga.

Keterangan :

 Skor 1 = tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi


 Skor 2 = keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, hanya ada keinginan;
penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider
 Skor 3 = keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang
belum dimanfaatkan; penyelesaian masalah dilakukan sebagian oleh provider
 Skor 4 = keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya; masih tergantung
pada upaya provider
 Skor 5 = dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga
BAB IV
PEMBAHASAN

Studi kasus dilakukan pada pasien An. V berusia 7 bulan dengan keluhan
utama sesak napas. Pasien sesak nafas sejak 4 hari sebelum dibawa ke Puskesmas.
Pasien tinggal satu rumah dengan 4 orang anggota keluarganya, saat ini hanya
pasien yang mengalami gejala serupa, namun sebelumnya kakak pasien juga
mengalami keluhan serupa beberap tahun sebelumnnya.
Diagnosis Pneumonia didapatkan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Pasien sesak nafas sejak 4 hari sebelum dibawa ke Puskesmas. Sesak
awalnya muncul hanya pada malam hari, tetapi lama kelamaan setiap hari muncul
tanpa dipengaruhi oleh waktu. Sesak biasanya didahului oleh batuk. Batuk sudah
terjadi ± 7 hari (beberapa hari sebelum pasien mulai sesak), batuk muncul tidak
dipengaruhi oleh waktu, berdahak namun dahak sulit untuk dikeluarkan.Selain itu
pasien juga demam 2 hari sebelum dibawa ke Puskesmas. Demam muncul
bertahap, semakin hari badan anak dirasakan semakin panas, tanpa disertai kejang,
menggigil, penurunan kesadaran, meranyau, serta mengigau. Pada pemeriksaan
juga ditemukan adanya tanda-tanda sesak napas yakni frekuensi napas yang
meningkat dan terlihat retraksi pada daerah subcostalis dan intercostalis pada
kedua regio thorax pasien.4
Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit dan
kematian karena pneumonia, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk
memperbesar risiko), pemberian ASI ( ASI eksklusif mengurangi risiko),
suplementasi vitamin A (mengurangi risiko), suplementasi zinc (mengurangi
risiko), bayi berat badan lahir rendah (meningkatkan risiko), vaksinasi
(mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar terutama asap rokok dan asap
bakaran dari dapur (meningkatkan risiko).5 Adapun predisposisi terjadinya
Pneumonia adalah kurang baiknya sirkulasi udara yang didapatkan pada kamar
tidur pasien disertai kurangnnya status gizi yang dimiliki pasien. Dari aktivitas
keluarga yang dilakukan sehari-hari juga didapatkan orang tua pasien yang
merokok di dalam rumah sehingga asap rokok dapat mengganggu pernafasan
pasien. Pasien juga terbiasa untuk tinggal di kamar yang lembab tanpa adanya
sinar mathari langsung.
Pengobatan pada pada pasien ini adalah segera merujuknya ke IGD
Puskesmas agar mendapatkan perawatan untuk melegakan napas pasien yang
semula sesak, di IGD pasien pada awalnya di beri O2 dengan nasal kanul 2-3 lpm,
diberikan antibiotik sebagai terapi kausatif setelah itu diberi obat-obatan
simptomatik untuk mengatasi keluhan yang dirasakan pasien seperti ambroxol,
dan diberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien.4,5
Selain pemberian obat-obatan, penting bagi pasien untuk menghindari
faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit tersebut. Permasalahan dalam
hygiene pribadi dan keluarga, ekonomi dan lingkungan sekitar perlu diatasi.
Pemberian edukasi mengenai penyakitnya yang meliputi penyebab, faktor
predisposisi, cara penularan dan pencegahan serta pengobatannya harus diberikan
pada pasien ini. Selain itu. Edukasi dan motivasi kepada pihak keluarga sangat
dibutuhkan guna mencegah terjadinya kejadian berulang serta meningkatkan
kesadaran kesehatan di dalam keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bennete M.J. 2013. Pediatric Pneumonia. Diunduh pada tanggal 09 Maret


2013. http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview.

2. Unicef/WHO. 2006. Penumonia The Forgotten Killer of Children.

3. Suardi AU, Bratasena A, Supriyatno B, Setyanto DB, Sulani F, Djahir H,


Djelantik IGG, Sundoro J, Pritasari K, Said M, Weber M, Kaswandani N,
Soedjatmiko. 2009. Situational Analysis of Acute Respiratory Infection s in
Children in Indonesia. Jakarta.

4. Kementrian Kesehatan Indonesia, 2008. Buku Manajemen Terpadu Balita


Sakit (MTBS). KemenKes RI, Jakarta

5. Rahajoe, Nasiti, Supriyatno Bambang, Setyanto Darmawan Budi, 2013, Buku


Ajar Rspirologi Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai