Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUHAN

A. Latar Belakang Masalah


Letak geografis wilayah Indonesia berada diantara 60 LU- 110 LS dan 950
BT- 1410 BT serta diapiti oleh dua benua besar yaitu benua Australia di bagian
selatan dan benua Asia di bagian utara dan dua samudera besar yaitu samudera
Hindia dibagian selatan - barat dan samudera Pasifik dibagian timur. Keadan ini
sangat menentukan kondisi iklim di Indonesi dan juga sangat berpengaruh
terhadap mata pencarian penduduk. Berdasarkan letak lintang wilayah Indonesia
termasuk negara yang beriklim tropis. Suhu rata rata tahunan di wilayah Indonesia
tinggi dan Indonesia memiliki dua musim dalam setahun yaitu musim hujan dan
kemarau. Musim hujan menjadi hal yang sangat di butuhkan oleh penduduk
Indonesia. Karena sebagian besar masyarakat bermata pencarian sebagai petani.
Indonesia disebut juga sebagai negara Agraris dalam bidang perekonomian.
Banyak usaha dibidang pertania yang di lakukan seperti bertani padi, bertani
sayur, bertani mentimun dan lain lain. Pertanian menjadi hal pokok dalam
mendukung kehidupan masyarakat dan membantu perekonomian negara. Hal ini
didasarkan “banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau berkerja pada
sektor pertanian dan produk nasional yang berasal dari pertanian” (Murbyto,
1989). Oleh karena itu pertanian tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat indonesia.
Flores Timur merupakan bagian dari kepulaun di Indonesia yang berada
dalam kawasan provinsi Nusa tenggara Timur. Dengan luas wilayah 5.983,38 km2
yang terdiri dari Luas daratan 1.812,85 km2 dan luas perairan sekitar 4.170,53
km2. Jumalah kecamatan di Kabupaten Flores Timur sekitar 19 kecamatan,
diantaranya Kecamatan Titehena, Kecamatan Wulanggitang, Kecamatan
Larantuka, Kecamatan Tanjung Bunga dan lan lain.
Secara geografis wilayah Kabupaten Flores Timur berada diantara 8004’-
8040’ LS dan 122038’-123057’ BT. Dan di sebelah utara berbatassan dengan Laut
Flores, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Sawu, sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Sika dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Lembata. Berdasarkan hubungannya dengan Kabupaten Sika yang merupahan
jalur eskpor dan impor terbesar, Kabupaten Flores Timur menjadi pengimpor hasil
pertanian dan perkebuanan serta pengekspor jambu mente terbesar.
Berdasarkan letak wilayanya, maka Iklim diwilayah Kabupaten Flores
Timur termasuk dalam iklim tropis kering dimana jumlah bulan kering antara 6 -
8 bulan, dan bulan basah sekitar 4–6 bulan. Musim hujan biasanya berlangsung
pada bulan Nopember sampai bulan Maret, sedangkan musim kemarau
berlangsung antara bulan Maret sampai bulan November. Menurut Koppen
wilayah Indonesia bagian timur beriklim tropis kering atau tipe AW dengan curah
hujan kurang dari 60 mm per bulan dengan rata rata curah hujan tahuan lebih
rendah dari iklim tropis basah. Dengan curah hujan rata rata curah hujan tahunan
1.385 mm, dengan kelembaban udara 68-85%, suhu udara 26,79-29,310 C,
lamanya penyinaran matahari 39-90% serta dengan jenis tanah padah umumnya
merupakan tanah Latosol. Kondisi ini sangat menpenggaruhui jenis tanaman
pertanian yang dibudidayajkan oleh masyarakat.
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Flores timur merupakan daerah yang
berbukit dan bergunung serta sedikit lembah. Wilayah lembah terdiri dari jenis
tanah berbatu, sedangkan tekstur tanahnya mulai dari kasar, sedang dan halus.
Hal ini menyebabkan wilayah Flores Timur memiliki tempat dengan kemiringan
sekitar 0-40 m bahakan > 40 m dan ketinggi sekitar 0- 500 m dan bahakan > 500
m. Pada daerah ketinggian antara 150 -450 m dpl digunakan oleh masyarakata
Kabupaten Flores Timur untuk membuat lahan pertanian berupa perkebuanan
jambu mente dan ladang.
Penduduk banyak menggunakan lahan sebagai daerah pertanian. Jenis
pertanian yang ada meliputih pertanian lahan basa atau sawa dan pertanian lahan
kering atau ladang. Pada daerah yang bertopografi agak landai dan daerah datar di
manafaatkan oleh masyarakat sebagai lahan sawah seperti di Kecamatan Tanjung
Bunga Desa Sinar Hadigala, Kecamatan Wulanggita Desa Hewa, Dan Kecamatan
Titehena Desa Konga, sedangkan daerah perbukitan dan daerah disekitar
pegunungan pada umumnya dijadikan masyarakat sebagai lahan untuk ladang
dengan jenis tanama yang di tanam meliputi padi, jagung, kacang, ubi kayu
(singkong), pepaya dan lain lain.
Perbedaan hasil panen antara lahan sawah dan lahan ladang sangat
different. Hal ini disebabkan karena pada lahan sawah masyarakat melakukan
irigrasi dari bendungan sungai atau air kali. Proses irigrasi ini sangat menentu
besarnya hasil panen. Sedangkan pada lahan ladang hanya menunggu waktu
hujan. Tanaman yang ditanam hanya berkisar padi, jagung dan singkong. Jika
dalam bebrapa bulan tidak terjadi hujan maka hasil panennya pun lebih sedikit
bahakan gagal panen. Hal ini berarti “sektor pertanian sangat rentan terhadap
perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi
dan kualitas hasil” (Nurdin, 2011). Perubahan iklim terjadi karena adanya
perubahan variabel iklim, seperti suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara
terus menerus dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun
Kementerian Lingkungan Hidup, 2004).
Padi merupahan salah satu komoditi dalam bidang pertanian di Kabupaten
Flores timur. Tanaman padi ditanam oleh masyrakat tersebar baik di sawah atau
pun ladang. Namun hasil padi sawah selain untuk dikomsumsi, dan juga
mendukung perekonomian Flores Timur. Sementara padi hasil ladang hanya
digunakan masyarakat yang berada di daerah sekitar perbukitan sebagai konsumsi
sehari hari. Jenis padi yang dibudidayakan pun berbeda. Sebagian besar
masyarakata membudidayakan padi ladang (padi lahan kering; sering disebut
sebagai padi gogo). Tepai padi jenis ini jarang dibudidayakan oleh para petani.
Faktor penyebabnya adalah: umur panen yang sangat panjang (biasanya sekitar 4-
5 bulan), produktivitas yang rendah, serta habitus tanaman yang tinggi sehingga
mudah patah dan rebah. Di samping umur panen yang panjang, kultivar-kultivar
padi ladang tersebut biasanya dibudidayakan beriringan dengan datangnya musim
hujan. Dengan demikian dalam setahun petani hanya bisa membudidayakannya
sekali dalam setahun. Beberapa petani tradisional masih bertahan
membudidayakan kutivar-kultivar tertentu padi ladang karena kesukaan terhadap
aroma dan rasa nasi. Selain itu, beberapa kultivar dibudidayakan dalam kaitannya
dengan kepercayaan dan adat istiadat setempat.
Berdasarkan uraian tentang kondisi fisik dari wilayah Kabupaten Flores
timur yang sangat mempengarui hasil panen padi, maka penulis merasa tertarik
untuk menulis makalah dengan judul tentang “Pengaruh Iklim Dan Topografi
Terhadap Hasil Panen Padi di Kabupaten Flores Timur”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah
1. Bagaimana keadaan iklim dan topografi di Kabupaten Flores Timur?
2. Bagimana pertanian padi di Kabupaten Flores Timur
3. Bagaiman pengaruh iklim dan topografi terhadap hasil panen padi di
Kabupaten Flores Timur?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan massalah di atas, maka tujuan penulisan adalah
1. Untuk mengetahui iklim dan topografi di Kabupaten Flores Timur
2. Untuk mengetahui pertanian padi di Kabupaten Flores Timur
3. Untuk mengetahui pengaruh iklim dan topografi terhadap hasil panen padi di
Kabupaten Flores Timur

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah
1. Secara teoritis
a) Penulisan makalah ini dapat sebagai sumber pengetahuan bagai penulis lain
dalam menuliskan karya ilmiah.

2. Secara praktis
a) Penulisan ini dapat memberikan informasi mengenai keadaan iklim dan
topografi yang mempengaruhi perbedaan hasil panen padi setiap daerah di
Kabupaten Flores Timur
b) Penulisan ini sangat bermanfaat bagi penulis sendiri untuk memenuhi tugas
mata kuliah penulisan karya ilmiah

Anda mungkin juga menyukai