Anda di halaman 1dari 2

9.

Implikasi Manajerial dalam Kepemimpinan


Kini maupun mendatang akan banyak terjadi perubahan di dalam maupun
di luar organisasi. Ekonomi, sosial, politik, budaya, teknologi, demografi,
meningkatnya kesadaran dan kecanggihan konsumen serta lahirnya kebutuhan
baru adalah variabel – variabel yang akan selalu menguntit organisasi.
Persaingan yang kian ketat, penyusutan dunia menjadi “satu desa besar”
serta transformasi ke pasar bebas akan dapat mengubah cara orang berurusan
dengan dunia dan cara dunia berurusan dengan orang. Dalam upaya memperoleh
kemenangan dalam menjawab tantangan – tantangan di atas setiap organisasi
membutuhkan pemimpin-pemimpin yang efektif dan tangguh. Dalam era yang
penuh perubahan akan muncul berbagai persoalan. Persoalan yang ada tidak akan
memperoleh solusi yang tepat dan benar tanpa organisasi yang sukses dan
organisasi tidak akan mencapai sukses tanpa pemimpin yang efektif.
Berangkat dari sini maka sangatlah besar implikasinya bagi suatu
organisasi bila tanpa didukung oleh manajer- manajer yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang memadai. Kepemimpinan akan tetap memainkan peranan
yang sentral dalam mengawal dan membawa organisasi mencapai tujuan.
Tanadi Santoso dalam tulisannya di majalah SWA edisi 12/XVIII 13-26
Juni 2002 memberi tip berupa lima langkah agar seseorang dapat maju menjadi
pemimpin yang lebih baik.
Pertama, mempelajari impian ideal tentang diri sendiri. Ini dapat dilakukan
dengan misalnya, mencoba secara serius berfikir apa yang ingin dicapai 15 tahun
mendatang. Memikirkan segala aspek secara detil, terutama tentang kualitas
kepemimpinannya.
Kedua, melihat diri sendiri saat ini secara jujur dan terbuka. Bercermin dan
menganalisis secara kritis diri sendiri. Lalu menuliskan kualitas apa saja yang
belum dipunyai dengan membandingkan keadaan impian dan kenyataan sekarang.
Ketiga, membuat agenda kerja tentang apa yang harus dipelajari dan
dilatih untuk mencapai ideal.
Keempat, melangkah melalui pelatihan, pemikiran, penajaman perasaan,
dan penyempurnaan diri.
Kelima, mencari orang yang dapat diajak membantu memperlancar dan
mengawasi perubahan dirinya menuju perbaikan.
Setiap manajer jenis organisasi apapun harus memahami terhadap
pemberian imbalan serta hukuman bagi anggota organisasi. Dalam memberikan
imbalan kepad para anak buah benar – benar hendaknya sesuai dengan
kemampuan organisasi dan kebutuhan anak buah, sebab setiap orang memiliki
motif yang berbeda dalam mengejar imbalan, maka sebelum memutuskan jenis
imbalan yang akan diberikan mesti sudah melalui pengkajian yang mendalam,
karena akan terkait dengan kapasitas organisasi.
Dalam setiap organisasi pasti pimpinan juga akan berhadapan dengan
beraneka karakter, motivasi yang berbeda, yang kemudian akan direfleksikan
dalam perilaku sehari-hari. Terhadap perilaku kontroversial yang mengarah pada
kerugian organisasi, manajer mesti dapat mengambil tindakan tegas melalui
sanksi yang sepadan dengan gradasi kesalahan pegawai dan sesuai aturan
industrial yang berlaku, sehingga hukuman yang diberikan tidak kontra produktif
dan tetap berada dalam koridor kepentingan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2009. Perilaku
Keorganisasian. Edisi 2. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai