Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN STUDY KELAYAKAN BISINIS

ASPEK-ASPEK STUDY KELAYAKAN BISNIS


(CV. STARLIGHT)

Dosen : Ahmad Wimbo

Disusun Oleh :

Dadang Arjuna Pratama 160100750

Dendi Fartawijaya 160100691

Abda Alif A 160100771

Tantio 160101044

MLIE 4B1

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA
POLITEKNIK APP JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang mana dengan rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen Logistik Industri
Elektronika.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Wimbo selaku dosen mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan Bapak Nurdin selaku asisten dosen atas
bimbingannya, juga kepada teman-teman yang memberikan kritik dan saran
mengenai laporan ini.
Dalam lapoan ini mungkin terdapat kekurangan yang tidak sengaja kami
melakukannya. Oleh karena itu penulis kami maklum dan meminta saran dan
kritiknya untuk hasil yang lebih baik lagi.
Akhir kata semoga lapoan ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Jakarta, 10 Mei 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Usaha ............................................................................ 1


1.2 Kondisi Bisnis........................................................................................ 2

BAB II ASPEK HUKUM .................................................................................... 3

BAB III ASPEK PEMASARAN .......................................................................... 5

3.1 Analisis Potensi Pasar ............................................................................ 5


3.2 Proyeksi Permintaan .............................................................................. 6
3.3 Proyeksi Penawaran ............................................................................... 6
3.4 Analisis Market Share ........................................................................... 6
3.5 Strategi Pemasaran ................................................................................ 7
3.6 Analisis Struktur Pasar (STP) ................................................................ 7
3.7 Analisis SWOT ...................................................................................... 8

BAB IV ASPEK TEKNIS OPERASI ................................................................... 9

4.1 Deskripsi Produk ................................................................................... 9


4.2 Proses Produksi...................................................................................... 9
4.3 Analisis Kebutuhan Bahan Baku ........................................................... 10
4.4 Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja ......................................................... 11
4.5 Analisis Kebutuhan Mesin dan Peralatan .............................................. 11
4.6 Analisis Kebutuhan Kendaraan ............................................................. 11
4.7 Analisis Kebutuhan Lokasi dan Lahan .................................................. 12
4.8 Biaya Umum Pabrik .............................................................................. 13
4.9 Analisis Tata Letak ................................................................................ 13

BAB V ASPEK SDM DAN MANAJEMEN ....................................................... 15

ii
5.1 Analisis Kegiatan Penjadwalan Proyek (Pra Operasi) .......................... 15
5.2 Struktur Organisasi ................................................................................ 15
5.3 Analisa Jabatan ...................................................................................... 16
5.4 Spesifikasi Jabatan ................................................................................. 16
5.5 Perekrutan Tenaga Kerja ....................................................................... 16

BAB VI ASPEK KEUANGAN ............................................................................ 18

6.1 Pembiayaan Proyek Periode Pra Operasi .............................................. 18


6.2 Biaya Operasi dan Kebutuhan Modal Kerja .......................................... 19
6.3 Proyeksi Laba Rugi ............................................................................... 20
6.4 Proyeksi Arus Kas ................................................................................. 23
6.5 Proyeksi Laporan Posisi Keuangan ....................................................... 24
6.6 Penilaian Investasi ................................................................................. 25
6.7 Analisis BEP .......................................................................................... 26

BAB VII ASPEK AMDAL................................................................................... 27

7.1 AMDAL Pada Saat Pra Operasi ............................................................ 28


7.2 AMDAL Pada Saat Operasional Perusahaan ........................................ 28
7.3 Penanggulan AMDAL ........................................................................... 30

LAMPIRAN (Riset Pasar & Perizinan) ................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya
suatu bisnis yang dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus.
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan
dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan
manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Aspek - aspek dalam studi
kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang keadaan objek
tertentu, yang dilihat dari fungsi - fungsi bisnis. Secara umum analisis
kelayakan terbagi menjadi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek
sosial, dan aspek finansial.

Menurut Subagyo (2007), pembagian dan pengkajian aspek - aspek


dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan
aspek sekunder. Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam penyusunan
studi kelayakan. Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha yang terdiri
dari : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen
dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek
sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan
instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai
dampak lingkungan dan aspek sosial.

Studi Kelayakan Bisnis sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya


terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan
pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan,
yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor
berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank
berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran
pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara
makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja.

1
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka
diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi
tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak
dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan
bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai
dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan,
perekayasa teknologi dan lain sebagainya.

1.2 Kondisi Bisnis

Peluang bisnis bagi CV. Starlight bila melihat kondisi pasar saat ini akan
berdampak positif dikarenakan produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan
masyarakat dalam sehari-hari, oleh karena itu kami yakin masyarakat akan suka
dengan produk kami. Benefit yang didapatkan oleh masyarakat juga yaitu
memangkas waktu dalam menyalakan lampu, tanpa harus menyalakan sakrar lampu
disekitar rumah, dan harga yang ekonomis. Selain itu belum terdapat kompetitor
yang mencoba menghadirkan produk inovasi seperti kami dikarenakan perusahaan
besar yang memproduksi lampu hanya terfokus kepada tingkat watt atau tingkat
pencahayaan lampu dan tekstur lampu yang terkesan sederhana.

2
BAB II
ASPEK HUKUM

Alasan kami memilih CV sebagai badan hukum dikarenakan proses


pendirian CV relatif lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan badan hukum
seperti PT. Selain itu biaya yang dibutuhkan lebih murah dari PT dan bebas
menggunakan nama perusahaan untuk CV tanpa harus melakukan persetujuan
terlebih dahulu dikarenakan belum tentu nama yang kami usulkan akan diterima
oleh badan hukum yang lain, dan faktor terakhir yaitu direksi CV dapat lebih cepat
mengambil suatu keputusan tanpa harus mendapatkan persetujuan dari rapat umum
pemegang saham (RUPS). Bila melihat dari faktor diatas tentu saja kami ingin
badan hukum yang cukup kuat namun proses dalam pengajuan nya tidak terlalu
rumit maka dari itu kami memilihi CV sebagai badan hukum.

Langkah-langkah dalam mendirikan CV yaitu :

 Foto copy KTP minimal 2 orang yang terlibat dalam mendirikan


perusahaan
 Foto copy KK ataupun KK direktur
 Pas foto yang berukuran 4x6 sebanyak 5 lembar
 Copy surat PBB (Pajak Bumi Bangunan)
 Copy surat kontrak
 Surat keterangan domisili
 Surat keterangan tidak keberatan dari RT/RW

Untuk Tahapan :

 Akte pendirian CV
 Nomor pembayaran wajib pajak (NPWP)
 Tanda daftar perusahaan (TDP)
 Surat ijin untuk membuka usaha (SIUP)

Berdasarkan biaya yang diakumulasi maka total dari seluruh tahap


pembuatan CV sebesar Rp. 5.000.000

3
Untuk dokumen-dokumen yang berhasil dibuat yaitu :

 Surat keterangan domisili


 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Surat pendirian CV
 Surat pengantar RT/RW
 Surat pengantar Kelurahan dan Kecamatan

4
BAB III

ASPEK PEMASARAN

3.1 Analisis Potensi Pasar

Potensi pasar yang hadir saat ini sangat mendukung bagi perusahaan kami
dikarenakan produk yang kami hadirkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat
saat ini. Oleh karena itu pasar akan menerima produk kami dengan tanggapan
positif dari masyrakat. Selain itu belum terdapat kompetitor yang sama dengan
perusahaan kami dalam menghasikan inovasi lampu seperti ini. Selain itu
perusahaan kami sudah melakukan riset pasar yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi dari masyarakat bahwa produk coba kami hadirkan akan mampu diterima
dan digunakan diberbagai kalangan masyarakat.

Tabel 3.1.1 Contoh Perhitungan Potensi Pasar Per Tahun

No Objek Informasi Data

1 Jumlah Konsumen 600

2 Pendapatan rata-rata konsumen 3000000

3 Jumlah pesaing 4

Besar pendapatan yang dialokasikan 60% x Rp 3000.000 = Rp


4
untuk belanja (60%) 1800.000

5 Kemungkinan berbelanja(30%) 30% x Rp 1800.000 = 540.000

Rp 540.000 x 1000 = Rp
6 Potensi pasar
324.000.000
Rp 324.000.000 / 5 = Rp
7 Potensi penerimaan
64.800.000

5
3.2 Proyeksi Permintaan

Proyeksi permintaan terhadap produk kami bisa dilihat dari benefit


pemakaian produk, otomatis bila masyarakat banyak yang tertarik dan memakai
produk lampu remote sensor secara tidak langsung permintaan terhadap produk
akan meningkat seiring perkembangan pasar. Dan semakin meluas target pasar
yang dituju untuk memasarkan produk lampu remote sensor.

Tabel 3.2 Proyeksi Permintaan Dengan Regresi Linear

Proyeksi
No Tahun Permintaan (Y) a b
Permintaan

1 2012 71404 75431

2 2013 78237 75400

3 2014 79202 75370


75461.33 -30.5714
4 2015 72032 75339

5 2016 79212 75308

6 2017 72039 75278

7 2018 75247

3.3 Proyeksi Penawaran

Proyeksi penawaran yang kami hadirkan yaitu dengan teknologi dan inovasi
baru maka kualitas produk akan semakin meningkat. Selain itu tekstur yang
ditampilkan pun terkesan praktis. Walaupun produk yang kami hadirkan terkesan
canggih dan praktis namun untuk masalah harga bisa dikatakan harga dari produk
lampu remote ini tergolong standar dikarenakan kami melihat target penjualan yang
merata bagi seluruh kalangan masyarakat.

3.4 Analisis Market Share

Analisis market share yang perusahaan kami terapkan yaitu dengan


melakukan riset pasar terlebih dahulu apakah terdapat pesaing atau kompetitor yang
sama dalam memproduksi barang ataukah belum terdapat sama sekali perusahaan
yang memproduksi barang tersebut. Selain dengan melakukan riset pasar

6
perusahaan kami mencoba melakukan pendataan mengenai ketertarikan masyarakat
terhadap produk yang coba kami ciptakan.

3.5 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang dilakukan yaitu dengan mempromosikan produk


kami melalui berbagai media seperti instagram, facebook, banner, brosur. Yang
bertujuan supaya masyarakat dapat mengetahui bahwa terdapat produk inovasi baru
yaitu lampu remote sensor. Selain dengan media kami mencoba melakukan terjun
langsung ke lapangan atau pasar sehingga masyarakat bisa secara langsung melihat
produk kami dan menanyakan apa saja mengenai keunggulan produk tersebut,
selain itu kami mencoba menitipkan produk kami kepada retailer yang sudah
mempunyai image besar dikalangan masyarakat sehingga masyarakat dapat
mengenali produk kami, dan dilakukan berbagai event yang menjadi wadah
perusahaan kami untuk mempromosikan produk kami.

3.6 Analisis Struktur Pasar (STP)

1) Segmentasi

Pemasaran produk CV. Starlight tertuju kepada kalangan masyarakat


menengah ke atas, dengan harga yang relatif cukup lebih tinggi dari kompetitor lain
membuat pemasaran produk dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke atas,
harga tersebut berbanding lurus dengan kualitas yang diberikan, ketahanan produk
dalam massa umur lampu membuat produk kami banyak diminati oleh masyarakat.
Dengan begitu masyarakat dengan golongan menengah kebawah dapat tertarik
dengan apa yang diberikan meskipun harganya relatif sedikit mahal.

2) Targeting

Target dari CV. Starlight merupakan semua kalangan yang tinggal di negara
indonesia, khususnya wilayah jabodetabek yang mempunyai daya beli yang tinggi.
Dengan inovasi baru, CV. Starlight mencoba untuk meningkat kan service level
dengan tujuan kepuasan pelanggan, bukan hanya menjadi prioritas yakni
kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan produk kami.

7
3) Positioning

Positioning CV. Starlight yaitu “Lampu pertama dengan kualitas dan


kemudahan menjadi prioritas”, CV. Starlight menggunakan strategi inovation
branding dimana inovasi lampu yang biasanya digunakan menjadi mudah dalam
menggunakanannya.

3.7 Analisis SWOT

1) Strength (Kekuatan)
1. Inovasi produk
2. Menciptakan image produk yang bertahan lama dimata konsumen
3. Inovasi diciptakan dengan dasar penerapan teknologi baru
2) Weakness (Kelemahan)
1. Pelayanan dan penjualan masih sedikit karena masyarakat belum
mengerti
2. Berkurangnya profitabilitas karena terlalu banyak teknologi yang masih
impor
3. CV. Starlight terus memaintenance semua biaya untuk tetap stabil
4. Strategi marketing yang hampir sama dengan kompetitor lain
3) Opportunities (Peluang)
1. Era digital yang terus berkembang yang berkaitan dengan industri
teknologi
2. Jaringan penelitian dan pemasaran mempunyai daya beli tinggi
3. Peningkatan konsumsi dari produk elektronik
4) Threats (Ancaman)
1. Lingkungan bisnis yang tidak pasti dan pasar yang semakin kompetitif
2. Konsumen memiliki banyak pilihan karena pesaing dengan brand besar
3. Komponen intens pada produk

8
BAB IV
ASPEK TEKNIS OPERASI

4.1 Deskripsi Produk

Lampu
Remote

Lampu Sensor
Produk yang dihasilkan berupa lampu LED yang berteknologikan remote
sensor, dimana pemilihan lampu LED ditujukan supaya kualitas penerangan yang
baik dan umur massa dari lampu tersebut bertahan lama. Selain itu terdapat
beberapa variasi lampu berdasarkan watt. Masyarkat bebas memilih watt lampu
berdasarkan kebutuhan nya dan ditambah dengan penggunaan remote sensor yang
semakin memudahkan masyarakat dalam penggunaannya. Jarak sensor dengan
lampu pun dapat disesuaikan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan
keterbatasan jarak sensor terhadap lampu.

4.2 Proses Produksi

Pengambilan
bahan baku dari Merakit barang Inpeksi
gudang

Pengemasan

9
Proses produksi yang diterapkan yaitu CV. Starlight memesan komponen-
komponen barang yang dibutuhkan dalam pembuatan lampu, remote, dan sensor.
Setelah semua komponen tersedia maka bagian produksi akan merakit komponen-
komponen tadi dimulai dari lampu dengan sensor yang terhubung remote. Setelah
lampu sudah terhubung dengan sensor tahap selanjutnya yaitu penyesuaian jarak
remote dengan sensor sehingga lampu remote sensor ini dapat berfungsi, seletah
semua komponen terakit tahap selanjutnya yaitu proses quality control supaya
sebelum produk sampai ditangan konsumen barang yang sudah jadi ditest terlebih
dahulu apakah terdapat kecatatan komponen ataupun terjadinya kerusakan terhadap
komponen. Setelah proses quality control selesai tahap akhir yaitu packaging
dimana proses ini dilakukan bertujuan barang dikemas dengan sekreatif mungkin
namun tidak memakan biaya yang lebih sehingga masyarakat tertarik.

3.3 Analisis Kebutuhan Bahan Baku

Tabel 4.3.1 Kebutuhan Bahan Baku

*Kebutuhan
Kebutuhan
Bahan Merek Pertahun Harga Satuan Jumlah
Per Unit
(Unit)

10,000 Rp 10,000.00 Rp 100,000,000


Lampu Philips 1

10,000 Rp 5,000.00 Rp 50,000,000


Sensor Keyence 1
Buana
Karya 10,000 Rp 2,000.00 Rp 20,000,000
Remote Instrument 1
TOTAL Rp 170,000,000

Bahan baku yang digunakan untuk membuat lampu remote sensor yaitu CV.
Starlight memesan barang kepada setiap vendor lampu, remote, dan sensor.
Sehingga pada saat barang tiba digudang bagian produksi tinggal merakit setiap
komponen barang tersebut sehingga menjadi produk jadi. Dalam artian CV.
Starlight memesan barang jadi untuk dirakit kembali menjadi sebuah produk.

10
3.4 Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja

Tabel 4.4.1 Kebutuhan Tenaga Kerja Produksi

Jenis Kegiatan Tarif Upah / (Bulan) Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Upah / Tahun

Assembling Rp 3,000,000.00 2 Rp 72,000,000


Packing Rp 2,500,000.00 2 Rp 60,000,000
Picker & Checker Rp 2,500,000.00 2 Rp 60,000,000
Loader & Unloader Rp 2,000,000.00 2 Rp 48,000,000
QC Rp 3,000,000.00 2 Rp 72,000,000
Admin Rp 3,000,000.00 1 Rp 36,000,000
TOTAL Rp 348,000,000

3.5 Analisis Kebutuhan Mesin dan Peralatan

Tabel 4.5.1 Kebutuhan Mesin dan Peralatan

Nama Mesin dan


Merek Jumlah Harga Satuan Jumlah
Peralatan

Pallet 1 Rp 100,000 Rp 100,000


Hand Pallet 1 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000
Rak 1 Rp 200,000 Rp 200,000
Gerinda halus 5 Rp 80,000 Rp 400,000
Solder 5 Rp 30,000 Rp 150,000
TOTAL Rp 2,850,000
Mesin dan peralatan yang dibutuhkan oleh CV. Starlight yaitu Pallet, Hand
Pallet, Rak, Gerindra Halus dan solder. Karena proses produksi yang merakit
komponen jadi sehingga mesin dan peralatan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak,
sehingga peralatan yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung aktifitas produksi.

4.6 Analisis Kebutuhan Kendaraan

Tabel 4.6.1 Kebutuhan Kendaraan

Keterangan Merek Jumlah Harga Satuan Jumlah


Mobil Box Isuzu 1 Rp 50,000,000 Rp 50,000,000
TOTAL Rp 50,000,000

11
Kendaraan yang digunakan dalam CV. Starlight yaitu berupa mobil box
berukuran sedang dikarenakan jumlah produksi yang cukup banyak sehingga
dibutuhkan kendaraan yang dapat menampung barang dalam sekali angkut. Hal ini
dapat memangkas waktu pengiriman, waktu pengepakan barang, waktu
pengangkutan barang, dan biaya-biaya lainnya.

4.7 Analisis Kebutuhan Pabrik dan Lokasi

Tabel 4.7.1 Kebutuhan Lahan Poduksi

Peralatan dan Bahan yang


No Keterangan Lahan Produksi Jumlah
Tersedia

Gerinda halus 5
1 Ruang Assembling
Solder 5

2 Warehouse Rak 1

Pallet 1
3 Loading & Unloading
Hand Pallet 1

1
QC Conveyor
4

Untuk lokasi pabrik sendiri terletak pada wilayah Jakarta dikarenakan lokasi
vendor yang berada diwilayah jakarta sehingga memudahkan proses pengiriman
barang supaya tidak terjadi keterlamabata atau hambatan dalam memproduksi
barang, selain itu target pasar yang dituju terdapat diwilayah JABODETABEK
sehingga lokasi perusahaan yang terletak dijakarta dijadikan pusat dalam
melakukan aktifitas produksi maupun pemasaran barang. Selain itu jalur atau rute
yang terdapat memudahkan proses pengiriman barang kepada konsumen ataupun

12
retailer, dan mempermudah proses pengiriman barang dari vendor ke perusahaan
CV. Starlight.

