Ipi120672 PDF
Ipi120672 PDF
Irawan Wisnu Wardana, Junaidi, Rama Fadilah Soeroso dan Pradana Sahid Akbar
ABSTRAK
Harga minyak yang melonjak mempengaruhi aktifitas perekonomian dunia termasuk Indonesia, hal
tersebut mendorong pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan termasuk diantaranya
biogas. Limbah-limbah kantin memiliki potensi untuk menjadi sumber energi terbarukan, yaitu biogas.
Limbah sisa makanan dan aktifitas dapur dalam jumlah yang cukup dari kantin di lingkungan fakultas
teknik dikumpulkan, dilakukan perlakuan seperti penghalusan dan homogenisasi, lalu tahap
memasukkan substrat beserta ekstrak rumen sapi sebagai sumber bakteri anaerob kedalam batch
reactor dengan penambahan air sebagai variasi. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan, bahwa
penambahan air mempengaruhi jumlah gas yang dihasilkan. Diketahui bahwa limbah yang
ditambahkan air sebanyak 64 ml, mampu menghasilkan volume gas lebih banyak dibanding yang
lainnya. Umur produksi gas mampu menghasilkan gas hingga hari ke 19. Dalam penelitian didapatkan
adanya penurunan dan peningkatan produksi gas. Hal ini disebabkan adanya tahap pembentukan gas
yang terjadi, mulai dari tahap hidrolisis, acidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis.
PENDAHULUAN
Latar Belakang reaktor yang disebut TANGKI BIOGAS. Selain
Dipindahkannya semua perkuliahan itu energi dapat diperoleh dari pembakaran
program sarjana (S1) dari kampus Undip sampah dalam satu insinerator yang panasnya
Pleburan ke Kampus Undip Tembalang ini digunakan untuk menghasilkan uap.
membawa konsekuensi berpindahnya ribuan Kendala dalam pemanfaatan sampah organik
mahasiswa ke kawasan Tembalang. Tentu sebagai sumber energi adalah cara
saja ini membawa dampak positif dan dampak pengumpulan sampah. Biaya yang dibutuhkan
negatif. Tembalang menjadi daerah yang untuk pengumpulan sampah ini menghasilkan
berkembang pesat dengan berbagai kegiatan biaya produksi yang tinggi, sehingga harga
usaha dari warung makan, kafe, kos kosan operasional pembuatan biogas ini akan lebih
dan lainnya. Bertambah lipatnya jumlah tinggi dibanding sumber energi lainnya, misal
penghuni di Tembalang ini juga akan gas LPG atau minyak tanah.
meningkatkan jumlah timbulan sampah secara Aktifitas masyarakat yang terpusat, dalam
signifikan. hal ini misalnya budaya makan di warung atau
Di sisi yang lain melonjakan harga minyak restoran, akan mempermudah pengumpulan
mempengaruhi aktifitas perekonomian dunia sampah organik. Karena aktifitas memasak
termasuk Indonesia. Kebijaksanaan hanya terpusat di tempat tempat tersebut. Hal
pemerintah yang mensubsidi Bahan Bakar ini terjadi pada daerah tembalang, dimana
Minyak dirasa semakin memberatkan. sebagian penghuninya adalah anak kost yang
Pemerintah sudah mendorong kegiatan yang lebih senang makan di warung atau restoran,
mengurangi ketergantungan terhadap BBM. dibanding masak sendiri. Selain itu di dalam
Energi energi terbarukan termasuk kampus undip sendiri, sebagai contoh
diantaranya biogas telah dan selalu didorong Rencana Tata Bangungan dan Lingkungan
pemerintah untuk dikembangkan. Fakultas Teknik, akan dibangun kantin
Energi terbarukan dari pengelolaan terpusat. Hal ini akan sangat mempermudah
sampah, dapat diperoleh dengan mengolah didalam pengumpulan sampah organik.
sampah organik menjadi biogas, dalah suatu
79
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 9 No.2 September 2012, ISSN 1907-187X
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah dan komposisi biogas, Studi pengaruh rentang
mengubah pola pikir yang lebih bernuansa penambahan substrate terhadap total produksi
lingkungan di dalam menangani permasalahan biogas, pengaruh pengadukan terhadap
persempahan. Konsep pengelolaan sampah produksi biogas dan penyisihan COD.
yang terpadu sudah didorong untuk
diterapkan, yaitu dengan meminimisasi METODOLOGI PENELITIAN
sampah serta maksimasi daur ulang dan
pengomposan disertai Tempat Pembuangan Penelitian akan dilakukan di Laboratorium
Akhir dengan konsep sanitary landfill yang Lingkungan Program Studi Teknik Lingkungan
ramah lingkungan. Paradigma baru Fakultas Teknik UNDIP.
penanganan sampah lebih merupakan satu Limbah Organik dari Kantin di Lingkungan
siklus yang mendukung konsep ekologi. Energi UNDIP dikumpulkan untuk dilakukan
baru yang masih bisa dihasilkan dari hasil penimbangan dan penyimpanan sementara,
pengurnyaraian sampah maupun proses daur setelah itu limbah dihaluskan / Grinding untuk
ulang juga menjadi bagian dari paradigma mempermudah proses homogenisasi sebelum
baru penanganan sampah. dimasukkan kedalam biogas reactor.
Meskipun sosialisasi program program
pemerintah ini sudah dilakukan, masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN
luas masih memandang negatif dengan
Sumber Limbah yang Digunakan
penanganan masalah sampah. Sampah yang
Limbah yang digunakan untuk penelitian
dipersipkan sebagai bahan yang kotor, masih
ini merupakan limbah organik yang berasal
sering ditolak oleh masyarakat, walaupun akan
dari rumah makan di daerah ngesrep timur.
ditangani dengan sistem terpadu. Masyarakat
Limbah-limbah seperti batang kangkung, kulit
tidak bisa menerima jika didaerahnya akan wortel, kulit bawang, dedaunan, dan sisa
dijadikan lokasi Pengolahan Sampah Terpadu. bumbu dapur lainnya merupakan jenis-jenis
Contoh penolakan warga terhadap Tempat
limbah organik yang mampu menghasilkan
Pengolahan Sampah Terpadu yang menjadi
gas. Selain limbah-limbah bahan produksi
berita utama di media nasional adalaha kasus
tersebut, penelitian biogas ini juga
TPST Bojong pada awal tahun 2005. memanfaatkan limbah sisa makanan seperti
Meskipun teknologi yang digunakan dalam
sisa nasi, sisa cabai, dan lain-lain. Setelah
TPST ini sudah berdasarkan standar
limbah-limbah tersebut dikumpulkan, langkah
pengolahan sampah yang berwawasan
selanjutnya adalah mempersiapkan rumen
lingkungan termasuk pemanfaatan limbah
sapi yang akan dicampur di dalam reaktor.
organik untuk menghasilkan biogas, warga
tetap menolak kehadirannya, dan memaksa
TPST ini tidak boleh beroperasi, sampai
Tahap Pengumpulan Limbah
Dalam mengumpulkan limbah organik
sekarang.
untuk penelitian ini, perlu beberapa hari untuk
Salah satu faktor mengapa warga menolak
dapat mengumpulkan limbah dalam jumlah
aktifitas seperti ini adalah warga belum melihat
yang cukup. Ada beberapa hal yang perlu
secara langsung bahwa teknologi ini
dilakukan dalam pemilihan limbah tersebut,
bermanfaat bagi warga. Karena keterbatasan
seperti pemisahan sisa tulang ayam, yang
pengetahuan, banyak masyarakat yang
merupakan jenis limbah tak terpakai. Sebab
membutuh contoh dan bukti. Peran pemberi
pada penelitian ini terdapat variasi antara
contoh dan bukti inilah, paling tidak dalam
limbah pencacahan dan limbah yang melalui
skala ‘pilot plant’ (bukan Laboratorium scale)
proses blender, sedangkan sisa makanan
dapat dilakukan oleh universitas termasuk
seperti tulang ayam merupakan limbah yang
Fakultas Teknik Undip, sebagaia implementasi
tak mampu di blender. Total limbah yang
dari Tri Dharma Perguruana Tinggi.
digunakan untuk penelitian ini sebanyak
kurang lebih 2 kilogram, yang sudah tercampur
TUJUAN antara limbah sebelum dan sesudah makan.
Riset ini bertujuan untuk mengaplikasikan Masing-masing reaktor membutuhkan 100
teknologi pembuatan biogas dalam skala gram limbah organik, baik limbah cacah
rumah tangga dengan memanfaatkan limbah maupun limbah blender.
organik dari aktifitas dapur.
Tujuan spesifik dari penelitian ini antara lain Penambahan Ekstrak Rumen Sapi
untuk mengetahui pengaruh ratio Selain menggunakan limbah-limbah
Food/Microrganisme (F/M) terhadap produksi organik, penelitian ini juga membutuhkan
80
Irawan W.W., Junaidi, Rama F.S. dan
Pradana S. A.
Sampah Untuk energy: Kelayakan Pemanfaatan
Limbah Organik
ekstrak rumen sapi untuk mempercepat proses Jumlah air = volume total – (jumlah
pertumbuhan bakteri dalam reaktor. Penelitian limbah+ektrak rumen) = 214 ml – 150 ml
ini sendiri membutuhkan tidak kurang dari 2 = 64 ml
liter ekstrak rumen sapi, 2 liter ektrak rumen d. Variasi 4 (kadar air 37,5 ml)
sapi tersebut dibagi rata ke dalam 20 reaktor =
yang masing-masing reaktor membutuhkan 50
ml ekstrak rumen sapi. 80% (konsentrasi limbah terhadap volume
total)
Variasi Kadar Air X= 187,5 ml
Pada penelitian ini, dilakukan beberapa Jumlah air = volume total – (jumlah
variasi penambahan air yang ditujukan untuk limbah+ektrak rumen) = 187,5 ml – 150
mendapatkan komposisi terbaik dalam ml = 37,5 ml
menghasilkan gas. e. Variasi 2 (kadar air 16,6 ml)
a. Variasi 1 (kadar air 150 ml) =
=
90% (konsentrasi limbah terhadap volume
50% (konsentrasi limbah terhadap volume total)
total) X= 166,6 ml
X= 300 ml Jumlah air = volume total – (jumlah
Jumlah air = volume total – (jumlah limbah+ektrak rumen) = 166,6 ml – 150
limbah+ektrak rumen) = 300 ml – 150 ml ml = 16,6 ml
= 150 ml
b. Variasi 2 (kadar air 100 ml) Variasi Perlakuan Terhadap Limbah
= Selain melakukan variasi terhadap
penambahan air, penelitian ini juga
60% (konsentrasi limbah terhadap volume menambahkan variasi dengan melakukan dua
total) macam perlakuan terhadap limbah. Perlakuan
X= 250 ml pertama adalah dengan melakukan
Jumlah air = volume total – (jumlah pencacahan, dan perlakuan kedua dengan
limbah+ektrak rumen) = 250 ml – 150 ml melakukan blender. Hal ini dilakukan untuk
= 100 ml mengetahui perbandingan keduanya terhadap
c. Variasi 3 (kadar air 64 ml) besarnya volume gas yang dihasilkan.
=
Data Hasil Percobaan
70% (konsentrasi limbah terhadap volume Data hasil percobaan penelitian ini dapat
total) dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut:
X= 214 ml
81
Jurnal PRESIPITASI
Vol. 9 No.2 September 2012, ISSN 1907-187X
Gambar 2. Hasil Analisa Kandungan Biogas dengan Tanpa Proses Dihaluskan (Blender)
82
Irawan W.W., Junaidi, Rama F.S. dan
Pradana S. A.
Sampah Untuk energy: Kelayakan Pemanfaatan
Limbah Organik
83