Kini maupun mendatang akan banyak terjadi perubahan di dalam maupun di luar organisasi. Ekonomi, sosial, politik, budaya, teknologi, demografi, meningkatnya kesadaran dan kecanggihan konsumen serta lahirnya kebutuhan baru adalah variabel – variabel yang akan selalu menguntit organisasi. Persaingan yang kian ketat, penyusutan dunia menjadi “satu desa besar” serta transformasi ke pasar bebas akan dapat mengubah cara orang berurusan dengan dunia dan cara dunia berurusan dengan orang. Dalam upaya memperoleh kemenangan dalam menjawab tantangan – tantangan di atas setiap organisasi membutuhkan pemimpin-pemimpin yang efektif dan tangguh. Dalam era yang penuh perubahan akan muncul berbagai persoalan. Persoalan yang ada tidak akan memperoleh solusi yang tepat dan benar tanpa organisasi yang sukses dan organisasi tidak akan mencapai sukses tanpa pemimpin yang efektif. Berangkat dari sini maka sangatlah besar implikasinya bagi suatu organisasi bila tanpa didukung oleh manajer- manajer yang memiliki jiwa kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan akan tetap memainkan peranan yang sentral dalam mengawal dan membawa organisasi mencapai tujuan. Tanadi Santoso dalam tulisannya di majalah SWA edisi 12/XVIII 13-26 Juni 2002 memberi tip berupa lima langkah agar seseorang dapat maju menjadi pemimpin yang lebih baik. Pertama, mempelajari impian ideal tentang diri sendiri. Ini dapat dilakukan dengan misalnya, mencoba secara serius berfikir apa yang ingin dicapai 15 tahun mendatang. Memikirkan segala aspek secara detil, terutama tentang kualitas kepemimpinannya. Kedua, melihat diri sendiri saat ini secara jujur dan terbuka. Bercermin dan menganalisis secara kritis diri sendiri. Lalu menuliskan kualitas apa saja yang belum dipunyai dengan membandingkan keadaan impian dan kenyataan sekarang. Ketiga, membuat agenda kerja tentang apa yang harus dipelajari dan dilatih untuk mencapai ideal. Keempat, melangkah melalui pelatihan, pemikiran, penajaman perasaan, dan penyempurnaan diri. Kelima, mencari orang yang dapat diajak membantu memperlancar dan mengawasi perubahan dirinya menuju perbaikan. Setiap manajer jenis organisasi apapun harus memahami terhadap pemberian imbalan serta hukuman bagi anggota organisasi. Dalam memberikan imbalan kepad para anak buah benar – benar hendaknya sesuai dengan kemampuan organisasi dan kebutuhan anak buah, sebab setiap orang memiliki motif yang berbeda dalam mengejar imbalan, maka sebelum memutuskan jenis imbalan yang akan diberikan mesti sudah melalui pengkajian yang mendalam, karena akan terkait dengan kapasitas organisasi. Dalam setiap organisasi pasti pimpinan juga akan berhadapan dengan beraneka karakter, motivasi yang berbeda, yang kemudian akan direfleksikan dalam perilaku sehari-hari. Terhadap perilaku kontroversial yang mengarah pada kerugian organisasi, manajer mesti dapat mengambil tindakan tegas melalui sanksi yang sepadan dengan gradasi kesalahan pegawai dan sesuai aturan industrial yang berlaku, sehingga hukuman yang diberikan tidak kontra produktif dan tetap berada dalam koridor kepentingan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2009. Perilaku Keorganisasian. Edisi 2. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.