STUDI PUSTAKA
blok yang mempunyai sifat elastik dari suhu kamar sampai kira-kira 700C.
Termoplastik elastomer dapat diproses seperti termoplastik konvensional tanpa
perlu dilakukan proses vulkanisasi. Sifat elastik ini disebabkan sifat ikatan silang
fisik yang dihasilkan dari pada daya antara molekul seperti ikatan hidrogen. Ikatan
–ikatan ini akan terputus apabila termoplastik elastomer dipanaskan melebihi suhu
tertentu dan terbentuk kembali apabila didinginkan.
TPE semakin popular karena mempunyai beberapa kelebihan diantaranya
adalah memperoleh sifat yang dikehendaki berdasarkan kegunaan akhir, serta
meningkatkan sifat tertentu, memperoleh sifat yang tidak terdapat di dalam
polimer tunggal serta memiliki kelebihan apabila digunakan dalam keadaan servis
(Ultracki, 1990; Folkes & Hope, 1993; Mathew et al., 1998). Walau
bagaimanapun, kelebihan dari segi ekonomi yang diperoleh melalui teknologi ini,
di mana bahan-bahan ini mempunyai sifat-sifat yang dikehendaki tetapi dengan
biaya yang rendah merupakan faktor utama dalam perkembangannya (Ultracki,
1990; Walker & Rader, 1988). Berbagai jenis campuran polimer yang semakin
mendapat perhatian seperti campuran elastomer-elastomer, plastik-plastik dan
elastomer termoplastik elastomer karena ciri-ciri pemprosesannya yang sama
seperti termoplastik dan sifat tekniknya yang sama seperti elastomer tervulkanisir
(De & Bhowmick, 1990; Elliot, 1990).
Penggunaan elastomer yang murah dan termoplastik yang mahal akan
menghasilkan pengurangan dari segi biaya bahan, disamping itu dapat
meningkatkan beberapa sifat mekanik seperti kekuatan hentaman (impak) dan
sifat-sifat lainnya . Di samping itu penambahan bahan aditif yang murah juga
dapat mengurangkan biaya bahan, ini termasuk penggunaan bahan pengisi sebagai
penguat dan bahan pengisi yang bukan sebagai penguat.Ismail et al. (2001a) telah
mengkaji tentang vulkanisasi dinamik campuran polipropilena dan
Gambar 2.1 a .Penggunaan TPE dari beberapa bagian yang ada pada automotive.
Gambar 2.1 b .Penggunaan TPE pada automotive Toyota Tundra 2006 mid-sized
Pickup truk.
Termoplastik Termplastik
Stirena Poliuretana Poliamida elastomer vulkanisasi
olifin
(TPS) (TPU) (TPA)
EPDM/
EPDM/PP NBR/PVC PP NBR/
PP
NR/PP
2.3. KARET.
Karet alam berasal dari tanaman Hevea Brasilliensis. Karet alam
merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung atom karbon (C) dan atom
hidrogen (H) dan merupakan senyawa polimer dengan isoprena sebagai
monomernya. Rumus empiris karet alam adalah (C 5 H 8)n , diperlihatkan pada
Gambar 2.11. Dengan perbandingan atom-atom karbon dan hidrogen adalah 5 : 8
dan n menunjukkan banyaknya monomer dalam rantai polimer.
Keunggulan yang dimiliki oleh karet alam antara lain adalah memiliki daya
elastisitas yang tinggi (high elasticity), plastisitas yang baik sehingga
Gambar. 2.16. Perilaku Elastis Karet Alam yang Belum dan Telah
Divulkanisasi.
Seperti halnya termoplastik perilaku elastomer berbeda pula dengan kenaikan
temperatur, transisi sifat mekanik terjadi terutama pada temperatur transisi
gelas( Tg), di mana ikatan sekunder mulai melebur. Pada Gambar 2.17 tampak
Tabel 2.6 adalah sifat sifat fisis ( kekuatan tarik dan perpanjangan) dari karet alam
dan sintesis yang divulkanisasi dan diperkuat dengan bahan pengisi karbon hitam .
ion Ca2+ dengan NH4+ sehingga didapatkan NH-NZ. Serta kalsinasi pada 6000 C
selama 2 jam agar struktur zeolit lebih stabil dan lebih tahan pada temperatur
reaksi yang cukup tinggi. Peningkatan keasaman dilakukan dengan penambahan
Boron oksida (B2O3) dengan cara impregnasi , (Setiadi dan Astri Pertiwi,2007) .
Berdasarkan ukuran porinya zeolit dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok utama, yaitu :
1. Zeolit dengan ukuran pori kecil (small pore zeolite).
alumino silikat dengan klasifikasi yakni , [AlO4]- dan [SiO4]- saling berhubungan
pada sudut-sudut tetrahedralnya membentuk Al, Si framework 3D yang berpori
.Zeolit dengan strukur kristal alumina silikat yang berbentuk rangka (framework)
tiga dimensi, mempunyai rongga dan saluran serta mengandung ion-ion logam
seperti Na, K, Mg, Ca dan Fe serta molekul air. Gambar 2.19 memperlihatkan
bentuk kristal zeolit tiga dimensi yang dibangun oleh tetrahedral AlO4 dan SiO4.
Adapun Komposisi kimia CaCo3 , Clay , dan zeolit alam hasil penelitian (Bussaya
Rattanasupa dan Wirunya Keawwattana ,2007 ) pada Tabel 2.8 .sedangkan waktu
masak kompon karet dengan bahan pengisi CaCo3 , Clay , dan zeolit alam
diperlihatkan pada Tabel 2.9.
dengan berat molekul 98,06, larut dalam air, meleleh pada temperatur 57- 60 0 C,
0 3
mendidih pada 202 C dan spesifik grafity 1,5.g/cm .
Bentuk molekul C4 H2 O3
Berat molekul 98,06 g/mol
Titik Didih 0
202 C
Titik Leleh 0
60 C
Tekanan 0,1 Torr
tidak terurai di bawah suhu 4000C dan harus mempertahankan sifatnya yang
bermanfaat pada suhu dekomposisi, polimer-polimer demikian harus memiliki
suhu transisi gelas atau peleburan kristal yang tinggi.
Stabilitas panas utamanya merupakan fungsi dari energi ikatan. Ketika
suhu naik ke titik di mana energi getaran menimbulkan putusnya ikatan, polimer
yang bersangkutan akan terurai. Dekomposisi dalam udara adalah suatu ukuran
untuk stabilitas termooksidatif bahan pada umumnya mengikuti mekanisme yang
berbeda. Akan tetapi adanya oksigen, memiliki efek kecil terhadap suhu
dekomposisi awal, oleh karena itu putusnya ikatan utamanya merupakan sebuah
proses termal bukan oksidatif.
Berbagai jenis polimer aromatik dan organo metalik yang stabil panas
telah dikembangkan, karena stuktur rangkaiannya yang kaku, polimer oromatik
secara karakteristik memperlihatkan suhu transisi gelas yang sangat tinggi,
viskositas leburan yang tinggi kelarutan rendah dan oleh karenanya lebih
menyulitkan dari pada sebagian besar jenis polimer lainnya. (Sopyan, 1995).
Gambar 2.29. Skema termogram TGA bagi reaksi dekomposisi satu tahap
Untuk dekomposisi CaCO3; pada kondisi vakum, dekomposisi selesai sebelum ~
500 0C, namun dalam CO2 tekanan atmosfer 1 atm, dekomposisi bahkan belum
berlangsung hingga suhu di atas 900 0C. Oleh sebab itu, Ti dan Tf merupakan nilai
Panas peleburan kristal murni ∆H( 0f 100%) untuk polipropilena adalah 209 J/g (Joseph,
dkk, 2003) sedangkan persentase untuk peleburan fasa PP di dalam komposit dapat dilihat pada
Persamaan di bawah ini.
Xpp = X x 100%.
kom
W
f PP
Dimana :
Xpp = derajat kristalinitas PP di dalam komposit
Xkom = derajat kristalinitas komposit
W f pp = fraksi berat pp di dalam komposit.
XK = IkI+kIa 100%