Abstrak
Progresivisme yang mulai berkembang pada abad awal XX dalam dunia pendidikan dengan
melihat situasi dan kondisi sekolah pada saat itu yang masih tradisional dan esensial dengan
mengagungkan pengetahuan saja dan adanya dikotomi teori dan praktik sehingga tidak bisa
menjawab tantangan dunia kerja pada saat itu. Kemudian muncullah tokoh-tokoh seperti
Dewey, Rousseau, Pestalozi, dan lain-lain dengan membawa perubahan cara pandang dalam
pendidikan dan mewarnai dunia pendidikan sampai sekarang. Pendidikan menurut aliran
progresivisme ini menekankan kreativitas murid, di mana bebas mengekspresikan apa yang
menarik dalam pikirannya. Guru hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan
maksud dan tujuan murid, tidak boleh lebih dari itu. Kurikulum bersumber dari murid dan
kemudian difasilitasi oleh sekolah semaksimal mungkin. Aliran ini tidak berpatokan kepada
kurikulum yang sifatnya baku, sehingga untuk menilai hasil dari pendidikan itu menjadi
sangat sulit. Dan inilah yang menjadi kelemahannya. Contoh pendidikan di Indonesia seperti
di MIM PK Kartasura dengan menerapkan kurikulum multiple intelegensi dan SMK yang
menjawab tantangan persaingan dunia kerja karena bakat dan kreatifitas yang dikembangkan
di sekolah formal.
319
ISBN 978-602-70471-2-9
solusi yang bisa ditawarkan adalah teoritis berupa ide-ide. Contoh di Jerman
membedah makna pendidikan melalui pendidikan konvensional dengan
pendekatan filsafat. Mengapa memilih Reformpädagogik dimulai pada 1890 dan
filsafat pendidikan, karena filsafat berakhir pada tahun 1933. Di Inggris Raya
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan sekolah yang progresiv tahun 1960 dan
normatif dalam bidang pendidikan 1970(Darling, 2002:298). Aliran
merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma progresivisme berkembang pesat pada
dan atau ukuran tingkah laku perbuatan permulaan abad ke XX dan sangat
yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia berpengaruh dalam pembaruan pendidikan.
dalam hidup dan kehidupannya. (Jalaluddin Perkembangan tersebut didorong oleh aliran
dalam Samino, 2015) naturalisme dan eksperimentalisme,
instrumentalisme, environmentalisme, dan
Filsafat pendidikan memberikan
pragmatisme sehingga progresivisme sering
jawaban terhadap masalah yang menantang
disebut sebagai salah satu dari aliran tadi.
manusia, yaitu jawaban atas ketidaktahuan
Progresivisme disebut sebagai naturalisme,
tentang sesuatu. Bentuk dan wujud reaksi,
mempunyai pandangan bahwa kenyataan
kreasi, pemahaman, gagasan-gagasan
yang sebenarnya adalah alam semesta
mengenai prinsip, dan cita-cita pendidikan
ini(bukan kenyataan spiritual dan
tersimpul dalam pokok ajaran aliran filsafat
supranatural). Progresivisme identik dengan
pendidikan. Untuk menjawab permasalahan
eksperimentalisme, aliran ini menyadari dan
di dunia pendidikan sekarang ini diperlukan
mempraktikkan eksperimen adalah alat
suatu progres atau kemajuan dengan
utama untuk menguji kebenaran suatu teori
menfungsikan jiwa sehingga menghasilkan
dan ilmu pengetahuan. Disebut
dinamika yang lain dalam hidup, jadi tidak
instrumentalisme, karena aliran ini
hanya sebatas ide. Aliran filsafat yang
menganggap bahwa potensi intelegensi
sesuai untuk menjawab hal di atas adalah
manusia(merupakan alat, instrumen) sebagai
progresivisme.
kekuatan utama untuk menghadapi dan
LATAR BELAKANG memecahkan problem kehidupan manusia.
PROGRESIVISME Environmentalisme, aliran ini menganggap
Sejarah progresivisme dalam lingkungan hidup sebagai medan juang
pendidikan dapat dilihat dari sisi praktisi menghadapi tantangan dalam hidup, baik
yaitu sekolah yang progresiv atau sisi fisik maupun sosial. Sedangkan
320
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
321
ISBN 978-602-70471-2-9
prinsip progresivisme yaitu, (1) proses siswa dan yang mengintegrasikan disiplin
pendidikan menemukan asal muasal dan sekitar tema yang relevan secara sosial, itu
tujuannya pada anak, (2) subjek adalah aktif berarti mempromosikan nilai-nilai
bukan pasif, (3) peran guru adalah sebagai masyarakat, kerjasama, toleransi, keadilan
322
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
323
ISBN 978-602-70471-2-9
kelas. Kurikulum berbasis multiple integensi sendiri. Dan murid diberi keleluasaan untuk
sendiri sangat berpusat pada pada potensi membangun kreatifitasnya dalam hal
yang dimiliki anak, sehingga di sekolah menjawab problem yang terjadi, namun
tersebut tidak hanya mengandalkan aspek sesuai dengan minatnya sendiri.
kognitif saja, tapi lebih mengembangkan
Dalam bukunya, Allan C Ornstein
potensi yang dimiliki anak.
dan Daniel U Levine mencatatkan bahwa:
Contoh progresiv lainnya adalah “Progressives generally were notinterested
pendidikan kejuruan atau SMK sebenarnya in using the curriculum totransmit subjects
baik dalam rangka membina bakat dan to student. Rather,the curriculum was to
kreatifitas peserta didik sehingga ketika come from thechild. Learning could take a
keluar dari dunia pendidikan formal dan variety offorms such as problem such
berhadapan dengan kehidupan masyarakat, asproblem solving , field trips,
mereka tidak akan kewalahan menciptakan creativeartistic expression, and projects.
lapangan kerja sendiri. Berkaitan dengan itu Above all, progressives saw theteaching-
pula, SMK akan mampu menjawab learning as active, exciting and
tantangan persaingan dunia kerja karena everchanging” (Ornstein dan Levine dalam
bakat dan kreatifitas yang dikembangkan Nanuru, 2013).
berbeda-beda bidangnya. Hal ini bertolak
Sekolah yang baik adalah sekolah
belakang dengan sistem pendidikan di
yang dapat memberi jaminan kepada para
SMA yang diseragamkan dari Sabang
siswanya selama ia belajar. Maksudnya
sampai Merauke, walaupun karakteristik
adalah bahwa sekolah harus mampu untuk
budaya dan daerahnya berbeda-beda.
membantu dan menolong siswanya untuk
Pendidikan Progressivisme bertujuan bertumbuh dan berkembang serta memberi
untuk menjadikan manusia itu menjadi keleluasaan tempat untuk para murid untuk
orang-orang yang dapat membuka rahasia mengembangkan minat dan bakatnya
dari alam semesta. Inilah yang menjadi melalui bimbingan para guru.
tujuan pendidikan aliran ini. Alam semesta Hal ini adalah benar. Akan tetapi, untuk
memiliki problem-problem. Dan itu sangat mengarahkan apa yang menjadi maksud
mempengaruhi keberadaan manusia. Maka, dan tujuan penyelenggaraan pendidikan itu
dengan sendirinya manusia itu sendirilah dituangkan melalui kurikulum yang jelas
yang harus mencari pemecahan masalahnya dan tepat. Namun, yang terjadi adalah
324
Seminar Nasional Pendidikan PGSD UMS & HDPGSDI Wilayah Jawa
DAFTAR PUSTAKA
325