STEP 1
STEP 2
1. Apa hubungan pasien batuk dan pilek dengan keluhan sakit telinga di
skenario?
2. Anatomi dan fisiologi dari telinga?
3. Mengapa anak mengeluh nyeri pada telinga kanan disertai panas dan
rewel semalaman, tidak mau makan dan minum?
4. DD dan diagnosis?
5. Apa saja Pemeriksaan penunjang yang dilakukan?
6. Apa terapi yang dilakukan?
7. Mengapa dari pemeriksaan otoskopi ditemukan membran timpani
dextra hiperemis,merah membara dan bulging positif?
8. Mengapa telinga kanan anak kurang dapat mendengar?
9. Apa komplikasi yang dapat ditimbulkan?
STEP 3
1. Anatomi dan fisiologi dari telinga?
Anatomi
Clinical_Anatomy_Systems-Snells (medcol)
Telinga luar
Telinga tengah
Telinga dalam
Gray's Anatomy
Fisiologi
Transmisi suara
- Anatomi
1. Telinga luar :auricula,liang telinga (membesarkan suara, frek
10-15 db)
2. Telinga tengah : membran timpani, ossicula auditiva
- Os. Maleus : ada tangkainya, tangkaina di membran timpani.
Capsul maleus akan bersendi, akan ke depan : breves , dan ke caput
stapes
Bisa menghantrakna gelombang mencapai cairan 99,9%
dipantulkan , 0,1% akan diteruskan akan menghasilkan suara 30
dB
Kompensasi akibat luas membran timpani yang lebih besar dari
stapes.
Os stapes akan menimbulkan gelombang yang berjalan di
membran basilaris terdapat sel rambut dalam dan sel rambut
luar. Pada bagian stereosilia akan membelok depolarisasi sel
potensial aksi mekanik menjadi elektromagnetik diterima
syaraf n.VIII
Ligamnetum spiralis sebaga jangkar lateral mengandung stria
vaskularisasi berfungsi untuk : transport elektrolit dan memelihara
cairan di endolimfe, dan memvaskularisasi dari jar corti ( dari jarak
tertentu shg tdk menimbulkan bising)
TUBA EUSTACHII
- Normal tuba eustachius : tertutup
- Terbuka ketika menganga karena ada pebedaan udara
kontraksi m. Tensor palatini
Membuka dan menutup tuba esutachii : m. Tensor palatini dan m.
Veli palatini
- Fungsi tuba eustachii:
1. Ventilasi : menjaga tekanan udara sama
2. Proteksi :melindungi tekanan suara dan menghalangi sekret dari
nasofsring
3. Drinase : menghasilkan sekret telinga tengah ke nasofaring
- Canalis semisirkularis
1. Utriculus
2. Saculus
Fisiologi telinga ?
- pinna : suatu pengumpul suara, sementara liang telinga krn bentuk dan
dimensinya, dpt sangat memperbesar suara dlm rentang 2 – 4 kHz.
- Telinga tengah : suatu alat penghilang hambatan antara udara ( lingk.kita)
dan cairan ( telinga dalam)
- Stapes : menghantarkan getaran suara lewat liang telinga dan telinga
tengah ke telinga dalam
- Daun telinga : menampung gelombang suara yg datang
- Liang telinga : meneruskan suara dari daun telinga ke membran timpani
- Membran timpani : menggetarkan tulang pendengaran
- Rongga telinga : menjaga antara tekanan udara dlm dan luar agar seimbang
- Maleus, inkus : meneruskan getaran suara ke tingkap jorong
- Tuba eustachii : saluran yg menghub antara rongga telinga dg naso faring
- Pengatur agar tekanan didalam rongga telinga sama dg tekanan diluar
- Sbg ventilasi agar selaput lendir dirongga telinga mendapat cukup oksigen /
airasi.
- cochlea : menerima rangsang dari skala vestibuli dan skala timpani untuk
dianalisa dan dibawa ke otak
- vestibulum dan kanal semi sirkularis : berguna sbg alat keseimbangan
(ILMU PENYAKIT THT, FK UNDIP)
1. TELINGA LUAR
1/3 lateral dibentuk cartilago dan 2/3 medialnya tulang. Dilapisi kulit dan glandula
seruminase.