4.8 Biaya Umum Pabrik

Tabel 4.8.1 Biaya Umum Pabrik

Jenis Biaya Umum


Jumlah Biaya / Tahun
Pabrik
Pemeliharaan mesin
& peralatan Rp 5,000,000
Suku cadang, bahan
bakar, dsb Rp 20,000,000
Rekening listrik,
telepon dan air Rp 10,000,000

Pemeliharaan
Bangunan Rp 10,000,000
Pengendalian Limbah Rp 5,000,000

TOTAL Rp 50,000,000

4.9 Analisis Tata Letak

11'-0" 16'-3"
2'-1 5/8"

Office
11'-0" 4'-6"
2'-9 5/8"

Gudang
Loading/Unloading
11'-5 5/8"

Produksi
9'-0"

5'-0"
3'-6"

13
Tata letak gudang merupakan cara pengaturan fasilitas industri untuk
menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak gudang yang baik sangatlah
penting peranannya agar suatu kegiatan proses didalamnya dapat berjalan dengan
lancar. Dalam tata perencanaan tata letak gudang meliputi perencanaan dan
pengaturan letak gudang, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja
pada masing- masing stasiun kerja. Jika disusun secara baik, maka operasi kerja
menjadi lebih efektif dan efisien. Kondisi tata letak gudang yang tidak berdasar
suatu rancangan tata letak yang menyeluruh dapat menyebabkan ketidak efisienan
waktu pengambilan material yang berujung dalam penanganan material oleh
operator karena keterbatasan waktu.

PT STARLIGHT menerapakan metode Class-based storage dikarenakan


perusahaan kami adalah mengadopsi sistem perakitan pada proses produksi, office
yang mengurusi dokumen dokumen yang terkait, sistem pemasaran penjualan dan
keuangan, pada saat barang datang atau keluar unloading/loading yang menangani
nya lalu dilanjut proses produksi dimana bahan baku akan dirakit setelah selesai
barang menuju gudang akan disimpan dan dikirim. Penempatan bahan atau material
berdasarkan atas kesamaan suatu jenis bahan atau material kedalam suatu
kelompok. Kelompok ini nantinya akan ditempatkan pada suatu lokasi khusus pada
gudang. Kesamaan bahan atau material pada suatu kelompok, bisa dalam bentuk
kesamaan jenis item atau kesamaan pada suatu daftar pemesanan konsumen

14
BAB V
ASPEK SDM DAN MANAJEMEN

5.1 Analisis Kegiatan Penjadwalan Proyek (Pra Operasi)

Dalam penjadwalan proyek (Pra Operasi) pada bagian CV. Starlight


terdapat beberapa kegiatan yang dimulai dengan identifikasi produk dimana CV.
Starlight melakukan perencanaan pembuatan produk apa yang dapat membantu
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan ditemukan inovasi berupa lampu
remote sensor. Setelah mendapatkan hasil produk apa yang akan dibuat selanjutnya
melakukan riset pasar yaitu produk ini apakah dapat diterima oleh masyarakat dan
apakah dapat terjual dipasaran. Setelah melakuka riset pasar selanjutnya dilakukan
lah survei lokasi yaitu lokasi mana yang akan dijadikan tempat untuk melakukan
aktifitas produksi dan lain nya dan lokasi yang strategis untuk dijadikan bangunan
berada diwilayah Jakarta yang berdekatan dengan vendor dan jalur transportasi,
selanjutnya menentukan pemasok mana yang sekiranya cocok dijadikan mitra
dalam pembuatan produk lampu remote sensor, dan mengidentifikasi biaya apa saja
yang dibutuhkan dalam membangun sebuah perusahaan, biaya untuk mesin dan
peralatan, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead, dan proyek
terakhir yaitu perizinan legalitas dengan badan hukum dimulai dari mempersiapkan
dokume hingga proses perizinan.

5.2 Struktur Organisasi

Dendi Fartawijaya
Direktur

Dadang Arjuna Tantio Try Gustoro Abda Alif


Manager Produksi Manajer SDM dan Keuangan Manager Pemasaran

15
5.3 Analisa Jabatan

Dalam CV. Starlight terdapat jabatan yang dibutuhkan seperti direktur


untuk mengontrol, menjadi pemberi arahan bagi karyawan. Selain itu manajer
produksi menjadi peran penting untuk mengawasi dan mengatur jalan nya produksi.
Manajer pemasaran dibutuhkan untuk mengatur rencana penjualan supaya
perusahaan mendapat income sesuai tujuan. Manajer SDM untuk menyeleksi
pegawai yang berkompetensi pada bagian bidang nya, sebagai seseorang yang
memahami mood dan perilaku karyawan dalam bekerja. Manajemen Keuangan
untuk mengatur kestabilan keuangan perusahaan, mencatat biaya yang keluar dan
biaya yang masuk. Service center diperlukan untuk melayani konsumen dalam hal
kritik dan saran ataupun keluhan dari konsume.

5.4 Spesifikasi Jabatan

a. Direktur : 1. Mengawasi jalan nya perusahaan


2. Merencanakan strategi perusahaan
3. Menjadi pemberi arahan bagi karyawan
b. Manajer Produksi : 1. Mengawasi jalan nya produksi barang
2. Pemberi arahan pada bagian produksi
c. Manajer Pemasaran : 1. Mengawasi jalan nya penjualan barang

2. Merencanakan strategi penjualan

d. Manajemen Keuangan : 1. Menghitung biaya masuk dan keluar

2. Menjaga kestabilan uang perusahaan

e. Manajemen SDM : 1. Mempersiapkan SDM yang berkualitas


2. Melakuka perkembangan bagi SDM

5.6 Kompensasi Tenaga Kerja

5.7 Perekrutan Tenaga Kerja

Dalam dunia bisnis setiap wirausaha pasti memerlukan perencanaan kerja


dan perekrutan tenaga kerja. hal itu dilakukan agar perusahaan yang dibuat dapat
terorganisir dengan baik. Menurut wikipedia rekrutmen adalah suatu proses untuk

16
mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja
baru untuk memenuhi kebutuhan SDM (sumber daya manusia) organisasi atau
perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat
deskripsi pekerjaan dan juga spesifikasi pekerjaan.
Sebuah wirausaha atau perusahaan harus dapat mencari dan menarik calon
karyawan yang memiliki kemampuan bekerja dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Oleh sebab itu, sistem perekrutan tenaga kerja untuk
sebuah perusahaan, perlu memperhatikan prosedur perekrutan yang mampu
memberikan informasi mengenai pelamar yang memiliki kualifikasi dan
kemampuan sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas.
Proses perekrutan di CV. Starlight cukup sederhana, diantaranya adalah :
 Memberikan informasi bahwa perusahaan sedang membutuhkan tenaga
kerja..
 Menentukan kriteria, misalnya calon tenaga kerja harus mengantongi ijazah
perguruan tinggi. Selain itu, calon tenaga kerja juga harus memiliki
keterampilan dibidangnya, bekerja bagus, mampu bekerja dalam tim, jujur,
loyal, dan mampu bekerja di bawah tekanan.
 Seleksi melalui tes, calon tenaga kerja harus mengikuti ujian seleksi, baik
melalui tes psikologi, tes IQ, tes teknis dan tes wawancara.

17
BAB VI

ASPEK KEUANGAN

6.1 Pembiayaan Proyek Periode Pra Operasi

Tabel 6.1.1 Pembiayaan Proyek Pra Operasi

SUMBER PEMBIAYAAN
KETERANGAN TOTAL
Modal Sendiri Kredit

A. INVESTASI
HARTA TETAP
Rp
1. Kendaraan Rp 50,000,000 Rp 50,000,000 -
2. Mesin/Peralatan Rp 2,850,000 Rp 2,850,000

3. Inventaris kantor Rp 30,000,000 Rp 30,000,000

TOTAL HARTA
TETAP Rp 82,850,000 Rp 52,850,000 Rp 30,000,000

B. INVESTASI
HARTA TAK
BERWUJUD
Rp
1. Biaya Pra Operasi Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 -

2. Biaya
Penanggulangan Rp
AMDAL Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 -

TOTAL HARTA Rp
TAK BERWUJUD Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 -

C. TOTAL BIAYA
INVESTASI (A+B) Rp 97,850,000 Rp 67,850,000 Rp 30,000,000

Rp
D. MODAL KERJA Rp 772,000,000 Rp 772,000,000 -

18
E. TOTAL BIAYA
PROYEK (C+D) Rp 869,850,000 Rp 839,850,000 Rp 30,000,000

PRESENTASE 100% 96.55% 3.45%

6.2 Biaya Operasi dan Kebutuhan Modal Kerja

Tabel 6.2.1 Biaya Operasi dan Kebutuhan Modal Kerja

Jumlah Biaya
Keterangan
Kebutuhan Biaya per Tahun TOTAL

Rencana Produksi (satuan)


A. BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku dan Bahan Rp
Pembantu 170,000,000
Rp
2. Upah Tenaga Kerja
348,000,000
Rp
3. Biaya Umum Produksi
50,000,000
TOTAL BIAYA PRODUKSI Rp 568,000,000

B. BIAYA USAHA (BU)


Rp
1. Gaji Direktur
25,000,000
Rp
2. Gaji Manajer Produksi
15,000,000
Rp
3. Gaji Manajer Keuangan
15,000,000
Rp
4. Gaji Manajer Pemasaran
15,000,000
Rp
5. Gaji Manajer SDM
15,000,000
Rp
6. Biaya Listrik, Air, Telfon
10,000,000
Rp
7. Biaya Promosi (Iklan)
5,000,000
Rp
8. Gaji Satpam (1 Orang)
3,000,000
Rp
9. Biaya Kebersihan
3,000,000
10. Suplai Kantor ( Alat Tulis Rp
Kantor ) 5,000,000
Rp
11. Biaya Sewa
60,000,000
12. Biaya Maintenance (Kendaraan, Rp
Mesin) 5,000,000

19
Rp
13. Staff SDM
7,000,000
Rp
14. Staff Pemasaran
7,000,000
Rp
15. Staff Keuangan
7,000,000
Rp
16. Staff Produksi
7,000,000
TOTAL BIAYA USAHA Rp 204,000,000

C. TOTAL BIAYA OPERASI Per


Tahun ( A + B ) Rp 772,000,000
D. KEBUTUHAN MODAL
KERJA Rp 38,600,000
5% X C ( TOTAL BIAYA
OPERASI )

6.3 Proyeksi Laba Rugi

Tabel 6.3.1 Proyeksi Laba Rugi

20
PERIODE OPERASI
KETERANGAN
TAHUN 1 ( 2017 ) TAHUN 2 ( 2018 ) TAHUN 3 ( 2019 ) TAHUN 4 ( 2020 ) TAHUN 5 ( 2021 )
Rencana Penjualan (satuan) 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000
Harga Jual Rp 150,000 150,000 165,000 165,000 181,500
A. HASIL PENJUALAN Rp 1,500,000,000 Rp 1,500,000,000 Rp 1,650,000,000 Rp 1,650,000,000 Rp 1,815,000,000
B. BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku & Bahan Pembantu Rp 170,000,000 Rp 178,500,000 Rp 187,425,000 Rp 196,796,250 Rp 206,636,063
2. Upah Tenaga Produksi Rp 348,000,000 Rp 365,400,000 Rp 383,670,000 Rp 402,853,500 Rp 422,996,175
3. Biaya Umum Produksi Rp 50,000,000 Rp 52,500,000 Rp 55,125,000 Rp 57,881,250 Rp 60,775,313
TOTAL BIAYA PRODUKSI Rp 568,000,000 Rp 596,400,000 Rp 626,220,000 Rp 657,531,000 Rp 690,407,550
C. LABA KOTOR ( A - B ) Rp 932,000,000 Rp 903,600,000 Rp 1,023,780,000 Rp 992,469,000 Rp 1,124,592,450
D. BIAYA USAHA
1. Gaji Direktur Rp 25,000,000 Rp 25,000,000 Rp 26,250,000 Rp 26,250,000 Rp 27,562,500
2. Gaji Manajer Produksi Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 15,750,000 Rp 15,750,000 Rp 16,537,500
3. Gaji Manajer Keuangan Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 15,750,000 Rp 15,750,000 Rp 16,537,500
4. Gaji Manajer Pemasaran Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 15,750,000 Rp 15,750,000 Rp 16,537,500
5. Gaji Manajer SDM Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 15,750,000 Rp 15,750,000 Rp 16,537,500
6. Staff Produksi Rp 7,000,000 Rp 7,000,000 Rp 7,350,000 Rp 7,350,000 Rp 7,717,500
7. Staff Keuangan Rp 7,000,000 Rp 7,000,000 Rp 7,350,000 Rp 7,350,000 Rp 7,717,500
8. Staff Pemasaran Rp 7,000,000 Rp 7,000,000 Rp 7,350,000 Rp 7,350,000 Rp 7,717,500
9. Staff SDM Rp 7,000,000 Rp 7,000,000 Rp 7,350,000 Rp 7,350,000 Rp 7,717,500
10. Suplai Kantor ( Alat Tulis Kantor ) Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 5,250,000 Rp 5,250,000 Rp 5,512,500
11. Biaya Sewa Rp 60,000,000 Rp 60,000,000 Rp 63,000,000 Rp 63,000,000 Rp 66,150,000
12. Biaya Listrik, Air, Telfon Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp 10,500,000 Rp 10,500,000 Rp 11,025,000
13. Biaya Kebersihan Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,150,000 Rp 3,150,000 Rp 3,307,500
14. Gaji Satpam (1Orang) Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,150,000 Rp 3,150,000 Rp 3,307,500
15. Biaya Maintenance (Kendaraan, Mesin) Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 5,250,000 Rp 5,250,000 Rp 5,512,500
16. Biaya Promosi Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp 5,250,000 Rp 5,250,000 Rp 5,512,500
TOTAL BIAYA USAHA SEBELUM PNYTSN & AMORT Rp 204,000,000 Rp 204,000,000 Rp 214,200,000 Rp 214,200,000 Rp 224,910,000
10. Penyusutan Rp 15,407,143 Rp 15,407,143 Rp 15,407,143 Rp 15,407,143 Rp 15,407,143
11. Amortisasi Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000
TOTAL BIAYA USAHA Rp 222,407,143 Rp 222,407,143 Rp 232,607,143 Rp 232,607,143 Rp 243,317,143
E. LABA USAHA ( C- D ) Rp 709,592,857 Rp 681,192,857 Rp 791,172,857 Rp 759,861,857 Rp 881,275,307
F. BIAYA BUNGA 13,5% Rp 3,750,000 Rp 3,750,000 Rp 3,750,000 Rp - Rp -
G. LABA SEBELUM PAJAK ( E - F) Rp 705,842,857 Rp 677,442,857 Rp 787,422,857 Rp 759,861,857 Rp 881,275,307
H. PAJAK 10% Rp 70,584,286 Rp 67,744,286 Rp 78,742,286 Rp 75,986,186 Rp 88,127,531
I. LABA BERSIH ( G - H ) Rp 635,258,571 Rp 609,698,571 Rp 708,680,571 Rp 683,875,671 Rp 793,147,776

21
Tabel 6.3.2 Penyusutan

UMUR PENYUSUTAN
HARTA TETAP NILAI
EKONOMIS PER - TAHUN
Rp
1. Mesin & Peralatan 2,850,000 7 Rp 407,143
2. Inventaris Kantor & Rp
Pabrik 30,000,000 6 Rp 5,000,000
Rp
3. Kendaraan 50,000,000 5 Rp 10,000,000
Jumlah Rp 15,407,143
Tabel 6.3.3 Amortisasi

HARTA TIDAK UMUR AMORTISASI


NILAI
BERWUJUD EKONOMIS PERTAHUN
Rp
BIAYA PRA OPERASI 10,000,000 5 Rp 2,000,000
2. Biaya Penanggulangan Rp
AMDAL 5,000,000 5 Rp 1,000,000
Jumlah Rp 3,000,000

22
6.4 Proyeksi Arus Kas

Tabel 6.4.1 Proyeksi Arus Kas

PERIODE PRA PERIODE OPERASI


KETERANGAN
OPERASI TAHUN 1 ( 2017 ) TAHUN 2 ( 2018 ) TAHUN 3 ( 2019 ) TAHUN 4 ( 2020 ) TAHUN 5 ( 2021 )
Rencana Produksi (dalam unit) 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000
A. ARUS KAS MASUK
( PENERIMAAN KAS )
1. Saldo Kas Awal Rp - Rp 772,000,000 Rp 1,415,665,714 Rp 2,033,771,429 Rp 2,750,859,143 Rp 3,453,141,957
2. Hasil Penjualan Rp - Rp 1,500,000,000 Rp 1,500,000,000 Rp 1,650,000,000 Rp 1,650,000,000 Rp 1,815,000,000
3. Modal Sendiri Rp 839,850,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
4. Kredit Investasi Rp 30,000,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
5. Kredit Modal Kerja Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
TOTAL ARUS KAS MASUK Rp 869,850,000 Rp 2,272,000,000 Rp 2,915,665,714 Rp 3,683,771,429 Rp 4,400,859,143 Rp 5,268,141,957

B. ARUS KAS KELUAR


( PENGELUARAN KAS )
1. Investasi Rp 97,850,000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
2. Biaya Pokok Produksi Rp - Rp 568,000,000 Rp 596,400,000 Rp 626,220,000 Rp 657,531,000 Rp 690,407,550
3. Biaya Usaha Seb. Peny. & Amortisasi Rp - Rp 204,000,000 Rp 204,000,000 Rp 214,200,000 Rp 214,200,000 Rp 224,910,000
5. Biaya Bunga Rp - Rp 3,750,000 Rp 3,750,000 Rp 3,750,000 Rp - Rp -
6. Pajak Rp - Rp 70,584,286 Rp 67,744,286 Rp 78,742,286 Rp 75,986,186 Rp 88,127,531
TOTAL ARUS KAS KELUAR Rp 97,850,000 Rp 846,334,286 Rp 871,894,286 Rp 922,912,286 Rp 947,717,186 Rp 1,003,445,081
C. KAS NETTO ( A - B)
Surplus ( Defisit ) Rp 772,000,000 Rp 1,425,665,714 Rp 2,043,771,429 Rp 2,760,859,143 Rp 3,453,141,957 Rp 4,264,696,876

D. KEWAJIBAN BANK
1. Angsuran Kredit Investasi Rp - Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp - Rp -
2. Angsuran Kredit Modal kerja Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
TOTAL KEWAJIBAN BANK Rp - Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp - Rp -
E. SALDO AKHIR Rp 772,000,000 Rp 1,415,665,714 Rp 2,033,771,429 Rp 2,750,859,143 Rp 3,453,141,957 Rp 4,264,696,876

23
6.5 Proyeksi Laporan Posisi Keuangan

Tabel 6.5.1 Proyeksi Laporan Posisi Keuangan

PERIODE PRA PERIODE KOMERSIAL


KETERANGAN
OPERASI TAHUN 1 ( 2017 ) TAHUN 2 ( 2018 ) TAHUN 3 ( 2019 ) TAHUN 4 ( 2020 ) TAHUN 5 ( 2021 )
I. KELOMPOK HARTA
A. HARTA LANCAR
1. Kas Rp 772,000,000 Rp 1,415,665,714 Rp 2,033,771,429 Rp 2,750,859,143 Rp 3,453,141,957 Rp 4,264,696,876

TOTAL HARTA LANCAR Rp 772,000,000 Rp 1,415,665,714 Rp 2,033,771,429 Rp 2,750,859,143 Rp 3,453,141,957 Rp 4,264,696,876

B. HARTA TETAP
1. Mesin & Peralatan Rp 2,850,000 Rp 2,850,000 Rp 2,850,000 Rp 2,850,000 Rp 2,850,000 Rp 2,850,000
2. Inventaris Kantor Rp 30,000,000 Rp 30,000,000 Rp 30,000,000 Rp 30,000,000 Rp 30,000,000 Rp 30,000,000
3. Kendaraan Rp 50,000,000 Rp 50,000,000 Rp 50,000,000 Rp 50,000,000 Rp 50,000,000 Rp 50,000,000
TOTAL HARTA TETAP Rp 82,850,000 Rp 82,850,000 Rp 82,850,000 Rp 82,850,000 Rp 82,850,000 Rp 82,850,000
4. Akum. Penyusutan Rp - Rp 15,407,143 Rp 30,814,286 Rp 46,221,429 Rp 61,628,571 Rp 77,035,714
NILAI BUKU HARTA TETAP Rp 82,850,000 Rp 67,442,857 Rp 52,035,714 Rp 36,628,571 Rp 21,221,429 Rp 5,814,286
HARTA TAK BERWUJUD Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000 Rp 15,000,000
1. Akum. Amortisasi Rp - Rp 3,000,000 Rp 6,000,000 Rp 9,000,000 Rp 12,000,000 Rp 15,000,000
NILAI BUKU HARTA TAK BERWUJUD Rp 15,000,000 Rp 12,000,000 Rp 9,000,000 Rp 6,000,000 Rp 3,000,000 Rp -
TOTAL HARTA TETAP Rp 97,850,000 Rp 79,442,857 Rp 61,035,714 Rp 42,628,571 Rp 24,221,429 Rp 5,814,286

TOTAL HARTA ( A+B ) Rp 869,850,000 Rp 1,495,108,571 Rp 2,094,807,143 Rp 2,793,487,714 Rp 3,477,363,386 Rp 4,270,511,162

II. KELOMPOK HUTANG&MODAL


A. HUTANG LANCAR
1. Hutang Usaha Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
2. Kredit Modal Kerja Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
TOTAL HUTANG LANCAR Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Krediit Investasi Rp 30,000,000 Rp 20,000,000 Rp 10,000,000 Rp -
TOTAL HUTANG JK. PANJANG Rp 30,000,000 Rp 20,000,000 Rp 10,000,000 Rp - Rp - Rp -
TOTAL KEWAJIBAN Rp 30,000,000 Rp 20,000,000 Rp 10,000,000 Rp - Rp - Rp -
C MODAL
1. Modal Sendiri Rp 839,850,000 Rp 839,850,000 Rp 839,850,000 Rp 839,850,000 Rp 839,850,000 Rp 839,850,000
2. Laba Ditahan ( periode lalu ) Rp - Rp - Rp 635,258,571 Rp 1,244,957,143 Rp 1,953,637,714 Rp 2,637,513,386
3. Laba Periode Berjalan Rp - Rp 635,258,571 Rp 609,698,571 Rp 708,680,571 Rp 683,875,671 Rp 793,147,776
TOTAL MODAL Rp 839,850,000 Rp 1,475,108,571 Rp 2,084,807,143 Rp 2,793,487,714 Rp 3,477,363,386 Rp 4,270,511,162
TOTAL HUTANG & MODAL ( A+B+C) Rp 869,850,000 Rp 1,495,108,571 Rp 2,094,807,143 Rp 2,793,487,714 Rp 3,477,363,386 Rp 4,270,511,162

24
6.6 Penilaian Investasi

Tabel 6.6.1 Penilaian Investasi

Ketrangan 2017 2018 2019 2020 2021


EAT Rp 635,258,571 Rp 609,698,571 Rp 708,680,571 Rp 683,875,671 Rp 793,147,776
Penyusutan Rp 15,407,143 Rp 15,407,143 Rp 15,407,143 Rp 15,407,143 Rp 15,407,143
Penyesuaian bunga Rp 3,750,000 Rp 3,750,000 Rp 3,750,000 Rp 3,750,000 Rp 3,750,000
Cashflow Rp 654,415,714 Rp 628,855,714 Rp 727,837,714 Rp 703,032,814 Rp 812,304,919

Tabel 6.6.2 Perhitungan NPV Dengan Discount Factor 26%

Tahun Cashflow DF 26% PV of CF


1 Rp 654,415,714 0.7937 Rp 519,377,551
2 Rp 628,855,714 0.6299 Rp 396,104,632
3 Rp 727,837,714 0.4999 Rp 363,850,453
4 Rp 703,032,814 0.3968 Rp 278,928,837
5 Rp 812,304,919 0.3149 Rp 255,779,867
Total PV of CF Rp 1,814,041,341
Investasi Rp 2,103,983,120
NPV Rp (289,941,779)

Tabel 6.6.3 Perhitungan NPV Dengan Discount Factor 13,5%

Tahun Cashflow DF 13,5% PV of CF


1 Rp 654,415,714 0.8811 Rp 576,577,722
2 Rp 628,855,714 0.7763 Rp 488,156,738
3 Rp 727,837,714 0.6839 Rp 497,790,921
4 Rp 703,032,814 0.6026 Rp 423,635,309
5 Rp 812,304,919 0.5309 Rp 431,260,593
Total PV of CF Rp2,417,421,283
Investasi Rp2,103,983,120
NPV Rp 313,438,163

25
IRR
0.20

Rata - Rata EAT 686,132,232.43


Rata - Rata
Investasi Rp 1,051,991,560
ARR 0.65
TPV Rp 2,417,421,283
Investasi Rp 2,103,983,120
PI 1.1

6.7 Analisis BEP

Tabel 6.7.1 Analisis BEP

Keterangan 2017 2018 2019 2020 2021


Biaya Tetap Rp 222,407,143 Rp 222,407,143 Rp 232,607,143 Rp 232,607,143 Rp 243,317,143
Harga Jual Rp 150,000 Rp 150,000 Rp 165,000 Rp 165,000 Rp 181,500
Biaya Variabel Rp 568,000,000 Rp 596,400,000 Rp 626,220,000 Rp 657,531,000 Rp 690,407,550
Volume Produksi 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000
BV per u Rp 56,800 Rp 59,640 Rp 62,622 Rp 65,753 Rp 69,041
BEP unit 2,386 2,461 2,272 2,344 2,164
BEP RP Rp 357,951,410 Rp 369,201,764 Rp 374,886,973 Rp 386,714,130 Rp 392,693,917

26
BAB VII

ASPEK AMDAL
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). AMDAL sendiri merupakan
suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari kegiatan/proyek, yang
dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek Iayak atau
tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya
disusun dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi,
sosial-budaya dan kesehatan masyarakat.Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan
tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif
yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia.
Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif
Iebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka
rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana
kegiatan yang diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat dilanjutkan
pembangunannya.

TUJUAN AMDAL
Secara umum tujuan AMDAL adalah: Menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan aneka pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi serendah
mungkin. Dalam pelaksanaannya yang menjadi tujuan AMDAL yaitu:
 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantau
lingkungan hidup.
 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dan atau kegiatan.

