Anda di halaman 1dari 2

Gantung

Yang disebut peristiwa gantung (hanging) adalah peristiwa di mana seluruh atau sebagian dari berat
tubuh seseorang ditahan di bagian lehernya oleh sesuatu benda dengan permukaan yang relative sempit
dan panjang (biasanya tali) sehingga daerah tersebut mengalami tekanan.

Dengan definisi seperti itu berarti pada peristiwa gantung tidak harus seluruh tubuh berada diatas
lantai, sebab dengan tekanan berkekuatan 10 pon pada leher sudah cukup untuk menghentikan aliran
darah di daerah itu. Oleh sebab itu tindakan gantung diri dapat dilakukan dengan sebagian tubuh tetap
berada di lantai.

Ciri-ciri yang dapat dilihat pada jenazah akibat gantung diri yang sebagian tubuhnya menyentuh lantai
agak berbeda dengan ciri-ciri peristiwa gantung yang seluruh tubuhnya berada di atas lantai, yaitu:

- Jejas jerat tidak begitu nyata.


- Letak jejas jerat di leher lebih rendah
- Arah jejas jerat lebih mendekati horizontal
- Karena efek tali hanya menekan vena maka tanda-tanda lain yang dapat dilihat adalah muka
menjadi sembab, warna merah kebiruan dan ditemukan bintik-bintik perdarahan.

Gantung diri juga dapat dilakukan dengan cara meletakkan leher pada suatu benda (misalnya tangan
kursi, tangga, atau tali yang terbentang) guna menahan sebagian atau seluruh berat tubuhnya. Jejas
yang terlihat pada leher tidak jelas dan tidak khas, bahkan mungkin tidak terlihat sama sekali.

Penyebab kematian

Kematian yang terjadi pada peristiwa gantung dapat disebabkan oleh karena:

- Asfiksia
- Gangguan sirkulasi darah ke otak
- Syok karena vagal reflex
- Kerusakan medulla spinalis akibat dislokasi dari sendi atlanto-axial, misalnya pada pelaksanaan
hokum gantung (judicial hanging). Tanda-tanda yang dapat dilihat pada tubuh jenazah dengan
sendirinya tergantung dari penyebab kematiannya.

Cara kematian

Jika pada suatu waktu ditemukan seseorang meninggal dunia dalam keadaan tergantung harus
dilakukan penyelidikan yang teliti sebab peristiwa gantung dapat terjadi karena:

1. Bunuh diri
Kejadian ini yang paling banyak dijumpai.
2. Pembunuhan
Biasanya sebelum digantung dibunuh lebih dahulu dengan cara lain.
3. Kecelakaan
Contohnya yaitu pada waktu jatuh dari pohon, bagian belakang bajunya tersangkut dahan atau
pada waktu terjun paying, lehernya terlilit tali parasut.
Untuk menentukan cara kematian tersebut perlu dilakukan pemeriksaan ditempat kejadian. Tujuan
pertamanya ialah untuk mengetahui apakah korban benar-benar sudah mati atau belum. Jika ada
dugaan belum mati maka hendaknya korban segera diturunkan untuk kemudian dilakukan upaya
penyelamatan. Tujuan keduanya ialah untuk mengumplkan fakta-fakta guna dipakai sebagai dasar
membuat kesimpulan tentang cara kematian tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan tempat kejadian ialah:

1. Keadaan lokasi
Perlu dilihat ada tidaknya benda-benda penumpu, misalnya kursi atau meja.
2. Posisi korban.
Perlu dipikirkan kemungkinannya korban dapat melakukan gantung diri dengan posisi seperti
yang ditemukan.
3. Keadaan tali
Perlu dipikirkan adanya kemungkinan yang bersangkutan melakukan gantung diri dengan
kondisi tali serta simpul seperti yang ditemukan. Jika simpulnya simpul hidup, mungkinkah
kepalanya dapat melewati lingkaran tali jika seandainya tali dilonggarkan secara maksimal. Bila
menggunakan simpul mati, mungkinkah lingkaran jerat dapat dilewati kepala.
4. Keadaan korban
Perlu diteliti apakah distribusi lebah mayat sesuai. Kondisi lidah (menjulur atau tidak), perlu
dikaitkan dengan posisi jeratan di leher.
Mengenai keluarnya sperma, urine dan faeces tidak dapat dipakai sebagai petunjuk bahwa cara
kematian yang bersangkutan disebabkan karena bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai