Laporan Seminar Sesparlu
Laporan Seminar Sesparlu
IR 19-2C
15110190821
Bapak Ade membicarakan pengalaman sebelumnya saat beliau menjabat sebagai Deputy Chief
of Mission di Filipina pada awal sesi. Dalam presentasi, beliau menjelaskan arti dari “ASEAN
Economic Community” (AEC) atau Komunitas Ekonomi ASEAN, tentang
pertukaran/perdagangan dalam sektor barang, jasa, investasi, konektivitas, dan juga pariwisata.
Serta Bapak Ade mencantumkan beberapa keuntungan Indonesia sebagai salah satu anggota dari
Asean dan bagaimana cara Indonesia mendapatkan keuntungan dari AEC yang dimana terdapat
banyak kesempatan dan juga tantangan.
Presentasi dimulai dengan mengutip kalimat Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia,
yaitu Asean merupakan dasar dari kebijakan luar negeri Indonesia, “Unity and Centrality” adalah
yang terpenting dari Asean. Kemudian, tentang perjalanan Asean dari tahun 1967, pembentukan
Asean hingga 2015 terbentuknya AEC. AEC
merupakan bagian dari Kerjasama Ekonomi Asean
yang terdiri dari pilar-pilar yang terkait dan saling
memperkuat. Dijelaskan tentang perjalanan dari
Kerjasama Ekonomi Asean yang dimulai pada
tahun 1977 yaitu pembentukan Asean Preferential
Tariff Agreement (PTA), 1992 yaitu pembentukan
Asean Free Trade Agreement (AFTA), 1995 yaitu
pembentukan Asean Framework Agreement of
Service (AFAS), 2010 yaitu pembentukan Asean
Trade in Goods Agreement (ATIGA), 2013 yaitu
Devana Sugandhy
IR 19-2C
15110190821
pembentukan Asean Comprehensive Investment Area (ACIA), 2015 yaitu pembentukan Asean
Economic Community dengan prospek hingga tahun 2025 mendatang. Kerjasama Ekonomi
Asean merupakan proses untuk lebih mendalami integrasi ekonomi secara bersama, tujuan utama
AEC terdiri dari 4 elemen, pangsa produksi pasar, wilayah ekonomi yang kompetitif, kesetaraan
perkembangan ekonomi, dan integrasi menuju ekonomi global. Indonesia telah melaksanakan
sekitar 89% kegiatan kerjasama antar negara Asean. Selanjutnya, pelaksanaan PTA, AFTA dan
ATIGA untuk sektor perdagangan serta data perdagangan Indonesia-Asean pada tahun 2015 dan
2016 yang tercatat oleh kemendag.go.id. Pelaksanaan AFAS untuk sektor jasa di Asean dan
adanya MRA (Mutual Recognition Agreements) sebagai media pelindung pekerja Indonesia dari
pekerja di wilayah Asean dan Indonesia telah mengirimkan 962 ahli teknik/insinyur, 143 arsitek
ke Asean. Pelaksanaan ACIA yang menjadikan Asean sebagai sebuah destinasi investasi dan
Indonesia telah mensahkan ACIA melalui Perpres No. 49/2011. Termasuk pada bidang
transportasi, inovasi tekonologi digital, barang logistik, dan manusia berkemampuan. Asean telah
membentuk strategi perencanaan pariwisata (2017-2018) dengan mengembangkan promosi,
menaikkan standar, menyiapkan berkas investasi, dan pengembangan infrastruktur pariwisata.
Asean juga memberikan kesempatan kepada MSME (Micro, Small, and Medium Enterprises)
untuk berkembang dan Indonesia dimandatkan untuk menjalankan Asean Business Network
(ABINET) project, sebuah proyek online untuk startups.