Anda di halaman 1dari 15

MATERI PENYULUHAN

PENYAKIT HIPERTENSI
DI RUANG INTERNA LELAKI RSUD DR. M.
HAULUSSY AMBON

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. CHARLES ALFONS 5. PATRECIA N. SIAHAYA


2. FRANSISCA M. KAILOLA 6. RATNA
3. HERLYN PENTURY 7. SENDY SELANO
4. MARNI RUSDI 8. WIHELMINA PAUNUSSA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
ANGKATAN IV
STIKES MALUKU HUSADA
KAIRATU
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT HIPERTENSI
DI RUANG INTERN LELAKI RSUD DR. M. HAULUSSY AMBON

Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Interna Lelaki
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon
Hari/tanggal : Jumat, 27 april 2018
Waktu : 10.00 WIT - Selesai

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien dapat
memahami tentang Penyakit Hipertensi yang dirawat di Ruang Interna
Lelaki Dr. M. Haulussy Ambon.
2. Tujuan InstruksionalKhusus
Setelah pemberian penyuluhan ini diharapkan keluarga pasien mampu:
a. Menyebutkan pengertian Penyakit Hipertensi
b. Menyebutkan factor penyebab Penyakit Hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala Penyakit Hipertensi
d. Menyebutkan Pengobatan Penyakit Hipertensi
e. Menyebutkan cara pencegahan Penyakit Hipertensi

B. Pokok Bahasan
Pendidikan kesehatan tentang Penyakit Hipertensi pada pasien yang
dirawat di Ruang Interna Lelaki Dr. M. Haulusy Ambon.

C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya jawab

D. Media
1. Leaflet

E. Kegiatan
Tahap Pembicara Peserta Waktu

2
Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Membalas salam 5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan,
mendengarkan dan
menanggapi

Penyampaian 1. Menjelaskan pengertian 1. Menyimakmateri 15 menit


materi Penyakit Hipertensi yang disampaikan
2. Menjelaskan factor
penyebab Penyakit
Hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan
gejala dari Penyakit
Hipertensi
4. Menjelaskan
pengobatan Penyakit
Hipertensi
5. Menjelaskan cara
pencegahan Penyakit
Hipertensi

Penutup 1. Memberi kesempatan 1. Bertanya 10 menit


kepada peserta untuk 2. Mendengar
bertanya 3. Menjawab salam
2. Menyimpulkan kembali
materi yang disajikan
3. Memberi salam

F. Pengorganisasian
1. Penyuluh : Marni Rusdi
2. Moderator : Charles Alfons
3. Observer : Herlyn Pentury
4. Fasilitator :
5. Pembimbing Akademik :
6. Pembimbing Klinik : .Ns. Dorotheis Uniplaita, S.Kep

G. Job Discription
1. Penyuluh
a. Menggali pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang penyakit
hipertensi
b. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Moderator
a. Bertanggung jawab atas kelancaran acara
b. Membuka dan menutup acara
c. Menyetting waktu penyajian sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator dan observer
3
a. Mengamati jalannya acara penyuluhan
b. Membantu kelancaran acara penyuluhan
c. Mencatat pertanyaan dari peserta
d. Membagikan leaflet pada awal pelaksanaan kegiatan
H. Setting Ruangan
Keterangan:
1
1. Penyuluh dan Moderator
2. Peserta penyuluhan

2 3. Pembimbing akademik dan


3
klinik
4. Fasilitator dan observer

I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan
b. Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara
2. Evaluasi proses
a. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik
b. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
c. Peserta antusias mendengarkan materi penyuluhan dari awal sampai
akhir
d. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama proses penyuluhan
berlangsung
e. Peserta antusias bertanya sesuai dengan permasalahan yang mereka
hadapi
f. Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Penyuluhan diikuti oleh minimal 10 orang dari jumlah keluarga pasien
yang dirawat di ruang Interna Lelaki RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.
f. Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan tentang penyakit
hipertensi

4
MATERI PENYULUHAN
PENYAKIT HIPERTENSI
DI RUANG INTERNA WANITARSUD DR. M.HAULUSSY AMBON

A. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg (Kodim Nasrin, 2003 ).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana


tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.

5
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).

B. KLASIFIKASI HIPERTENSI
KlasifikasihipertensimenurutWHO :
1) Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140
mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2) Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg
dan diastolik 91-94 mmHg
3) Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang


mendadak (sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada
penderita hipertensi, yg membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai
oleh tekanan darah yang sangat tinggi dengan kemungkinan timbulnya atau
telah terjadi kelainan organ target (otak, mata (retina), ginjal, jantung, dan
pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya
tekanan darah. Dibagi menjadi dua:
a. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera
dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ
target akut atau progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD
mendadak yg disertai kerusakan organ target yang progresif dan di
perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
b. Hipertensi urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target
progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ
target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam.
Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam
(penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam
hitungan jam sampai hari).
6
C. PENYEBAB HIPERTENSI
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi:

a. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau


transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:


a) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,
system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stress.
b) Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal.

Faktor Resiko
a. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi
b. Pria usia 35 – 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause
c. Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium
d. Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa
hal seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffeine,
DM, dsb.
e. Factor emosional dan tingkat stress
f. Gaya hidup yang monoton
g. Sensitive terhadap angiotensin
h. Kegemukan
i. Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.

D. TANDA DAN GEJALA

7
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,
kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran
menurun

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :


a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg
b. Sakit kepala
c. Pusing / migraine
d. Rasa berat ditengkuk
e. Penyempitan pembuluh darah
f. Sukar tidur
g. Lemah dan lelah
h. Nokturia
i. Azotemia
j. Sulit bernafas saat beraktivitas

E. KOMPLIKASI HIPERTENSI

8
1.Stroke
2.Gagal jantung
3.Pembuluh darah kecil pada ginjal yang rusak
4.sindrom metabolik
5.Pelebaran abnormal padaarteri

F. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan


mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a) Terapi tanpa Obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
b) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
c) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik

9
antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi
maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 –
25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
d) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap tidak normal.Penerapan biofeedback terutama
dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan
migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan.
- Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)Tujuan pendidikan
kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
e) Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya
perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION,
EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA,
1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang
ada pada penderita.
10
G. PENCEGAH HIPERTENSI

1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata,
adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi,
obesitas dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar
tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Hindarimakanantinggikadargaram yang berlebihan

d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.

2. Pencegahan sekunder
11
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui
menderita hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat
maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.

b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara


normal dan stabil mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.
e. Pengobatan tradisional

Apabila hipertensi tidak diobati maka akan terjadi sebagai berikut :

12
DAFTAR PUSTAKA

Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3 rd edition.
Oxford: Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta

13
DAFTAR HADIR KEGIATAN PKRS
RUANG INTERNA LELAKI RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

Ruang : RIL RSUD Dr. M. Haulussy Ambon


Topik Penyuluhan : Hipertensi
Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : Jumat, 27 april 2018
Waktu : 10.00 WIT - Selesai
Tempat : Ruang Interna Lelaki

14
No. NAMA TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17. 17.
18. 18.
19. 19.

15

Anda mungkin juga menyukai