Anda di halaman 1dari 15

EKLAMPSIA

EKLAMPSIA

I. PENDAHULUAN
Eklampsia di Indonesia masih merupakan penyakit pada
kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi.
Tingginya kematian ibu dan anak dinegara-negara yang kurang maju
disebabkan oleh kurang sempurnanya pengawasan antenatal dan
natal, penderita-penderita eklampsia sering terlambat mendapat
pengobatan yang tepat. Sehingga, eklampsia merupakan penyakit
yang perlu mendapatkan perhatian penting.

II. DEFENISI
Eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar.
Hal tersebut berarti bahwa gejala-gejala eklampsia timbul dengan
tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. Eklampsia timbul
pada wanita hamil atau dalam nifas dengan tanda-tanda pre
eklampsia, disertai dengan adanya kejang yang diikuti oleh koma.
Eklampsia dapat didefenisikan juga sebagai suatu kelainan
akut pada wanita hamil, dalam persalinan, masa nifas dimana
sebelumnya terdapat gejala pre eklampsia dengan kejang bukan
kelainan Neurologik.

III. INSIDEN
Dinegara-negara sedang berkembang seperti halnya di
Indonesia insiden terjadinya eklampsia berkisar antara 0,3 – 0,7 %,
sedangkan di negara-negara maju angka tersebut lebih kecil, yaitu
antara 0,05% - 0,1%.

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

IV. GEJALA EKLAMPSIA


Eklampsia diawali dengan makin memburuknya pre-eklampsia
dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan
penglihatan, mual yang hebat, nyeri di epigastrium, hiperrefleksia.
Bila hal ini tidak segera di kenal dan di tangani akan timbul kejang,
dan ini merupakan bahaya besar terutama pada persalinan.
Konvulsi eklampsia dibagi dalam 4 tingkat :
1. Tingkat awal atau aura.
Ditandai dengan :
a. Mata penderita terbuka dan melihat ke satu arah
b. Kelopak mata dan tangan bergetar
c. Kepala diputar kekanan dan kekiri
Keadaan ini berlangsung ± 30 detik
2. Tingkat kejang tonik
Ditandai dengan :
a. Seluruh otot dan wajah menjadi kaku
b. Tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam
c. Pernafasan bisa berhenti, muka mulai sianotik dan lidah
dapat tergigit.
keadaan ini berlangsung ± 30 detik
3. Tingkat kejang klonik
Ditandai dengan :
a. Spasmus tonik menghilang
b. Otot berkontraksi
c. Bola mata menonjol
d. Dari mulut keluar ludah berbusa
e. Kejang berhenti dan penderita menarik nafas secara
mendengkur
Keadaan ini berlangsung ± 1-2 menit.

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

4. Tingkat koma
Selama serangan tekanan darah tinggi, nadi cepat, suhu
meningkat hingga 40 oC.

V. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Eklampsia harus dibedakan dari :
1. Epilepsi
Dalam anamnesis diketahui adanya serangan sebelum hamil
dengan tanda-tanda pre eklampsia tidak ada.
2. Kejang akibat obat anestesia
Apabila obat anestesia lokal tersuntikkan kedalam vena, dapat
timbul kejang.

VI. DIAGNOSIS
Diangnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala
pre-eklampsia, disertai serangan kejang seperti telah diuraikan.
Umumnya diagnosis eklampsia tidak mengalami kesukaran.

VII. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin.
Komplikasi yang biasa terjadi yaitu :
1. Solusio plasenta
Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut
2. Hipofibrinogenemia
Dianjurkan pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala
3. Hemolisis
Ditandai dengan adanya ikterus yang diduga akibat kerusakan
sel-sel hati atau destruksi sel darah merah

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

4. Perdarahan
5. Kelainan mata
Kelainan mata dapat berupa kehilangan penglihatan untuk
sementara yang berlangsung sampai seminggu, terjadi
apopleksia serebri yang ditandai dengan adanya perdarahan
pada refina.
6. Edema paru
7. Nekrosis hati sebagai akibat vasopasmus arterior umum
8. Sindroma Hellp
Terjadinya hemolisis, Enzim hati yang meningkat (5ot & 56 pt
yang meningkat )
9. Kelainan ginjal
kelainan ini berupa endotekosis glomerulur yaitu
pembengkakkan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa
kelainan struktur lain
10. Udah tergigit, trauma dan faktor karena jatuh akibat kejang,
Pneumonia, aspirasi dan dic
11. Prematuritas. Dismaturi dan kematian jani mira uterin

VIII. PENCEGAHAN
Usaha – usaha untuk menurunkan frekuensi eklampsia terdiri
atas
1. Meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan
mengusahakan agar semua wanita hamil kami memeriksa dari
sejak hamil muda
2. Pada tiap pemeriksaan dicari tanda-tanda pre eklampsia dan
apabila ditemukan pengobatan harus segera dilakukan.

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

3. Apabila setelah dirawat tanda-tanda pre exlampsia tidak juga


dapat dihilangkan, maka kehamilan diakhiri sedapat-dapatnya
pada kehamilan 37 minggu ke atas.

IX. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan eklampsia pada prinsipnya yaitu
menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri
kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan itu
mengijinkan
Dapat diberikan beberapa obat yaitu :
a. Sodium pentothal, berguna v/ menghentikan kejang dan
diberikan secara intra vena dengan dosis insial 0,2 –0,39 dan
disuntikkan perlahan-lahan
b. Sulfas magnesicus
- Obat ini menyebabkan vasodilatasi, menurunkan
tekanan darah, meningkatkan Diuresis dan menambah
aliran darah ke uterus.
- Dosis dan menambah larutan darah ke uterus.
- Dosis inisial 8 9 dalam larutan 40 % secara 1.M,
selanjutnya tiap 6 jam dengan dosis 4 6, dapat juga
diberikan secara i.v dengfan dosis 4 9 40% mg so4
dalam larutan 10 ml intra vena secara perlahan-lahan
- Syarat – sayarat pemberian sulfas magnecus : harus
tersedia antidotum di dekat penderita yaitu kalsium
glukosa 1 9 dalam 10 ml sebagai antidotum, refleks
patella masih positif, pernafasan 16 atau lebih per
menit, Diuresis > 600ml,

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

C. Lytic cocktail
Terdiri atas petidin 100 mg, klorpromazim 100 mg dan
prometazim 50 mg dilarutkan dalam glukosa 5% 500 ml dan
diberikan secara infus intra vena dengan tetesan
disesuaikan dengan keadaan dan tensi penderita.
Selain pemberian obat-obatan tersebut, tensi dan nadi harus
diukur sampai keadaan sudah stabil.
Penderita juga dirawat dalam kamar isolasi untuk menghindari
rangsang yang dapat menimbulkan kejang.
Untuk melancarkan pengeluaran sekret dari jalan pernafasan
maka penderita dibaringkan dalam letak tredelenburg, alat penyedot
disediakan untuk membersihkan jalan pernafasan, penderita
dipasang tongue spatel agar lidah tidak terjatuh kebelakang.
Balance cairan dinilai dan disesuaikan tiap 6 jam
Untuk menghindarkan katabolisme jaringan dan asidosis maka
harus diberikan kalori yang adekuat. Pemberian kalori dengan infus
dextran, glukusa 10 % atau larutan asam amino seperti aminofusin.

X. TINDAKAN OBSTETRIK
Apabila kejang telah dapat diatasi dan keadaan umum [penderita
diperbaiki, maka direncanakan untuk mengakhiri kehamilan atau
mempercepat persalinan dengan cara yang aman, yaitu dengan sectio
sesaria atau induksi pervaginam.
Tindakan sectio sesaria atau tindakan induksi pervaginam yang
dilakukan tergantung dari berbagai faktor, yaitu .
a. Keadaan serviks
Apabilam serviks masih lancip dan tertutup terutama pada
primigravida, kepala janin masih tinggi atau ada persangkaan
disproporsi cepalopelvik sebaiknya dilakukan sectio sesaria.

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

b. Komplikasi obsterik
c. Paritas.
d. Adanya ahli anestesia.

XI. PROGNOSIS
Eden (1922) membuat kriteria Prognosa Ekslampsia sebagai
berikut :
1. Coma yang lama
2. Nadi > 120 x / menit
3. Suhu > 1080F atau > 40 0C
4. Tekanan sistolik> 200 mmHg
5. Kejang > 10 kali
6. Proteinuria > 10 g / l
7. Tidak ada oedem
Bila didapatkan diatas 1 atau lebih maka prognosa buruk.
Ditambah dengan
8. Kegagalan sistem kardiovaskuler
9. Imbalans elektrolit
10.Keganasan dalam pengobatan
11. Sindroma Hellp.

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

STATUS ORANG SAKIT

ANAMNESIS PRIBADI
Nama : Ny. N
Umur : 27 tahun
Suku : Batak
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Perjuangan Medan
40
Tanggal masuk/Pukul : 8 Agustus 2004, pukul : 10 WIB
No MR : 35.87.35

ANAMNESIS PENYAKIT
KU : Kejang
30
T : Hal ini dialami os sejak tanggal 8-8-2004, pukul 10
WIB.Sebelumnya os berobat ke dokter umum dan
karena tekanan darahnya tinggi, os dirujuk ke RSPM
dan dalam perjalanan os mengalami kejang. Riwayat
gangguan penglihatan (+), riwayat sakit kepala (+),
riwayat nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (-), keluar
lendir darah (-).

RPT : Hipertensi sebelum hamil (-), DM (-)


RPO :-
HPHT :?

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

TTP :?
ANC : 4x (dokter umum)

Riwayat persalinan :
1. Laki-laki, aterm, RSB, partus biasa, bidan, 2700 gr, hidup, 10
tahun.
2. Perempuan, aterm, RSB, partus biasa, bidan, 2700 gr, hidup, 9
tahun.
3. Hamil ini.

PEMERIKSAAN FISIK
Status presens
Sensorium : CM Anemia (-)
Tekanan darah : 180/120 mmHg Ikterus (-)
Frekuensi nadi : 100 x/menit Sianosis (-)
Frekuensi pernafasan : 24 x/menit Dispnoe (-)
Suhu : 370 C Edema (+)

Status obstetrikus
Abdomen : membesar asimetris
TFU : pertengahan pusat - processus xiphoideus
Teregang : kiri
Terbawah : kepala
Gerak janin : (+)
DJJ : 152 x/menit, teratur
His : 2x10”/10’,kekuatan lemah,tidak teratur
EBW : 1800-2000 gram
VT
Pembukaan : Tertutup,tubuler

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

Effacement : -
Konsistensi : keras
Arah cervix : sakral
Skor pelvik : < 5

LABORATORIUM
- Hb : 15,5 gr/dl
- Lekosit : 11.500/mm3
- Trombosit : 374.000/mm3
- Bilirubin total : 0,31 mg/dl
- SGOT : 33 U/l
- SGPT :13 U/l
- LDH : 624 U/l
- Protein : +++

DIAGNOSIS SEMENTARA
Eklamsia + MG + KDR (32-34 mgg) + PK + AH + Belum inpartu

PENATALAKSANAAN
- Tirah baring
- IVFD RL/D 5%  30 gtt/i
- Inj. SM 20% /IV 20 cc + SM 40% / IM 10 cc boka dan boki
dilanjutkan dengan inj. SM 40% /IM 10 cc /4 jam, selang-seling
boka dan boki.
- Nifedipin 5 mg sub lingual
- Inj Amcillin 1 gr IV

