Anda di halaman 1dari 2

Pasien laki-laki berumur 64 tahun dengan keluhan utama pasien adalah kedua mata merah sejak

5 hari yang lalu. Mata kanan merah lebih dahulu 2-3 hari daripada mata kiri. Pasien mengeluh
mata berair dan pada pagi hari timbul belek berwarna kuning-hijau hingga mata terasa lengket.
Keluhan gatal ringan, nyeri mata ringan dan rasa seperti ada yang mengganjal juga dirasakan
oleh pasien. Gejala-gejala yang dialami pasien ini sesuai dengan kepustakaan yang menuju
kearah konjungtivitis bakterial. Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang
selaput lendir yang menutupi belakang kelopak mata. Gejala penyakit ini bervariasi dari
hiperemi ringan dengan air mata sampaikonjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen dan
kental.Berdasarkan agen infeksinya konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus,klamidia,
alergi, toksik dan molluscum contangiosum. Adanya kontaminasi eksternal seperti angin dan
debu dapat merusak lapisan epitel konjungtiva yang merupakan mekanisme pertahanan primer
terhadap infeksi. Kendaraan yang sering pasien gunakan yaitu motor dan kendaraan umum
memungkinkan terjadinya kontaminasi eksternal terhadap mata.
Pada pemeriksaan status oftalmologis, ditemukan adanya edema dan hiperemis pada
palpebral superior ODS, sekret purulen dan hiperemis pada konjungtiva tarsal superior et inferior
ODS, dan injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi ODS. Hal ini sesuai dengan kepustakaan
yang menyatakan bahwa pada konjungtivitis bakteri dapat dijumpai edema pada kelopak mata,
eksudasi purulen dan hiperemis pada konjungtiva tarsal dan hiperemis injeksi konjungtiva pada
konjuntiva bulbi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus pasien kurang dari 6/6, sedangkan
pada kepustakaan menyatakan bahwa ketajaman penglihatan biasanya tidak mengalamigangguan
pada konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adanya sekret dan debris pada
lapisan air mata. Hal ini dijelaskan pada pemeriksaan shadow test,terdapat kekeruhan pada kedua
lensa yang jika disinari dengan menggunakan senter pada kemiringan 45o menimbulkan
bayangan iris. Dari hasil pemeriksaan shadow test tersebut dapat dijelaskan bahwa pasien juga
mengalami kekeruhan sebagian pada lensa selain keluhan mata merah. Dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis yang sesuai adalah konjungtivitis bakterial dengan
katarak senilis imatur.
Usulan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan mikrobiologi
untuk mengetahui bakteri penyebab konjungtivitis serta menentukan terapi antibiotik yang
sesuai. Selain itu diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan funduskopi, tonometri schiotz dan slit
lamp untuk lebih memastikan kekeruhan yang terjadi pada lensa dan segmen posterior bola mata
serta menilai keadaan retina pasien.
Penatalaksanaan pada konjungtivitis bakterial adalah pemberian antibiotic spektrum luas
dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali sehari. Apabila dipakai tetes
mata, sebaiknya sebelum tidur diberi salep mata. Antibiotik diberikan untuk 1 minggu, apabila
tidak sembuh dalam 1 minggu bila memungkinkan dilakukan pemeriksaan resistensi atau
pemeriksaan defisiensi air mata dan obstruksi duktus nasolakrimal.
Prognosis pasien ini baik, hal ini disebabkan karena konjungtivitis merupakan suatu
peradangan yang dapat diobati dan tidak berbahaya jika ditangani dengan adekuat.

Anda mungkin juga menyukai