PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan
suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,
merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan
dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur
lainnya yang terletak didalam mediastinum. Paru-paru (Bahasa Inggris: Lung, dari kata
Latin pulmones untuk paru-paru.) adalah organ utama pada sistem pernapasan (respirasi) dan
berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) dan juga sistem ekskresi. Fungsinya
adalah untuk menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah atau sering
disebut “bernapas”. Pada umumnya paru-paru terdapat pada hewan mamalia termasuk juga
manusia.
I.3 Tujuan
1. Bagaimana biofarmasi sediaan paru dan parenteral?
II. ISI
2.1 Biofarmasi Sediaan Paru Dan Parenteral
istilah terapi aerosol, biasanya digunakan sebagai salah satu perawatan untuk penyakit
paru obstruktif kronis (PPOK), yakni sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru
dalam jangka panjang, yang biasanya disebabkan oleh kombinasi dari beberapa penyakit
pernapasan seperti bronkitis kronis, asma, dan emfisema.
Kandungan obat yang digunakan dalam terapi inhalasi meliputi bronkodilator untuk
melegakan saluran pernapasan (bronkus), kortikosteroiduntuk menurunkan reaksi
peradangan, antibiotik, antikolinergik untuk membantu relaksasi otot pernapasan, dan
mukolitik untuk mengencerkan dahak.
• Menurut FI III
• Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah
yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan yang cukup untuk
memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat dalam
dengan menggunakan propelan yang cukup.
• I.3 Menurut FI IV
• Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung
zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan
ini digunakan untuk pemakaiaan topical pada kulit dan juga pemakaiaan local pada
hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru-paru ( aerosol inhalasi )
ukuran partikel untuk aerosol inhalasi harus lebih kecil dari 10 mm, sering disebut juga
“ inhaler dosis turukur “. Aerosol Busa adalah emulsi yang mengandung satu atau
lebih zat aktif, surfaktan, cairan mengandung air atau tidak, dan propelan.
Aerosol merupakan dispersi butiran cairan yang sangat halus dalam udara dan
diameter rata-rata 5µm
Aerosol merupakan istilah yang digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari
sistem bertekanan tinggi
Menurut FI III : Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat
berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan yang cukup untuk
memancarkan isi gas hingga habis.
Kerugian :
Cara Pemberian ini diperlukan alat dan metode khusus yang agak sulit dikerjakan,
sukar mengatur dosis dan sering obatnya mengiritasi epitel paru
Jenis Aerosol :
SISTEM 3 FASE
BJ propelan < BJ zat aktif maka propelan cair berada diantara lapisan uap dan ZA
SISTEM 2 FASE
Berikut ini adalah dua jenis perangkat yang digunakan dalam terapi aerosol:
Inhaler
Terapi aerosol inhaler adalah alat penghirup genggam yang bekerja dengan menyemprotkan
obat melalui corong atau masker. Inhaler bekerja lebih cepat daripada obat oral yang harus
melalui proses aliran darah terlebih dahulu. Terapi aerosol inhaler tersedia dalam 3 jenis,
yakni:
Nebulizer
Terapi aerosol nebulizer adalah perangkat terapi inhalasi aerosol yang mengubah obat cair
menjadi uap yang bisa Anda hirup. Nebulizer kurang nyaman untuk dibawa-bawa ketika
bepergian karena pemakaian alat ini membutuhkan waktu beberapa puluh menit. Dokter
atau petugas medis bisa mengajarkan cara pemakaian alat ini kepada Anda. Terdapat tiga
jenis nebulizer, yakni:
Jet
Ini adalah perangkat terapi aerosol nebulizer yang sudah ditemukan sejak lama, alat
ini menggunakan udara bertekanan untuk menghasilkan uap yang halus.
Ultrasonik
Perangkat ini jenis yang lebih baru dari jet, dan menggunakan getaran ultrasonik
untuk menghasilkan uap dari obat cair.
Vibrating mesh
Perangkat terapi aerosol yang satu ini adalah yang terbaru dan termahal di antara dua
alat sebelumnya. Karena bentuknya yang paling ringkas dan nyaris tidak bersuara.
1 Keuntungan pemakaian aerosol
Beberapa keistimewaan aerosol farmasi yang dianggap menguntungkan lebih
dari bentuk sediaan lain adalah sebagai berikut :
a. Sebagian obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya menjadi
tercemar atau terpapar.
b. Berdasarkan pada wadah aerosol yang kedap udara, maka zat obat terlindung dari
pengaruh yang tidak diinginkan akibat O2 dan kelembapan udara.
c. Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata, melapisi kulit tanpa menyentuh
daerah yang diobati.
d. Dengan formula yang tepat dan pengontrolan katup, bentuk fisik dan ukuran
partikel produk yang dipancarkan dapat diatur yang mungkin mempunyai andil dalam
efektivitas obat; contohnya, kabut halus yang terkendali dari aerosol inhalasi.
e. Penggunaan aerosol merupakan proses yang “bersih,” sedikit tidak memerlukan
“pencucian” oleh pemakainya.
f. Mudah digunakan dan sedikit kontak dengan tangan
g. Bahaya kontaminasi tidak ada karena wadah kedap udara
h. Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian topikal dapat dikurangi
I .Takaran yang dikehendaki dapat diatur
j. Bentuk semprotan dapat diatur
Sediaan parenteral didefinisikan sebagai obat steril, larutan atau suspense yang dikemas
dengan cara yang sesuai untuk pemberian melalui suntukan hiperdermis baik dalam bentuk
siap pakai maupun bentuk yang perlu ditambahkan pelarut yang sesuai atau agen
pensuspensi. Klasifikasi sediaan injekasi sebagai berikut.
