Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS DAUR HIDUP PRODUK BERBASIS INDUSTRI KREATIF SUBSEKTOR

KERAJINAN DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK


(STUDI KASUS : PRODUK INDUSTRI MARMER DAN ONIX TULUNGAGUNG)

Nurma Anita, Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjidirdjo, M.Eng.


Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: nurmaanita@yahoo.com ; santoso@ie.its-sby.edu

Abstrak

Industri marmer dan onix Tulungagung merupakan salah satu industri kreatif berbasis kerajinan
yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu ciri khas daerah. Namun permasalahan
yang sering terjadi adalah tingkat penjualan produk tertentu yang semakin lama semakin
mengalami penurunan karena UKM tidak memahami mendalam mengenai dinamika persaingan
produk yang ada. Kajian daur hidup produk diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif produk marmer dan onix Tulungagung Tujuannya agar pembuat kebijakan
mampu menentukan strategi yang sesuai dengan tahapan daur hidup produk sehingga
meningkatkan keuntungan terutama pada tahapan kedewasaan. Metodologi penelitian yang
digunakan adalah sistem dinamis, sebab sistem yang dikaji bersifat dinamis dan
interdepensi,dimana akan berpengaruh terhadap lama setiap tahapan daur hidup suatu produk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui pola daur hidup produk marmer dan onix.
Strategi peningkatan kontribusi pembinaan UKM, teknologi dan pemasaran berpengaruh
terhadap nilai peningkatkan penjualan terutama tahapan kedewasaan dan mampu
memperpanjang tahapan ini. Dengan kata lain ada pengaruh antara konstribusi yang diberikan
stakeholder terhadap daur hidup produk.
Kata kunci : Industri Marmer dan Onix, Daur Hidup Produk, Sistem Dinamik

Abstract
Tulungagung’s onix and marble industry is one of the craft-based creative industries that have the
potential to be developed as one of regional unique characteristic. But the problem often occurs is
the decreasing of sales level of certain products because UKM don’t have a deep understanding of
the dynamical competition of existing product. Study of the product life cycle is needed to provide
comprehension abaout dynamical competition of Tulungagung’s onix and marbel industry, so that
policymaker can determine appropriate strategies in every phase of product life cycle, that will
increase profits, especially at the maturity phase. The research methodology used is dynamic
system, because the system reviewed is dynamic and has interdependensi, which will affect in
duration of every phase’s life cycle of a product.
Based on the research, product life cycle of onix and marble is discovered. Enhancement of UKM
development’s contribution, technology, and marketing strategy can increase sales, especially on
maturity phase, and extend this phase. In other words there is influence between the contribution
given by the stakeholders of the product life cycle.

Keyword: Tulungagung’s onix and marble industry, product life cycle, system dynamic
1. Pendahuluan Usulan-usulan perbaikan untuk
Dari beberapa sektor industri yang memperpanjang tahapan kedewasaan, karena
tergolong industri kreatif, industri kerajinan merupakan tahapan untuk mendapatkan
merupakan salah satu industri kreatif yang keuntungan yang optimal, sangat dibutuhkan
turut diperhitungkan kontribusinya dalam terutama terkait dengan kreativitas desain serta
peningkatan ekonomi kreatif (Departemen variasi teknologi yang memadai karena
Perdagangan,2007). Dilihat secara fungsi, menjadi ujung tombak untuk industri kreatif .
produk industri berbasis kerajinan merupakan Suatu pembangunan dan integrasi dari masing-
kebutuhan tersier saja dengan konsumen masing faktor khususnya peran dan fungsi
tertentu saja sehingga penyerapan produk ke stakeholder yang terlibat dalam industri ini
pasar menjadi cukup kesulitan dan kurun akan mampu memberikan suatu solusi dan
waktu yang lama. Hal ini menjadi tantangan penyelesaian terhadap permasalahan yang
tersendiri untuk para pemilik UKM kerajinan terjadi. Pendekatan yang dilakukan adalah
termasuk UKM marmer dan onix Tulungagung dengan menggunakan simulasi sistem dinamik.
Dalam menghadapi persaingan dengan Tujuan dari sistem dinamik tersebut adalah
perusahaan lainnya yang memiliki kesamaan untuk mensimulasikan kemampuan industri
bidang usaha, UKM marmer dan onix marmer dan onix Tulungagung untuk bertahan
Tulungagung selalu berupaya untuk dan mengetahui gambaran daur hidup produk
meningkatkan kualitas serta memberikan dengan mengkaitkan integrasi antar variabel
pelayanan yang memuaskan. Beberapa faktor pendukungnya, dalam hal ini adalah hubungan
yang mempu menunjang untuk peningkatan antar stakeholder-nya. Dari hasil penelitian
kualitas dan perbaikan akan tetapi ada maka dapat dilihat variabel apa saja yang
beberapa permasalahn yang dihadapi. paling berpengaruh terhadap daur hidup
produk berbasis industri kreatif ini dan dari
Permasalahan sebagian besar terkait analisa tersebut dapat dijadikan suatu bahan
dengan faktor internal, yaitu pengembangan pertimbangan variabel yang dipilih dan
ide inovasi dan kreativitas para pengrajin ditingkatkan sehingga akan didapatkan suatu
dalam sisi hilirnya dan pemilik UKM sebagai kebijakan untuk meningkatkan eksistensi
pengelola yang kurang mampu untuk membuat industri marmer dan onix Tulungagung untuk
suatu strategi pemasaran yang sesuai untuk ke depannya.
produknya. Tetapi jika dilihat lebih luas, hal Adapun batasan yang digunakan dalam
ini berhubungan pula dengan faktor–faktor penelitian ini adalah sampel UKM berdasar
eksternal, meliputi kurangnya pengetahuan dari rekomendasi pihak Disperindag
teknologi, konstribusi pemerintah, dan Tulungagung. Beberapa data untuk sistem
perbankan. dinamik didasarkan pada data teoritis bukan
Produk industri marmer dan onix primer. Stakeholder yang dimodelkan hanya
Tulungagung menunjukkan eksistensinya di stakeholder inti, yaitu pihak pemerintah
dunia bisnis dalam beberapa periode terakhir, daerah, pemilik UKM, dan pengrajin.
namun hal tersebut tidak menjadi tolak ukur Penelitian hanya menampilkan alternatif
satu-satunya tentang tercapainya tujuan skenario tanpa implentasi pada sistem riilnya.
perusahaan dari jangka panjang , bukan hanya Pada penelitian ini, kebijakan dari Dinas
pada pencapaian laba, tetapi juga pada Perindustrian dan Perdagangan saat ini
kelangsungan hidup suatu perusahaan, dijadikan sebagai skenario awal untuk proses
sehingga perlu untuk mengetahui posisi produk simulasi dan dipergunakan untuk menentukan
marmer dan onix Tulungagung dengan skenario lanjutan serta akan dapat diputuskan
menggunakan analisis daur hidup produk agar kebijakan yang baru nantinya.
mampu menetapkan strategi sesuai tahapan Secara keseluruhan akan mampu
produk. Strategi pemasaran produk pada memberikan suatu bahan pertimbangan atas
masing – masing tahapan itu berbeda, maka evaluasi kebijakan pemerintah saat ini yang
kesalahan manajemen dalam membaca tahapan berpengaruh langsung terhadap
produk berdasarkan daur hidup produk akan keberlangsungan industri marmer dan onix
fatal dan berdampak terhadap kehancuran Tulungagung dalam rangka peningkatan nilai
usaha yang sedang dijalankan oleh perusahaan.
pertumbuhan ekonomi dari industri marmer maps merupakan tahap pengembangan
dan onix untuk masa mendatang. terhadap variabel-variabel yang telah disusun
dalam model konseptual menjadi model sistem
2. Metodologi Penelitian yang benar-benar disesuaikan dengan perilaku
Pada bagian ini akan dijelaskan secara sistem aktual. Formulasi model simulasi
lebih rinci mengenai metode penelitian, yang meliputi langkah-langkah yang terkait dengan
meliput kerangka berpikir atau prosedur penggambaran model secara metodologis yang
penelitian, instrumen penelitian atau perangkat, digunakan untuk me-replikasi permasalahan
serta langkah-langkah yang kami gunakan dari industri marmer dan onix Tulungagung.
dalam melakukan penelitian ini. Tahap Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan
identifikasi merupakan tahap peneliti untuk antara lain : spesifikasi dari struktur model,
mengetahui objek penelitian dan literatur mengestimasikan parameter, hubungan timbal
penunjang, meliputi pemahaman terhadap balik, dan initial conditions, serta menguji
kondisi existing di sentra industri marmer dan konsistensi model, apakah sesuai dengan
onix Tulungagung, perumusan masalah, tujuan dan batasan yang telah diberikan.
perumusan tujuan, studi literatur, dan Setelah model sistem dinamis dibuat,
pengumpulan data. Pemahaman terhadap selanjutnya dilakukan uji verifikasi dan
kondisi existing di sentra industri marmer dan validasi untuk memastikan bahwa model
onix Tulungagung dilakukan untuk simulasi yang dibuat telah benar secara logis
memperoleh gambaran mengenai sistem yang dan dapat merepresentasikan kondisi riil
ada, seperti stakeholder yang berperan dalam sistemnya. Setelah diperoleh hasil dari simulasi
industri marmer di wilayah tersebut, kondisiexisting, selanjutnya dilakukan simulasi
permasalahan-permasalahan yang terjadi, dan untuk skenario pengembangan yang telah
hal-hal lain yang diperlukan untuk dirancang. Skenario dalam simulasi sistem
memperoleh gambaran umum penelitian. dinamis ini dilakukan untuk mengetahui
Tahap identifikasi kondisi existing ini dampak perubahan kontribusi stakeholder yang
dilakukan melalui observasi langsung dan menunjukkan adanya hubungan antara daur
melalui penelitian-penelitian yang pernah ada hidup produk insutri marmer dan onix Tulung
sebelumnya. Studi literatur merupakan agung dengan perubahan nilai kontribusi yang
pengkajian terhadap literatur buku, jurnal dan ada.
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Hasil pengolahan data kemudian
konsep daur hidup produk,sentra industri dianalisa dan diintepretasikan lebih mendalam.
marmer dan onix Tulungagung, permodelan Dengan analisa dan interpretasi ini akan
sistem dinamis, dan beberapa metode lain yang diketahui pengaruh masing-masing konsep
mendukung. Pada tahap pengumpulan data, skenario pengembangan terhadap daur hidup
langkah yang dilakukan meliputi identifikasi produk marmer dan onix terutama terhadap
variabel industri marmer dan onix perubahan tingkat penjualan optimal pada
Tulungagung, identifikasi produk unggulan, tahapan kedewasaan. Sementara langkah akhir
serta penggalian data primer dan sekunder dari keseluruhan tahapan yang dilakukan
yang berkaitan dengan variabel di dalam adalah menarik kesimpulan serta memberikan
sistem. saran. Dari kesimpulan yang diambil akan
Tahap berikutnya yang dilakukan adalah dapat dilihat mengenai hal-hal apa saja yang
tahap permodelan sistem. Secara umum, tahap telah diperoleh dari keseluruhan tahapan serta
ini terbagi menjadi tahap penyusunan model dapat mencapai tujuan awal dari penelitian
konseptual dan model dinamis. Penyusunan tugas akhir. Selain itu, dalam langkah akhir ini
model konseptual dilakukan untuk juga akan diberikan saran-saran untuk
memberikan gambaran secara umum mengenai penyusunan penelitian yang sejenis.
simulasi sistem dinamis yang akan dilakukan. 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Sedangkan untuk tahap permodelan sistem 3.1 Identifikasi Sistem Industri Marmer
dinamis, beberapa langkah yang dilakukan dan Onix Tulungagung
meliputi penyusunan stock and flow maps,
formulasi model simulasi, pengujian, dan Identifikasi sistem bertujuan untuk
simulasi skenario. Penyusunan stock and flow mengetahui elemen elemen yang terlibat
didalam sistem dan hubungan nyata antar
elemen tersebut. Pengidentifikasian elemen- 3. Pemerintah
elemen diharapkan dapat digunakan dalam Pemerintah merupakan institusi yang
pemodelan sistem, sehingga dapat banyak berperan dalam perumusan
mencerminkan kondisi real sistem. kebijakan yang dapat mempengaruhi
3.1.1 Pelaku Sistem Industri Marmer dan keberlangsungan dan perkembangan sentra.
Onix Tulungagung Instansi pemerintahan yang banyak
Pelaku sistem ada dua jenis yaitu berhubungan dengan sentra industri marmer