Struktur::
a) auricula
b) meatus acusticus externus (liang telinga luar ), terdiri dari:
- pars cartilage : 1 cm
- pars ossea : 2 cm
CAVUM TYMPANI
Cavum tympani adalah rongga berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis
Struktur: memiliki 4 dinding, atap, dan dasar
DINDING
Terdiri dari dinding lateral, medial, medial dan posterior
a) Dinding lateral
Terutama terisi oleh membrana tympani dan cincin tulang tempat perlekatan
membran tympany, pars squamosa os temporalis
Terdapat bangunan chorda tympani, yang menyilang pars flacida membrana
tympani (posterior ke anterior)
b. Dinding medial
memisahkan cavum tympany dengan telinga dalam, terdapat beberapa
bangunan pada dinding medial, antara lain:
1. Fenestra vestibuli, menuju telinga dalam
a. lateral : basis stapedius
b. medial : perilymphe vestibuli
2. Fenestra Cochlearis : medial ; perilymphe dari ujung saluran cochlea
3. Promontorium : dibentuk dari tonjolan bagian cochlea dan mengandung serabut
saraf dari plexus tympanicus
4. Tonjolan dari canalis nervus facialis
c. Dinding anterior
Bangunan-bangunan yang terdapat pada dinding anterior:
1. Tuba auditiva (eustachii), berfungsi utk meyamakan tekanan telinga tengah dan
faring
2. Canalis untuk musculus tensor tympanicus
3. Cabang-cabang arteri carotis interna
d. Dinding posterior
Bangunan-bangunan yang terdapat pada dinding posterior:
1. Aditus dan antrum mastoideum.
2. Eminentia pyramidalis (berisi M.stapedius)
ATAP
Tegmen tympani (bagian dari os petrosum), memisahkan cavum tympany dgn
fossa cranii media
DASAR
memisahkan cavum tympany dari a. carotis interna dan v. jugularis interna
Dibentuk oleh:
1. Lamina tympanica (os petrosum)
2. Fossa jugulare
3. Canalis caroticus
4. Nervus Jacobsen (cabang tympanica N.IX)
Cavum tympani dapat diibaratkan sebuah kubus 6 sisi, yang bila dibuka akan tampak
sbb:
OSSICULA AUDITIVA
1. Malleus
Bagian-bagian:
a. caput : bersendi dengan incus
b. leher (collum mallei)
c. manubrium
(i) tempat insertio M.tensor tympanicum
(ii) melekat pada membran tympani
d. processus anterior : berhubungan dengan fissura petrotympanicum
e. processus lateralis : berhubungan dengan bagian atas membrana tympani
2. Incus
Bagian-bagian:
a. corpus : bersendi dengan caput mallei
b.crus longum : bersendi dengan caput stapedii
c. crus brevis : berhubungan dengan recessus epitympanicus
3. Stapes
Bagian-bagian:
a. caput : bersendi dengan incus
b. collum : tempat insertio M.stapedius
c. crus : menghubungkan collum dengan basis
d. basis : melekat pada fenestra ovalis
*persendian ossicula auditiva: articulatio synovial
*fungsi:menghantarkan getaran suara ke telinga dalam
Otot-otot
1. M.stapedius
a. origo : pyramida pada dinding posterior
b. insertio : collum stapedii
c. persarafan : N.facialis
d. fungsi : relaksasi basis stapedii di fenestra ovalis,
untuk mengurangi tegangan di membrana tympani
2. M.tensor tympani
a. origo : pars cartilago tuba auditiva
b. insertio : manubrium mallei
c. persarafan : cabang N.pterygoidi medialis
(N.mandibularis)
d. fungsi : menarik membrana tympani ke dalam dan menekan basis stapedii
pada fenestra ovalis, sehingga membrana tympani menjadi lebih tegang
3. TELINGA DALAM
Berfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan
Labyrinth ossea
Struktur ini letaknya di dalam pars petrosa ossis temporalis, dilapisi periosteum dan
mengandung cairan perilymphe. Di dalamnya terdapat labyrinth membranacea yang
terdiri dari 3 bagian :
1. Vestibulum
2. Cochlea
3. Canalis semicircularis
Vestibulum
1. Letaknya diantara cochlea (depan) dan canalis semicircularis (belakang)
2. Isi
a. sacculus
b. utriculus
c. sebagian dari ductus endolymphaticus
Cochlea
Berfungsi dalam proses pendengaran dan keseimbangan
1. Berbentuk konus (seperti rumah keong)
2. Modiolus adalah tulang pusat, sebagai sumbu dimana cochlea melingkar seperti
spiralis
3. Isinya duktus cochlearis
4. Membrana basilaris membagi saluran didalam cochlea menjadi dua (scala
tympani dan scala vestibuli) dan saling berhubungan di apeksnya.
5. Membrana vestibularis
Diantara membrana vestibularis dan membrana basilaris terdapat spiral organ
atau organ dari Corti
Canalis Semicircularis
Berfungsi dalam keseimbangan kinetik
Terdiri dari 3 buah canalis
1. Anterior
2. Posterior
3. Lateral
Semua canalis ini saling tegak lurus 90 derajat dan saling tegak lurus satu dengan
yang lain, dan terletak 45 derajat thd bidang sagital
semua canalis berbentuk 2/3 lingkaran
pada satu ujungnya melebar membentuk ampula
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun teluingga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membran timpani, diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasikan getaran
melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran
timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasikan ini akan
diteruskan ke stapes yang yang menggerakkan tingkap lonjong, sehingga perilimfa
pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang
mendorong endolimfa, sehingga akan menimbuklkan gerak relatif antara membran
basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion
terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter
ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial potensial aksi pada saraf
auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran di
lobus temporalis.
(Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FKUI)
2. Apa hubungan pasien batuk dan pilek dengan keluhan sakit telinga di
skenario?
Mukosa auris media merupakan kelanjutan dari mukosa
nasofaring&mukosa tuba Eustachius. Secara klinis mempermudah
peradangan pada nasofaring meluas ke cavum timpani dan
menimbulkan peradangan pada cavum timpani.
Herawati, Rukmini. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorok. Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
ISPA
⬇︎
Faktor pertahanan tubuh terganggu
⬇︎
Fungsi tuba Eustachius terganggu
⬇︎
Pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu
⬇︎
Kuman masuk ke dalam telinga tengah
⬇︎
Peradangan
penyebab dasar pada OMA : Obstruksi tuba eustachius sehingga hilanglah sawar utama
terhadap invasi bakteri dan spesies bakteri yang tidak biasanya patogenik , dapat
berkolonisasi dalam telinga tengah , menyerang jaringan dan menimbulkan infeksi
sebagian besar infeksi OMA disebabkan oleh bakteri piogenik
bakteri yang sering ditemukan antara lain Streptococcus pneumoniae(tersering pada
semua kelompok umur), Haemophilus influenza(patogen yang sering ditemukan pada
anak dibawah usia 5 tahun) dan streptococcus beta – hemolitikus
sumber : BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
Kuman penyebab utama pada OMA ialah bakteri piogenik, seperti Streptokokus hemolitikus,
Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga Hemofilus
influenza, Esheria colli, Streptococcus anhemoliticus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas
aurugenosa.
Hemofillus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia di bawah 5 tahun.
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Maligna
Benigna
Proses peradangan terbatas pada Proses peradangan tidak terbatas pada mukosa.
mukosa.
Proses peradangan tidak mengenai Proses peradangan mengenai tulang.
tulang.
Perforasi membran timpani tipe Perforasi membran timpani paling sering tipe marginal & atik.
sentral. Kadang-kadang tipe sub total (sentral) dengan kolesteatoma.
Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah adanya gambaran retraksi membran timpani
akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara.
Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh
pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan
dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau
seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
STADIUM SUPURASI
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta
terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani
menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di
telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskernia, akibat
tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis
mukosa clan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang
lebih lembek dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka
kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar.
Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila
terjadi ruptur, maka lubang tempat ruptur (perforasi) ticlak mudah menutup kembali.
STADIUM PERFORASI
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman
yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari
telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang,
suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis media
akut stadium perforasi.