27
 Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif
 Digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi
ijin usaha dan/atau kegiatan

MANFAAT AMDAL
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengikuti Porsedur
AMDAL yang benat. Berikut ini beberapa secara umum manfaat yang bisa
diperoleh dari adanya AMDAL:
 Sebagai materi/bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
 Membantu proses pengambilan keputusan yang benar tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan/program.
 Memberi masukan guna penyusunan disain secara rinci teknis dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
 Memberi masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.Memberi informasi bagi masyarakat umum atas dampak
yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
 AMDAL memberikan alternatif solusi minimalisasi dampaktidak baik
(negatif).
 AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan
atau pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

7.1 AMDAL Pada saat Pra Operasi.

Pada saat pra operasi atau sebelum memulai kegiatan produksi pada PT.
Philips tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Pasalnya
pengelolaan bahan baku maupun kegiatan operasional oleh pihak manajemen
dilakukan dengan baik. Sehingga tidak menimbulkan dampak yang cukup penting
khususnya terhadap lingkungan

7.2 AMDAL Pada saat Operasional

Setelah mengetahui analisa dampak lingkungan, tujuan dan manfaat sendiri


maka mengacu untuk menganalisa dampak-dampak teknologi dan lingkungan yang
ada di PT. Philips yang memproduksi lampu. Didalam dampak-dampak yang

28
ditimbulkan maka ada beberapa aspek yang mempengaruhi dampak dari
lingkungan sekitar maupun lingkungan warga sekitar yang berada dikawasan
sekitar. Berikut aspek-aspek dampak yang ditinjau dari ekonomi, fisik, sosial, dan
pencemaran antara lain:
1) Dampak ditinjau dari Aspek Ekonomi
Dampak secara ekonomi dalam sebuah pabrik juga berdampak pada masyarakat
sekitar sebagai imbas atas pendirian pabrik. Imbas dari pabrik seharusnya
diimbangi dengan tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar. Berikut dampak-
dampak yang ditinjau dari aspek ekonomi antara lain:
 Meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar dengan adanya
pabrik lampu remote serta dapat mengurangi pengangguran dalam
lingkup pabrik.
Dengan adanya pabrik di lingkungan masyarakat ini merupakan
momentum untuk meningkatkan kesejahteraan. Biasanya masyarakat
akan berdampak positif semenjak adanya pabrik. Pabrik juga
membutuhkan karyawan dalam melakukan produksinya. Sebagian dari
masyarakat sekitar yang di kawasan pabrik akan mendapatkan kerja
atau yang ingin bekerja di pabrik tersebut sehingga akan mengurangi
pengangguran di sebagian masyarakat tersebut.
 Meningkatkan lapangan pekerjaan
Di samping pihak pabrik yang memberikan sebagian untuk di
perkerjakannya dalam proses produksi, tentunya masyarakat juga
diuntungkan dengan adanya pabrik tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan karyawan yang ada di dalamnya, masyarakat sekitar pabrik
juga memanfaatkannnya dengan membuka warung-warung yang
menyediakan makanan atau minuman untuk karyawan disaat karyawan
istirahat ataupun disaat pulang kerja sehingga menambah tingkat
kesejahteraannya.
2) Dampak ditinjau dari Aspek Fisik
Dampak yang ditinjau dari aspek fisik yaitu satu proses masuknya bahan
atau energi ke dalam lingkungan akibat proses penghalusan lampu yang sedang
dirakit berupa debu berbahan plastik dan kaca mengandung zat kimia yang dapat

29
menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak dikehendaki baik dari segi kimiawi
ataupun biologis sehingga berdampak negatif bagi kesehatan.
3) Dampak ditinjau dari Aspek Sosial
Analisis dampak lingkungan yang melibatkan aspek sosial yang berkaitan
dengan upaya untuk mengetahui bagaimana pola hidup seseorang dalam memaknai
perusahaan tersebut. Di samping itu norma-norma sosial terhadapnya.
Sebagian proses perekrutan karyawan dilakukan diluar masyarakat sekitar.
Dampak yang mendasar dari masyarakat selain pada dari pencemaran adalah proses
perekrutan. Meskipun sebagian masyarakat sekitar mendapatkan pekerjaan di
pabrik tersebut tetapi sebagian lagi proses tersebut dilakukan diluar masyarakat
sekitar. Ini berarti masyarakat yang tidak berdampak langsung juga merasakan,
sehingga pihak masyarakat sekitar kurang empati terhadap pabrik dan dapat
mengurangi kepercayaan masyarakat sekitar.
7.4 Penanggulangan AMDAL

Apabila berdasarkan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


(AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran
lingkungan maka langkah berikutnya adalah memikirkanpenanggulangan secara
teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara
teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih dan menentukan cara yang
akan digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor
berikut:

 Mengutamakan keselamatan lingkungan.


 Teknologinya telah dikuasai dengan baik.
 Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas diperoleh beberapa cara dalam hal


penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut:

 Mengubah proses,
 Mengganti sumber energi,
 Mengelola limbah,
 Menambah alat bantu.

30
1) Mengubah Proses

Apabila dalam suatu proses industri dan teknologi terdapat bahan buangan
(limbah) yang berupa zat-zat kimia, maka akan terjadi pencemaran lingkungan oleh
zatzat kimia, baik melalui pencemaran udara, pencemaran air maupun melalui
pencemaran daratan. Keadaan ini harus dihindari, yaitu dengan mengubah proses
yang ada dan memenuhi kriteria yang telah disebutkan di atas. Beberapa proses
dalam kegiatan industri dan teknologi sudah ada yang melakukan cara ini dan
ternyata berhasil baik.

2) Mengganti Sumber

Energi Sumber energi yang digunakan pada berbagai kegiatan industri dan
teknologi sebagian besar masih mengandalkan pada pemakaian bahan bakar fosil,
baik minyak maupun batubara. Seperti telah diuraikan di muka bahwa pemakaian
bahan bakar fosil menghasilkan komponen pencemar udara yang berupa gas S02,
N02, H2S dan lain sebagainya. Hal ini bisa dikurangi dengan memakai bahan bakar
LNG (Liquified Natural Gases) yang menghasilkan gas buangan yanglebih bersih.

3) Mengelola Limbah

Semua kegiatan industri dan teknologi selalu akan menghasilkan limbah


yang menimbulkan masalah bagi lingkungan. Pengolahan limbah dari bahan
buangan industri dan teknologi dimaksudkanuntuk mengurangi pencemaran
lingkungan. Cara pengelolaan limbah ini sering disebut dengan Waste Treatment
atau Waste Management. Cara mengelola limbah industri dan teknologi tergantung
pada sifat dan kandungan limbah serta tergantung pula pada rencana pembuangan
olahan limbah secara permanen

4) Menambah Alat Bantu

Alat Bantu Untuk melengkapi cara penanggulangan pencemaran


lingkungan secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu yang dapat
mengurangi pencemaran. Alat bantu yang digunakan tergantung pada keadaan dan
macam kegiatan

31

Anda mungkin juga menyukai