Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS POST

NEKROTIK STADIUM DEKOMPENSATA

DATA KLINIS

Nama : Ny. N No Rek Medis : 96.54.17

Usia : 79 tahun TB :158 cm BB : 65 Kg

Jenis Kelamin : Perempuan LILA : 22 cm

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Alamat : Pariaman Selatan

Suhu : 39,1OC P: 32 x/i

Nadi : 104x/i kuat (√ ) lemah () Teratur (√ ) Tidak teratur ( )

Tekanan darah : 150/80 mmHg

Tanggal Masuk RS : 22 Desember 2016

Tanggal Pengkajian : 27 Desember 2016

Catatan kedatangan : Kursi roda ( ) Ambulans (√ ) Brankar ( )

Diagnosa Medis : Sirosis Hepatis Post Nekrotik Stadium Dekompetensa

KELUHAN UTAMA (ALASAN DIRAWAT DI RUMAH SAKIT) :

Pasien adalah rujukan dari RSUD Pariaman dengan keluhan perut yang membesar
serta nafas terasa sesak. Pasien pernah di rawat di RSUD pariaman selama 10 hari. Di RSUD
Pariaman pasien direncanakan akan dilakukan drainase cairan asites, tetapi alat di RSUD
terbatas sehingga harus di rujuk ke RSUP DR.Mdjamil padang.

RIWAYAT KESEHATAN

Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 27 Desember 2016 nafas pasien tampak
sesak. Pasien tampak gelisah dengan GCS : 13 (Apatis). Tampak perut pasien
membuncit dan pasien merasa nyeri diperutnya. Pasien tidak mampu menjelaskan
nyeri yang ia rasakan. Pasien terlihat melokalisasi nyeri, dan tampak mencari posisi
nyaman untuk mengurangi nyeri. Pasien tampak meringis dan focus pada diri sendiri.
Menurut keluarga pasien mengalami kesulitan untuk jatuh tidur dan sering terbangun
dimalam hari karena pasien merasakan nyeri yang terkadang meningkat.
Keluarga mengatakan pasien akan bertambah sesak jika pasien diberi minum dan
makan karena perutnya terasa makin membesar. Keluarga mengatakan pasien enggan
untuk makan, karena pasien takut perutnya semakin membesar dan nafas semakin
sesak. Keluarga juga mengatakan pasien mengeluhkan mual dan pada hari saat
pengkajian pasien sudah muntah 2 kali. Muntahan berisi cairan berwarna kekuningan,
Saat pengkajian pada pukul 18.00 WIB pasien tampak terpasang kateter, warna urin
kuning kecoklatan dan tampak keruh dengan volume ± 300cc, dan keluarga
mengatakan urin belum dibuang semenjak dari pagi hari. Warna BAB kuning
kecoklatan dengan konsistensi agak keras, BAB terakhir 2 hari yang lalu.
Pasien tampak lemah dan keluarga mengatakan bahwa dalam memenuhi kebutuhan
perawatan diri pasien dibantu keluarga. Keluarga mengatakan jika pasien terkadang
menangis karena takut penyakitnya tidak bisa sembuh. Saat pengkajian pasien tampak
terpasang IVFD Triofusin 12 jam/kolf, dan oksigen nasal kanul 5L/i. TD : 150/100
mmHg, HR: 104 x/I, RR: 32x/I, T : 39,10 C.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga mengatakan pasien tidak ada riwayat hipertensi, DM, dan sakit kuning.
Keluarga

Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit
seperti pasien saat ini.
TERAPI DAN OBAT-OBATAN

Terapi/obat-obatan Dosis Frekuensi Pemberian

IVFD Triofusin (1) 12 jam/Kolf Intravena

IVFD Aminofusin Hepar (1) 12 jam/kolf Intravena

Ceftriaxone 2 gram 1 Intravena

Lasix 1 ampul 1 Intravena

Sistenol 1 gram 3 Peroral

Spironolakton 100 mg 1 Kulit

Azytomocin 500 mg 1 Intravena

N. Acetil Sistein 200 mg 3 Intravena

Oksigen 5 liter

PENGKAJIAN FUNGSIONAL GORDON

POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN

Persepsi terhadap penyakit :

Keluarga meyakini jika pasien tidak mengalami penyakit hati. Karena menurut keluarga
penyakit hati itu ditandai dengan tubuh yang berwarna kuning. Menurut keluarga jika pasien
mengalami sakit, keluarga akan membawa pasien ke RS terdekat dan pasien pernah berobat
ke bidan. Keluarga mengatakan pasien jarang mengkonsumsi obat-obatan dari warung. Selain
itu, keluarga juga mengatakan pasien tidak pernah merokok dan tidak ada mengkonsumsi
alcohol. Menurut keluarga pasien termasuk orang yang terbuka saat pasien baru pertama kali
mengalami pembesaran perut, pasien langsung mengatakan pada keluarganya dan pasien juga
mengatakan merasa cemas dan takut.

Penggunaan :

Tembakau : (√ ) Tidak (- ) Ya , Berhenti dua bulan yang lalu ( ) pipa ( ) cerutu ( ) <1
bungkus perhari ( ) 1-2 bungkus/hari

Alkohol : (√) Tidak ( ) Ya Jenis/jumlah : - / hari :- / minggu: -

Obat lain : (√) Tidak ( ) ya jenis :

Alergi ( Obat-obat), makanan, plester, zat warna : Tidak ada

Reaksi : Tidak ada


Obat Warung Tanpa resep dokter : tidak ada

POLA NUTRISI / METABOLISME

Pasien mendapatkan diet ML DH II (makanan lunak diet hati II) dari RS. Keluarga
mengatakan bahwa pasien tidak mau atau enggan untuk makan makanan yang diberikan
karena takut makin sesak nafas, sehingga pasien hanya makan 2-3 sendok makan dan minum
dalam 1 hari hanya kira-kira ±600 cc. Keluarga mengatakan bahwa pasien tidak memiliki
alergi terhadap makanan maupun minuman dan pasien tidak ada menggunakan suplemen
makanan dari luar. Keluarga mengatakan bahwa sebelum sakit, pasien memiliki BB 70 kg
dan dalam 2 minggu terakhir, pasien mengalami penurunan BB sebanyak 5 kg.

Diet/ suplemen khusus : ML

Nafsu makan : (-) Normal (-) Meningkat (√) Menurun

(-) Penurunan sensasi kecap (√) mual (-) Muntah (-) Stomatitis

Kesulitan menelan (Disfagia) : (√ ) Tidak (-) ada

Gigi : Atas (lengkap/tidak) Bawah (lengkap/tidak)

Riwayat masalah kulit/penyembuhan (√) Tidak ada (-) penyembuhan abnormal (-) Ruam (-)
kering (-) keringat berlebihan

Gambaran diet pasien dalam sehari

Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien makan makanan seperti biasa. Saat
sakit, keluarga mengatakan bahwa keluarga sering memberi makan makanan yang berkuah
dan menimbulkan nafsu makan seperti sate, bakso dan soto.

Makanan pagi :

Sehat : makan habis 1-2 porsi dengan komposisi nasi, ikan asin atau telur atau ayam
atau atau ikan atau daging (kadang) dan sayur.

Sakit/RS : nasi 1 porsi, lauk pauk dan buah (habis 2-3 sendok makan)

Makan siang :

Sehat : Makan habis 1-2 porsi dengan komposisi nasi, telur atau ayam atau atau ikan daging
(kadang) dan sayur, buah (kadang-kadang),

Sakit/ RS : nasi 1 porsi , lauk pauk dan buah (habis 2-3 sendok makan)

Makan malam :

Sehat : Makan habis 1-2 sendok porsi dengan komposisi nasi, telur atau ayam atau
atau ikan atau danging (kadang) dan sayur serta cemilan (kadang-kadang)

Sakit/RS : nasi 1 porsi , lauk pauk dan buah (3 sendok makan)


Pantangan/ alergi : Tidak ada

POLA ELIMINASI

Keluarga pasien mengatakan bahwa biasanya pasien BAK dalam sehari ada 4-5 kali saat
sehat dan saat sakit ini pasien menggunakan kateter dan tampak warna urin pasien kuning
kecoklatan dan keruh. Saat pengkajian tampak volume urin pasien sebanyak ±300 cc dan
keluarga mengatakan bahwa itu merupakan urin semenjak pagi. Keluarga mengatakan bahwa
pasien BAB berwarna kuning kecoklatan dan konsistensi agak keras.

Kebiaasaan defekasi:

Sehat : BAB 1 kali/hari , BAB lancar

Sakit : keluarga pasien menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan BAB klien, namun
konsistensi BAB klien agak keras, BAB klien kadang 1 kali/2 hari.

Kebiasaan berkemih :

Sehat: BAK 4-5 kali sehari.

Sakit : pasien BAK dengan menggunakan kateter, tampak urin pada urinbag berwarna
kuning kecoklatan dan keruh.

Inkontinensia :-

Alat bantu : kateter intermitten

Lain lain :-

POLA AKTIFITAS/OLAH RAGA

Kemampuan perawatan diri :

0 = mandiri 1 = dengan alat bantu 2 = bantuan orang lain

3 = bantuan peralatan dan orang lain 4 = tergantung/tidak mampu

Kategori 0 1 2 3 4

Makan/minum √

Mandi √

Berpakaian / berdandan √

Toileting √
Mobilisasi ditempat tidur √

Berpindah √

Berjalan √

Menaiki tangga √

Belanja √

Memasak √

Pemeliharaan rumah √

Alat bantu : tidak ada

Kekuatan otot : 444 444

444 444

Keluhan saat beraktifitas: klien menyatakan klien cepat lelah dan badan terasa lemah saat
beraktivitas.

POLA ISTIRAHAT TIDUR

Kebiasaan ketika sehat : 5-6 jam/ tidur malam malam 1 jam tidur siang

Merasa segar setelah bangun tidur (tidak bisa dinilai)

Masalah : ( ) tidak ada (√ ) terbangun ( ) insomnia ( ) mimpi buruk

Lain-lain : -

Keluarga mengatakan bahwa pasien sering tebangun dimalam hari, karena nyeri yang
dirasakan di perut pasien dan sesak nafas yang dirasakan.

POLA KOGNITIF PERSEPSI

Status mental : Apatis

Bicara : (-) Normal (√ ) tidak jelas (-) gagap (-)afasia ekspresif

Bahasa sehari-hari : Minang

Kemampuan memahami : kemampuan memahami klien baik

Tingkat ansietas : tingkat ansietas klien sedang

Keterampilan interaksi : keterampilan interaksi klien bagus

Pendengaran : klien tidak ada masalah dengan kemampuan pendengaran


Penglihatan : klien tidak mengalami masalah dengan penglihatan. Pandangan klien
bagus, tidak terdapat katarak pada mata klien.

Ketidak nyamanan / nyeri : (√) ada (-) tidak (√) akut (-) kronik

Penatalaksanaan nyeri : obat-obatan dari RS

Deskripsi : rasa nyeri timbul pada perut pasien, nyeri terasa terus menerus, skala
nyeri 7

POLA PERAN HUBUNGAN

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Sistem pendukung : ( ) Pasangan Tetangga/ Teman (√) Tidak ada (-)

(√) Keluarga serumah (√)Keluarga tinggal berjauhan

Masalah keluarga bekenaan dengan hospitalisasi : Keluarga mengatakan tidak ada kesulitan
dalam membagi waktu untuk menemani pasien di rumah sakit yang menemani anak-anak
pasien.

Kegiatan sosial :

Keluarga mengatakan bahwa .pasien semenjak sakit pasien tidak banyak berinteraksi dengan
lingkungan sosial karena sering istirahat.

POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI :

Keluarga mengatakan bahwa pasien sudah tidak mengalami menstruasi dan tidak mengingat
kapan terakhir menstruasi dan telah menopause. Keluarga mengatakan bahwa pasien tidak
ada menggunakan kontrasepsi oral.

POLA KOPING DAN TOLERANSI STRESS

Perhatian utama tentang perawatan rumah sakit atau penyakit ( finansial , perawatan diri ) :

Keluarga pasien mengatakan sangat terbantu untuk biaya perawatan selama pasien di rumah
sakit, klien menggunakan BPJS, Untuk perawatan diri pasien, pasien hanya di lap-lap oleh
anaknya setiap hari.

Kehilangan/ perubahan besar di masa lalu : Tidak ada

hal yang dilakukan saat ada masalah : Menurut anak pasien, pasien dikenal dengan
kepribadian yang terbuka, pasien sering menceritakan penyakitnya kepada anak-anaknya.

Pengobatan yang dilakukan untuk menghilangkan stress : Tidak ada


Keadaan emosi sehari- hari : (√) santai ( ) tegang ( ) lain-lain

POLA KEYAKINAN- NILAI

Agama : Islam

Pantangan keagamaan : Tidak ada

Pengaruh agama dalam kehidupan : Kleuarga pasien mengatakan, semua penyakit yang
didapat adalah cobaan dari tuhan. Keluarga selalu mendoa’akan kesembuhan Ny.N dalam
setiap shalat 5 waktunya.

Permintaan kunjungan rohaniawan saat ini: ( )Ya (√) Tidak

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum Apatis

Tanda vital Tekanan darah: 150/80 mmHg

Nadi : 104 x/ menit

Suhu : 39,1 OC

Pernapasan : 32 x/ menit

Kepala Rambut hitam dan ada uban, ikal, tidak terdapat kutu,
tebal tidak mudah di cabut, pembengkakan di kepala
tidak ada

Mata simetris kiri dan kanan.

Konjungtiva anemis (+), sclera ikterik (-)

Pupil ishokor, Reflek cahaya +/+

Pergerakan mata tidak ada masalah dan mata tidak


edema

Telinga Simetris kiri dan kanan

Serumen (+),

Tidak ada masalah pendengaran


Tidak ada edema

Mulut Mukosa bibir kering,

Stomatitis (-)

Leher JVP 5-2 cmH2O (+)

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

tanda rangsangan meningeal: kaku kuduk (-)

Dada

Paru-paru Inspeksi : frekuensi nafas 32 x/i, penggunaan


pernafasan perut, nafas tampak cepat dan dangkal

Palpasi : tidak ada massa atau benjolan, fremitus


kanan=kiri

Perkusi : sonor kedua lapang paru

Auskultasi: bronkovesikuler, wheezing -/-

Jantung Inspeksi: Ictus tidak terlihat

Palpasi : Ictus tidak teraba

Perkusi:

Auskultasi :

Payudara Simetris kiri kanan. Tidak ada keluhan.

Abdomen Inspeksi : Distensi (+) Asites(+)

Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba

Perkusi : Redup

Auskultasi : Bising usus (+) 7x/menit

Motoris (kekuatan otot) 444 444

444 444
Ekstermitas Tidak ada edema pada kedua ekstremitas

Reflek Fisologis

Bisep : +/+

trisep : +/+

Patella: +/+

Genitalia Tidak ada kelainan

Rectal lesi tidak ada

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnostik :
1. Rontgen Thorax PA
2. Kultur Sputum
3. USG Abdomen (hasil belum keluar)

Laboratorium :

Tanggal 27 Desember 2016

Darah lengkap

Hemoglobin : 9,3 g/dl (13-16,00) Rendah

Leukosit : 10.150 mm3 (5000-10.000) Tinggi

Trombosit :158.000/mm3 (150.000-400.000) Normal

Hematokrit : 28 % (37-43 ) Rendah

Kimia Klinik

Ureum darah :57 mg/dl (10-15) Tinggi

Kreatinin darah : 1,6 mg/dl (0,6-1,1) Tinggi

Natrium :133 mmol (136-145) Menurun

Kalium :3,9 mmol (3,5-5,1) Normal

Total Protein :6,0 g/dl (6,6-8,7) Menurun

Albumin :2,6 g/dl (3,8-5,0) Menurun


Globulin :3,4 g/dl (1,3-2,7) Tinggi

GDS :114 mg/dl (<200) Normal

Urin

Makroskopis

- Warna Kuning (Kuning-Coklat) Normal


- Kekeruhan Positif (Negatif) Tidak Normal
- BJ 1.025 (1.003-1.030) Normal
- pH 5,0 (4,6-8,0) Normal

Mikroskopis

- Leukosit 100-130 (≤5) Tinggi


- Eritrosit 0-1 (≤1) Normal
- Silinder Negatif Negatif Normal
- Kristal Negatif Negatif Normal
- Epitel Gepeng + Positif Normal

Kimia

- Protein + Negatif Tidak Normal


- Glukosa - Negatif Normal

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN

1 DS: Pola Nafas Tidak Efektif b.d


hiperventilasi
Keluarga mengatakan pasien sesak nafas

DO:

RR : 32x/i

penggunaan pernafasan perut, nafas tampak


cepat dan dangkal

tidak ada massa atau benjolan, fremitus


kanan=kiri

sonor kedua lapang paru


bronkovesikuler, wheezing -/-

2 DS: Nyeri Akut b.d agen biologis

- Pasien mengeluhkan perut terasa


nyeri

DO:

- Pasien tampak gelisah, berfokus


pada diri sendiri dan melindungi
lokasi nyeri
- Pasien tampak meringis
- Skala nyeri 7 : pasien irritabilitas,
gelisah, tidak bisa diajak
berkomunikasi
- Pasien tidak bisa menjelaskan nyeri

TD : 150/100 mmHg, RR : 32x/I, HR :


104x/i

4 DS: - keluarga mengatakan pasien enggan Ketidakseimbangan nutrisi kurang


untuk makan dari kebutuhan tubuh b.d intake
nutrisi tidak adekuat
- Keluarga mengatakan pasien takut
jika makan dan minum akan
menyebabkan nafas semakin sesak

DO : - porsi makan yang diberi dari RS


hanya dimakan 2-3 sendok nasi

- Pasien tampak lemah


- LILA : 27cm
- Pasien mengalami penurunan berat
badan ± 5 kg semenjak ia sakit
- Konjungtiva anemis
- Klien terlihat lemah
ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA NOC NIC

Nyeri Akut Kontrol Nyeri Pemberian Analgesic

Indikator: Aktifitas:
- Mengenali faktor
penyebab - Menentukan lokasi, karakteristik,
- Mengenali onset mutu, dan intensitas nyeri sebelum
(lamanya sakit) mengobati pasien
- Menggunakan metode - Periksa order/pesanan medis untuk
pencegahan
obat, dosis, dan frekuensi yang
- Menggunakan metode
nonanalgetik untuk ditentukan analgesic
mengurangi nyeri - Cek riwayat alergi obat
- Menggunakan - Tentukan analgesic yang cocok, rute
analgetik sesuai pemberian dan dosis optimal.
kebutuhan - Utamakan pemberian secara IV
- Mencari bantuan dibanding IM sebagai lokasi
tenaga kesehatan
penyuntikan, jika mungkin
- Melaporkan gejala
pada tenaga kesehatan - Monitor TTV sebelum dan sesudah
- Menggunakan pemberian obat narkotik dengan dosis
sumber-sumber yang pertama atau jika ada catatan luar
tersedia biasa.
- Mengenali gejala- - Cek pemberian analgesic selama 24
gejala nyeri jam untuk mencegah terjadinya puncak
- Mencatat pengalaman
nyeri sebelumnya nyeri tanpa rasa sakit, terutama dengan
- Melaporkan nyeri nyeri yang menjengkelkan
sudah terkontrol - Mengevaluasi efektivitas analgesic
pada interval tertentu, terutama setelah
dosis awal, pengamatan juga diakukan
melihat adanya tanda dan gejala buruk
atau tidak
menguntungkan(berhubungan dengan
pernapasan, depresi, mual muntah,
mulut kering dan konstipasi)
- Dokumentasikan respon pasien tentang
analgesic, catat efek yang merugikan

Pola Nafas Tidak Status Respirasi: Terapi Oksigen


Efektif Kepatenan Jalan Nafas
Aktivitas:
Indikator:
Bersihkan mulut, hidung dan sekresi
Tidak ada demam trakea dengan tepat

Tidak ada cemas Pertahankan kepatenan jalan nafas

Tidak ada rasa terkecik Siapkan peralatan oksigen dan berikan


melalui sistem humidifier
Frekuensi napas dbn
Monitor aliran oksigen
Irama napas dbn
Monitor posisi alat pemberian oksigen
Bebas dari suara napas
tambahan Monitor efektifitas terapi oksigen

Pastikan penggantian masker


oksigen/kanul nasal setiap kali perangkat
diganti

Monitor kecemasan pasien yang berkaitan


dengan kebutuhan mendapatkan oksigen

Ketidak Status nutrisi : asupan Manajemen Nutrisi


seimbangan nutrisi makanan dan cairan
Aktivitas:
kurang kebutuhan
Indikator:
tubuh Mengontrol penyerapan makanan/cairan
Intake makanan di dan menghitung intake kalori harian
mulut
Intake di saluran Memantau ketepatan urutan makanan
makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian
Intake cairan di Menetukan makanan pilihan dengan
mulut mempertimbangkan budaya dan agama
Intake cairan
Anjurkan intake makanan yang tinggi
kalsium

Memberi pasien makanan dan minuman


tinggi protein, tinggi kalori, dan bernutrisi
yang siap dikonsumsi

Mengatur pemasukan makanan

Mengontrol cairan pencernaan,

Memberi makanan yang punya daya tarik,


dengan cara yang menyenangkan,
member penambahan warna, tekstur, dan
variasi

Melakukan perawatan mulut sebelum


makan, jika diperlukan

Membantu pasien membentuk posisi


duduk yang benar sebelum makan

Mengajarkan pasien dan kelurga tentang


memilih makanan

Mengajarkan dan merencanakan makan

Memberi pasien dan keluarga contoh


tertulis makanan pilihan
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tanggal : Rabu, 28 Desember 2016 Ruangan : Interne wanita

Nama : Ny. N No.RM :

NO Diagnosakeperawatan Implementasi Evaluasi Paraf

1 Pola Nafas Tidak Subjektif:


Efektif - Mengkaji suara nafas pasien, pola nafas, dan  Pasien tetap merasa sesak setelah di beri terapi oksigen
pergerakan dinding dada Objektif:
- Monitor pernafasan dan status oksigen.  Suara nafas vesikuler di kedua lapang paru, pola nafas
- Pertahankan kepatenan jalan nafas cepat dan dangkal (takipnea), terdapat pergerakan dinding
- Siapkan peralatan oksigen dan berikan melalui dada simetris,
sistem humidifier  Pernapasan 30x/menit
- Monitor aliran oksigen (5l/menit)  Pasien menggunakan pernafasan perut.
- Monitor posisi alat pemberian oksigen Analisa:
- Monitor efektifitas terapi oksigen Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
- Pastikan penggantian masker oksigen/kanul nasal Planning:
setiap kali perangkat diganti - Lanjutkan intervensi terapi oksigen
- Monitor kecemasan pasien yang berkaitan dengan - Monitor pernafasan pasien selama pemasangan oksigen
kebutuhan mendapatkan oksigen - pantau nilai analisa gas darah pasien
- Monitor aliran oksigen (3l)
- Monitor efektifitas terapi oksigen
- Pastikan penggantian masker oksigen/kanul nasal setiap kali
perangkat diganti
- Monitor kecemasan pasien yang berkaitan dengan
kebutuhan mendapatkan oksigen
2 Nyeri Akut - Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk Subjektif:
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualiatas,  Lokasi nyeri di perut, durasi ± 10 menit,
dan faktor presipitasi  Setelah dilakukan manajemen nyeri dan pemberian
- Mengobservasi reaksi non verbal dari analgesik pasien mengatakan nyeri berkurang
ketidaknyamanan  Pasien tampak gelisah karena menahan nyeri
- Menggunakan teknik komunikasi terapeutik  Keluarga pasien menyatakan pasien tidak bisa tidur karna
- Mengajarkan teknik nafas dalam nyerinya
- Memberikan lingkungan yang nyaman Objektif:
- Menganjurkan klien untuk banyak istirahat  Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien masih terlihat
- Memberikan terapi analgesik keterolac 3 x 1 meringis
sehari  Skala nyeri 7 (1-10)
- Memonitor TTV  TD: 130/70 mmHg
 N: 104 x/i
 Klien gelisah
 Terdapat pembengkakan pada perut
Analisa:
Masalah belum teratasi
Planning:
- Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualiatas, dan faktor
presipitasi
- Mengobservasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan
- Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
- Memberikan terapi farmakologi (sistenol)
- Menganjurkan klien untuk banyak istirahat
- Memonitor TTV
3 Ketidakseimbangan - Mengkaji adanya alergi makanan Subjektif:
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
nutrisi kurang dari jumlah kalori dan jenis gizi yang dibutuhkan klien  Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien masih
kebutuhan tubuh - Mengajarkan klien bagaimana pola makan sehari- mengeluh nafsu makan menurun
hari  Klien mengatakan terjadinya penurunan berat badan
- Memberikan makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi selama sakit
- Mengontrol cairan makanan  Klien mengatakan tidak ingin makan nasi
- Mengatur makanan dan cairan serta menghitung  Klien mengeluh badan terasa lemah
jumlah kalori yang seharusnya masuk Objektif:
- Memberikan makan tinggi protein untuk  Setelah dilakukan asuhan keperawatan porsi makan yang
meningkatkan proteksi tubuh
disediakan untuk klien tidak habis
- Memantau interval perubahan BB klien
- Menjaga kenyamanan lingkungan klien saat  Klien tampak pucat
makan  Porsi makanan hanya habis 2-3 sendok
- Menganjurkan klien untuk menghabiskan porsi  BB sebelum sakit : 70 kg BB saat sakit: 65 Kg
makan yang disediakan Analisa:
 Masalah belum teratasi
Planning:
Intervensi dilanjutkan
- Mengajarkan klien bagaimana pola makan sehari-hari
- Mengontrol cairan makanan
- Mengatur makanan dan cairan serta menghitung jumlah
kalori yang seharusnya masuk
- Memantau interval perubahan BB klien
- Menjaga kenyamanan lingkungan klien saat makan
- Menganjurkan klien untuk menghabiskan porsi makan yang
disediakan

Anda mungkin juga menyukai