pelaku inti dan pendukung. Pelaku inti dan onix Tulungagung,
merupakan yang berhubungan dengan proses 4. Institusi pendukung
produksi dan distribusi sedangkan pendukung Institusi ini merupakan institusi selain
adalah pelaku yang membuat kebijakan diluar pemerintahan yang memiliki kontribusi
sistem industri marmer dan onix seperti terhadap keberlangsungan dan
koperasi,perbankan dan pemerintah. Fokus perkembangan sentra industri marmer dan
penelitian ini terdiri atas kelompok pengrajin, onix Tulungagung. Berikut ini adalah jenis
UKM, dan Pemerintah. Penetapan jumlah institusi pendukung dalam sentra yaitu
sampel didasarkan atas rekomendasi dari Dinas perbankan dan pihak preguruan tinggi.
Perindustrian dan Perdagangan Tulungagung 3.1.2 Kontribusi Pelaku Pendukung dalam
kerena kerutinan pelaporan kondisi usaha Sentra
pelaku industri marmer dan onix Tulungagung. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan
Berikut ini adalah penjelasan masing- melalui wawancara terhadap beberapa pelaku
masing pelaku industri yang terlibat dalam di dalam sentra serta penggalian data dengan
industri marmer dan onix Tulungagung : pengisian kuisioner kepada pihak expert
1. Industri Inti diperoleh informasi mengenai kontribusi dari
a. Pengrajin Pemerintah dan instirusi pendukung. Secara
Pengrajin dalam industri marmer dan onix umum, dalam penelitian ini kontribusi dari
berperan sebagai pihak yang mengubah Pemerintah dan institusi pendukung
bahan baku batu marmer dan onix menjadi dikelompokkan menjadi empat aspek, yaitu
sebuah karya seni bernilai tinggi dengan aspek keuangan, teknologi, pembinaan dalam
basis kreativitas. hal ini adalah pengembangan SDM, dan
b. UKM inti pemasaran.
UKM inti merupakan pelaku industri Berikut ini penjelasan singkat tentang
marmer dan onix Tulungagung yang kontribusi Pemerintah dan institusi pendukung
berperan sebagai perantara produk yang terkait dengan industri marmer dan onix
dihasilkan pengrajin ke distributor Tulungagung :
selanjutnya. 1. Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini adalah
Tabel 3. 1. Jumlah unit kerja dan Tenaga kerja
pemerintah pusat yaitu Dinas Perindustrian dan
Desa UNIT TENAGA KERJA Perdagangan Jawa Timur serta pemerintah
Besole 80 4800 daerah dalam ini adalah Dinas Perindustrian
Gamping 56 3360 dan Perdagangan Tulungagung dan Dinas
Tanggung Gunung 20 1200 Koperasi dan UMKM. Kontribusi pemerintah
Wates 35 2100 terhadap sentra industri industri marmer dan
Pelem 16 960 onix Tulungagung adalah keuangan, teknologi
(sumber :BPS,2009) dan pembinaan..
2. Industri pendukung 2. Lembaga keuangan
Industri pendukung merupakan industri Lembaga keuangan banyak memberikan
mendukung proses produksi industri inti kontribusi dalam hal keuangan khususnya
dalam hal penyediaan bahan baku. permodalan usaha. Namun, besarnya
• Industri penyedia bahan baku batu kontribusi dari lembaga keuangan dipengaruhi
marmer oleh kebijakan kredit UKM yang diberikan
• Industri penyedia bahan baku olahan oleh pemerintah.
marmer 3. Perguruan Tinggi
• Industri aksesoris pelengkap Kontribusi perguruan tinggi diberikan
dalam bentuk melakukan penelitian yang
bermanfaat khususnya dalam bidang teknologi dengan mempelajari data sekunder dan
dan mensosialisasikannya terhadap industri brainstorming dengan beberapa pihak terkait.
terkait, sehingga dapat meningkatkan kualitas Selain itu, identifikasi variabel juga dilakukan
SDM dan kualitas produk yang dihasilkan. dengan studi literatur. Sehingga didapatkan
Gambaran detail mengenai nilai variabel-variabel yang memiliki interaksi atau
kontribusi dari masing-masing institusi hubungan sebab akibat terhadap industri
pendukung dalam empat aspek yang marmer dan onix Tulungagung.
dituangkan secara kuantitatif ditunjukkan Variabel yang diidentifikasi berdasarkan
dalam tabel 3.2. Angka yang ditunjukkan kajian yang dilakukan Tabucannon (1998)
dalam bentuk indeks kontribusi skala 0 sampai menyebutkan beberapa aspek yang
5 menggambarkan besarnya peranan institusi berhubungan dengan daur hidup produk dan
yang dirasakan oleh industri di dalam sentra. lebih mengarah kepada peningkatan market
Tabel 3. 2Kontribusi Pelaku Pendukung share. Daur hidup produk yang disebutkan
indikator dalam penelitian tersebut adalah daur hidup
No STAKEHOLDER
Keuangan Teknologi Pembinaan Pemasaran untuk general product. Berikut ini
Pemerintah Pusat
1
Disperindag Jatim
2 2 2 1 penggambaran aspek-aspeknya secara garis
Pemerintah Daerah besar:
2 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 1 2 2 1
Dinas UKM dan Koperasi a. Aspek Pemasaran
Lembaga Penelitian
3 ITS 0 1 0 0 Pemasaran dalam hal ini lebih terkait
Perguruan Tinggi Lainnya dengan bagaimana bentuk promosi yang
Institusi Pendukung Lainnya
5 Bank 2 0 0 0 dilakukan oleh perusahaan untuk
Koperasi meningkatan potensial konsumen dalam
3.1.3 Analisis Produk Unggulan membeli produk.
Produk yang dijadikan penelitian b. Aspek Kualitas
merupakan jenis produk yang relatif stabil Kualitas merupakan salah satu parameter
diproduksi serta memperhatikan dari segi yang diperhitungkan dalam keputusan
tingkat kreativitas dan keunikan produk konsumen untuk membeli produk.
sebagai dasar keinginan konsumen untuk Perbaikan kualitas produk diimbangi
membeli. Berdasarkan hasil observasi yang dengan peningkatan cost.
dilakukan diperoleh bahwa produk meubel c. Aspek Kreativitas
meja inlay Tulungagung berpotensi untuk Untuk beberapa jenis produk tertentu
dikembangkan dengan melihat bahwa tingkat motif atau desain menjadi salah satu
pertumbuhan kebutuhan property baik alasan untuk membeli produk. Semakin
Indonesia dan luar negeri terhadap produk berjalan waktu aspek desain berubah-ubah
Indonesia yang semakin meningkat setiap atau biasa disebut trend.
tahunnya (sumber: www.danareksa-research). d. Aspek Pertimbangan Harga.
Produk meubel jenis ini mempunyai keunikan Persepsi harga yang dianggap sesuai oleh
tersendiri dari segi motif, corak, warna serta konsumen merupakan hal yang perlu
bentuknya. Produk meubel yang dijadikan dikaji bagi produsen untuk menentukan
amatan adalah jenis meja bundar, persegi dan harga jual mereka
orthogonal ukuran sedang (120 cm). Produk ini e. Aspek Teknologi
merupakan jenis produk yang memiliki tingkat Teknologi merupakan penggerak produksi
permintaan cukup tinggi dibandingkan produk dalam perusahaan. Semakin baik dari segi
jenis lainnya kreativitas dan kualitas maka produk akan
lama berada di pasaran dan daur hidup
3.2 Identifikasi Variabel
lebih panjang tahapan kedewasaannya.
Setelah mengetahui dan melakukan
f. Aspek Finansial
pengkajian dan identifikasi elemen dalam
Kemampuan investasi didapatkan ketika
sistem maka dilakukan langkah selanjutnya
tingkat laba yang didapatkan perusahaan
yaitu mengidentifikasi variabel . Hal ini
juga meningkat.
dilakukan untuk mendefiniskan variabel-
Berdasarkan beberapa aspek diatas serta
variabel mana yang berpengaruh dalam daur
dihubungkan dengan parameter daur hidup
hidup produk industri marmer dan onix
produk dari kajian Kementerian Koperasi
Tulungagung. Identifikasi variabel dilakukan
UMKM 2002 seperti pada tabel 3.4 maka 3.3 Konseptualisasi Model
dilakukan penyesuaian serta pendefinisian
Model konseptual digunakan untuk
variabel untuk mewakili aspek-aspek di atas.
memberikan gambaran secara umum mengenai
Sehingga parameter yang dijadikan
simulasi sistem dinamis yang akan dilakukan.
sebagaimana parameter keberlanjutan daur
Konseptualisasi model ini akan ditunjukkan
hidup produk industri kreatif yaitu :
dalam bentuk boundary chart, input output
1. Jumlah penjualan
diagram, dan causal loop diagram.
Ketika terdapat indikasi bahwa nilai
penjualan mengalami penurunan berarti 3.3.1 Pembatasan Model (Model Boundary
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan Chart)
produk sesuai dengan pasar yang semakin Pembatasan model dilakukan dengan
menurun pula. membatasi lingkup pemodelan dengan
2. Laba bersih UKM (profit margin) mengidentifikasi variabel apa yang akan
Laba bersih merupakan salah satu masuk dalam model, berupa variabel
parameter yang menentukan produk pada endogenous atau exogenous dan variabel apa
tahapan apa dalam daur hidup karena saja yang tidak termasuk di dalam pemodelan
indikasi penurunan daur hidup produk (excluded from the model). Di bawah ini
yaitu ketika tingkat profit margin mulai merupakan pembatasan model secara umum
mengalami penurunan drastis dan bernilai dibagi menjadi beberapa aspek.
negatif.
3. Investasi Tabel 3. 5 Boundary Chart
Investasi dalam hal ini dikelompokkan Aspek Produksi
Endogenus Exogenus Excluded
menjadi dua yaitu investasi awal dan Pembagian penjualan pada distributor
Jumlah produksi inflasi lain
investasi ulang karena adanya pengaruh Kontribusi pemerintah untuk
Jumlah produk yang terjual pembinaan Vaiasi produk
laba bersih UKM. Investasi dalam hal ini Kapasitas produksi Pembagian untuk ekspor dan lokal
Indek ketidaksesuain
terkait dengan pengadaan materi permintaan dan produksi Pengaruh kurs dolar
Harga jual konsumen Pengaruh suku bunga bank
teknologi, pemasaran dan pembelian Produktivitas Efisiensi bahan baku

bahan untuk produksi. Aspek Teknologi


Permasalahan limbah

4. Pengeluaran untuk promosi Endogenus Exogenus


Kontribusi pemerintah untuk
Excluded

Parameter ini untuk melihat kesesuaian Laju depresiasi


Peningkatan fasilitas
teknologi

dengan tingkat investasi pemasaran yang Biaya fasilitas


Aspek Pemasaran
ada dan adanya pengaruh promosi Endogenus Exogenus Excluded
Jumlah Permintaan Perubahan trend kualitas produk pesaing
terhadap tingkat penjualan produk. kontribusi pemerintah untuk
Prosentase produk pesaing promosi Harga produk pesaing
5. Market share Prosentase tingkat promosi hak paten
Pengeluaran untuk promosi Bentuk promosi
Market share adalah prosentase Prosentase tingkat kreativitas
produk Struktur pasar ekspor
kemampuan UKM untuk memenuhi Kualitas produk
Aspek Kontribusi Pemerintah
kebutuhan pasar. Market share ini Endogenus Exogenus Excluded
menjadi parameter daur hidup produk Tingkat kontribusi pemerintah
tiap sektor Jumlah PDRB
karena semakin tinggi market share Tingkat kontribusi institusi tiap
sektor Kondisi keuangan daerah
berarti semakin tinggi tingkat penjualan Jumlah program pembinaan

sehingga akan semakin meningkatkan


laba bersih bagi pihak UKM. 3.3.2 Input Output Diagram
Tabel 3. 4 Ringkasan ciri parameter Diagram input output disusun untuk
mendeskripsikan variabel input dan output dari
parameter perkenalan pertumbuhan dewasa penururan
sistem secara skematis. Dalam diagram input
output penambahan rendah penambahan tinggi penambahan melambat pertambahan rendah
margin laba negatif nol/positif-rendah positif-tinggi nol/positif-rendah
output, variabel-variabel yang ada
biaya pemasaran besar besar kecil kecil diklasifikasikan menjadi input terkendali, input
biaya produksi rendah besar besar melambat tak terkendali, output terkendali, output tak
investasi besar besar nol/rendah nol terkendali, dan lingkungan . Diagram
(sumber: Kajian Kementerian Koperasi dan UMKM, 2002) ditunjukkan pada Gambar 3.1
<fasilitas
produksi>
pengaruh produk perubahan trend
<pengaruh corak dan
luar negeri pasar
<produktivitas <perubahan trend unik produk>
<perubahan
UKM> pasar>
peningkatan harga> indeks <peningkatan promosi
ketidaksesuaian permintaan produk word of mouth>
pengaruh corak dan
unik produk
perubahan
<perubahan
peningkatan harga
faktor market share peningkatan harga>
faktor market share pendapatan kena
pengaruh pasar pajak
kemampuan UKM + produktivitas UKM
<inflasi> rate pajak pendapatan UKM
jumlah produksi
peningkatan promosi profit margin kualitas SDM
peningkatan + utilitas produksi
word of mouth -
market share biaya material
+ +
biaya produksi
+ pembinaan SDM
biaya promosi produk yang +
+ + kapasitas produksi
+ +
<kontribusi + terjual
kontribusi
pemerintah> pemerintah
investasi UKM biaya upah <fasilitas
+ produksi>
besar normal
<kontribusi +
fasilitas produksi
Kualitas produk investasi <profit margin>
+ pemerintah> +

+ peningkatan upah
biaya fasilitas pengrajin

<produktivitas inflasi
UKM>

Gambar 3.2. Causal Loop Diagram

3.3.3 Causal loop Diagram indikator dari daur hidup produk industri
Causal loop diagram dibuat untuk kreatif ini adalah sebagai berikut:
menunjukkan variabel-variabel utama yang 1. Sub model penjualan
akan digambarkan dalam model. Dalam causal 2. Sub model fasilitas
loop diagram juga akan ditunjukkan hubungan 3. Sub model produktivitas
sebab akibat yang terjadi antar variabel yang 4. Sub model pendapatan dan biaya
digambarkan dengan anak panah. Anak panah 5. Sub model perubahan tingkat harga
yang bertanda positif menunjukkan bahwa 6. Sub model perubahan tingkat upah
penambahan nilai pada variabel tersebut akan 7. Sub model perubahan market share
menyebabkan penambahan nilai pada variabel 8. Sub model kontribusi pemerintah
yang dipengaruhinya. Causal loop ditunjukkan 1. Sub model Penjualan
pada Gambar 3.2. Pada sub model ini akan digambarkan
kondisi dari UKM sendiri. Data yang
Input Tak Terkendali
Lingkungan didapatkan merupakan rata-rata dari 5 UKM
Rate pajak
Kualitas produk supplier
Produk pesaing okal maupun
Kontribusi institusi pemerintah
dan pendukung Output Dikehendaki yang dijadikan sampel objek amatan.
internasional Perubahan trend
Tingkat Permintaan
Peningkatan harga bahan baku
Peningkatan kualitas produk
Peningkatan kualitas SDM
Penibgkatan prosentase industri
Penjualan merupakan salah satu parameter
Minat konsumen untuk desain
meubel legal dan bersertifikasi
Peningkatan pangsa pasar produk
lokal
yang diukur dalam daur hidup produk marmer
Peningkatan profit margin
Peningkatan pendapatan UKM dan
pengrajin
dan onix. Jumlah produk yang terjual
Input Terkendali Sistem Industri kerajinan meubel
Peningkatan market share
dipengaruhi oleh besarnya market share,
Kapasitas produksi
Modal yang disetor untuk
marmer dan onix Tulungagung
pengaruh tingkatan harga, keunikan corak,
investasi ulang
Kualitas produk meubel
Harga jual
desain dan motif, dan kemampuan promosi
Faktor laba
Penggunaan fasilitas
Kebutuhan bahan baku
Kebutuhan tenaga kerja Output Tak Dikehendaki
UKM.
Investasi
Output produksi Penurunan Demand
Pengeluaran untuk promosi Penurunan profit margin
Pengelolaan HOME
Penurunan pendapatan UKM dan pengrajin multiplier 1
Penurunan market share\ <peningkatan promosi
Penolakan pasar atas desain produk jumlah awal dari pemerintah>
Pencemaran lingkungan persediaan <market share>
utilitas produksi
+ <pengaruh motive, unik, dan
Gambar 3.1. Input output diagram <produktivitas> +
persediaan + +
corak terhadap penjualan>

produksi produk yang + <pengeluaran


+ terjual + untuk iklan>
+
- +
faktor harga
fraksi peningkatan
3.3.4 Penyusunan Stock and Flow Maps +
persediaan yang
<tingkatan harga> promosi

Dalam pemodelan sentra industri <multiplier 1> diharapkan +


fraksi kemampuan UKM untuk
kreativitas
<multiplier
marmer dan onix Tulungagung, penyusunan rate perubahan
kapasitas
produksi
tahun>
multiplier 2 -
+ kapasitas + jumlah awal
Stock and Flow Maps terbagi menjadi <fasilitas produksi>
<laju+investasi> kapasitas ketidaksesuaian -
persediaan <ketidaksesuain
beberapa sub model yang telah detail. Model - service>

besar dari sistem sentra industri marmer dan <ketidaksesuaian produk


terkait trend>

onix ini dapat dilihat pada causal loop. Gambar 3.3 Sub model penjualan
Beberapa sub model yang digunakan
dianggap mampu merepesentasikan setiap
2. Sub model Fasilitas <faktor harga>
Sub model ini menjadi bahan harga yang
delay perubahan
harga multiplier tahun
pertimbangan dalam menentukan daur hidup diharapkan +
harga jual
tingkatan
produk karena ketika ada fasilitas dalam atau +
rate perubahan harga konsumen
<indeks +
+ harga
teknologi dalam suatu industri mempunyai ketidaksesuaian> inflasi lookup inflasi

kualitas dan kuantitas yang sesuai akan mampu


menunjang proses produksi yang ada. Nilai <multiplier tahun>

fasilitas produksi dipengaruhi oleh besarnya Gambar 3. 6. Sub model Perubahan Tingkat Harga
investasi UKM untuk penambahan teknologi
serta kontribusi pemerintah terhadap 5. Sub model Perubahan Tingkat Upah
pemberian bantuan teknologi. Perubahan tingkat upah ini merupakan
<investasi ulang> <multiplier tahun>
indikator yang melekat pada pendapatan
<aspek peningkatan
laju depresiasi
pengrajin marmer dan onix Tulungagung. Nilai
teknologi>
+ fasilitas + peningkatan upah ini disesuaikan berdasarkan
produksi
rate penambahan rate pengurangan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh
fasilitas fasilitas -
fraksi investasi untuk
pengrajin.
multiplier 8
teknologi <inflasi>
delay perubahan
upah
<multiplier 2>
Gambar 3.4. Sub model fasilitas + tingkatan upah
pengrajin pendapatan
rate perubahan + <produksi>
upah + pengrajin
jumlah pekerjaan +
<multiplier +1>
3. Sub model Produktivitas <laba bersih
UKM>
+
rate normal <multiplier tahun>
yang dilakukan
<produktivitas>
Produktivitas pada sub model ini kenaikan upah

identifikasikan sebagai pengaruh dari pembagian pekerjaan <tingkatan upah


pengrajin>
pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah. pengrajin untuk per jenis
+
produk
permintaan untuk fraksi ketidaksesuian
service
Produktivitas disini sebenarnya terkait dengan pendapatan pengrajin
untuk tiap produk
pendapatan pengrajin
untuk service
+
service
-
pengetahuan tentang penggunaan teknologi, <pendapatan
pengrajin>
<multiplier 2> + ketidaksesuain
service
<pendapatan
efisiensi penggunaan bahan baku, atau segala pengrajin>

sesuai yang berhubungan dengan pembinaan Gambar 3. 7. Sub model Tingkatan Upah Pengrajin
yang mampu meningkatkan kemampuan
produksi. 6. Sub model Pendapatan dan Biaya
Produksi UKM
delay pembinaan
terhadap produktivitas
Pada sub model terdapat beberapa
<peningkatan
variabel yang terkait dengan pendapatan UKM
produktivitas> <multiplier tahun> yaitu dari tingkatan harga dan jumlah produk
+
produktivitas
yang dijual. Sedangkan laba bersih didapatkan
rate pembinaan
UKM +
dari selisih biaya produksi dan pendapatan
UKM marmer dan onix Tulungagung. Gambar
kejenuhan 3.8 menunjukkan sub model pendapatan dan
produktivitas
biaya produksi.
<tingkatan harga>

Gambar 3.5. Sub model produktivitas <multiplier 1>


fraksi biaya tetap
<fasilitas produksi> rata-rata biaya
+ bahan baku
besar normal biaya fasilitas
investasi UKM +
4. Sub model Perubahan Tingkat Harga biaya bahan baku

Perubahan tingkat harga dipengaruhi oleh laju investasi


+ rate pajak
biaya produksi
+
fraksi material

-
ketidaksesuaian antara kekurangan produksi <peningkatan investasi dari laba bersih UKM
pemerintah dan institusi pendapatan kena biaya upah+
faktor suplemen
upah
keuangan> faktor laba
dan permintan. Ketika tingkat permintaan pajak
<pendapatan
meningkat tetapi produksi tidak memenuhi <multiplier 2>
+
pengrajin>

maka akan terjadi peningkatan harga dan pendapatan UKM <produk yang
terjual>
sebaliknya. Pada sub model perubahan tingkat <harga jual
konsumen>
harga ini terdapat delay dimana harga tidak
berubah secara spontan tetapi ada faktor yang Gambar 3.8. Sub model pendapatan dan biaya
mempengaruhinya.
7. Sub model Kontribusi Pemerintah
Penilaian kontribusi pemerintah sesuai
dengan rekap data pada Tabel 3. 2Kontribusi
Pelaku Pendukung. Kontribusi pemerintah disimulasikan dalam 18 tahun mendatang.
berpengaruh terhadap kualitas produk dengan Sedangkan unit check dilakukan untuk
peningkatan program pembinaan SDM dan memastikan kesetaraan satuan pada saat
peningkatan subsidi teknologi. Hal lain terkait melakukan formulasi.
dengan pengaruh kontribusi pemodalan yang
mengarah pada investasi UKM. Dari segi 3.5.2 Validasi
pemasaran pemerintah mempunyai fungsi Proses validasi dilakukan melalui dua
untuk membantu melakukan promosi secara tahapan yaitu validasi struktur model dan
bertahap sehingga akan mampu meningkatkan validasi secara matematis (output) simulasi.
jumlah potensial konsumen. 1) Validasi struktur model
kontribusi pemerintah
pusat terhadap
pembinaan
konstribusi pemerintah
kontribusi pemerintah kontribusi perguruan tinggi
Validasi struktur bertujuan untuk melihat
daerah terhadap
pembinaan
perguruan tinggi
terhadap pembinaan
pusat terhadap aspek
teknologi
terhadap aspek teknologi
sejauh mana kesesuaian struktur model yang
aspek peningkatan
aspek pembinaan
UKM
teknologi dibangun mendekati struktur sistem nyata. Uji
program
pembinaan UKM
peningkatan
produktivitas teknologi terhadap
kontribusi pemerintah
daerah terhadap
teknologi
kesesuaian struktur bertujuan untuk memberi
kualitas SDM
peningkatan
kualitas
keyakinan bahwa struktur model yang
kualitas produk
kualitas SDM terhadap
produktivitas
dibangun valid secara ilmiah. Pada validasi ini
kontribusi pemerintah
pusat terhadap promosi
kontribusi pemerintah kontribusi lembaga
ada 2 cara yaitu pendapat expert mengenai
daerah terhadap promosi kontribusi pemerintah

aspek promosi
pusat dalam pemodalan keuangan

kontribusi pemerintah
model yang telah dibangun dan secara grafis
peningkatan promosi
aspek keuangan daerah dalam pemodalan
penggambaran hubungan variabel.
dari pemerintah
peningkatan investasi
dari pemerintah
a. Pendapat Expert
Berdasarkan brainstorming dengan pihak
Ganbar 3.9 Sub model kontribusi pemerintah expert dalam hal ini Pembina UKM dari
8. Sub model Perubahan Market share Disperindag disebutkan bahwa model yang
Variabel yang diukur dalam sub model ini dibuat telah sesuai dengan kondisi riil.
adalah perubahan nilai market share. Market b. Penggambaran dengan Grafis
share dipengaruhi oleh faktor kemampuan Struktur model pendapatan dipengaruhi
peningkatan market share oleh UKM dan secara positif oleh jumlah produk yang dijual
faktor pengaruh pertumbuhan pasar dalam hal dan perubahan harga. Beberapa hal yang
ini adalah perubahan trend. Dimana kedua mempengaruhi produk yang tejual adalah
faktor dipengaruhi oleh keinginan konsumen jumlah penjualan dan market share, sehingga
atau pasar. Sub model market share dapat dengan kata lain ketika penjualan dan market
dilihat pada Gambar 3.10. share meningkat akan meningkatkan
pendapatan.
3.5 Pengujian Tabel 3. 6 Perbandingan nilai market share,
Setelah simulasi dilakukan dan diperoleh pendapatan dan output
hasil dari simulasi, tahap yang selanjutnya tahun Perubahan market share Pendapatan UKM Output
2002 0,071% Rp 66.900.000,00 20
harus dilakukan adalah uji verifikasi dan 2003 0,017% Rp 80.500.000,00 24
validasi. Verifikasi dan validasi perlu 2018
2019
0,100%
0,190%
Rp
Rp
63.100.000,00
70.000.000,00
30
33
dilakukan untuk memastikan bahwa simulasi 2017 0,200% Rp 85.700.000,00 42
2020 0,050% Rp 109.400.000,00 52
yang dilakukan telah benar secara logis dan 2016 0,290% Rp 149.000.000,00 54
mampu menggambarkan kondisi existing 2004
2005
0,005%
0,011%
Rp
Rp
98.100.000,00
169.700.000,00
73
126
secara tepat. 2015 0,300% Rp 277.600.000,00 139
2006 0,012% Rp 277.600.000,00 208
2014 0,335% Rp 487.800.000,00 249
3.5.1 Verifikasi 2007 0,052% Rp 420.600.000,00 313
2013 0,545% Rp 754.000.000,00 381
Verifikasi merupakan tahap untuk 2008 0,197% Rp 589.100.000,00 434
2012 0,741% Rp 981.000.000,00 550
memastikan bahwa model simulasi yang dibuat 2009 0,463% Rp 775.300.000,00 553
telah benar secara logis. Untuk memastikan hal 2010 0,772% Rp 953.600.000,00 636
2011 0,972% Rp 1.052.000.000,00 641
tersebut, maka dilakukan dua bentuk
pengecekan yaitu dengan melakukan check
Pada Gambar 3. terlihat bahwa untuk
model dan unit check pada software Ventana
masing-masing hubungan variabel telah sesuai
Simulation yang digunakan untuk melakukan
dengan kondisi nyatanya dimana pendapatan
simulasi dinamis. Check model dilakukan
akan meningkatkan dengan seiringnya
untuk memastikan bahwa tidak ada error
peningkatan market share
dalam formulasi dan model dapat
Pendapatan UKM Tabel 3.8. Perbandingan Pendapatan UKM existing
Rp1.400.000.000,00
dan simulasi tahap perkenalan
Rp1.200.000.000,00 Pendapatan tahapan perkenalan
pendapatan UKM
Rp1.000.000.000,00
tahun Exisiting tahun Simulasi
Rp800.000.000,00
Rp600.000.000,00 Pendapatan UKM
2002 Rp 61.976.000,00 2006,5 Rp 353.000.000,00
Rp400.000.000,00 2003 Rp 81.376.000,00 2007 Rp 429.100.000,00
Rp200.000.000,00 Expon. (Pendapatan 2004 Rp 97.695.000,00 2007,5 Rp 510.300.000,00
Rp- UKM)
2005 Rp 159.892.470,00 2008 Rp 596.300.000,00

0,071%
0,190%
0,290%
0,300%
0,052%
0,741%
0,972%
2006 Rp 275.922.400,00 2008,5 Rp 645.000.000,00
perubahan market share 2009 Rp 775.500.000,00
variansi 2,21E+16 2,34013E+16
Gambar 3. 12Perbandingan market share dan KF 0,51397649
pendapatan UKM
Tabel 3.9. Perbandingan Pendapatan UKM existing
2) Validasi matematis (output) dan simulasi tahap pertumbuhan
Validasi matematis dilakukan dengan
Pendapatan tahapan pertumbuhan
menggunakan perhitungan Kalman Filter tahun Exisiting tahun Simulasi
dengan nilai penerimaan 47,25-52,3%. Kalman 2006 Rp 275.922.400,00 2008,5 Rp 645.000.000,00
Filter menunjukkan pola penyimpangan data 2007 Rp 420.784.716,00 2009 Rp 775.500.000,00
2008 Rp 601.855.176,00 2009,5 Rp 861.700.000,00
simulasi terhadap data aktual. Perhitungan 2010 Rp 937.000.000,00
matematis dilihat dari jumlah output dan 2010,5 Rp 991.900.000,00
pendapatan dengan penggunaan proporsi 2011 Rp 1.013.000.000,00
variansi 2,67E+16 2,799E+16
sesuai dengan brainstorming dengan pihak KF 0,512089264
UKM.
Ho: data simulasi sesuai dengan data aktual Berdasarkan perhitungan yang telah
Ha: data simulasi tidak sesuai dengan data dilakukan, didapatkan bahwa nilai KF untuk
actual tahapan perkenalan 51,3 %dan tahapan
pertumbuhan 51,2% yang berada diantara
1. Validasi jumlah output yang terjual range penerimaan Ho, maka terima Ho dan
Jumlah rata-rata penjualan untuk setiap dinyatakan bahwa data simulasi sesuai dengan
tahapan pada tahun 2002-2008 yang data aktual.
didapatkan dari rekap data Disperindag adalah
sebagai berikut : 3.6 Desain Skenario (sensitivity analysis)
Desain skenario kebijakan dilakukan
Tabel 3. 7Perbandingan output existing dan dengan cara mengubah nilai pada variabel
simulasi
Output Tahapan Perkenalan Output Tahapan pertumbuhan
yang berpengaruh (sensitif) terhadap daur
Tahun Existing Tahun Simulasi Tahun Existing Tahun Simulasi hidup produk marmer dan onix Tulungagung.
2002 21 2006,5 280 2006 287 2008,5 482 Variabel yang berpengaruh adalah berupa
2003 26 2007 313 2007 321 2009 553
2004 70 2007,5 367 2008 422 2009,5 578 variabel yang dapat dikendalikan baik oleh
2005 125 2008 434 2010 607 campur tangan pemerintah maupun pemilik
2006 287 2008,5 482 2010,5 616
2009 553 2011 603
UKM.
variansi 12003,44 10841,36667 variansi 4910,177 4822,764837 1. Skenario 1 : Peningkatan Pembinaan
KF 0,474565856 KF 0,495509454
SDM
Berdasarkan perhitungan yang telah Untuk skenario pengembangan SDM, nilai
dilakukan, didapatkan bahwa nilai KF untuk kontribusi yang ditingkatkan adalah
tahapan perkenalan 47,45% dan tahapan pemerintah pusat dan daerah. Kontribusi
pertumbuhan 49,55% yang berada diantara pemerintah pusat bernilai 2 ditingkatkan
range penerimaan Ho, maka terima Ho dan menjadi 4 dalam skenario ini dan kontribusi
dinyatakan bahwa data simulasi sesuai dengan pemerintah daerah menjadi 3. Selain itu
data aktual. peningkatan kontribusi perguruan tinggi untuk
2. Validasi pendapatan UKM pelakukan pembinaan yang semula tidak ada
Jumlah rata-rata pendapatan untuk ditingkatkan menjadi 2. Adanya peningkatan
masing-masing tahapan tahun 2002-2008 yang kreativitas motif dan corak maka fraksi
didapatkan dari rekap data Disperindag. kemampuan pengrajin untuk hal ini dinaikkan
1.05 dari kondisi sebelumnya.
2. Skenario 2 : Teknologi Produksi mulai memasuki fase pertumbuhan. Lama
Untuk skenario kedua yang berkaitan waktu tahapan ini belum dapat diketahui
dengan teknologi produksi, kontribusi sebelum melakukan suatu sebuah proyeksi
pemerintah daerah yang semula bernilai 1 jangka panjang daur hidup produk meja inlay
ditingkatkan menjadi 3, dan kontribusi ini.
pemerintah pusat yang semula bernilai 2 Tabel 4. 1.Nilai Keuntungan UKM dari Perhitungan
ditingkat menjadi 4. Kontribusi perguruan Penjualan
Peningkatan
tinggi yang awalnya 1 ditingkatkan menjadi 2. Tahun Existing
Peningkatan teknologi selanjutnya adalah 2002 21
2003 26 21%
peningkatan fraksi investasi ulang untuk 2004 70 232%
teknologi dari UKM yang semula 0.25 menjadi 2005 125 490%
0.5 atau sebesar 50%. 2006 287 1256%
2007 321 1417%
3. Skenario 3 : Sektor Finansial 2008 422 1893%
Pada skenario 3, skenario dilakukan pada
sektor finansial
ansial pada submodel pendapatan dan
biaya. Perubahan dilakukan pada perubahan
kontribusi pemerintah pusat menjadi 4 dan
konstribusi institusi keuangan menjadi 3 serta
pemerintah daerah menjadi 3. Untuk pihak
UKM sendiri ada peningkatan besar normal
dari laba
ba bersih yang diinvestasikan untuk
UKM yaitu sebesar 75%
4. Skenario 4 : Skenario Aspek Pemasaran
Pada skenario 5 ini terkait dengan
peningkatan aspek promosi yang diharapkan Gambar 4. 1 Penggambaran daur hidup tahun 2002-
2008
mampu meningkatkan penjualan produk.
4.2 Analisa Causal loop
Perbaikan yang dilakukan yaitu peningkatan
Dalam pemodelan sistem, terdapat
nilai kontribusi pemerintah daerah dan
keterkaitan antara variabel. Analisis causal
pemerintah pusat menjadi 3. Selain itu untuk
loop akan lebih mudah dianalisa dengan
pemilik UKM kontribusi untuk promosi
menunjukkan causal tree diagram dari
dinaikkan menjadi 0.65. Kontribusi dari
variabel yang terdapat pada causal loop.
pemilik UKM merupakan strategi pemasaran
Beberapa causal tree dari variabel yang
internal.
menjadi variabel parameter yaitu :
4. Analisa dan Interpretasi Data
1. Laba bersih UKM (profit margin)
4.1 Analisis Daur Hidup Produk Existing
Hubungan sebab akibat laba bersih UKM
Jumlah produk yang terjual merupakan
ditunjukkan pada Gambar 5.2. 2. Laba bersih
parameter kontrol utama dalam menentukan
UKM dipengaruhi oleh besar pendapatan
tahapan hidup produk. Pada analisis daur hidup
UKM setelah dikenai pajak dan biaya
produk existing ini juga akan didasarkan atas
produksi. Pendapatan kena pajak berbanding
nilai penjualan UKM dari mulai 2002 hin hingga
lurus dengan laba bersih. Sedangkan biaya
2008 seperti pada tabel 4.1. Identifikasi
produksi berbanding terbalik. Laba bersih
tahapan didasarkan atas perhitungan harga
UKM sangat bergantung pada besar
konstan dimana peningkatan pada setiap
pendapatan
tan dan biaya pengeluaran untuk
periode waktu berdasarkan tahun awal 2002.
produksi UKM.
Lama waktu perkenalan produk berkisar
selama 3 tahun yaitu pada tahun 2002 hingga biaya fasilitas
tahun 2005. Penyerapanan produk ke pasar lama biaya material
biaya produksi
karena terkait dengan fungsi produk yang biaya upah
profit margin
tersier dan produk kreatif sehingga konsumen jumlah produksi
yang potensial juga terbatas. Pada fase ini pendapatan UKM
pendapatan kena pajak
penjualan produk relatif rendah. TTahun 2006 rate pajak

mulai ada peningkatan penjualan produk yang Gambar 4. 2Causal tree laba bersih UKM
cukup tinggi sselang waktu ini dapat dikatakan
2. Jumlah Produk yang Terjual promosi produk meja inlay ini baik dalam
Jumlah produk yang terjual dipengaruhi negeri maupu luar negeri.
oleh besarnya market share yang ada. Dimana
jumlah penjualan ini berbanding lurus pula
dengan peningkatan corak dan unik suatu
produk serta pemasaran. Perubahan tingkatan
harga juga mempengaruhi penjualan produk,
Gambar 4. 5 Causal tree biaya promosi (1)
akan tetapi berbanding terbalik dengan
4. Peningkatan market share
penjualan. Pengaruh harga tidak terlalu besar
Keterkaitan variabel peningkatan market
terhadap penjualan produk karena pembeli
share ini didapatkan dari jurnal Tabucannon
tidak berkeberatan untuk membeli dengan
(1998) dan disesuaikan dengan kondisi riil
harga yang tinggi karena akan sebanding
sistem industri marmer dan onix Tulungagung.
dengan kepuasan seni yang mereka akan
Secara garis besar terdapat 2 jenis pengaruh
dapatkan.
yaitu faktor pengaruh pasar dan faktor
investasi UKM
biaya promosi kemampuan UKM. Pertama dari faktor
kontribusi pemerintah
kemampuan UKM ada beberapa hal yang
kapasitas produksi
utilitas produksi
jumlah produksi mempengaruhi yaitu kualitas, prosentase untuk
fasilitas produksi melakukan publikasi, tingkat kreativitas, corak
pengaruh corak dan unik produk produk yang terjual
produktivitas UKM dan unik dari produk,serta harga yang
faktor market share kemampuan UKM
peningkatan market share
diharapkan pelanggan.
faktor market share pengaruh pasar Faktor perubahan market share terkait
indeks ketidaksesuaian
perubahan peningkatan harga dengan beberapa hal yaitu sebuah trend pasar
inflasi
dan pengaruh word of mouth. Selain itu adanya
Gambar 4. 3 Causal tree jumlah penjualan sebuah ancaman atas produk sejenis dari luar
3. Investasi negeri yang menjadi pesaing produk dengan
Investasi dalam hal ini merupakan 2 hal mempunyai spesifikasi dan kelebihan yang
investasi awal dan investasi ulang. Investasi berbeda dengan produk meja inlay dari
UKM awal dipengaruhi oleh modal sendiri dan Tulungagung.
modal yang didapatkan dari pinjaman pada biaya promosi

institusi keuangan atau bantuan modal Kualitas produk


faktor market share kemampuan UKM
pengaruh corak dan unik produk
pemerintah. Sedangkan untuk investasi ulang perubahan peningkatan harga peningkatan market share

didapatkan dari prosentase profit margin yang pengaruh produk luar negeri
peningkatan promosi word of mouth faktor market share pengaruh pasar
digunakan untuk investasi ulang. perubahan trend pasar

Gambar 4. 6Causal tree peningkatan market share

4.3 Analisa Hasil Simulasi


Hasil simulasi untuk daur hidup produk
meja meubel inlay dilihat dari beberapa aspek
Gambar 4. 4 Causal Tree investasi UKM sesuai dengan parameter daur hidup produk.
3. Pengeluaran untuk promosi Jika dibandingkan antara kondisi saat ini dan
Menurut teori yang ada besarnya simulasi awal, hasilnya tidak jauh berbeda. Hal
pengeluaran untuk promosi semakin lama ini dibuktikan dengan validasi yang sudah
semakin sedikit terhadap produk tersebut. dilakukan pada bab sebelumnya. Pada hasil
Perilaku ini dipengaruhi oleh faktor promosi simulasi awal dapat diketahui kapan produk
word of mouth sebagai pengaruh dari adanya akan mengalami penurunan secara drastis atau
promosi awal yang cukup intens. Pada causal fase decline. Gambar 5.9 menunjukkan
tree pada Gambar 4.5 pengadaan biaya untuk gambaran pola daur hidup produk meja inlay
promosi dipengaruhi oleh adanya investasi berdasarkansalah satu parameternya yaitu
awal yang digunakan untuk investasi publikasi jumlah produk yang terjual.
maupun investasi ulang yang didapatkan dari
profit margin. Pemerintah juga mempunyai
peran dalam membantu pemasaran dan
mengalami penurunan melambat. Seiring
dengan penurunan jumlah penjualan
penjuala maka nilai
laba bersih mulai mengalami penurunan.
Konsumen mulai merasa jenuh dengan produk
sehingga produk yang terjual juga akan sedikit.
Sebagian konsumen yaitu retailer maupun
konsumen individu telah mencoba membeli
produk lain dan penjualan selanjutnya
selanjut akan
bergantung pada pertambahan penduduk dan
permintaan untuk pergantian baru (make to
Gambar 4. 6 Pola daur hidup produk meja inlay
inla order).. Pada tahapan ini seharusnya ada
Tahapan perkenalan ber berada pada beberapa strategi pemasaran yang sesuai untuk
kisaran tahun 2002-2005. Diindikasikan nilai menghadapi permasalahan kejenuhan pasar
penjualan yang rendah dan nilai laba bersih terhadap produk seperti modifikasi pro produk.
masih bernialai negatif. Selama 3 tahun ini Pemilik UKM seharusnya mulai meluncurkan
merupakan suatu tahapan awal dalam produk baru pada tahapan ini baik modifikasi
penjualan produk. Diakui pihak UKM sendiri dari produk meja inlay yang lama maupun
bahwa, pada kisaran tahun tersebut ppihak desain yang benar-benar
benar baru, agar konsumen
UKM memang hanya menjual produk untuk yang berpotensial juga diberikan alternatif
lingkup lokal yang memang merupakan retailer pilihan produk meja inlay yang beraga
beragam.
tetap yang melakukan pembelian rutin pada Tahapan penurunan yaitu mulai tahun
UKM tersebut. Pada awalnya produk yang 2015. Jumlah penjualan akan mengalami
dijual cenderung mahal yaitu berkisar antara 3 penurunan yang drastis. Laba bersih UKM
hingga 4 juta untuk ketiga jenis produk meja menjadi negatif kembali atau mengalami
inlay ini, karena sedikit jumlah barang yang kerugian. Kemunduran ini dise disebabkan
diproduksi hanya sekitar 1 atau 2 produk per beberapa hal adanyadanya perubahan seleraseler
bulan dari pihak UKM dan sedikit pula konsumen dan persaingan baik dalam negeri
konsumen yang mampu membeli. maupun luar negeri. Jika UKM memutuskan
Tahapan pertumbuhan berada pada bertahan maka akan mengurangi jumlah
kisaran tahun 2006-2009.
2009. Lama waktu fase ini penawaran produk.
sekitar 3 tahun. Laba bersih untuk kisaran 4.5 Analisa Hasil Skenario Perbaikan
tahun ini mulai mengalami peningkatan Peningkatan penjualan dan
meskipun hanya bernilai kecil. Penjualan memperpanjang tahapan kedewasaan terlihat
produk juga mengalami pertumbuhan yang paling baik pada skenario 1 yaitu adanya ad
tinggi dan cepat. Rata-rata
rata penjualan pada fase peningkatan kreativitas akibat dari kontribusi
ini hampir mencapai 500 produk. Jumlah pemerintah dan institusi perguruan tinggi
produk yang dijual juga lebih banyak daripada terhadap pembinaan. Pembinaan secara rutin
tahapan sebelumnya. Pada akhir tahun 2006 setiap periode berupa sebuah pelatihan atau
beberapa UKM meubel melakukan ekspor sharing season dengan para pengrajin terhadap
meskipun dengan jumlah kecil. Pada tahapan desain, penggunaan teknologi, administrasi
ini sebenarnya dimungkinkan adanya trade off, atau sharing informasi terbaru.
terbaru Ide terhadap
UKM ingin meluaskan market share atau perbaikan produk selalu meningkat apabila
memperoleh keuntungan yang besar. Jika dari pihak pemerintah dan institusi perguruan
memilih pilihan pertama maka investasi tinggi memberikan inputan kepada para
terhadap perbaikan produk dan promosi lebih pengrajin dan pemilik UKM terutama
erutama terkait
tinggi daripada sebelumnya tetapi memang pengembangan produk. Peningkatan
Peningk kontribusi
akan meningkatkan posisinya di pasaran. pemerintah bernilai 3 atau 4 ini terkait dengan
Tahapan kedewasaan berkisar pada frekuensi dari rutinitas pengadaan program
tahun 2012-2014.014. Lama waktu fase pembinaan. Saat ini untuk setiap tahun hanya
kedewasaan menurut hasil simulasi berkisar 4 1-33 kali pertemuan dengan pihak UKM dengan
tahun. Pada fase kedewasaan ini nilai peningkatan frekuensi pembinaan menjadi 3
penjualan paling tinggi dibandingkan dengan atau 4 kalinya selama
ma satu. Sedangkan untuk
fase yang lain, akan tetapi juga akan kontribusi perguruan tinggi juga sama pada
awalnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) terhadap produk sehingga pengaruhnya
mahasiswa tidak pernah ada, jika ada terhadap daur hidup produk juga tidak terlalu
kerjasama dengan pihak perguruan tinggi maka terlihat. Kurun waktu tahapan kedewasaa lebih
akan memberikan nilai tambah bagi sentra panjang 1 tahun daripada kondisi existing atau
UKM marmer dan onix Tulungagung. Secara dengan kata lain ada peningkatan penjualan
tidak langsung pengrajin akan terpacu untuk yaitu 34%.
membuat produk yang lebih menarik, fraksi Secara teori seharusnya ketika ada
peningkatan kreativitas juga dinaikkan 5%. penambahan modal maka akan menambah
Fraksi 5% merupakan prosentase keinginan jumlah produksi setiap tahunnya jika memang
dari pihak pengrajin untuk menerapkan ilmu modal atau investasi dipergunakan untuk hal
dan ketrampilan yang didapatkan dari yang terkait barang produksi sehingga
pembinaan untuk digunakan sebagai inputan pendapatan dan laba bersih juga akan
dalam proses peningkatan kreativitas. meningkat seperti peningkatan pembelian
Pada skenario 1, pada setiap periode bahan baku dengan kualitas yang lebih baik.
waktu mengalami peningkatan nilai laba bersih Tetapi jika dipergunakan untuk kebutuhan non
UKM dan penjualan produk. Tahapan barang produksi yaitu untuk pengeluaran
kedewasaan mampu bertahan 2 tahun lebih promosi dan teknologi maka akan mengalami
lama dari kondisi awal. Untuk tahapan penurunan dengan lebih cepat jika investasi
kedewasaan yaitu pada tahun 2011-2016. tidak dilakuakan pada tahapan yang sesuai.
Lama waktu untuk tahapan ini adalah hampir 6 Skenario terakhir adalah perubahan
tahun. Sesuai dengan strategi pemasaran dari segi pemasaran atau promosi produk.
tahapan kedewasaan ini yaitu adanya Skenario pemasaran ini mampu
modifikasi produk, kontribusi pemerintah memperpanjang tahapan kedewasaan produk
ternyata mampu membantu UKM untuk meja inlay. Lama waktu tahapan kedewasaan
menciptakan suatu modifikasi produk tersebut berkisar 5 tahun dari tahun 2011-2015.
dengan peningkatan kreativitas serta perbaikan Menurut pemilik UKM selama ini hampir 80%
produk baik penambahan ragam produk, promosi hanya dari word of mouth. Promosi
perubahan desain, maupun modifikasi produk berupa leaflet dilakukan bersamaan dengan
meja inlay yang sudah lama. pameran apabila diselenggarakan oleh pihak
Pengaruh skenario 2 yaitu pemerintah. Dengan tipe promosi yang
peningkatam kontribusi pemerintah, perguruan dilakukan UKM saat ini maka perlu adanya
tinggi, dan pemilik UKM dalam pengusahaan kontribusi pemerintah baik dari pusat maupun
teknologi akan mampu meningkatkan daerah untuk membantu pemasaran dan
penjualan dan memperpanjang tahapan promosi dengan pengadaan event dengan
kedewasaan produk. Aspek modifikasi produk frekuensi yang cukup tinggi. Saat ini 1 tahun
sebagai strategi pemasaran juga dapat hanya berkisar 0-1 kali untuk pengadaan
dilakukan dengan lebih mudah apabila ada pameran baik lokal maupun internasional..
bantuan teknologi. Teknologi akan menunjang Produk meja inlay ini merupakan produk
tingkat kreativitas pengrajin dalam kreatif, sehingga faktor waktu memang tidak
menghasilkan produk yang lebih berkualitas terlalu berpengaruh. Beberapa konsumen
dan menarik dengan detail yang lebih baik terkadang lebih menyukai sesuai yang bersifat
daripada sebelumnya. Tahapan kedewasaan klasik, semakin kuno semakin diminati
mempunyai kurun waktu sekitar 5 tahun yaitu konsumen.
berkisar pada 2011-2015. Pemberian teknologi Peningkatan pemasaran produk yang
dilakukan pada saat pertumbuhan-kedewasaan dinaikkan menjadi 65% sebenarnya tidak
adalah waktu yang tepat. hanya dari peningkatan investasi untuk
Skenario 3 adalah terkait dengan promosi akan tetapi lebih mengarah pada
pemodalan UKM. Dari simulasi yang stategi pemasaran yaitu modifikasi pasar.
dilakukan, skenario 3 ini tidak memperpanjang Dimana strategi untuk memasuki segmen baru
tahapan kedewasaan produk meja inlay. Faktor dengan potensial konsumen yang baru pula.
modal sebenarnya digunakan sebagai Adanya program tententu yang menarik
penunjang keseluruhan aspek produksi. Faktor konsumen untuk membeli produk perlu
ini memang tidak berpengaruh langsung difikirkan bagi pihak UKM. Misalkan saja
pemberian diskon, pengiriman gratis untuk - Skenario3: tidak terlalu terlihat efeknya
wilayah lokal, atau bahkan pembelian paket terhadap gambaran pola daur hidup produk
yang berhadiah. Sebenarnya modifikasi pasar karena memang tidak mempengaruhi
ini juga dapat ditunjang dengan modifikasi langsung. Akan tetapi juga meningkatkan
produk. Jika modifikasi produk meningkat, penjualan 34% pada tahapan kedewasaan
maka produk akan mampu bersaing di pasaran dengan adanya investasi yang sesuai
dan market share akan meningkat. seperti teknologi dan pamasaran.
- Skenario 4 : Pemasaran dengan promosi
produk yang terjual
dilakukan secara kontinu tidak hanya tahap
10
perenalan saja mampu meningkatkan
7.5
penjualan 26% dan memperpanjang
5 tahapan kedewasaan 1 tahun. Modifikasi
2.5
pasar dengan memasuki segmen baru dan
dengan penetapan program tentuntu
0
2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
mampu untuk menarik konsumen baru.
Time (Year)
produk yang terjual : skenario 4 ribu unit
produk yang terjual : SKENARIO 2 ribu unit 6. Daftar Pustaka
produk yang terjual : skenario 3 ribu unit
produk yang terjual : existing
produk yang terjual : SKENARIO 1
ribu unit
ribu unit
Agustina, S. 2009. Kajian Keterkaitan
Klaster Industri Suku Cadang
Gambar 4.7 Hasil simulasi existing dan perbaikan Otomotif di Ngingas dalam Jaringan
Rantai Pasok. Surabaya.Laporan
Tugas Akhir Teknik Industri ITS.
5. Kesimpulan
Badan Pusat Statistik. 2009. Kecamatan
Berdasarkan penelitian yang telah
Campur Darat dalam Angka 2009.
dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
Tulungagung. Data tahunan Badan
berikut :
Pusat Statistik.
1. Berdasarkan dari data existing produk dan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2007.
simulasi maka disimpulkan bahwa produk
Rencana Pengembangan Ekonomi
meja inlay 120 cm mempunyai tahapan
Kreatif2025.
daur hidup sebagai berikut:
(URL:www.Depdag.Go.Id
a. Hasil existing :
/.../20090313Buku%201%20%20RENC
- Tahapan perkenalan : 2002-2006
ANA%20PENGEMBANGAN%20EKO/)
- Tahapan Pertumbuhan : 2006-
. Diakses Tanggal 14 Januari 2010.
2008
Heriyanti, R. 2005. Perumusan Strategi
b. Hasil Simulasi
Pengembangan Industri Kerajinan
-Tahapan pertumbuhan : 2007-2009
Marmer Tulungagung dengan
-Tahapan kedewasaan : 2010-2014
Menggunakan Model Manajemen
-Tahapan penurunan : 2015
Strategis. Surabaya. Laporan Tugas
2. Hasil dari skenario perbaikan terhadap Akhir Teknik Industri ITS.
peningkatan penjualan dan mampu Muhammadi, dkk. 2001. Analisis Sistem
memperpanjang tahapan kedewasaan: Dinamis Lingkungan Hidup, Sosial,
- Skenario 1 : kontinuititas pembinaan 1 Ekonomi, Manajemen. Jakarta. UMJ
bulan sekali mampu menunjang kreativitas Press.
untuk modifikasi produk pengrajin dan Setianto, Widodo. 2008. Produk dan Siklus
meningkatkan penjualan hampir 120% dan Hidup Produk.
memperpanjang tahapan kedewasaan 2 (URL:http://www.kaskusian.com/upload
tahun lebih lama daripada existing. /KOMPAS/Produk%20&%20Siklus%20
- Skenario 2 : Skenario teknologi akan Hidup%20Produk.ppt.. Diakses tanggal
mampu meningkatkan inovasi sesuai jika 20 Juni 2010.
diterapakan pada pertumbuhan- Tabucanon, Mario. 1997. Simulation of A
kedewasaan. Skenario ini mampu Product Life Cycle. Asian Institute of
meningkatkan penjualan 12% dan Technology. Bangkok.
memperpanjang tahapan kedewasaan 1
tahun daripada existing.

Anda mungkin juga menyukai