Anda di halaman 1dari 7

MORFOMETRI AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA

Oleh :
Nama : Risdan Miftahul Huda
Nim : B1A016121
Rombongan : VIII
Kelompok :3
Asisten : Dyah Puri Hayaah Handayani

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan
dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan
analisis kerangka suatu organisme. Morfometri didasarkan pada sekumpulan data
pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. Setiap ikan mempunyai
ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin dan keadaan lingkungan
hidupnya (Radiopoetro, 1990).
Studi morfometri secara kuantitatif memiliki tiga manfaat yaitu, membedakan jenis
kelamin dan spesies, mendeskripsikan pola-pola keragaman morfologis antar populasi
atau spesies, serta mengklasifikasikan dan menduga hubungan filogenik. Manfaat yang
diperoleh dari morfometri yaitu lebih mudah dalam mendeterminasi suatu hewan
berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimilikinya, disamping itu juga dapat diketahui kisaran
umur dan jenis kelamin dari hewan yang telah dilakukan morfometri padanya. Supaya
memperoleh data morfometri yang memadai diupayakan dengan menyeleksi spsimen
yang dianggap sudah memiliki karakter morfologi yang sudah mapan (Haryono, 2001).
Morfometrik adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh
ikan misalnya panjang total, panjang baku, panjang cagak, dan sebagainya sedangkan
meristik adalah ciri-ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu pada tubuh ikan
misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip
punggung dan sebagainya. Ukuran dalam morfometrik adalah jarak antara satu bagian
tubuh ke bagian lainnya, misalnya jarak antara ujung kepala sampai dengan pelipatan
batang ekor (panjang baku). Ukuran ini disebut dengan ukuran mutlak yang biasanya
dinyatakan dalam satuan milimeter atau centimeter (Affandi et al., 1992).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Morfometri pada Avertebrata dan Vertebrataantara lain :


1. Praktikan dapat mengenali karakter morfologi hewan avertebrata dan vertebrata yang
penting digunakan sebagai dasar identifikasi.
2. Praktikan dapat melakukan analisis karakter morfologi hewan avertebrata dan
vertebrata secara meristik dan morfometrik.
3. Praktikan dapat menerapkan teknik morfometri sederhana dan truss morphometrics
pada hewan averterbata dan vertebrata
II. TINJAUAN PUSTAKA

Morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan variasi dan perubahan
dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran panjang dan
analisis kerangka suatu organisme. Studi morfometri didasarkan pada sekumpulan data
pengukuran yang mewakili variasi bentuk dan ukuran ikan. Pengukuran morfologi
(analisis morfometri) dalam biologi perikanan digunakan untuk mengukur ciri-ciri khusus
dan hubungan variasi dalam suatu taksonomi suatu stok populasi ikan. Variasi morfometri
suatu populasi pada kondisi geografi yang berbeda dapat disebabkan oleh perbedaan
struktur genetik dan kondisi lingkungan. Sebaran dan variasi morfometri yang muncul
merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut (Saanin, 1984).
Meristik adalah penghitungan secara kuantitatif ciri-ciri (bagian tubuh), misalnya
jumlah dan ukuran sirip. Meristik (ciri yang dapat dihitung) dapat digunakan untuk
menggambarkan keterangan-keterangan spesies ikan, atau digunakan untuk identifikasi
spesies yang belum diketahui. Ciri-ciri meristik selalu digambarkan dengan angka-angka
singkat yang disebut rumus meristik (Bambang, 1997).
Metode analisis morfologi tradisional adalah perbandingan antara univariate
karakter meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh,
yang mampu mengidentifikasi perbedaan antar spesies, seringkali gagal mengidentifikasi
perbedaan antar galur atau populasi. Karakter morfometrik baku yang terkonsentrasi pada
ukuran-ukuran panjang dari bagian kepala, badan dan ekor menghasilkan pola gambaran
bentuk tubuh yang cenderung bias. Pengamatan morfometri diikuti dengan pengamatan
pada meristik dan pola warna, untuk data meristik yang dihitung antara lain jumlah sisik
sepanjang gurat sisi/ linea lateralis (LL), jumlah jari-jari bercabang pada sirip punggung
(dorsal), sirip perut (ventral), sirip dada (pectoral), dan sirp dubur (anal). Pola warna
dicatat mengenai penampakan warna sisik pada bagian punggung (dorsal) dari tubuh ikan
(Haryono, 2001).
Kekurangan sistem morfometri tradisional seringkali hanya mengambarkan beberapa
hal saja sehingga tidak mewakili keseluruhan bentuk organisme yang di ukur dalam
bentuk karakter morfometrik baku dan terkesan hasilnya bias dan seringkali gagal
mengidentifikasi perbedaan antara galur populasi. Kelebihan dari menggunakan
morfometri tradisional ini adalah mudah digunakan karena hanya berdasarkan bentuk
tubuh organisme secara sederhana seperti panjang total tubuh, panjang karapaks, panjang
standar, panjang badan (abdomen) berat udang, tinggi badan, lebar badan, panjang kepala
(thorax), panjang rostrum, panjang ekor dan lebar ekor (dari uropoda) sehingga mudah
dilakukan oleh siapa saja (Mayr, 1982).
Truss morfometrics ialah metode pembandingan antara ukuran-ukuran tubuh bagian
penting dari ikan dengan satu ukuran yang dianggap standar. Panjang kepala dan panjang
standar ialah dua variable yang sering digunakan untuk menentukan spesies ikan. Sebagai
contoh, perbandingan antara panjang standar dengan tinggi badan akan menentukan
bentuk badan dari ikan. Ada beberapa bukti perbedaan morfologis antar populasi geografis
yang berbeda. Metode konvensional dan truss morphometrics biasanya digunakan untuk
menggambarkan variasi morfologi di antara populasi yang berbeda dari suatu spesies.
Teknik truss morphometrics merupakan salah satu upaya menggambarkan bentuk ikan
dengan cara mengukur bagian-bagian dari tubuhnya atas dasar titik-titik patokan.
Kegunaan dari truss morfometrics adalah menentukan galur spesies dan menentukan
hewan-hewan yang tidak punya seksual dimorphisme (Demardjati & Wardhana, 1990)
Kelebihan dari truss morphometrics adalah memberikan gambaran yang lebih
menyeluruh dan menghasilkan karakterisasi geometrik bentuk tubuh ikan secara lebih
sistematis dan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi perbedaan-
perbedaan bentuk tubuh. Pengukuran dengan cara ini lebih konsisten, memberikan
informasi yang terinci dengan menggambarkan bentuk ikan dan memperkecil kesalahan
pengukuran. Kelemahan dari metode ini adalah cukup rumit karena dibutuhkan tingkat
ketelitian yang lebih, selain itu penggunaan waktunya juga lumayan lama. Perbedaan
mendasar antara ciri morfometrik dan meristik, yaitu ciri meristik lebih stabil jumlahnya
selama masa pertumbuhan setelah ukuran tubuh yang mantap tercapai, sedangkan karakter
morfometrik berubah secara kontinyu sejalan ukuran dan umur (Messieh, 1972).
Menurut Das (2002), morfologi dari ular jali yaitu mempunyai warna coklat muda
kekuningan di bagian sisi tubuhnya, dan di bagian depannya mempunyai warna hitam
yang lebih terang bila dibandingkan dengan warna ekornya dan selain itu ular jali ini
panjangnya dapat mencapai 2 meter. Bagian sebelah depan (anterior) biasanya berwarna
lebih terang dari ekornya yang kehitaman. Sisik-sisik di atas ekor bertepi hitam, sehingga
terkesan bergaris-garis seperti memakai stocking hitam. Sisi bawah tubuh (ventral)
berwarna kekuningan sampai kuning terang. Matanya berukuran besar. Kerabatnya yang
mirip adalah Ptyas mucosus, yang dibedakan dengan adanya loreng-loreng hitam di
bibirnya dan di tubuh bagian belakang. P mucosus umumnya juga bertubuh lebih besar,
hingga lebih dari tiga meter panjangnya. Ular ail kerap ditemui di sawah-sawah, kebun,
pekarangan, dan dekat tepi sungai. Mangsa utamanya adalah hewan pengerat.
Studi morfometrik dan meristik merupakan salah satu cara untuk melihat
pengelompokan populasi ikan, selain untuk identifikasi. Karakter morfometrik yang
diukur pada ikan meliputi, SL = panjang standar, TL = panjang total, HL = panjang kepala,
HD = tinggi kepala, SNL = panjang moncong, ED = diameter mata, LUJ = panjang rahang
atas, LLJ = panjang rahang bawah, BD = tinggi badan, LCP = panjang batang ekor, DCP
= tinggi batang ekor, PDL1 = panjang sebelum sirip punggung 1, PDL2 = panjang sebelum
sirip punggung 2, PVL = panjang sebelum sirip perut, PAL = panjang sebelum sirip dubur,
LDB1 = panjang dasar sirip punggung 1, LDB2 = panjang dasar sirip punggung 2, LAB
= panjang dasar sirip dubur, LPF = panjang sirip dada, LVF = panjang sirip perut, LCF =
panjang sirip ekor, LDF1 = panjang sirip punggung 1, LDF2 = panjang sirip punggung 2,
LAF = panjang sirip dubur, LMCF = panjang sirip ekor bagian tengah (Afina et al., 2014).
Karakter meristik merupakan karakter yang menunjukkan identitas dari tetua,
karakter ini mungkin menunjukkan tidak adanya efek genotip dan fenotip dari faktor yang
mempengaruhi karakter. diversifikasi fenotipik selama invasi biologi dapat timbul dengan
adaptasi lingkungan atau plastisitas adaptif fenotipe . keterbatasan utama dari karakter
morfologi pada tingkat variasi intra-spesifik fenotipe yang tidak langsung dibawah kontrol
genetik namun mengalami modifikasi lingkungan (Verma et al., 2015).
Titik truss morfometri pada udang air tawar menurut Mayr (1982), adalah bagian
terlebar dari cepalothorax ventral, pangkal rostrum, bawah tangkai mata, batas belakang
cepalothorax ventral, batas belakang cepalothorax dorsal, batas belakang cepalothorax
ventral, batas belakang segmen 6 abdomen ventral, batas belakang segmen 6 abdomen
dorsal
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum acara Morfometri pada Avertebrata dan
Vertebrata adalah yaitu bak preparat, pinset, laporan sementara, jarum pentul, jangka
sorong, penggaris, sterofom, millimeter blok, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum Morfometri pada Avertebrata dan Vertebrata
adalah beberapa spesimen hewan avertebrata (udang) dan vertebrata.

