Kelompok : A 11
Ketua : Cindy Julia Amanda (NPM: 1102013063)
Sekertaris : Cintya Ristimawarni (NPM: 1102013064)
Anggota : Betari Texania Harsa (NPM: 1102013058)
Bilgis Biladi (NPM: 1102013059)
Camelia F musa’ad (NPM: 1102013061)
Chyntia Monica (NPM: 1102013062)
Inna Nurrohmatul Karima (NPM:1102013135)
Intan Purnama Sari (NPM: 1102013138)
Indrayanti (NPM: 1102012126)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH
JAKARTA 10510
TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574
LANGKAH 1
1) Skenario
2) Kata Sulit
3) Pertanyaan sementara
4) Jawaban Sementara
1. Adanya sistem imun yang menyerang sel sehat jaringan dan organ di tubuh.
1
2. Mual, sariawan, demam, tidak nafsu makan, rambut rontok, pipi merah jika
terkena matahari, nyeri sendi.
3. Antigen terlalu banyak deposit terbentuk kompleks ag-ab fagosit
fungsiya menurun angry cell
4. Faktor:
Genetik: Pada perempuan (1-50 tahun)
Lingkungan: Bakteri, Virus
Hormon
Defisiensi komplemen
Auto AB
5. Karena fungsi fagosit menurun dan adanya faktor tertentu
6. Hematologi, urin, dan marker autoimun
7. Ditemukan antibodi anti ds-DNA, dll
8. Lupus:
SLE
DLE
DIL
9. Autoimun: Respon imun terhadap Antigen jaringan sendiri disebabkan oleh
mekanisme normal yang gagal mempertahankan sel toleran, sel B, sel T atau
keduanya.
10. Lokal dan sistemik
11. Kegagalan toleransi, Genetik, dll
12. Antigen yang terlalu banyak menumpuk membuat makrofag berubah menjadi
angry cell
13. Lupus, R.A., Diabetes Melitus tipe 1, sklerosis edema, dll
14. Karena yang diserang kulit dan kulit akan sangat mudah terpapar sinar
matahari.
5) Hipotesa
Autoimun adalah respon imun terhadap Antigen jaringan sendiri disebabkan oleh
mekanisme normal yang gagal mempertahankan sel toleran, sel B, sel T atau
keduanya. Disebabkan oleh Genetik, Bakteri, Virus, Hormon, Defisiensi komplemen,
Auto antibody. Patogenesisnya berawal Antigen terlalu banyak deposit
terbentuk kompleks ag-ab fagosit fungsiya menurun angry cell. Penyakitnya
antara lain adalah Lupus yaitu Penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh
menyerang sel tubuh sendiri mengakibatkan peradangan dan kerusakan jaringan.
Bagian tubuh yang biasa terserang adalah kulit, sendi, ginjal, jantung & pembuluh
darah dengan penyebab yang sama seperti autoimun. Manifestasi klinisnya antara lain
Mual, sariawan, demam, tidak nafsu makan, rambut rontok, pipi merah jika terkena
matahari, nyeri sendi dan patogenesis yang sama dengan autoimun. Pemeriksaannya
adalah Hematologi, urin, dan marker autoimun. Klasifikasinya SLE, DLE, dan DIL.
6) Sasaran Belajar
2
d. Jenis penyakit
e. Klasifikasi
f. Pemeriksaan Autoimun
LANGKAH II
Belajar Mandiri
LANGKAH III
b. Etiologi
3
Pada pasien dengan gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh tidak
bisa membedakan antara jaringan tubuh yang sehat dan antigen. Hasilnya
adalah respon imun merusak jaringan tubuh normal. Tanggapan ini adalah
reaksi hipersensitivitas yang mirip dengan respon saat kondisi alergi.
