Bunyi hukum kekekalan paritas yaitu paritas total sebelum reaksi inti harus sama dengan
paritas total sesudah reaksi inti. Pada peluruhan beta seolah-olah energi tidak kekal. Energi
elektron yang teramati selama peluruhan beta dari nuklida tertentu didapatkan bervariasi
secara kontinu dari 0 hingga harga maksimum Kmaks yang merupakan karakteristik
nuklidanya. Persamaan untuk energi maksimumnya adalah
Emaks = m0c2 + Kmaks
Energi hilang terjadi ketika tumbukan antara elektron yang dipancarkan dan elektron
atomik yang mengelilingi inti.
Pada peluruhan beta seolah-olah memontum linear dan momentum sudut tidak kekal.
Momentum linear dan momentum sudut didapatkan tidak kekal dalam peluruhan beta.
Dalam peluruhan beta nukilde tertentu arah elektron yang terpancar dan inti rekoil dapat
teramati, ternyata arah tersebut tidak selalu tepat berlawanan seperti yang diramalkan
oleh hukum kekekalan momentum linear. Ketidak kekekalan momentum sudut
diturunkan dari spin ½ dari elektron, proton dan neutron. Peluruhan beta menyangkut
perubahan neutron nuklir menjadi proton.
n = p+e–
karena spin masing-masing partikel yang tersangkut adalah 1/2. Reaksi tersebut tidak dapat
terjadi jika spin (jadi memontum sudutnya) harus kekal.
1
Dalam tahun 1934 Fermi telah mengajukan teori peluruhan beta
berdasarkan hipotesisi Pauli bahwa selain e- (elektron) dipancarkan v (anti
neutrino) pada peluruhan . Kemudian suatu teori yang lebih modern
2
2
F dp
cacah rata-rata
gM
dengan C
2 C 3 h 7 2
1
3
F : Faktor Fermi
P : momentum linier
G : konstanta Coupling antar e-, v-
M = elemen matriks
Kurie Plot:
Suatu metode untuk menentukan energi .Transisi yang diperbolehkan
berlaku: Pers (2.1)
1
N ( p) 2
2
F p
3
1 H
10 20 KeV
E (KeV)
Kinetik
25 Mn 56 T 26 Fe 56 v
26 jam
3 Fenomena Peluruhan
1. Pemancaran elektron (-)
20
F
A
Z X
Z 1Y 1 e
A 0
5,41 MeV -
1,63
20
0
Ne
3
2. Pemancaran Positron (+) 14
O
A
Z X
Z 1Y 1 e
A 0
1,84 MeV
>99%
+
4
3. Tangkapan elektron (electron capture)
64
Cu
Z X A 1 e 0
Z 1Y A
EC (0,5%)
0 64
Ni
Syarat Terjadinya Peluruhan Beta
1. Pemancaran Elektron
A
Z X
Z 1Y A 1 e 0
mp md me
Kd Ke
Hk. Kekekalan Energi
mpC2 = mdC2 + meC2 + Kd + Ke
= mdC2 + meC2 + Q = Energi peluruhan (MeV)
Maka Q = (mp – md – me) C2
Z 1Y A daughter M (Z 1)
= md + (Z+1) me , sehingga
md = m (z+1) – (z+1) me
Maka Q = {m (z) – z me - m (z+1) + (z+1) me –me} C 2
5
2. Pemancaran Positron (+)
m(z) m(z 1) 2me Q = m(z) m(z 1) 2me C 2
3. Tangkapan Elektron
n
Z X A 1 e 0
Z 1Y -
A
mp me md
+ kd = QEC
QEC = (mp + me – md) C2 P
P M(z) = mp + zme
D M(z-1) = md + (z-1)me, maka
QEC m(z) zme me m(z 1) (z 1)m e C 2
xray
E xray Energi Sinar x (hf) = EK - EL
L
Energi elektron Auger
K
Ke = Exray – EL
= EK – EL – E
Ke = EK – 2EL
EK & EL, energi elektron pada kulir K, L
Spektrum Beta
Berdasarkan alat spektrometer beta kontinu
Sinar X
0 besar
6
Jml elektron Jml positron
relatif tiap relatif tiap
satuan energi satuan energi
211
Bi
1,17 MeV 1,24 MeV
Q
z 1 YA
1 decay 01n
11 p 1 0 v
EC 11p 1 e0 n 1 v
E 0 Ev 0 kontinu
7
DAFTAR PUSTAKA
8
9