Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ade Erlanda Revianty

NPM : 0906518870

Mata Kuliah : Filsafat Hukum

Tugas : Review Marxist Theory of Law

Tokoh dalam aliran marxisme adalah Karl Marx dan Frederick Engels, yang kemudian
diteruskan oleh Stalin dan Lenin. Marxisme terlahir dari perlawanan dan perjuangan kelas buruh
melawan sistem kapitalis, dan juga mewujudkan opsesi kemenangan gerakan sosialis. Teori ini
merupakan dasar dari komunisme. Pada aliran hukum ini, terjadi proses penyesuaian dengan
sosio kultur yang ada di masa tokoh–tokoh tersebut. Oleh karenanya, Marxisme juga dikenal
dengan istilah Marxisme Engelianisme, Marxisme Leninisme, Marxisme Stalinisme.
Pondasi teori Marxisme terangkum dalam tiga tema besar:
1) Pertama adalah filsafat Materialisme, asas pokok filsafat ini, berdiri tegak di atas
landasan Materialisme dialektika dan Materialisme historis;
2) Kedua, politik ekonomi. Pembahasan yang paling urgen dalam masalah ini yaitu
pandangan materialisme dalam teori nilai laba atau keutungan, beserta segala yang terkait
dengan hal itu; baik rentetan yang mempengaruhi kondisi sosial masyarakat, bahkan yang
menyentuh dimensi agama; dan
3) Ketiga, konsep ketatanegaraan dan pandangan revolusi.
Dalam pandangan Marxis, materi adalah Tuhan itu sendiri, tiada yang mempunyai
kekuatan dalam penciptaan kecuali materi. Marxisme dipengaruhi oleh ideologi Hegel dan juga
Feurbach. Dari adopsi keduanya mengasilkan produk marxisme komunis yang berdiri di atas
teori pokok materialis dialektik yang menyatakan bahwa, materi lebih dulu ada dari akal
supranatural. Hanya materilah yang merupakan esensi awal pencipta dari segenap wujud,
kemudian berevolusi menggunakan teori hukum dialektika internal menuju kehidupan nabati,
berevolusi lagi menuju kehidupan hewani, kemudian insani dan, pada akhirnya menciptakan
karya terbesar yang mampu membedakan manusia dengan wujud lain, terciptalah logika.
Bermula dari materi dan berhenti pada titik ahir logika untuk saat ini.
Dalam istilah Marx, dialektika diartikan sebagai ilmu hukum pergerakan, baik di alam
realitas empiris, ataupun dalam ide pikiran manusiawi. Bisa diartikan dialektika secara sederhana
adalah logika gerak, atau logika pemahaman umum dari para aktivis dalam gerakan. Kandungan
dari hukum dialektika itu sendiri tersusun dari tiga hal, secara singkat adalah:
1) hukum perubahan (transformasi) kuantitas menjadi kualitas dan vice versa;
2) hukum penafsiran mengenai yang berlawanan (interpretation of opposites);
3) hukum negasi dari negasi.
Teori dialektika Marxis salah satunya menyatakan bahwa setiap sesuatu yang kontradiktif
kompetitif senantiasa akan menghasilkan hal yang baru sebagai solusi dari dua hal berlawanan
tersebut.
Sedangkan, yang dimaksudkan dengan materialisme historis oleh Marxisme di sini
adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang sosial masyarakat secara menyeluruh sebagai
impelementasi dari wujud pergerakan materi. Posisi dialektika dalam ilmu ini adalah sebagai
asas dalam historis materialis, untuk mencari dan memperbaiki tatanan masyarakat. Namun
gagasan Karl Marx ini masih memiliki kelemahan dan menuai banyak kritik.
Salah satu kelemahan terbesar dalam teori Karl Marx adalah bahwa peran negara dalam
perubahan sosial diabaikan. Diperkirakan bahwa Marx terlalu terpengaruh oleh filsafat negara
John Locke. Menurut Locke, negara memang hanya menjadi penjamin keamanan, tetapi tidak
langsung menjadi aktor sosial. Marx memang mengkritik negara Locke, tetapi tertawan oleh
kerangka filsafatnya.1
Kelemahan lainnya adalah Marx tidak cukup menyadari peranan ideologi, kepercayaan,
dan sistem nilai. Padahal ketiganya berperan dalam membentuk cara pikir seseorang. Ide lain
dari Karl Marx adalah untuk menjaga kelanggengan sistem sosialis harus diatur oleh
kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai. Gagasan ini dikenal dengan
"diktatur proletariat." Penerus marxisme, Lenin dan Stalin berhasil menyebabkan lamanya masa
berlaku kediktatoran di Soviet.

Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), hal. 156.

Anda mungkin juga menyukai