Laporan Pendahuluan Ruang Segara Anak
Laporan Pendahuluan Ruang Segara Anak
I. Maasalah Keperawatan
Perawatan luka Operasi Sc.
II. Landasan Teori
A. Anatomi Fisiologi
Alat reproduksi wanita berada di bagian pelvis (panggul)
Secara anatomi dibagi 2:
1. Genitalia Eksterna
Bagian yang terlihat
2. Genitalia Interna
Terletak dalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis
a) Genitalia Eksterna
Mons pubis (pubis veneris)
Labia Mayora
Labia Minora
Klitoris
Vagina & Hymen
Vestibulum
Fourchette
Perineum
External Generative Organ
1) Mons Pubis
Mons pubis atau mons veneris mengandung jaringan lemak yang menutupi simpisis pubis,
diliputi oleh rambut
2) Labia Mayora
Pada bagian posterior dari mons pubis terdapat labia mayora yang juga terdiri dari jaringan
lemak yang diliputi oleh rambut.
Labia mayora membentuk tepi lateral dari vulva dan berukuran panjang ± 7-9 cm dan lebar ± 2-4
cm. Permukaan superfisial dari labia mayora juga dipenuhi oleh rambut.
3) Labia Minora
Labia minora merupakan struktur yang tidak berambut dan berukuran panjang ± 5 cm dengan
ketebalan 0,5 – 1 cm.Struktur kutaneus dari labia minora tidak terdiri dari jaringan lemak namun
terdiri dari jaringan penyambung yang memungkinkan mobilisasi dari kulit selama proses
sanggama. Labia minora akan bersatu pada bagian anterior menjadi klitoris, sedangkan pada
bagian posterior bersatu pada sisi bawah dari glandula vestibularis menjadi frenulum
4) Klitoris
Klitoris merupakan bagian erektil, terletak tepat di bawah arkus pubis Ujung badan klitoris
disebut glans dan lebih sensitif dari badannya. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksual.
5) Vagina
Merupakan saluran kopulasi yang menghubungkan vulva dan uterus.
Jika dilakukan inspeksi vagina melalui introitus vagina, maka dapat dilihat dinding anterior dan
posterior yang memiliki midline ridge yang disebut sebagai kolum anterior dan posterior
6) Hymen / Selaput Dara
Lapisan/membran tipis yang menutupi sebagian besar dari lubang senggama, ditengahnya
berlubang agar kotoran menstruasi dapat mengalir keluar ter,erletak pd mulut vagina bentuknya
berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit. Konsistensinya ada yang kaku, dan ada yang lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari (Syaifudin,1997). Himen
mungkin tetap ada selama pubertas atau saat hubungan seksual pertama kali.
7) Vestibulum
Vestibulum merupakan struktur yang menyerupai biji almond atau perahu dan terletak di antara
labia minora, klitoris dan fourchette.
Pada vestibulum terdapat muara dari uretra, vagina, 2 duktus kelenjar Bartholini dan 2 duktus
kelenjar parauretral yang disebut sebagai Skene ducts and glands.
8) Fouechette
Lipatan jaringan transfersal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia
mayora dan minora di grais tengah di bawah orifisium vagina.
9) Perineum
Daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus, panjangnya lebih kurang 4
cm.
VI. Patofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada
dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul,
disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin
adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami
adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang
informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan
mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi
kuman.
Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah
salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum.
Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin
sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah.
Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus
uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas
yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang
menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas
usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses penghancuran
dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh
memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun.
Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain
itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi
(Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002).
VIII. Komplikasi
Yang sering terjadi pada ibu SC adalah :
1. Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas dibagi menjadi:
a. Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
b. Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
c. Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan : perdarahan banyak bisa terjadi jika pada saat pembedahan cabang-cabang
arteri uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing, embolisme paru yang
sangat jarang terjadi.
4. Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa
terjadi ruptur uteri.