Pada pemberian secara intradermal, atau dapat pula intrakutan, obat disuntukkan pada
lapisan superfisial kulit
Melalui rute ini, volume larutan yang disuntikkan biasanya dalam jumlah kecil, hanya
0,1 mL untuk sekali pakai. Biasanya cara ini dicadangkan untuk pengujian
diagnostika dan dalam jumlah terbatas untuk vaksin
Absorpsi melalui rute ini lambat, menyebabkan hasil kerja onset obat pun lambat.
Injeksi volume kecil dilakukan pada jaringan longgar di bawah kulit, biasanya pada
permukaan terluar dari lengan datau paha.
Respons obat yang diberikan dengan cara ini lebih cepat daripada respons obat yang
diberikan secara intradermal.
3. Rute Intramuskular (IM)
Lokasi yang biasa digunakan adalah otot deltoid (segitiga) pada lengan bagian atas,
dimana disuntikkan sebanyak 2 mL larutan obat
Volume lebih besar maksimal 5 mL dapat diinjeksikan ke dalam otot gluteal medial
dari setiap penonjolan (buttock)
Absorpsi melalui rute intramuscular berlangsung lebih cepat daripada rute subkutan,
dapat ditunda atau diperlama dengan cara pemberian obat dalam bentuk suspense
steril, baik dalam pembawa air maupun minyak
Larutan bervolume besar atau kecil dapat diberikan ke dalam vena untuk
mendapatkan efek lebih cepat
Hasilnya dapat diperkirakan, tetapi pemberian melalui rute ini potensial berbahaya
Karena tidak dapat mundur begitu obat sudah diberikan
Larutan obat yang mengiritasi dapat diberikan menurut rute ini Karena terjadi
pengenceran secara cepat oleh darah dan cairan intravena dapat diberikan sebagai
pengencer
Metode pemberian ini tidak terbatas pada vol dan jumlah serta lokasi, menyebabkan
cara ini mudah dilakukan.
5. Rute Intraarteri
Alasan lazim untuk memanfaatkan rute intraarteri adalah memasukkan material radio
opak (bahan kontras) untuk tujuan diagnostic, seperti untuk arteriogram.
Selain itu, kemungkinan terjadi spasmus arteri yang selanjutnya dapat diikuti oleh
gangrene merupakan bagian (resiko) dari penyuntikan dengan cara ini.
1. Respon fisiologi segera dapat dicapai jika diperlukan, seperti cardiact arrest, asma,
dan syok
2. Diperlukan untuk obat yang tidak efektif secara oral atau akan dirusakn oleh sekresi
saluran cerna, seperti insulin, hormone lain, dan antibiotika
3. Pengobatan untuk pasien yang tidak kooperatif atau tidak sadarkan diri
5. Dapat memberikan efek local jika diperlukan, seperti pada dokter gigi dan
anastesiologi
6. Jika perpanjangan kerja obat diperlukan, tersedian bentuk secara intraarticular yang
bekerja diperlama, sperti steroid yang disuntikkan secara intrartikular, dan penisilin
yang diberikan dengan cara injeksi intramuscular dalam.
7. Cara untu melakukan koreksi gangguan serius kesetimbnagan cairan dan elektrolit
dalam tubuh
8. Jika makanan tidak dpt diberikan ke dalam lambung, baik melalui mulut maupun
tabung, maka pemberian nutrisi secara total dapat diberikan menurut cara parenteral
1. Sediaan harus diberikan oleh personal terlatih (dokter, mantri, perawat, bidan
2. Membutuhkan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan pemberian obat menurut
rute lain
Aminofilin adalah obat bronkodilator yang dapat melebarkan saluran udara bronkus pada
paru-paru untuk mengatasi sesak nafas serta meningkatkan serapan oksigen. Itulah
mengapa obat ini umum diresepkan untuk mengatasi gejala-gejala akibat penyempitan
saluran napas, seperti pada bronkitis akut, asma, emfisema, PPOK, dan sebagainya.
Kombinasi teofilin dengan etilendiamin membuat Aminofilin lebih stabil dan larut dalam
air sehingga efeknya akan lebih cepat dibanding hanya teofilin tunggal. Obat ini diberikan
dengan cara injeksi (suntikan) ataupun tablet (oral). Injeksi lebih diutamakan pada kondisi
pasien yang membutuhkan pertolongan segera, karena cara inilah yang bekerja lebih
cepat.