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

RENCANA
SC cito a/i Eklamsia + MG + KDR (32-34 mgg) + PK + AH +
Belum inpartu

LAPORAN SCLC MIDLINE a/i EKLAMSIA


Lahir bayi perempuan, 1400 gram, 36 cm, AS 6/7/8
- Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter
terpasang baik.
- Dilakukan asepsis dan antiseptik pada dinding abdomen dengan
betadine, lalu ditutup dengan doek steril kecuali lapangan
operasi.
- Dibawah general anestesi dilakukan insisi midline kutis,
subkutis, fascia, peritoneum digunting ke atas dan ke bawah,
tampak uterus gravidarum.
- Plika digunting ke kiri dan ke kanan secara konkaf, insisi uterus
sampai subendometrium, lalu dikuak secara tumpul, tampak
kantong amnion lalu dipecahkan, dengan meluksir kepala, lahir
bayi perempuan, 1400 gram, 36 cm, AS 6/7/8.
- Tali pusat diklem di dua tempat lalu digunting di antaranya,
dengan penarikan tali pusat terkendali, lahir plasenta  kesan
lengkap. Dilakukan evaluasi kavum abdomen  kesan bersih.
- Dilakukan penjahitan uterus secara interlocking, overhecting,
dan reperitonealisasi. Evaluasi perdarahan  t.a.a.
- Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, kutis secara
subkutikuler.
- Luka operasi ditutup dengan kassa betadine.
- KU ibu post operasi : baik

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

INSTRUKSI
- Awasi VS dan tanda-tanda perdarahan.
- Cek Hb 2 jam post operasi, transfusi bila < 8 gr %.

TERAPI
- Tirah baring.
- NPO s/d peristaltik (+).
- SM regim (maintenance).
- Inj. Amcillin 1 gr/8 jam.
- Inj. Gentamycin 80 mg/8 jam.
- Metronidazole drips 500 mg/12 jam.
- Inj. Alinamin F 1 amp/8 jam.
- Inj. Transamin 1 amp/8 jam.
- Inj. Tramadol 1 amp/8 jam.

LABORATORIUM (tanggal 9 Agustus 2004)


- Hb : 15 gr/dl
- Leukosit : 9.500/mm3
- Hematokrit : 52%

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

FOLLOW UP

Tanggal 9/8/04 10/9/04


TD 250/90 mmHg 150/100 mmHg
Nadi 84 x/I 88 x/I
RR 24 x/i 24 x/i
T 37 0C 37 0C
ASI Belum ada Belum ada
Luka Operasi Tertutup Verban Tertutup Verban
Flatus Belum ada Ada
Urine/24 jam Cukup Cukup
Refekasi Belum ada Belum ada
Peristaltik Lemah Lemah
Fundus uteri Setentong pusat Setentong pusat
Diet M1 M1
Therapy - Bed rest - Bed rest
- IVFD RL / DS% 30 tts/i - IVFD RL / DS% 30
- Inj. Amacillin 1 gr/8 j tts/i
- Inj. Gentamicyn 80 gr/8 j - Inj. Amacillin 1 gr/8 j
- Menrondazol drip/12 j - Inj. Gentamicyn 80
- Aliromin F / 8 j gr/8 j
- Tramazon amp / 8 j - Menrondazol drip/12 j
- SM regim mantenance - Aliromin F / 8 j
10cc - Tramazon amp / 8 j

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT. karena


berkat Rahmat dan Karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan
paper ini dalam rangka melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSU Dr. Pirngadi Medan
dengan judul "Eklampsia “ .

Disini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang


sebesar – besarnya kepada Dr. Rushakim Lubis, Sp.OG. Dan para
dokter lainnya yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
penulisan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini jauh masih jauh dari


sempurna, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Semoga paper ini bermanfaat dan menambah pengetahuan
kita.

Medan, Agustus 2004

Penulis

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii


EKLAMPSIA

DAFTAR ISI

Hal
Kata pengantar ..............................................................................i

Daftar Isi.........................................................................................ii

I. Pendahuluan ............................................................................. 1

II. Defenisi....................................................................................... 1

III. Insiden..................................................................................... 1

IV. Gejala Eklampsia ..................................................................... 2

V. Differential Diagnosis............................................................... 3

VI. Diagnosis.................................................................................. 3

VII. Komplikasi............................................................................... 3

VIII. Pencegahan.............................................................................. 4

IX. Penatalaksanaan...................................................................... 5

X. Tindakan Obstetrik.................................................................. 6

XI. Prognosis.................................................................................. 7

Status Orang Sakit.......................................................................... 8

Susi & Yusrizal (FK – UMI & FK – Unbrah) ii

Anda mungkin juga menyukai