4
c. Mekanisme
Salah satu contohnya adalah pada Myelin Basic Protein (MBP), yaitu antigen
yang terletak di luar sistem imun; MBP tidak terjangkau oleh sistem imun karena
dihalang oleh blood-brain barrier. Pada percobaan, seekor hewan diinjeksi dengan
MBP + adjuvant, yaitu untuk memaksimalisasi respon imun. Pada kasus tersebut,
sistem imun hewan percobaan terpajan oleh antigen self yang asing, namun
dalam keadaan nonfisiologis (dalam keadaan percobaan). Pada eksperimen yang
sama, ternyata kasus tersebut dapat dicegah apabila MBP diinjeksi langsung ke
timus, sehingga sel T dapat terpajan oleh antigen terkait pada saat
pematangannya. (Kindt, et. al., 2007)
Mimikri Molekuler
Oleh karena berbagai hal, mikroba dan virus dapat menyebabkan terjadinya
autoimunitas. Perlu disadari bahwa manusia terserang penyakit di mana penyakit
tersebut endemik di wilayah tertentu. Namun seiring dengan perkembangan
zaman, mobilitas manusia meningkat, dan menariknya, tingkat kejadian
autoimunitas juga meningkat. Hal ini diduga karena beberapa mikroba atau virus
tertentu memiliki determinan antigen yang mirip dengan antigen sel yang dimiliki
host. Hal ini dinamakan mimikri. Pada satu studi, sebanyak 600 antibodi
monoklonal yang spesifik terhadap 11 virus dites reaktivitasnya terhadap sel
tubuh host. Sebanyak 3% dari antibodi spesifik virus tersebut ternyata juga
5
berikatan dengan sel tubuh normal, sehingga disimpulkan bahwa mimikri
molekuler bisa menjadi fenomena yang sering terjadi. (Kindt, et. al., 2007)
d. Jenis penyakit
Addison disease: gangguan yang terjadi ketika kelenjar adrenal tidak
dapat menghasilkan cukup hormon.
Celiac disease: penyakit yang mengganggu saluran pencernaan sehingga
tak bisa menyerap nutrisi secara baik. Penderita celiac disease tak bisa
mengkonsumsi segala bentuk protein yang berasal dari gluten, yang
banyak di temukan dalam gandum, roti, dan tepung.
Dermatomyositis: suatu penyakit multisistem, yang terutama ditandai
oleh radang non-supuratif pada otot rangka.
Graves disease: suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek
genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis
antibody terhadap antigen tiroid.
Tiroiditis Hashimoto: peradangan kelenjar tiroid yang sering
menyebabkan hipotiroidisme. Tiroiditis Hashimoto merupakan jenis
tiroiditis yang paling sering ditemukan. Paling sering terjadi pada wanita
usia lanjut dan cenderung diturunkan.
Multiple sclerosis: salah satu penyakit sistem syaraf pusat (otak dan
jaringan syaraf sum-sum tulang belakang) akibat kerusakan myelin.
Myelin adalah materi yang melindungi syaraf, berfungsi seperti lapisan
pelindung pada kabel listrik dan memudahkan syaraf untuk mengirim
impulsnya dengan cepat. Kecepatan dan efisiensi pengiriman impuls
inilah yang memungkinkan sebuah gerakan tubuh yang halus, cepat,dan
terkoordinasi dilakukan hanya dengan sedikit upaya.
Myasthenia Gravi: penyakit autoimun kronis dari transmisi
neuromuskular yang menghasilkan kelemahan otot. IstilahMyasthenia
adalah bahasa Latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau
serius.
Pernicious Anemia: pengurangan sel daral merah akibat dari gangguan
penyerapan vitamin b12 pada saluran cerna.
Reactive arthritis: suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya
sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi.
Sindrom Sjogren: Sindrom Sjogren adalah penyakit autoimun yang
ditandai dengan gejala mata kering, mulut kering, dan penyakit jaringan
ikat lainnya seperti rheumatoid artritis(paling umum), lupus,
skleroderma atau polimiositis.
6
Sistemic lupus erythematosus: penyakit otoimun kronis yang di tandai
dengan berbagai antibodi yang membentuk kompleks imun dan
menimbulkan inflamasi padaa berbagai organ.
Diabetes tipe 1: yakni diabetes mellitus yang disebabkan oleh kurangnya
produksi insulin oleh pankreas.
e. Klasifikasi
Penyakit Autoimun Organ-Specific
Penyakit autoimun yang melibatkan kerusakan seluler terjadi ketia sel
limfosit atau antibodi berikatan dengan antigen membran sel, sehingga
menyebabkan lisis ataupun respon inflamasi pada organ terkait. Lama
kelamaan, struktur sel yang rusak itu diganti oleh jaringan penyambung
(scar tissue), dan fungsi organ nya menurun.
7
tertentu dalam presentasi, mungkin termasuk dalam kelompok ini karena
autoantigens sering mana-mana t-RNA sintetase.
f. Pemeriksaan Autoimun
Antinuclear antibody test: jenis tes autoantibody yang mencari antibodi
antinuclear, yang menyerang inti sel dalam tubuh.
Autoantibody test: salah satu dari beberapa tes yang mencari antibodi
spesifik untuk jaringan tubuh.
Complete blood count (CBC)-mengukur jumlah sel darah merah dan
putih dalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh secara aktif melawan
sesuatu, angka-angka ini akan bervariasi dari biasanya.
C-reactive protein (CRP): tinggi CRP merupakan indikasi peradangan
di seluruh tubuh .
Erythrocyte sedimentation rate (ESR): tes ini secara tidak langsung
mengukur berapa banyak peradangan dalam tubuh Anda
8
Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus) adalah
penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh
sendiri, mengakibatkan peradangan dan kerusakan jaringan. Lupus dapat
mempengaruhi setiap bagian tubuh, tetapi paling umum mempengaruhi
kulit, sendi, ginjal, jantung dan pembuluh darah. Perjalanan penyakit ini
tidak dapat diprediksi, dengan periode suar (flare) dan remisi. Lupus dapat
terjadi pada semua usia dan lebih umum pada perempuan. Manifestasi
kulit cukup bervariasi dan dapat hadir dengan lesi terlokalisasi, rambut
rontok menyebar dan kepekaan terhadap matahari. Nama kondisi ini
berasal dari fakta bahwa ruam fotosensitif yang terjadi pada wajah
menyerupai serigala.
b. Etiologi
Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun di mana
sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat. Hal ini
dapat mempengaruhi kulit, sendi, ginjal, otak, dan organ lainnya.
Isoniazid
Hydralazine
Procainamide
c. Patogenesis
Hubungan antara lupus dan patogenesis masih kontroversial, karena
komponen komplemen dan imunoglobulin, termasuk kompleks
penghancur membran, dapat dijumpai kedua kulit non-lesi dan lesi pada
pasien lupus eritematosus sistemik.
9
timbulnya reaksi radang. Reaksi radang inilah yang menyebabkan
timbulnya keluhan atau gejala pada organ atau tempat yang bersangkutan
seperti ginjal, sendi, pleura, pleksus koroideus, kulit dan sebagainya.
d. Manifestasi klinis
Penglihatan kabur
Demam
Malaise
Nyeri sendi
Sendi bengkak
Kehilangan nafsu makan
Nyeri dada pleuritik
Ruam kulit
Semakin buruk dengan sinar matahari
Ruam "Kupu-kupu" di jembatan dari hidung dan pipi
Penurunan berat badan
e. Faktor penyebab
Beberapa penelitian kemungkinan lupus hadir melalui beberapa faktor
diantaranya:
Faktor Lingkungan
- Infeksi
- Stress
- Makanan
- Antibiotik (khususnya kelompok sulfa & penisilin)
- Ultraviolet
- Penggunaan obat-obat tertentu.
Faktor Genetik
Sampai saat ini, tidak diketahui gen-gen yang menjadi penyebabnya,
lupus diturunkan angkanya relatif kecil, kemungkinan hanya 10 %.
Faktor Hormon
Faktor hormonal bisa menjelaskan mengapa kaum hawa lebih sering
terkena lupus dibanding pria. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit
lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan
mendukung keyakinan bahwa hormon, khususnya estrogen, menjadi
pencetus lupus.
f. Klasifikasi
Lupus Eritematosus Diskoid
· Paling sering menyerang dan merupakan lupus kulit dengan
manifestasi beberapa jenis kelainan kulit.
10
· Kelainan biasanya berlokalisasi simetrik di muka (terutama hidung,
pipi), telinga atau leher.
· Ruam kulit berupa makula eritem, berbatas jelas dengan sumbatan
keratin pada folikel-folikel rambut (follicular plugs). Bila ruam atau lesi
di atas hidung dan pipi berkonfluensi dapat seperti kupu-kupu (Butterfly
Erythema).
· Ruam biasanya tidak nyeri dan bukan penyakit gatal, tetapi bekasnya
dapat menyebabkan hilangnya rambut permanen. 5-10 % pasien dengan
lupus diskoid dapat berkembang menjadi lupus eritematosus sistemik.
· Ruam ini pulih dengan meninggalkan parut, diskoid lupus tidak serius
dan jarang sekali melibatkan organ-organ lain.
- Cellular cast : sel darah merah, Hb, granular, tubular atau mix
11
9. Ruam bebentuk kupu-kupu melintang pada pipi dan hidung 42 %
10. Sensitif terhadap cahaya sinar matahari 30 %
11. Rambut rontok 27 %
12. Gangguan abnormal pembekuan darah 20 %
13. Jari menjadi putih/biru saat dingin (Fenomena Raynaud’s) 17 %
14. Stroke 15 %
15. Sariawan pada rongga mulut dan tenggorokan 12 %
16. Selera makan hilang > 60 % (7)
g. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
1. Status General
Kondisi Umum : kesakitan
Kesadaran : somnolent
2. Vital Signs
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 120 x/menit
Suhu Axiler : 37.5 oC
Respirasi : 20 x/menit
3. Kepala & Leher
Tampak simetris, ada ruam pada wajah dan leher.
Mata : konjungtiva : Anemis (+), perdarahan(-)
Sklera : Ikterus (-)
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : terdapat ulcus.
Leher : Tidak teraba massa dan pembesaran kelenjar
4. Thorax:
Inspeksi: – bentuk : simetris
- pergerakan : simetris
- retraksi intercosta (-)
Palpasi : pergerakan nafas normal
fremitus raba normal
Perkusi : suara ketuk sonor
Batas jantung kanan : para sternal line
Batas jantung kiri : axillary anterior line
12
Mid clavicular line
Auskultasi: Cor : S1 S2 tunggal regular (takikardi)
Pulmo : Ronchi -/-, Wheezing -/-
Suara Nafas Bronchovesikuler (+)
5. Abdomen:
Inspeksi : flat, turgor menurun.
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : defens muskular, Nyeri tekan (-) – Hepar & Lien
tidak teraba.
Perkusi : Suara ketuk timpani
6. Ekstremitas
Ekstemitas sup. : oedema (-/-) , akral hangat, tampak eritroderma
Ekstremitas Inf. : oedema (-/-), akral hangat, tampak eritroderma
Pemeriksaan Penunjang
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu dokter unt
uk membuat diagnosa SLE, antara lain :
1. Pemeriksaan anti-nuclear antibodi (ANA)
Yaitu: pemeriksaan untuk menentukan apakah autoantibodi terhadap inti
sel sering muncul di dalam darah
2. Pemeriksaan anti ds DNA ( Anti double stranded DNA ).
yaitu : untuk menentukan apakah pasien memiliki antibodi terhadap mater
i genetik di dalam sel.
3. Pemeriksaan anti-Sm antibodi
yaitu : untuk menentukan apakah ada antibodi terhadap Sm (protein yang
ditemukan dalam sel protein inti)
4. Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan immune complexes
(kekebalan) di dalam darah
5.Pemeriksaan untuk menguji tingkat total dari serum complement (kelo
mpok protein
yang dapat terjadi pada reaksi kekebalan) dan pemeriksaan untuk menilai t
ingkat spesifikdari C3 dan C4 –
dua jenis protein dari kelompok pemeriksaan ini.
6. Pemeriksaan sel LE (LE cell prep)
yaitu : pemeriksaan darah untuk mencari keberadaan jenis sel tertentu yan
g dipengaruhi membesarnya antibodi terhadap lapisan inti sel lain –
pemeriksaan ini jarang digunakan
jika dibandingkan dengan pemeriksaan ANA, karena pemeriksaan ANA l
ebih peka untuk mendeteksi penyakit Lupus dibandingkan dengan LE cell
prep.
7. Pemeriksaan darah lengkap, leukosit, thrombosit
8. Urine Rutin
9. Antibodi Antiphospholipid
10. Biopsy Kulit
11. Biopsy Ginjal
13
Hasil pemeriksaan ANA positif pada hampir semua pasien dengan sistemi
k lupus –
dan ini merupakan pemeriksaan diagnosa terbaik yang ada saat ini untukm
engenali sistemik lupus.
Hasil pemeriksaan ANA negatif merupakan bukti kuat bahwa lupus bukan
lahpenyebab sakitnya orang tersebut ---
walaupun sangat jarang terjadi dimana SLEmuncul tanpa ditemukannya
ANA
14
No Kriteria Definisi
1 Bercak malar Eritema datar atau menimbul yang menetap di
(butterfly rash) daerah pipi, cenderung menyebar ke lipatan
nasolabial
2 Bercak diskoid Bercak eritema yang menimbul dengan adherent
keratotic scaling dan follicular plugging, pada lesi
lama dapat terjadi parut atrofi
3 Fotosensitif Bercak di kulit yang timbul akibat paparan sinar
matahari, pada anamnesis atau pemeriksaan fisik
4 Ulkus mulut Ulkus mulut atau nasofaring, biasanya tidak nyeri
5 Artritis Artritis nonerosif pada dua atau lebih persendian
perifer, ditandai dengan nyeri tekan, bengkak atau
efusi
6 Serositif a. Pleuritis
Riwayat pleuritic pain atau terdengar pleural
friction rub atau terdapat efusi pleura pada
pemeriksaan fisik
atau
b. Perikarditis
Dibuktikan dengan EKG atau terdengar pericardial
friction rub atau terdapat efusi perikardial pada
pemeriksaan fisik
7 Gangguan ginjal a. Proteinuria persisten > 0,5 g/hr atau pemeriksaan
+3 jika pemeriksaan kuantitatif tidak dapat
dilakukan
atau
b. Cellular cast : eritrosit, Hb, granular, tubular atau
campuran
8 Gangguan saraf Kejang
Tidak disebabkan oleh obat atau kelainan
metabolik (uremia, ketoasidosis atau
ketidakseimbangan elektrolit)
atau
Psikosis
Tidak disebabkan oleh obat atau kelainan
metabolik (uremia, ketoasidosis atau
ketidakseimbangan elektrolit)
9 Gangguan darah Terdapat salah satu kelainan darah
Anemia hemolitik à dengan retikulositosis
Leukopenia < 4000/mm3 pada > 1 pemeriksaan
Limfopenia < 1500/mm3 pada > 2 pemeriksaan
Trombositopenia à < 100.000/mm3 tanpa adanya
intervensi obat
10 Gangguan imunologi Terdapat salah satu kelainan
Anti ds-DNA diatas titer normal
Anti-Sm(Smith) (+)
Antibodi fosfolipid (+) berdasarkan
kadar serum IgG atau IgM antikardiolipin yang
15
abnormal
antikoagulan lupus (+) dengan menggunakan tes
standar
tes sifilis (+) palsu, paling sedikit selama 6 bulan
dan dikonfirmasi dengan ditemukannya Treponema
palidum atau antibodi treponema
11 Antibodi antinuklear Tes ANA (+)
Diagnosis banding
Dengan adanya gejala di berbagai organ, maka penyakit-penyakit
yang didiagnosis banding banyak sekali. Beberapa penyakit yang
berasosiasi dengan LES mempunyai gejala-gejala yang dapat menyerupai
LES, yaitu arthritis reumatika, sklerosis sistemik, dermatomiositis,
dan purpura trombositopenik.
i. Penanganan
Tatalaksana pada SLE dibagi menjadi dua, yaitu tatalaksana untuk SLE
yang tidak mengancam jiwa, dan tatalaksana untuk SLE yang dapat
mengancam jiwa. Setelah penderita didiagnosis SLE, terdapat algoritma
dalam penentuan terapi yang tepat.
16
Gambar 2. Algoritma dalam penentuan treatment SLE (Fauci, 2008)
Terapi Konservatif
Terapi ini dilakukan pada penderita SLE yang tidak mengancam jiwa.
Penderita pada umumnya merasakan lemah, sakit/nyeri badan, adanya
autoantibodi SLE, namun tidak menunjukkan kerusakan organ. Managemen
terapi dilakukan dengan cara mengurangi gejala. Obat analgesik dan
antimalaria merupakan obat andalan. NSAID sangat berguna sebagai
analgesik/antiinflamasi, terutama pada arthritis. Beberapa obat pilihan
dijelaskan pada tabel 6
Terapi Agresif
Pemberian glukokortikoid dosis tinggi diberikan segera saat mulai timbul
manifestasi serius SLE dan mengancam jiwa, misalnya vaskulitis, lupus
kutaneus berat, poliarthritis, poliserositis, miokarditis pneumonitis lupus,
glomerulonefritis, anemia hemolitik, trombositopenia, sindrom otak
organik, defek kognitif berat, mielopati, neuropati perifer, dan krisis lupus
(demam tinggi & prostrasi).
17
Pemberian methylprednisolone intravena 1 gram atau 15 mg/kgBB/hari
selama 3-5 hari, dapat dipertimbangkan sebagai pengganti glukokortokoid
dosis tinggi, kemudian dilanjutkan dengan prednison oral 1-1.5
mg/kgBB/hari. Efek terapi dapat terlihat secepat mungkin atau paling lama
6-10 minggu kemudian.
III. Memahami dan menjelaskan sabar dalam penyakit yang tidak ada obatnya
18
a. Dalil
1. Sabar Merupakan Perintah Mulia Dari Rabb Yang Maha Mulia Allah SWT
berfirman :“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatsebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-
Baqarah: 153) dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang
yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,..…” (QS.Ali Imran: 200)
Konteks (kandungan) dari kedua ayat diatas menerangkan bahwa sabar
merupakan perintah dari Allah SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah
yang Allah wajibkan kepada hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan
perintah sabar tersebut dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi
kewajiban itu, berarti iatelah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
2. Pujian Allah SWT Terhadap Orang-Orang Yang sabar Allah SWT memuji
mereka sebagai orang-orang yang benar dalam keimanannya. Sebagaimana
firman-Nya Nya: “….. dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar
(imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah:
177)Dalam kitab Madarijus Salikin 2/152 Al Imam Ibnul Qayyim, mengutarakan
bahwa ayat yang seperti ini banyak terdapat dalam Al Qur‟an. Sehingga
keberadaan
sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah adalah benar-benar
menjadi barometer keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
3. Mendapat Kecintaan Dari Allah SWT. Semua orang yang beriman berharap
menjadi golongan orang-orang yang dicintaioleh Allah SWT. Dan Allah
mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-
Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dancobaan dari-Nya.
Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya “…….., dan Allah itu
menyukai/mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Ali Imran:146). Dan Allah
selalu bersama orang-orang yang sabar, seperti tertulis dalam firman- Nya:
“…..…dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang
sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)Yang dimaksud dengan Allah bersama orang-orang
yang sabar adalah penjagaan dan pertolongan Allah SWT selalu menyertai orang-
orang yang sabar. Sebagaimana pula diterangkan dalam hadits berikut ini:
“Ketahuilah olehmu! Bahwasannya datangnya pertolongan itu bersama
dengankesabaran.”(HR. At Tirmidzi, dari shahabat Ibnu „Abbas ra)
4. Mendapat Ampunan Dari Allah SWT. Selain Allah memberikan ganjaran
yang lebih baik dari amalannya kepada orangyang sabar, Allah juga memberikan
ampunan kepada mereka. Sebagaimana tertulis dalam firman-
Nya : ”kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), danmengerjakan
amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”.(Hud:
11)Dari „Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada suatu
musibahpun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah
menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang
menusuk dirinya.” (HR.Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062)
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=2402
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000816.htm
http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Autoimmune_disorders
Goronzy JJ, Weyand CM. The innate and adaptive immune systems. In: Goldman L, Ausiello
D, eds.Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;2007: chap 42.
Siegel RM, Lipsky PE. Autoimmunity. In: Firestein GS, Budd RC, Harris Ed, et al,
eds. Kelley's Textbook of Rheumatology. 8th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;
2009:chap 15.
http://thyroid.about.com/od/endocrineautoimmune1/l/blcauses.htm
http://www.healthline.com/health/autoimmune-disorders#Diagnosis
http://kamuskesehatan.com/arti/lupus-eritematosus-sistemik/
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000446.htm
20