Anda di halaman 1dari 2

Devana Sugandhy

IR 19-2C
15110190821

Seminar Ten Years of Sesparlu


International: Series of Meeting

Waktu/Tempat : Rabu, 20 September 2017. Pukul 08.30-11.00, Prof. Djayusman


Auditorium Campus B LSPR Jakarta
Tema : ASEAN Economic Community: “How the Government Could Engage
Businesses in Order to Improve Life of Industries and Industrialization”
Moderator/Pembicara : Mrs. Vita Busyra - Mr. Ade Petranto - Director for ASEAN Economic
Cooperation

Bapak Ade membicarakan pengalaman sebelumnya saat beliau menjabat sebagai Deputy Chief
of Mission di Filipina pada awal sesi. Dalam presentasi, beliau menjelaskan arti dari “ASEAN
Economic Community” (AEC) atau Komunitas Ekonomi ASEAN, tentang
pertukaran/perdagangan dalam sektor barang, jasa, investasi, konektivitas, dan juga pariwisata.
Serta Bapak Ade mencantumkan beberapa keuntungan Indonesia sebagai salah satu anggota dari
Asean dan bagaimana cara Indonesia mendapatkan keuntungan dari AEC yang dimana terdapat
banyak kesempatan dan juga tantangan.

Presentasi dimulai dengan mengutip kalimat Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia,
yaitu Asean merupakan dasar dari kebijakan luar negeri Indonesia, “Unity and Centrality” adalah
yang terpenting dari Asean. Kemudian, tentang perjalanan Asean dari tahun 1967, pembentukan
Asean hingga 2015 terbentuknya AEC. AEC
merupakan bagian dari Kerjasama Ekonomi Asean
yang terdiri dari pilar-pilar yang terkait dan saling
memperkuat. Dijelaskan tentang perjalanan dari
Kerjasama Ekonomi Asean yang dimulai pada
tahun 1977 yaitu pembentukan Asean Preferential
Tariff Agreement (PTA), 1992 yaitu pembentukan
Asean Free Trade Agreement (AFTA), 1995 yaitu
pembentukan Asean Framework Agreement of
Service (AFAS), 2010 yaitu pembentukan Asean
Trade in Goods Agreement (ATIGA), 2013 yaitu
Devana Sugandhy
IR 19-2C
15110190821

pembentukan Asean Comprehensive Investment Area (ACIA), 2015 yaitu pembentukan Asean
Economic Community dengan prospek hingga tahun 2025 mendatang. Kerjasama Ekonomi
Asean merupakan proses untuk lebih mendalami integrasi ekonomi secara bersama, tujuan utama
AEC terdiri dari 4 elemen, pangsa produksi pasar, wilayah ekonomi yang kompetitif, kesetaraan
perkembangan ekonomi, dan integrasi menuju ekonomi global. Indonesia telah melaksanakan
sekitar 89% kegiatan kerjasama antar negara Asean. Selanjutnya, pelaksanaan PTA, AFTA dan
ATIGA untuk sektor perdagangan serta data perdagangan Indonesia-Asean pada tahun 2015 dan
2016 yang tercatat oleh kemendag.go.id. Pelaksanaan AFAS untuk sektor jasa di Asean dan
adanya MRA (Mutual Recognition Agreements) sebagai media pelindung pekerja Indonesia dari
pekerja di wilayah Asean dan Indonesia telah mengirimkan 962 ahli teknik/insinyur, 143 arsitek
ke Asean. Pelaksanaan ACIA yang menjadikan Asean sebagai sebuah destinasi investasi dan
Indonesia telah mensahkan ACIA melalui Perpres No. 49/2011. Termasuk pada bidang
transportasi, inovasi tekonologi digital, barang logistik, dan manusia berkemampuan. Asean telah
membentuk strategi perencanaan pariwisata (2017-2018) dengan mengembangkan promosi,
menaikkan standar, menyiapkan berkas investasi, dan pengembangan infrastruktur pariwisata.
Asean juga memberikan kesempatan kepada MSME (Micro, Small, and Medium Enterprises)
untuk berkembang dan Indonesia dimandatkan untuk menjalankan Asean Business Network
(ABINET) project, sebuah proyek online untuk startups.

Tersedia juga data ekonomi Indonesia pada 2016


setelah bergabung dengan AEC bertumbuh
mencapai 5.02%, ekspor Indonesia ke Asean dari
Januari hingga Agustus 2016 meningkat menjadi
21.89%, dan total FDI dari Asean meningkat 17%
menjadi USD 10.7 milyar. Pembahasan terakhir
adalah tentang kesempatan dan tantangan dalam
AEC. Kesempatan dalam AEC yaitu mencakup
pasar lebih dari 370juta masyarakat; aliran barang,
jasa, tenaga kerja terampil dan modal lebih bebas;
pemberdayaan MSME; meningkatnya transparansi
dan efisiensi produksi; meningkatkan jumlah turis
asing; dan MRA berlaku untuk 8 profesi. Sedangkan tantangannya adalah akses minimum modal
dan teknologi; rendahnya kewirausahaan, kualitas produk dan partisipasi dari MSME; kapasitas
sumber daya manusia yang rendah; dan rendahnya profesionalitas dan kualitas pendidikan. Sesi
selanjutnya adalah sesi tanya jawab antara Bapak Ade dan partisipan seminar, setelah sesi ini
selesai, dilanjutkan dengan pemberian plakat oleh Dean Campus C sebagai penutup acara.

Demikian laporan Seminar Sesparlu, Rabu 20 September 2017.

Photos by: Devana

Anda mungkin juga menyukai