Mekanisme Kerja
Aminofilin yang merupakan turunan santin dari kombinasi teofilin dan etilenadiamin. Setelah
masuk tubuh, teofilin dilepaskan dari aminofilin, dan teofilin merenggangkan otot polos
bronkial dan pembuluh darah di paru-paru serta mengurangi respons terhadap histamin,
methacholine, adenosine, dan alergen yang menyebabkan keluhan sesak dan batuk.
Teofilin secara kompetitif menghambat phosphodiesterase (PDE) tipe III dan tipe IV, enzim
yang bertanggung jawab untuk memecah AMP siklik di sel otot polos, sehingga terjadilah
bronkodilatasi (pelebaran bronkus).
Teofilin juga berikatan dengan reseptor adenosin A2B untuk menghambat bronkokonstriksi
yang dimediasi adenosin. Pada keadaan inflamasi, teofilin mengaktifkan deasetilase histone
untuk mencegah transkripsi gen inflamasi, dimana proses transkripsi tersebut memerlukan
asetilasi histone.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi
di bawah ini tidak boleh menggunakan:
Memiliki riwayat hipersensitif/ alergi terhadap kandungan obat ini baik teofilin maupun
etilenadiamin.
Mengalami porfirian akut.
Sedang mengonsumsi obat dari jenis santin lainnya.
Dosis Aminofilin dan Cara Penggunaan
Aminofilin tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis berikut:
Dosis terbaik adalah yang diresepkan oleh dokter Anda. Adapun dosis yang lazim digunakan
adalah sebagai berikut:
· Sekitar 80% sampai 85% dari kanker paru-paru non-kecil kanker paru-paru sel (non-
small cell lung cancer/NSCLC)
· Sekitar 10% sampai 15% adalah kanker paru-paru sel kecil (small cell lung
cancer/SCLC)
Penelitian ini melibatkan orang tanpa memandang status PD-L1 mereka dan termasuk
kedua jenis penyakit skuamosa dan non-skuamosa.
“TECENTRIQ adalah pilihan baru untuk membantu orang dengan jenis kanker metastatik
paru sebelumnya diobati, terlepas dari ekspresi PD-L1 dan hidup lebih lama dari
kemoterapi” kata Sandra Horning, Kepala Medical Officer and Head of Global Product
Development Roche.
“TECENTRIQ adalah yang pertama dan satu-satunya imunoterapi kanker yang disetujui
yang dirancang untuk menargetkan protein PD-L1, yang mungkin memainkan peran
penting dalam cara kerja obat.” tutupnya.
Program pengembangan TECENTRIQ mencakup lebih dari 15 uji klinis pada kanker
paru-paru, termasuk tujuh fase III studi di sebelumnya tidak diobati (lini pertama) kanker
paru-paru. Studi ini mengevaluasi penggunaan TECENTRIQ sendiri atau dalam
kombinasi dengan obat lain.
Anatomi Paru
Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas
tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu,
paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri
mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru
terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut
bronchopulmonary segments. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang disebut
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi pleura viseralis
dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput yang langsung membungkus paru,
sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantar kedua
pleura terdapat rongga yang disebut kavum pleura (Guyton, 2007).
Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm. Pembentukan paru di
mulai dari sebuah Groove yang berasal dari Foregut. Pada Groove terbentuk dua kantung
yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut Primary Lung Bud. Bagian proksimal foregut
membagi diri menjadi 2 yaitu esophagus dan trakea. Pada perkembangan selanjutnya trakea
akan bergabung dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronchi
dan cabang-cabangnya. Bronchial-tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu,
sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga
anak berumur 8 tahun. Alveoli bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks.
Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai
pertumbuhan somatic berhenti
Fisiologi Paru
1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan atmosfer
2. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah
3. Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan
dari sel
4. Pengaturan ventilasi (Guyton, 2007).
15
2001).
2005).
pada difusi gas dalam paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan
1. Usia
2 buah arteri pulmonalis kanan, 2 buah arteri pulmonalis kiri bercabang sampai ke
alveolus menjadi kapiler, kemudian balik lagi 2 buah vena pulmonal kanan dan 2
kiri
Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
2. Metode Analisis Kualitatif Minyak dan Lemak : Uji Kelarutan Lipid, Uji Akrolein, Uji
Ketidakjenuhan, Uji Ketengikan, Uji Salkowski untuk kolesterol, dan Uji Lieberman
Buchard.
3. Metode Analisis Kuantitatif Minyak dan Lemak : Metode Soxhlet, Metode Goldfish, dan
Metode Mojonnier.
1.2 Saran
Diharapkan makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca serta mahasiswa diharapkan
untuk memahami dan mempelajari materi yang telah diberikan dosen, agar ilmu yang
didapatkan bermanfaat untuk diri sendiri maupun lingkungan.
23
DATAR PUSTAKA
24