Yang sering terjadi pada ibu bayi : Kematian perinatal
e. Pemberian obat-obatan
1. Antibiotik Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda setiap institusi.
2. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol
Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu
Obat-obatan lain
3. Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan caboransia
seperti neurobian I vit. C.
4. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan berdarah harus dibuka dan
diganti.
5. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan darah, nadi,dan
pernafasan.
B. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan meliputi distress janin,
kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pust, abrupsio plasenta dan
plasenta previa.
a. Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register , dan diagnosa keperawatan.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu:
Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis,
penyakit kelamin atau abortus.
2) Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar pervaginan secara
sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.
3) Riwayat kesehatan keluarga:
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin,
abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang cara
menyusui yang bernar
2. Nyeri akut berhubungan dengan injury fisik jalan lahir.
3. Kurang pengetahuan tentang perawatan ibu nifas dan perawatan post operasi b/d kurangnya
sumber informasi.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan sehabis bersalin
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC
1. Menyusui tidak efektif Setelah diberikan Health Education:
berhubungan dengan tindakan Berikan informasi
kurangnya keperawatan selama mengenai
pengetahuan ibu 3x24 jam klien - Fisiologi
tentang cara menyusui menunjukkan respon menyusui
yang benar breast feeding - Keuntungan
adekuat dengan menyusui
indikator: - Perawatan
Klien payudara
mengungkapkan - Kebutuhan diit
puas dengan khusus
kebutuhan untuk - Faktor-faktor
menyusui yang
klienmampu menghambat
mendemonstrasikan proses
perawatan payudara menyusui
Demonstrasikan
breast care dan
pantau kemampuan
klien untuk
melakukan secara
teratur
Ajarkan cara
mengeluarkan ASI
dengan benar, cara
menyimpan, cara
transportasi sehingga
bisa diterima oleh
bayi
Berikan dukungan dan
semangat pada ibu
untuk melaksanakan
pemberian Asi
eksklusif.
Berikan penjelasan
tentang tanda dan
gejala bendungan
payudara,feksi
payudara
Anjurkan keluarga
untuk memfasilitasi
dan mendukung klien
dalam pemberian ASI
Diskusikan tentang
sumber-sumber yang
dapat memberikan
informasi/memberika
n pelayanan KIA
2. Nyeri akut Setelah dilakukan Pain Management
berhubungan dengan asuhan keperawatan Kaji nyeri secara
injury fisik jalan lahir. selama 3x24 jam komprehensif
diharapkan nteri termasuk lokasi,
berkurang dengan karakteristik, durasi,
indicatoretelah frekuensi, kualitas dan
dilakukan asuhan faktor presipitasi
keperawatan Observasi reaksi
diharapkan nyeri nonverbal dari
pasien berkurang ketidaknyamanan
NOC : Ajarkan tentang
Pain Level, tehnik relaksasi
Pain control, Berikan analgetik
Comfort level untuk mengurangi
nyeri
Kriteria Hasil : Tingkatkan istirahat
Mampu Kolaborasikan dengan
mengontrol nyeri dokter jika ada
(tahu penyebab keluhan dan tindakan
nyeri, mampu nyeri tidak berhasil
menggunakan tehnik
nonfarmakologi Managemen
untuk mengurangi lingkungan
nyeri, mencari Batasi pengunjung
bantuan) Sediakan tempat tidur
Melaporkan bahwa yang nyaman dan
nyeri berkurang bersih
dengan Perhatikan hygiene
menggunakan pasien untuk menjaga
manajemen nyeri kenyamanan
Mampu mengenali Atur posisi pasien
nyeri (skala, yang nyaman
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
Amin Huda Nurarif, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA, NIC-NOC jilid 3, Jogjakarta : Medication
Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan dan
masalah kolaboratif. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Mansjoer, A. 2002. Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana, Jakarta : EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Muchtar. 2005. Obstetri patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC
Caraspot. 2010. Proses Keperawatan NANDA, NOC &NIC. Yogyakarta : mocaMedia
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Saifuddin, AB. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta
: penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo
Sarwono Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka