ANALISIS INSTRUMENTASI
Oleh:
Kelompok 2 offering A
1.3 Tujuan
1. Menganalisis hal-hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam
memilih alat dan bahan dalam menentukan kandungan limbah
2. Memahami perbedaan spektroskopi atom dengan molekul
3. Mengetahui metode yang paling efektif dalam menganalisis kandungan Fe
dan Pb dalam sampel limbah
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih
metode, alat, serta bahan dalam menganalisis kandungan limbah.
Adapun strategi analitik yang dipilih selalu berdasarkan pada objek yang
dianalisis dan juga informasi apa yang diinginkan. Keadaan sampel juga
menentukan, apakah sampel homogen atau tidak, berfasa cair, padat atau gas, dan
sebagainya. Perlakuan awal dilakukan berdasarkan keadaan sampel, misalkan
sampel dalam fasa cair, apakah sampel perlu untuk dipekatkan atau diencerkan,
barulah kemudian menentukan metode apa yang akan digunakan. Pemilihan
metode dapat dipertimbangkan berdasarkan
1) Ketelitian
2) Ketepatan
3. Sifat fisika dan sifat kimia dari matriks sampel limbah dan perlakuan awal
sampel
Sampel yang dianalisis memiliki sifat fisika dan sifat kimia yang harus
diperhatikan. Sifat fisika dan sifat kimia dari sampel tersebut dapat
menyebabkan adanya gangguan dalam analisis sampel menggunakan suatu
metode instrumentasi. Gangguan-gangguan analisis karena sifat fisika dan
sifat kimia setiap instrument berbeda-beda. Sehingga setiap sampel
memerlukan perlakuan khusus atau proses analisis tambahan untuk dapat
menganalisis komponen-komponen yang ada dalam sampel tersebut
1. Spektroskopi Atom
Prinsip spektroskopi atom didasarkan pada analisis spektral dari atom-
atom dalam sampel. Dengan demikian langkah awal dalam analisis spektroskopi
atom adalah atomisasi, dimana senyawa yang membawa atom target akan
dihancurkan oleh energi tinggi ke dalam bentuk gas dan mengalami eksitasi
elektronik. Spektra dari atom akan jauh lebih sederhana dari spektra molekul
karena keadaan kuantum transisi vibrasi dan rotasi tidak ada. Proses atomisasi,
diharapkan atom-atom yang dianalisis terbebas dari senyawanya agar ketika diberi
energi dapat terjadi penyerapan maksimal. Energi yang diserap akan digunakan
oleh elektron untuk tereksitasi ke tingkat-tingkat energi yang lain yang dengan
memberikan pola serapan yang khas. Instrumentasi standar spektrometer atom
secara umum terdiri dari :
a. Atomisator
b. Sumber cahaya dengan pemotongnya (chopper)
c. Monokromator
d. Detektor
e. Pengolah data
Aplikasi utama dari metode ini adalah penentuan kadar logam berat dalam
sampel air, baik sampel alam yang etrcemar maupun sampel limbah cair hasil
industri. Metode spektroskopi serapan atom digunakan secara kontinyu untuk
menganalisis kadar logam-logam yang ada dalam jumlah kecil.
2. Spektroskopi molekul
Prinsip spektroskopi molekul didasarkan pada interaksi molekul dalam
senyawa yang terdapat dalam sampel dengan energi yang diberikan. Sebagian
energi tersebut akan diserap dan digunakan oleh molekul-molekul untuk
bervibrasi atau berotasi serta bereksitasi dengan memberikan pola interaksi yang
berbeda-beda. Pola interaksi tersebut yang akan memberikan informasi mengenai
sampel yang dianalisis. Instrumen standar spektrometer molekul secara umum
terdiri dari :
a. Sumber sinar
b. Tempat sampel
c. Pengatur panjang gelombang
d. Detektor
e. Prosesor signal dan komputer
o Atomisator
o Monokromator
o Detektor
dimana senyawa yang membawa atom target akan dihancurkan oleh energy tinggi
dan baru kemudian akan mengubah atom dalam bentuk uap, atomisasi dilakukan
dengan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Dalam prosese atomisasi
atom yang akan dianalisis. Dengan demikian, sumber sinar harus memperhatikan
energy yang dibutuhkan untuk mengeksitasi electron dari atom yang akan
dianalisis. Yang paling umum digunakan adalah lampu katode berlubang (hollow
cathode lamp, HCL) yang menggunakan katode terbuat dari unsure yang akan
diteliti atau dilapisi dengan unsure tersebut dan di dalam tabung silica tidak
berwarna yang bertekanan dalam rendah dari gas inert, biasanya Argon atau
Helium. Anodanya terbuat dari kawat tungsten, nikel atau zirconium. Dinding dari
gelas Pyrex atau kuarsa, tergantung pada panjang gelombang yang diperlukan,
lampu diisi dengan gas neon atau argon dalam tekanan rendah beberapa torr. Arus
listrik diberikan ( 10 mA, atau diatur sekitar 3-25mA) sehingga unsure logam
merupakan karakter dari unsure yang bersangkutan. Sedangkan gas pengisi neon
akan memberikan pijar berwarna merah dan argon biru dekat katoda. Gas juga
yang terbuat dari gelas tembus pandang di daerah ultraviolet dan sinar tampak.
Sebuah chopper diperlukan untuk memotong radiasi dari lampu dan menyisakan
Adapun lampu sinar katode ini akan menghasilkan emisi sempit dari
tegangan rendah dimana arus yang dialirkan ke katode akan membuat atom-atom
logam memercik keluar dalam bentuk gas. Tumbukan dengan atom-atom dan
electron akan mengeksitasi atom-atom logam ke tingkat energy level yang lebih
demikian, panjang gelombang yang diberikan adalah karakter dari atom yang
keluar dari sumber sinar ini. Bentuk dan konfigurasi lampu akan membantu
Unsur logam dalam sampel yang telah diatomisasi dalam nyala akan menyerap
garis resonansi dari garis spectrum yang datang dari lampu. Flame adalah tempat
garis emisis yang pasti seperti lampu katode berlubang. Lampu hydrogen atau
kedua lampu dipasang dalam spectrometer sinar ganda dimana sampel akan
mendapat cahaya, baik dari emisi lampu katode dan lampu hydrogen atau
garis dengan panjang gelombang tertentu karena sebuah lampu katode biasanya
Monokromator harus mempunyai celah masuk dan celah keluar yang sempit
diperlukan detector yang lebih sensitive lagi. Pembaca dan pengolah data
digunakan untuk mengubah sinyal yang telah diproses menjadi sesuatu yang bisa
dibaca manusia.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran