Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CUCI TANGAN DAN BATUK EFEKTIF

Disusun Oleh:
Mahasiswa Praktik di Ruang 28

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


208
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kesehatan
Sasaran : SLE (Lupus Eritematosus Sistemik)
Waktu : 30 menit
Hari, tanggal : 18 Oktober 2018
Tempat : Ruang 28 RSUD Dr.Saiful Anwar Malang
Pembicara : Mahasiswa

A. Analisa Situasi
1) Peserta Penyuluhan
a. Pasien dan keluarga di ruang 28
b. Kooperatif dan mampu berkomunikasi dengan baik.
2) Penyuluh
a. Mampu menyampaikan materi tentang SLE (Lupus Eritematosus Sistemik)
b. Mampu menjadi vocal point bagi audiens, saat menyampaikan materi sehingga
audiens tidak bosan.
3) Ruangan
a. Ruang 28 RSUD Dr.Saiful Anwar
b. Situasi, kondisi dan sarana prasarana mendukung untuk dilakukan penyuluhan.

B. Tujuan Instruksional Umum


1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dan
memahami tentang Mampu menyampaikan materi tentang SLE (Lupus
Eritematosus Sistemik)
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang SLE (Lupus Eritematosus
Sistemik) diharapkan audien dapat:
a. Menyebutkan Pengertian Lupus
b. Menyebutkan Penyebab Lupus
c. Menyebutkan Tanda dan Gejala Penyakit Lupus
d. Menjelaskan Pencegahan Lupus
C. Pokok Bahasan
SLE (Lupus Eritematosus Sistemik)
D. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian Lupus
b. Penyebab Lupus
c. Tanda dan Gejala Penyakit Lupus
d. Pencegahan Lupus

E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Kegiatan
1. Mengucapkan Ceramah 1 Menit
salam
Pembukaan 2. Memperkenalkan 1. Menjawab
diri salam
3. Menanyakan 2. Memperhatikan
keadaan audien 3. Menjawab
4. Menjelaskan tujuan pertanyaan
pertemuan 4. Memperhatikan
5. Menjelaskan 5. Memperhatikan
kontrak waktu 6. Menjawab
6. Menggali semampu
pengetahuan pengetahuan
tentang cuci tangan audien
7. Menggali
pengetahuan
tentang SLE
Pelaksanaan Penyampaian Materi
1. Menjelaskan
kepada audien
Memperhatikan
tentang pengertian
dan mengajukan Ceramah
SLE
pertanyaan tentang dan tanya 15 menit
2. Menjelaskan pada
materi yang belum jawab
audien tentang
dimengerti
penyebab SLE
3. Menjelaskan pada
audien tentang
tanda dan gejala
SLE
4. Menjelaskan pada
audien tentang
pencegahan SLE
Penutup 1. Mengevaluasi
pengetahuan
audience dan
1. Menjawab
menanyakan
pertanyaan
kembali tentang
2. Memperhatikan
materi yang sudah Tanya
3. Memperhatikan 1 Menit
dijelaskan oleh Jawab
4. Mendengarkan
pemateri.
Menjawab
2. Membuat
salam
kesimpulan
3. Menutup
penyuluhan

F. Metode
Metode promosi kesehatan yang digunakan adalah:
1. Cerita
2. Ceramah
3. Tanya jawab

G. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan promosi kesehatan antara lain:
1. Leaflet
2. LCD
3. Speaker

H. Strategi Instruksional
1) Menanyakan klien sejauh mana klien memahami tentang SLE
2) Penjelasan materi
3) Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman klien
I. Evaluasi
Evaluasi dalam bentuk tanya jawab yang diberikan pada klien dan dibantu oleh
keluarganya

J. Sumber

Black, J.M. & Hawks, J.H., 2014. Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk
Hasil yang Diharapkan. Singapura: Elsevier.

Hurst, M., 2015. Belajar Mudah Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Noor, Z., 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Reynolds, J.A. & N, B.I., 2013. Overview of the Management of Systemic Lupus
Erithematosus. (2).

Roviati, E., 2013. Systemic Lupus Erithematosus (SLE): Kelainan Autoimun Bawaan Yang
Langka dan Mekanisme Molekulnya. Jurnal Scientiae Educatia Edisi 1, 2.