B. Metode

Metode yang dilakukan pada praktikum acara Morfometrik Avertebrata dan


Vertebrata antara lain;
1. Praktikan melakukan pengukuran karakter meristik dan morfometrik beberapa
hewan avertebrata dan vertebrata dengan menggunakan metode morfometri
sederhana dan Truss morphometrics.
2. Praktikan meletakan spesimen hewan diletakkan di atas sterofoam yang dilapisi
kertas millimeter blok, lalu pada titik-titik patokan ditandai dengan jarum pentul.
3. Praktikan mengukur jarak antara titik-titik patokan diukur dengan menggunakan
jangka sorong.
4. Praktikan membuat laporan sementara dari hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., Safei, D.S., Rahardjo, M.F. & Sulistiono. 1992. Ikhtiologi : Suatu Pedoman
Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.

Afina, I., Dewi, E., Tutik, K. & Siti, Z.M. 2014. Analisis Morfometrik dan Meristik Hasil
Persilangan Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani) dan Ikan Pelangi
Merah Abnormal (Glossolepis incisus). Unnes Journal of Life Science, 3(2),
pp.112-123.

Bambang, M. 1997. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Das, I. 2002. A Photographic Guide to Snakes and Other Reptiles of India. Florida: Ralph
Curtis Books.

Demardjati, B.S. & Wardhana, W. 1990. Taksonomi Avertebrata. Jakarta : UI Press.

Haryono. 2001. Variasi Morologi dan Morfometri Ikan Dokun (Puntius Lateristriga) di
Sumatera. Jurnal Biota, 6(3), pp.109-116

Mayr, E. 1982. Principles Of Systematic Zoologi. New Delhi: Tata McGraw-Hill


Publishing Company.

Messieh, SN. 1972. Use of otoliths in identifying herring stocks in southern Gulf of
Lawrence and adjacent waters. J. Fish. Res. Board Can. 29(8), pp.1113-1118

Radiopoetro. 1990. Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid 1 dan 2. Jakarta: Bina Cipta.

Verma, P., Singh, A.K., Madhu, T. & Sharad, C.S. 2015. Comparative morphometry,
growth and feeding ecology of feral Oreochromis niloticus (L.) invaded into the
Ganga river system, India. Research in Environment and Life Sciences, 8(1),
pp.63-68.

Anda mungkin juga menyukai