Anda di halaman 1dari 15

Kekuasaan:

Power sering diartikan sebagai kekuasaan. Sering juga diartikan sebagai kemampuan
yang dimiliki oleh suatu pihak yang digunakan untuk memengaruhi pihak lain, untuk
mencapai apa yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan. Max Weber dalam bukunya
Wirtschaft und Gesselshaft menyatakan, kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu
hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri meskipun mengalami perlawanan.
Pernyataan ini menjadi rujukan banyak ahli, seperti yang dinyatakan Harold D. Laswell dan
A. Kaplan,” Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau kelompok dapat
menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan pihak pertama.”

Kewenangan:

Kewenangan (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang
lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Kewenangan biasanya dihubungkan dengan kekuasaan. Penggunaan kewenangan secara
bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi.
Kewenangan digunakan untuk mencapai tujuan pihak yang berwenang. Karena itu,
kewenangan biasanya dikaitkan dengan kekuasaan. Robert Bierstedt menyatakan dalam
bukunya an analysis of social power , bahwa kewenangan merupakan kekuasaan yang
dilembagakan. Seseorang yang memiliki kewenangan berhak membuat peraturan dan
mengharapkan kepatuhan terhadap peraturannya.
Kewenangan juga merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan ( legitime power ),
sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki keabsahan. Apabila kekuasaan politik di
rumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber untuk mempengaruhi proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik, maka kewenangan merupakan hak moral
sesuai dengan nilai-nilai dan norma masyarakat, termasuk peratuaran perundang-
undangan.Wewenang merupakan hak berkuasa yang di tetapkan dalam struktur organisasi
sosial guna melaksanakan kebijakan yang di perlukan.

PERBEDAAN WEWENANG DENGAN KEKUASAAN

Dari pengertian diatas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa perbedaan dari
wewenang dengan kekuasaan ialah wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu,
sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Selain itu
perbedaanya juga bahwa kewenangan bisa juga disebut sebagai kekuasaan yang memiliki
keabsahan ( legitime power ), sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki keabsahan. Tetapi
kewenangan dan kekuasaan tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu hal yang berkaitan
satu sama lain, karna wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan
menyebabkan konflik dalam organisasi.
TEORI-TEORI dan PENGERTIAN-PENGERTIAN
Kekuasaan menurut para ahli
1. Menurut Max Weber kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinanan yang membuat seorang
aktor diidalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan
keinginannnya sendiri dan yang menghilangkan halangan
2. Walterd Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi
aliran energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas
dari tujuan lainnya. Kekuasaan di pergunakan hanya jika tujuan-tujuan tersebut paling sedikit
mengakibatkan perselisihan satu sama lain.
.
Kewenangan menurut para ahli
1. Menurut Hasibuan (2007:64) wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki
sesorang untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat sesuatu, kekuasaan
merupakan dasar hukum yang sah dan legal untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan.
2. Sutarto (2001:141) wewenang adalah hak seseorang untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 HAKIKAT KEKUASAAN

Kekuasaan tertinggi dalam masyarakat adalah kedaulatan yang dijalankan oleh segelincir
golongan masyarakat. Disebut juga the ruling class (Gaetano Mosca).

3.2 SUMBER-SUMBER KEKUASAAN DAN KEWENANGAN

Sumber – sumber kekuasaan :


1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power).
 Kekuasaan Formal (Formal Power) adalah kekuasaan yang didasarkan pada posisi
individual dalam suatu organisasi.
 Kekuasaan Personal (Personal Power) adalah kekuasaan yang berasal dari karakteristik
unik yang dimiliki seorang individu.
2. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal
dengan istilah inter-group atau inter-departmental power yang merupakan sumber kekuasaan
kelompok.
2.
Sumber-sumber kewenangan :
a. Teori wewenang formal (Formal Authority Theory)
Wewenang yang dimiliki seseorang bersumber dari barang-barang yang dimilikinya,
sebagaimana yang diatur oleh undang-undang, hokum, dan hukum adat dari lembaga
tersebut.
Contoh : pemilik saham mempunyai wewenang karena saham yang
dimilikinya.
b. Teori penerimaan wewenang (Acceptance Authority Theory)
Wewenang bersumber dari penerimaan, kepatuhan, dan pengakuan para bawahan terhadap
perintah, dan kebijakan-kebijakan atas kuasa yang dipegangnya.
Contoh : Rakyat memilih presiden, sehingga presiden memiliki wewenang
untuk memerintah. Presiden memiliki wewenang selama rakyat
mentaati dan mematuhi perintah-perintahnya. Jika rakyat tidak
lagi mematuhi perintah-perintahnya maka wewenang akan
hilang.

c. Wewenang dari situasi (Authority of the Situation)


Wewenang bersumber dari situasi darurat atau kejadian-kejadian luar biasa. Pemimpin yang
wewenangnya bersumber dari situasi sering disebut pemimpin sejati dan tanpa pamrih, begitu
situasi normal kembali maka wewenangnya akan hilang.
Contoh : sebuah kapal laut terbakar, kemudian seorang penumpang
memerintahkan agar sekoci diturunkan dan perinyahnya ini
ditaati serta dilaksanakan penumpang lainnya. Orang tersebut
mempunyai wewenang hanya karena situasi, serta mengambil
alih wewenang kapten kapalnya.

d. Wewenang dari jabatan (Position Authority)


Wewenang bersumber dari posisi yang dijabatnya di dalam organisasi yang bersangkutan.
Contoh : Seorang dosen mempunyai wewenang untuk meluluskan seorang
mahasiswa, karena ia mempunyai wewenang (kedudukan=posisi)
untuk itu.

e. Wewenang dari faktor teknis (Technical Authority)


Wewenang bersumber dari computer yang dipakainya untuk memproses data. Operator
berwenang menginformasikan dan menjelaskan hasil proses data itu, menjadi suatu
keputusan yang diterima oleh orang lain.

f. Wewenang dari hukum (Yuridis Authority)


Wewenang bersumber dari hukum atau undang-undang yang berlaku.
Contoh : Polisi mengatur lalu lintas karena ada hokum yang mengaturnya.
3
3.3 PERBEDAAN KEKUASAAN DAN KEWENANGAN

Kekuasaan merupakan hubungan antara pihak yang dapat mempengaruhi pihak lain
(pemimpin) dengan pihak yang menerima pengaruhnya (pengikut).
Wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang, yang
mempunyai dukungan dan pengakuan dari masyarakat dalam memperoleh hak – haknya.
Wewenang akan berhasil apabila dibarengi dengan kekuasaan yang nyata.
Kekuasaan dan Wewenang adalah suatu hal yang hampir sama, Namun dari pengertian
tersebut di atas dapat kita ambil perbedaan.Wewenang adalah hak yang diberikan oleh atasan
untuk menduduki jabatan sementara, agar suatu tujuan dapat tercapai dengan singkat dan
maksimal. Sedangkan, Kekuasaan adalah seseorang yang diberikan hak oleh banyaknya
pemberi hak dalam suatu organisasi, dikarenakan orang tersebut memiliki pengaruh besar
bagi organisasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Konsep kekuasaan erat sekali hubungannya dengan konsep kepemimpinan. Dengan


kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi prilaku para pengikutnya .
dengan memberikan hubungan menyeluruh antara kepemimpinan dan kekuasaan. Authority
sama dengan power, authority adalah ciri suatu komunikasi (perintah) dalam suatu organisasi
formal yang menyebabkan ia diterima oleh seseorang anggota organisasi tersebut dan
perintah-perintahnya harus ditaati.
Dalam wewenang selalu terdapat power dan responsibility untuk mencapai tujuan, tetapi
power tidak selalu diikuti oleh authority dan responsibility. Jadi authoritylah yang paling
menjamin tercapainya tujuan, sebab authority mencipataka power dan right. Sumber
kekuasaan terdiri dari harta benda, status, wewenang legal, kharisma, dan pendidikan. Selain
itu unsure kekuasaan juga berpengaruh yaitu meliputi: rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, dan
pemujaan.
4.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini, semoga kalian dapat memahami dan mengerti tentang perbedaan
kekuasaan dan kewenangan, saya juga mengharapkan kritikan dari kalian semua, agar dapat
membangun atau untuk menyempurnakan pembuatan makalah yang selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Buku Manajemen dasar pengertian dan masalah oleh Drs H. Melayu S.P Hasibuan
Buku prilaku organisasi oleh Mifta Toha
Buku kepemimpinan birokrasi oleh Harbini Pasolong
Wakapedia
http/www.definisi kekuasaa.com
http/www.definisi kewenangan.com
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada
pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan
memberi perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg
tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah.
Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia
membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari
kekuasaan).
Kewenangan (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Kewenangan
biasanya dihubungkan dengan kekuasaan. Penggunaan kewenangan secara bijaksana
merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. Kewenangan digunakan untuk mencapai
tujuan pihak yang berwenang. Karena itu, kewenangan biasanya dikaitkan dengan kekuasaan.

Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja,
kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan
tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah /
dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia.
Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah.

Kekuasaan dan wewenang banyak dari kita yang sulit untuk membedakan atau kita
menyamakan keduanya dengan arti yang tidak jauh berbeda dan tidak memiliki banyak
perbedaan, namun sebenarnya antara kekuasaan dan wewenang memilki pengertian yang
jauh berbeda walaupun ada sedikit persamaan. Seperti kekuasaan yang merupakan
kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain dengan maksud kemampuan
untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok perbedaan ada pada kata
hak dan kemampuan, jika dalam wewenang kita dapat menggunakan hak kita untuk
memerintah dan mengatur orang lain sedangkan dalam kekuasaan ,kita memang memiliki
kemampuan untuk mengatur atau memerintah orang lain. Wewenang dapat kita artikan
sebagai hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar mencapai tujuan tertentu sedangkan

Evi Fitriyani Aulia - Jurusan Geografi FKIP Unisma Angkatan 2012


Kekuasaan tidak sama dengan wewenang. Kekuasaan tanpa wewenang adalah kekuatan
ilegal.

Kekuasaan

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan
tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh, atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku. (Miriam Budiardjo,2002)

Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku
sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).

Robert Mac Iver mengatakan bahwa Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan
tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak
langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya
berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagai
subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari
kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).

Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John
Brench dan Bertram Raven, yaitu :

1. Kekuasaan menghargai (reward power)

Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk


memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah.
(bonus sampai senioritas atau persahabatan);

2. Kekuasaan memaksa (coercive power)

Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang


dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman);

3. Kekuasaan sah (legitimate power)

Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari
pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan
pengaruh sampai pada batas tertentu;

4. Kekuasaan keahlian (expert power)

Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi


pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh
orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli);

5. Kekuasaan rujukan (referent power)


Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada
indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi.
(karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain).

Soerjono Soekanto (1983) menggambarkan beberapa unsur kekuasaan yang dapat dijumpai
pada hubungan sosial antar manusia maupun antar kelompok, meliputi:

1. Rasa Cinta

Unsur kekuasaan dengan rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan positif. Orang-orang


dapat bertindak sesuai dengan keinganan yang berkuasa dan tidak merasa dirugikan satu
sama lain. Dari keadaan ini suatu sistem kekuasaan dapat berjalan dengan baik dan teratur

2. Kepercayaan

Kepercayaan dapat timbul sebagai hubungan langsung dai dua orang atau lebih. Pihak satu
secara penuh percaya pada pihak lain. Dengan kepercayaan ini, maka orang-orang akan
bertidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penguasa. Unsur kepercayaan ini penting
ditumbuhkan untuk melanggengkan suatu bentuk kekuasaan.

3. Rasa Takut

Perasaan takut menimbulkan kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan pada orang
yang ditakuti. Rasa takut merupakan suatu hal yang negatif, karena orang tersebut patuh pada
orang lain dalam keadaaan yang terpaksa. Rasa takut merupakan gejala umum yang ada
dimana – mana, apabila dilekat pada suatu pola pemerintahan negara, rasa takut ini biasanya
dipergunakan sebaik-baiknya dalam masyarakat denganpemerintahan otoriter.

4. Kepercayaan

Suatu perasaan cinta atau sistem kepercayaan yang mungkin pada suatu saat dapat disangkal
oleh orang lain. Tetapi dalam sistem pemujaan, seseorang, sekelompok orang, bahkan hampir
seluruh masyarakat akan selalu menyatakan pembenaran atas segala tindakan penguasanya ke
dalam maupun keluar masyarakat.

Saluran Kekuasaan :

 Militer

Untuk melaksanakan kekuasaannya, pihak penguasa akan lebih banyak menggunakan pola
paksaan (coercion) serta kekuatan militer (military force). Tujuannya adalah untuk
menimbulkan rasa takut dalam diri masyarakat agar mereka tunduk pada keinginan penguasa.
Untuk kepentingan itu, seringkali dibentuk organisasi dan pasukan-pasukan khusus yang
bertindak sebagai dinas rahasia.

 Politik

Penguasa dan pemerintah membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati masyarakat


dengan cara meyakinkan atau memaksa masyarakat untuk mentaati peraturan-peraturan yang
dibuat oleh badan-badan yang berwenang dam sah.
 Ekonomi

Penguasa berusaha menguasai kehidupan masyarakat dengan melakukan pendekata-


pendekatan dengan mengunakan saluran-saluran ekonomi. Dengan pola ini, penguasa dapat
melaksanakan peraturan-peraturannya serta menyalurkan pemerintahannya dan disertai
sanksi-sanksi tertentu. Bentuknya dapat berupa monopoli, penguasaan sektor-sektor penting
dalam masyarakat, atau penguasaan kaum buruh.

 Tradisi

Keselarasan anatr nilai-nilai yang diberlakukan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam


masyarakat, sehingga pelaksanaan kekuasaan dapat berjalan dengan baik.

 Ideologi

Penguasa dalam masyarakat biasanya mengemukakan serangkaian ajaran-ajaran atau doktrin


yang bertujuan untuk menerangkan sekaligus memberi dasar pembenaran bagi pelaksanaan
kekuasaannya. Hal ini dilakukan agar kekuasaannya menjelma menjadi wewenang. Setiap
penguasa berusaha untuk dapat menerangkan ideologinya baik sehingga melembaga
(institutionalized) bahkan mendarah daging (internalized) dalam diri masyarakat.

 Agama

Bentuk Kekuasaan :

1. Type kasta
2. Type oligarkhis
3. Type demokratis

Wewenang

Menurut Hasibun (2007:64) wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki
sesorang untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak berbuat sesuatu, kekuasaan
merupakan dasar hukum yang sah dan legal untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan

Sutarto (2001:141) wewenang adalah hak seseoranng untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik.

Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan yang ada dalam organisasi.

Bentuk Wewenang

1. Kharismatik : kemampuan khusus


2. Tradisional : terikat adat, wewenang lebih tinggi dari kedudukan
3. Rasional : Sesuai hukum yang berlaku

Referensi (disadur dari) :

 wikipedia
 viyan.staff.gunadarma.ac.id
 file.upi.edu
 sitiazizah.lecture.ub.ac.id
 repository.usu.ac.id

Advertisements
PENGERTIAN, JENIS, SUMBER, CIRI-CIRI, BENTUK DAN CARA
MEMPRAKTEKKAN KEWENANGAN DAN KEKUASAAN

a. Kekuasaan adalah Kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

b. Jenis-Jenis Kekuasaan :

 Kekuasaan militer
 Kekuasaan ekonomi
 Kekuasaan politik
 Kekuasaan budaya
 Kekuasaan pemerintahan (birokrasi)
 Kekuasaan hukum

Jenis kekuasaan yang mendominasi di Indonesia adalah jenis kekuasaan politik. Karena pada
dasarnya kekuasaan politik itu merupakan kekuasaan yang sangat sulit untuk dikalahkan.
Orang bisa melakukan apapun yang mereka inginkan dengan politik. Walaupun dalam negara
Indonesia sebenarnya kekuasaan pemerintahan yang dijalankan tetapi kekuasaan politik lah
yang lebih berkuasa. Semua orang suka menggunakan politik karena menurut mereka politik
itu sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat mereka. Kekuasaan biasanya berbentuk
hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek
sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari
kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan). Indonesia menjalankan
pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga di negara-
negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias Politika yaitu
kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis Permusyawaratan


Rakyat (MPR) yang terdiri dari dua badan yaitu DPR yang anggota-anggotanya terdiri dari
wakil-wakil Partai Politik dan DPD yang anggota-anggotanya mewakili provinsi yang ada di
Indonesia. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang
diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk
di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi
lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh
Menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).

Contoh : Kekuatan partai politik memang besar dalam menentukan kebijakan-kebijakan


yang menyangkut public. Kebijakan publik yang harus disetujui anggota DPR RI di
parlemen. Hal ini sebagai kerancuan dalam sitem politik di Indonesia. Pimpinan KPK yang
menangkap orang partai politik saja dipilih oleh DPR RI, sampai hakim MA dan ketua MK
juga dipilih oleh DPR RI. Kemudian muatan politik ketika DPR RI memutuskan kebijakan
untuk memperkuat kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). DPR RI ada yang
galau dalam membuat kebijakan pada saat KPK diajukan harus memiliki penyidik sendiri
keputusanya sangat lama.

c. Sumber kekuasaan yaitu :

 legitimate power adalah Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau
aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi
pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu. Perolehan
kekuasaan melalui pengangkatan ( UU, SK, dll )
 coercive power adalah Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk
menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan.
(teguran sampai hukuman). Perolehan kekuasaan melalui cara kekerasan ( Perebutan
atau perampasan bersenjata, inconstitusional, kudeta )
 expert power adalah Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa
pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak
dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli). Perolehan
kekuasaan berdasarkan keahlian seseorang ( merit system)
 Reward Power adalah Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang
pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi
untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai senioritas atau persahabatan). Perolehan
kekuasaan melalui suatu pemberian atau karena berbagai macam pemberian.
 Reverent Power adalah Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang
didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan
bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain). Perolehan
kekuasaan melalui daya tarik seseorang. ( fisik, performance, dll ).
 § Legitimasi Sosial adalah kekuasaan yang diperoleh melalui pemilihan yang
dilakukan oleh masyarakat (rakyat).

Bentuk-Bentuk Kekuasaan :

 § Influence, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah sikap dan
perilakunya secara sukarela.
 § Persuasion, kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk
melakukan sesuatu.
 § Manipulasi, penggunaan pengaruh, dalam hal ini yang dipengaruhi tidak menyadari
tingkahlakunya mematuhi pemegang kekuasaan.
 § Coercion, peragaan kekuasaan (ancaman paksaan) yang dilakukan seseorang atau
kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak
pemilik keuasaan.
 § Force, penggunaan tekanan fisik, membatasi kebebasan menimbulkan rasa sakit,
atau pun membetasi pemenuhan kebutuhan biologis agar melakukan sesuatu.

Ciri-Ciri Kekuasaan, yaitu :

 Mengendalikan orang lain


 Orang mampu mengontrol pihak lain, tetapi ada perlawanan.
 Dalam menggunakan kekuasaan selalu ada konflik sosial.
 Siapa yang memiliki social resources pastilah menang .
 Tetapi sesuatu yg dikeluarkan blm tentu mendapatkan sprti yg diinginkan, karena ada
mekanisme kompromi.

d. Cara mempraktekkan kekuasaan

 Dengan Uang

Uang bias menjadikan kekuasaan ketika kita memperkerjakan orang lain. Kita bias membayar
mereka untuk bekerja dan kita juga bias mengancam mereka jika kualitas bekerja mereka
kurang baik dengan ancaman dipecat. Banyak orang yang terkalahkan oleh uang. Menurut
Collins kekuasaan ini memiliki kelemahan. Ia haya efektif dipraktikkan dalam kelompok
kecil. Dalam kelompok besar, mengontrol dengan uang akan memenuhi banyak masalah.

 Dengan Paksaan.

Paksaan akan bias menjadi kekuasaan, sebab dilakukan dengan cara mengancam. Misalnya,
kalau ada pihak yang melanggar aturan akan diancam dengan sangsi tertentu sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan pihak tersebut. Hanya saja, paksaan tidak terlepas dari beberapa
kelemahan, karena semua orang tidak mau dipaksa. Sama dengan pemikiran Skinner bahwa
seperti burung merpati, orang lebih suka mendapatkan kebebasan daripada hukuman.

 Dengan Membangun Solidaritas

Dengan membangun solidaritas ini lebih efektif, sebab berhasil membuat individu-individu
mersa bahwa pekerjaan merupakan bagian dari identitas mereka. Pekerjaan menyumbang
pada sesuatu yang mereka percayai atau menyumbang beberapa kelompok yang mereka
miliki. Untuk membangun solidaritas sosial bias lewt ritual sosial yang menciptakan perasaan
identitas kelompok dan menghasilkan cita-cita yang orang hargai. Ritual sosial adalah
penting yang membuat mereka mengidentifikasi dengan pekerjaan mereka dan dengan orang
lain dalam organisasi. Kemudian, mereka mengambil tanggung jawab public untuk bertindak
pada bagian organisasi.

e. Perbedaan Kekuasaan dan Kewenangan

i Kekuasaan adalah Kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

ü Kewenangan adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Kewenangan biasanya
dihubungkan dengan kekuasaan. Penggunaan kewenangan secara bijaksana merupakan faktor
kritis bagi efektevitas organisasi.

üi Perbedaan antara Kekuasaan dan Kewenangan, dari pengertian diatas maka kita dapat
menarik kesimpulan bahwa perbedaan dari wewenang dengan kekuasaan ialah wewenang
adalah hak untuk melakukan sesuatu, sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk
melakukan hak tersebut. Selain itu perbedaanya juga bahwa kewenangan bisa juga disebut
sebagai kekuasaan yang memiliki keabsahan ( legitime power ), sedangkan kekuasaan
tidak selalu memiliki keabsahan. Tetapi kewenangan dan kekuasaan tidak dapat dipisahkan
dan membentuk suatu hal yang berkaitan satu sama lain, karna wewenang tanpa kekuasaan
atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

ü Cara mempraktekkan kekuasaan

 Dengan Uang

Uang bias menjadikan kekuasaan ketika kita memperkerjakan orang lain. Kita bias membayar
mereka untuk bekerja dan kita juga bias mengancam mereka jika kualitas bekerja mereka
kurang baik dengan ancaman dipecat. Banyak orang yang terkalahkan oleh uang. Menurut
Collins kekuasaan ini memiliki kelemahan. Ia haya efektif dipraktikkan dalam kelompok
kecil. Dalam kelompok besar, mengontrol dengan uang akan memenuhi banyak masalah.

 Dengan Paksaan.

Paksaan akan bias menjadi kekuasaan, sebab dilakukan dengan cara mengancam. Misalnya,
kalau ada pihak yang melanggar aturan akan diancam dengan sangsi tertentu sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan pihak tersebut. Hanya saja, paksaan tidak terlepas dari beberapa
kelemahan, karena semua orang tidak mau dipaksa. Sama dengan pemikiran Skinner bahwa
seperti burung merpati, orang lebih suka mendapatkan kebebasan daripada hukuman.

 Dengan Membangun Solidaritas

Dengan membangun solidaritas ini lebih efektif, sebab berhasil membuat individu-individu
mersa bahwa pekerjaan merupakan bagian dari identitas mereka. Pekerjaan menyumbang
pada sesuatu yang mereka percayai atau menyumbang beberapa kelompok yang mereka
miliki. Untuk membangun solidaritas sosial bias lewt ritual sosial yang menciptakan perasaan
identitas kelompok dan menghasilkan cita-cita yang orang hargai. Ritual sosial adalah
penting yang membuat mereka mengidentifikasi dengan pekerjaan mereka dan dengan orang
lain dalam organisasi. Kemudian, mereka mengambil tanggung jawab public untuk bertindak
pada bagian organisasi.
2. Wewenang
Sebagai mana halnya dengan kekuasaan, maka wewenang juga dapat dijumpai di mana-mana,
walaupun tidak selamanya kekuasaan dan wewenang berada disatu tangan. Dengan wewenang
dimaksudkan sebagai suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan
kebijaksanaan, menentukan keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah penting dan untuk
menyelesaikan pertentangan-pertentangan.
Dipandang dari sudut masyarakat, maka kekuasaan tanpa wewenang, merupakan kekuatan yang
tidak sah.kekuasaan harus mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari masyarakat agar menjadi
suatu weenang.
Wewenang memiliki beberapa bentuk, antara lain
1. Wewenang Kharismatik, Tradisional dan Rasional (Legal)
Perbedaan antara wewenang kharismatik, tradisional dan rasional dikemukakan oleh Max weber.
Perbedaan tersebut didasarkan pada hubungan antara tindakan dan dasar hukum yang berlaku.
Didalam membicarakan ketiga weenang tadi Max Weber memperhatikan sifat dasar wewenang
tersebut karena itulah yang menentukan kedudukan penguasa yang mempunyai wewenang
tersebut.
Wewenang kharismatik merupakan wewenang yang didasarkan pada charisma, yaitu suatu
kemampuan khusus yang ada pada diri seseorang, kemampuan tersebut melekat pada diri
seseorang karena suatu anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kemampuan tersebut atas dasar
kepercayaan dan pemujaan.
Wewenang kharismatis tersebut dapat tetap bertahan selama dapat dibuktikan keampuhannya bagi
seluruh masyarakat. Contohnya Nabi, para rasul, penguasa-penguasa terkemuka dalam sejarah, dan
seterusnya. Wewenang kharismatik tidak diatur oleh khaidah-khaidah, baik yang tradisional maupun
rasional. Sifatnya cenderung irasional.
Wewenang tradisional dapat dipunyai seseorang maupun sekelompok orang. Wewenang ini didapat
bukan karena mereka mempunyai kemampuan-kemampuan khusus seperti pada wewenang
kharismatik. Akan tetapi karena kelompok tadi memiliki kekuasaan dan wewenang yang telah
melembaga dan bahkan menjiwai masyarakat.
Pada masyarakat dimana penguasa mempunyai wewenang tradisional, tidak ada pembatasan yang
tegas antara wewenang dengan kemampuan-kemampuan pribadi seseorang. Dalam hal ini seringkali
hubungan kekeluargaan memegang peranan penting di dalam pelaksanaan wewenang. Dengan
demikian, wewenang yang menyandarkan diri pada tradisi, harus juga menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan kemasyarakatan.
Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku
dalam masyarakat.sistem hukum di sini di fahami sebagai khaidah-khaidah yang telah diakui dan
ditaati masyarakat, bahkan yang telah diperkuat oleh Negara. Pada wewenang yang didasari oleh
sistem hukum harus dilihat juga apakah sistem hukumnya bersandar pada tradisi, agama atau lain-
lain factor. Gunanya adalah supaya orang-orang yang memegang kekuasaan tadi akan dapat
menyelenggarakan sesuai dengan sesuai dengan keinginan masyarakat.
2. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi
Di dalam masyarakat akan dapat ditemui aneka macam bentuk kelompok. Dalam kehidupan
kelompok-kelompok tadi seringkali timbul masalah tentang derajat resmi suatu wewenang yang
berlaku di dalam kelompok-kelompok kecil disebut sebagai wewenang tidak resmi karena bersifat
spontan, situasional dan didasarkan pada factor saling mengenal.
Wewenang resmi sifatnya sistematis, diperhitungkan dan rasional. Biasanya wewenang tersebut
dapat dijumpai pada kelompok-kelompok besar yang memerlukan aturan-aturan tata tertib yang
tegas dan bersifat tetap. Didalam kelompok tadi, karena banyaknya anggota biasanya hak dan
kewajiban para anggotanya, kedudukan serta peranan, siapa-siapa yang menetapkan kebijaksanaan
dan siapa pelaksananya, dan seterusnya ditentukan dengan tegas. Walau demikian, dalam
kelompok-kelompok besar dengan wewenang resmi tersebut, mungkin saja ada wewenang yang
tidak resmi. Contohnya dapat dilihat pada sekretaris direktur. Ia tidak punya wewenang tidak resmi
yang besar.
3. Wewenang Pribadi dan Teritorial
Pembedaan antara wewenang pribadi dengan territorial sebenarnya timbul dari sifat dan dasar
kelompok-kelompok tersebut mungkin timbul karena factor ikatan darah, atau mungkin juga karena
factor ikatan tempat tinggal, atau karena gabungan ke dua factor tersbut. Seperti marga, belah dan
seterusnya.
Wewenang pribadi sangat tergantung pada solideritas antara anggota-anggota kelompok, dan disini
unsur kebersammaan sangat memegang peran. Para individu diangap lebih banyak memiliki
kewajiban dari pada hak. Apabila bentuk wewenang ini dihubungkan dengan ajaran Max Weber,
maka wewenang pribadi lebih didasarkan pada tradisi dari pada peraturan-peraturan. Juga mungkin
didasarkan pada charisma seseorang.
Pada wewenang territorial, wilayang tempat tinggal memegang peranan yang sangat penting. Pada
kelompok-kelompok territorial unsur keberasamaan cendrung berkurang, karena desakan factor-
faktor individualisme. Pada wewenang territorial ada kecendrungan untuk mengadakan sentralisasi
wewenang yang ada kemungkinan hubungan langsung dengan para warga kelompok. Walaupun
disini dijelaskan adanya perbedaan antara kedua wewenang tersebut tapi dalam kenyataannya
kedua wewenang tersebut dapat saja hidup berdampingan.
4. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh
Suatu dimensi lain dari wewenang adalah pembedaan antara wewenag terbatas dan wewenang
menyeluruh. Apabila dibicarakan tentang wewenang terbatas, maka maksudnya adalah wewenang
tidak mencakup semua sektor atau bidang kehidupan.akan tetapi hanya terbatas pada salah satu
sector saja. Contohnya seorang jaksa yang hanya berwenang untuk menuntut seseorang yang
melakukan tindak pidana mewakili Negara dan masyarakat tetapi tidak berwenang mengadilinya.
Suatu wewenang menyeluruh artinya suatu wewenang yang tidak dibatasi oleh bidang-bidang
kehidupan tertentu. Misalnya bahwa setiap Negara mempunyai wewenang yang menyeluruh atau
mutlak untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Adalah suatu kenyataan pula kedua
wewenang tersebut dapat berproses secara berdampingan, di mana pada situasi-situasi tertentu
salah satu bentuk lebih berperan dari pada bentuk lainnya.

Anda mungkin juga menyukai