Suddarth, B.a., 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth Edisi 12. Jakarta:
EGC.

Utomo, W.N., 2012. Hubungan Antara Aktivitas Penyakit Dengan Status Kesehatan pada
Pasien LES di RSUP dr. KARIADI Semarang. Semarang: Wicaksono N. Utomo.

Akua, N., 2015. Exercising with lupus. [Online] Available at: HYPERLINK
"http://lupusuk.org.uk" [Accessed Selasa Sepetember 2018].

Indonesia, P.R., 2011. Diagnosis dan pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik., 2011.

Indonesia, Y.L., 2011. Systemic Lupus Erythematosus. [Online] Available at: HYPERLINK
"http://yayasanlupusindonesia.org/category/buku-lupus" [Accessed Selasa September
2018].

M., J. & Setiawan D.I, 2015. Apa dan Bagaimana Penyakit Lupus? In Sistemik Lupus
Eritematosus. Yogyakarta: Gosyen Publising.

K. Materi
Terlampir
MATERI

A. Pengertian penyakit Lupus

Lupus Eritematosus Sistemik, istilah lupus, dalam bahasa latin berarti


serigala, untuk menggambarkan berbagai macam kelainan kulit pada masa
lampau. Deskripsi klinis ruam yang kemudian diketahui sebagai lupus
dilakukan oleh Biett pada tahun 1833. Penghargaan diberikan pada Kaposi
untuk penjabaran sifat penyakit, termasuk demam, penurunan berat badan,
limfadenopati, dan gangguan mental. Pengertian patogenensis lupus
eritomatesus (LE) dan factor antinuclear (Black, et al., 2014).

Penyakit Lupus secara umum merupakan kelainan yang bersifat kronik


pada masalah imunitas tubuh. Manusia memiliki sistem kekebalan tubuh
yang berfungsi untuk menyerang benda asing, virus, bakteri atau kuman
yang dapat menyebabkan penyakit. Tetapi, pada penderita penyakit Lupus,
sistem kekebalan yang harusnya berfungsi sebagai pelindung tubuh
mengalami kelainan. Tubuh tidak dapat membedakan antara benda asing
yang harus dimusnahkan dengan jaringan tubuh sendiri yang bermanfaat
untuk kelangsungan hidup.

Akibatnya, yang diserang adalah jaringan tubuh sendiri dan


menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti pada paru-paru, darah,
kulit, ginjal, otak, jantung, dan lainnya. Kerusakan pada organ tubuh vital
selanjutnya menyebabkan penderita Lupus yang disebut Odapus semakin
lemah dan sakit.

B. Tanda dan Gejala Penyakit

Adapun tanda dan gejala penyakit Lupus ialah :

1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya


gangguan pencernaan.
2. Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang
berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan
pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
3. Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua
pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam
merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh,
menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala
penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala
saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan
oleh penyakit Lupus ini
5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan.

C. Penyebab Penyakit Lupus


1. Faktor Genetik : Tidak diketahui gen atau gen – gen apa yang menjadi
penyebab penyakit tersebut, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai
keluarga dekat ( orang tua atau kaka adik ) yang juga menderita lupus, 5%
bayi yang dilahirkan dari penderita lupus terkena lupus juga, bila kembar
identik, kemungkinan yang terkena Lupus hanya salah satu dari kembar
tersebut.

2. Faktor lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya :


infeksi, stress, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan
penisilin), cahaya ultra violet (matahari) dan penggunaan obat – obat
tertentu.

3. Faktor hormon, dapat menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih


sering terkena penyakit lupus dibandingkan dengan laki-laki. Meningkatnya
angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau
selama masa kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon, khususnya
ekstrogen menjadi penyebab pencetus penyakit Lupus. Akan tetapi hingga
kini belum diketahui jenis hormon apa yang menjadi penyebab besarnya
prevalensi lupus pada perempuan pada periode tertentu yang menyebabkan
meningkatnya gejala Lupus masih belum diketahui.

4. Faktor sinar matahari adalah salah satu kondisi yang dapat


memperburuk gejala Lupus. Diduga oleh para dokter bahwa sinar matahari
memiliki banyak ekstrogen sehingga mempermudah terjadinya reaksi
autoimmune. Tetapi bukan berarti bahwa penderita hanya bisa keluar pada
malam hari. Pasien Lupus bisa saja keluar rumah sebelum pukul 09.00 atau
sesudah pukul 16.00 dan disarankan agar memakai krim pelindung dari
sengatan matahari. Teriknya sinar matahari di negara tropis seperti
Indonesia, merupakan faktor pencetus kekambuhan bagi para pasien yang
peka terhadap sinar matahari dapat menimbulkan bercak-bercak kemerahan
di bagian muka.kepekaan terhadap sinar matahari (photosensitivity) sebagai
reaksi kulit yang tidak normal terhadap sinar matahari.

D. Cara Mencegah Penyakit Lupus

Karena penyakit ini menyerang bagian kulit sebaiknya hindari terpaan sinar
matahari secara langung dan berkelebihan. Selain itu anda juga harus
berganti pola hidup anda dengan pola hidup sehat seperti olah raga yang
teratur mengganti menu makanan anda dengan di banyaki sayuran dan
buah-buahan. Dalam makanan sendiri anda juga harus memperhatikan
kandungannya, untuk lebih baiknya sebaiknya konsumsi makanan yang
mengandung banyak vitamin D dan protein. Selain itu waspadai juga
penyakit yang menyerang bagian pencernaan, namun karena penyakit ini
termasuk penyakit genetik sehingga ada juga yang di sebabkan oleh
keturunan. Secara ringkas, dapat disebutkan cara pencegahan penyakit
Lupus ialah :

1. Menghindari stress
2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
3. mengurangi beban kerja yang berlebihan
4. menghindari pemakaian obat tertentu.

E. Diagnosa Lupus
Jika seseorang diduga menderita lupus, maka perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk membuktikan diagnosa tersebut.
Pemeriksaan laboratorium juga berguna untuk memastikan alat tubuh apa
saja yang terkena. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah antinuclear
antibody (ANA) dan anti-double stranded DNA (drDNA) dan anti-smith
antibodies (Sm). Pemeriksaan laboratorium akan dipadukan dengan
pemeriksaan klinis dokter untuk menyatakan apakah menderita lupus atau
tidak dan seberapa jauh kerusakan alat tubuh yang terjadi akibat lupus.

F. Pencetus Lupus Kambuh

Lupus dapat dicetuskan oleh paparan sinar matahari dan infeksi. Jika
lupus kambuh akan timbul kemerahan pada wajah atau kulit lainnya dan
kemudian terjadi pula gangguan pada alat tubuh-alat tubuh lainnya.
Terkadang lupus dicetuskan oleh kehamilan dna persalinan. Oleh karena itu
penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika tidak dapat menghindari
paparan sinar matahari, terkena infeksi (misalnya: batuk pilek yang tidka
sembuh-sembuh), sewaktu hamil dan akan menjalani persalinan.

G. Mengobati Lupus

Pengobatan lupus tergantung dari berat-ringannya dan alat tubuh


mana yang terkena. Untuk itu diperlukan pemeriksaan medis secara berkala.
Jika terdapat gejala ringan dapat diberikan obat anti inflamasi non steroid
(OAINS) dan anti malaria (seperti Chloroquine). Jika terdapat gejala yang
berat dab beresiko mengancam jiwa, maka diberikan Steroid (seperti
Prednison, Metilprednisolon) dan obat imunosupresif (seperti azathioprine,
cyclophosphamide, mycophenolate mofetil dan cyclosporine).
Obat-obat tersebut memang berguna untuk mengobati lupus, tetapi
mempunyai beberapa

efek samping. Efek samping yang ditimbulkan beragam dari ringan sampai
berat dan terkadang baru dirasakan setelah jangka waktu lama.

H. Efek samping yang sering dirasakan

1. Nyeri ulu hati


2. Mual dan kadang disertai muntah
3. Tekanan darah tinggi
4. Berat badan meningkat
5. Muka menjadi bulat
6. Osteoporosis
7. Rambut rontok
8. Meningkatnya resiko infeksi (misalnya: tuberkulosis)
9. Setelah perbaikan, maka dosis dan jenis oabat akan dikurangi secara
bertahap.

Anda mungkin juga menyukai