Anda di halaman 1dari 4

1. Apa itu karakter?

Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi
pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.

Karakter bangsa dalam antropologi (khususnya masa lampau) dipandang sebagai tata
nilai budaya dan keyakinan yang mengejawantah dalam kebudayaan suatu masyarakat dan
memancarkan ciri-ciri khas keluar sehingga dapat ditanggapi orang luar
sebagai kepribadian masyarakat tersebut.

2. apa identitasnya?

Pengertian Identitas adalah suatu ciri ciri atau tanda-tanda yang melekat
pada diri seorang individu yang menjadi ciri khasnya. Identitas sering
dihubungkan dengan atribut yang disematkan kepada individu yang
sebenarnya memiliki sifat majemuk.
unsur unsur pembentuk identitas nasional yang meliputi :

(1) Suku Bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Golongan
sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama coraknya dengan
golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia khususnya, terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek bahasa.

(2) Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa Indonesia
dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama). Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam, katholik, kristen, hindu, budha dan
kong hu cu.

(3) Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model
pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukung utntuk menafsirkan
dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakukan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan
yang dihadapi.

(4) Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini,
bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur
bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.
Dari unsur unsur identitas nasional di atas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi tiga
bagian yaitu :

(1) Identitas Fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara dan ideologi
negara.

(2) Identitas Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-undangannya. Dalam hal
ini, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, bendera negara Indonesia, lambang negara
Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya.

(3) Identitas Alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku, budaya,
bahasa dan agama serta kepercayaan.

3. beda warga negara dengan penduduk?

Penduduk Warga Negara

Waktu tinggal Tinggal di negara tertentu dalam jangka Tinggal di negara tertentu dalam
waktu panjang namun tidak berencana jangka waktu panjang dan akan
menetap di negara tersebut menetap di negara tersebut

Status Tidak tercatat secara resmi Tercatat secara resmi

Kewarganegaraan Kewarganegaraan bisa berbeda dari Kewarganegaraan orang tersebut


tempat tinggalnya saat ini sudah sama dengan tempat tinggalnya
saat ini

Tingkat kebebasan Tidak bebas dalam melakukan sesuatu di Lebih bebas dalam melakukan sesuatu
negara tersebut di negara tersebut

4. kewarganegaraan addalah segala hubungan antara seseorang sebagai warganegara dengan negara,
negara berkewajiabn melindungi orang tersebut

5. Sistem Kewarganegaraan

Pada asasnya ada beberapa sistem (kriteria umum) yang digunakan untuk menentukan
siapa yang menjadi warga negara suatu negara. Kriteria tersebut yaitu :
1. Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Kelahiran
a. Asas Ius Soli (Law of The Soli)
Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan Negara tempat
kelahiran.
b. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood)
Penentuan Kewarganegaraan berdasarkan keturunan/kewarganegaraan orang tuanya.[2]
c. Masalah Kewarganegaraan
1) Apatride
Apatride terjadi apabila seorang anak yang Negara orang tuanya menganut asas Ius
Soli lahir di Negara yang menganut Ius Sanguinis.[3] Contoh : Seorang keturunan bangsa
A (Ius Soli) lahir di negara B (Ius Sanguinis) Maka orang tsb bukan warga negara A maupun warga
negara B.
2) Bipatride
Bipatride terjadi apabila seorang anak yang Negara orang tuanya menganut Ius
Sanguinis lahir di Negara lain ynag menganut Ius Soli, maka kedua Negara tersebut
menganggap bahwa anak tersebut warga Negaranya.[4] Contoh : Seorang keturunan
bangsa C (Ius Sanguinis) lahir di negara D (Ius Soli). Sehingga karena ia keturunan
negara C, maka dianggap warga negara C, tetapi negara D juga menganggapnya
sebagai warga negara,karena ia lahir di negara D.
3) Multipatride
Seseorang yang memiliki 2 atau lebih kewarganegaraan Contoh : Seorang yang
bipatride juga menerima pemberian status kewarganegaraan lain ketika dia telah
dewasa, dimana saat menerima kewarganegaraan yang baru ia tidak melepaskan
status bipatride-nya.
2. Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Perkawinan
a. Asas Kesatuan Hukum
Asas kesatuan hukum berangkat dari paradigma bahwa suami istri ataupun ikatan
keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat, dan tidak
terpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakatnya,suami istri ataupun
keluarga yang baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat.
Supaya terdapat keadaan harmonis dalam keluarga diperlukan kesatuan secara yuridis
maupun dalam jiwa perkawinan, yaitu kesatuan lahir dan batín. Dan kesatuan hukum dalam
keluarga ini tidak bertentangan dengan filsuf persamaan antara suami istri sehingga sekedar
mencari manfaatnya bagi sang suami saja.
b. Asas Persamaan Derajat
Menurut asas persamarataan bahwa perkawinan sama sekali tidak mempengaruhi
kewarganegaraan seseorang, dalam arti masing-masing istri atau suami bebas menentukan
sikap dalam menen tukan kewarganegaraanya.
Asas ini menghindari terjadinya penyelundupan hukum, misalnya seseorang yang
berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu Negara dengan
cara atau berpura-pura melakukan pernikahan dengan pasangan di Negara tersebut.
3. Sistem Kewarganegaraan berdasarkan Naturalisasi
Adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan seseorang memperoleh status
kewarganegaraan, Misal : seseorang memperoleh status kewarganegaraan akibat dari
pernikahan, mengajukan permohonan, memilih/menolak status kewarganegaraan.
a. Naturalisasi Biasa
Yaitu suatu naturalisasi yang dilakukan oleh orang asing melalui permohonan dan
prosedur yang telah ditentukan.
b. Naturalisasi Istimewa
Yaitu kewarganegaraan yang diberikan oleh pemerintah (presiden) dengan persetujuan
DPR dengan alasan kepentingan negara atau yang bersangkutan telah berjasa terhadap
negara.
Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan naturalisasi digunakan 2
stelsel, yaitu :
1. Stelsel Aktif, yakni untuk menjadi warga negara pada suatu negara seseorang harus
melakukan tindakan-tindakan hukum secara aktif.
2. Stelsel Pasif, yakni seseorang dengan sendirinya dianggap sebagai warga negara tanpa
melakukan sesuatu tindakan hukum.

Anda mungkin juga menyukai