STADIUM RESOLUSI
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan
normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya
kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi
walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan
sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa
(sequele) berupa Otitis Media Serosa bila sekret menetap di kavurn timpani tanpa terjadinya
perforasi.
3. Patofisiologi
4. Manifestasi
nyeri
demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan
pada 30% kasus
malaise
kadang2 nyeri kepala disamping nyeri telinga
khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh – pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus
berdilatasi dan menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga
tengah
sumber : BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
pemeriksaan fisik
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh – pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus berdilatasi dan
menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah
sumber : BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
Telinga tengah :
Pertahanan melalui silia dr tub eustachius, enzim. Oklusi tuba sistem pertahanan di telinga
terganggu. Jika terdapat baktero patogen maka akan berkoloni di telinga tengah
menginfeksi
Bakteri berasal dr penyakit saluran nafas atas, faringitis, menghembuskan nafas berlebihan :
staphylococcus aureus, streptococcus
Sekresi telinga tengah menuju nasofaring terhambat peningkatan cairan cairan yang
makin lama mengeras semakin banyak dilakukan miringotomi atau dilakukan drainase (dr
tuba eustachi)
3. Mengapa anak mengeluh nyeri pada telinga kanan disertai panas dan
rewel semalaman, tidak mau makan dan minum?
6. DD dan diagnosis?
- Otitis media
Supuratif : akut dan kronik
Nonkronis : serosa dan efusi (akut dan kronis)
Gangguan pendengaran :
1. Gangguan pendengaran konduktif : gangguan telinga luar dan tengah. Gejala :
riwayat keluarnya cairan, perasaan seperti ada cairan di telinga, kedua telinga
terkena suara menjadi lembut
2. Tuli sensoris : gangguan di bagian telinga tengah
Gejala : bila bilateral suara penderita lebih keras dr suara normal, sukar
mengartikan percakapan yg didengar, riwayat trauma
3. Tuli campuran : kombinasi dari kedua diatas
- OMSK
Infeksi pd tuba eustachii disertai perforasi dan sekret yang keluar terus
menerus.
Perforasi dapat di central, marginal dan atik.
Pada stadium oklusi pengobatan terutama, bertujuan untuk membuka kembali tuba
Eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang. Untuk ini diberikan obat tetes
hidung. HCI efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik (anak < 12 tahun) atau HCI efedrin 1 %
dalam larutan fisiologik untuk yang berumur di atas 12 tahun clan pada orang dewasa.
Disamping itu sumber infeksi harus diobati. Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit
adalah kuman, bukan oleh virus atau alergi.
Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Bila
membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.
Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampisilin. Terapi awal
diberikan penisilin intramuskular agar didapatkan konsentrasi yang adekuat di dalam darah,
sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala
sisa, dan kekambuhan. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari. Bila pasien
alergi. terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.
Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/BB per hari, dibagi dalarn 4 dosis,
atau amoksisilin 40 mg/BB/hari dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/BB/hari.
Pada stadium supurasi disamping diberikan antibiotika, idealnya harus disertai dengan -
miringotomi, bila membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala-gejala klinis
lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang terlihat. Keluarnya
sekret secara berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci 3% selama 3-
5 hari serta telinga H202 antibiotika yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi
dapat menutup kembali dalarn waktu 7-10 hari.
Pada stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada
lagi dan perforasi membran timpani menutup.
Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui
perforasi di membran timpani. Keadaan ini dapat disebabkan karena bedanjutnya edem
mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3
minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah
teladi mastoiditis.
Bila OMA berlanjut dengan keluamya sekret dari telinga tengah lebih dari 3 minggu, maka
keadaan ini disebut otitis media supuratif subakut.
Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau dua
bulan, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif kronis (OMSK).
Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses subperiosteal
sampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak).
Sekarang setelah ada antiblotika, sernua jenis komplikasi itu biasanya didapatkan sebagai
komplikasi dari OMSK.
komplikasi ekstradural
i. petrositis
hampir 1/3 tulang temporal memiliki sel2 udara dalam apeks petrosa.Sel2 ini
menjadi terinfeksi melalui perluasan langsung dari infeksi telinga tengah dan
mastoid.
sumber : BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler